Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Ajarini dibuat sebagai acuan untuk proses pembelajaran pada Asuhan
Kebidanan di Lingkungan Program Studi S-1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh.
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kebidanan Pengampu Mata Kuliah
2
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
BUKU AJAR
ASUHAN KEBIDANAN
Author:
XXXXX
Publisher:
Department of Midwifery
Faculty of Health Sciences
Galuh University
R.E Martadinata Road No.150 Ciamis
Tlp (0265)775885
3
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
1. Bapak Dr. H. Yat Rospiabrata, Drs., M.Si, sebagai Rektor Universitas Galuh.
2. Ibu Tita Rohita, S.Kep., M.Kep., MM., M.Kep sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Galuh.
4. Semua rekan dosen Program Studi D III Kebidanan Fakultas Fakultas Ilmu
Kesehatan di Universitas Galuh
Kami berharap Buku Ajar “Asuhan Kebidanan Pada Persalinandan Bayi Baru
Lahir” ini akan relevan terutama bagi mahasiswa, dan akademisi dalam disiplin
ilmu terkait, terutama dalam dalam mengeksplorasi potensi pelayanan kebidanan
yang berdaya saing global di masyarakat.
Penulis
4
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
A. Deskripsi MataKuliah
Mata kuliah ini adalah mata kuliah utama program studi yang
setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa akan mampu
menjelaskan tentang bidan sebagai tenaga kesehatan dan kebidanan
sebagai profesi. Bahan kajian pada mata kuliah ini adalah tentang
asuhan kebidanan, kajian perempuan dalam asuhan kebidanan,
perspektif ilmu sosial budaya dan humaniora dalam praktik kebidanan.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kuliah, simulasi,
tutorial, dan penugasan mandiri. Penugasan mahasiswa dievaluasi
dengan penilaian formatif dan sumatif serta nilai tugas.s.
5
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
6
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
DAFTAR ISI
7
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
BAB I
A. Pengertian Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara
tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan, 2011).
Kegawatdaruratan dapat juga didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang
kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell,
2000).
Sedangkan kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah
persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan
dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya
(Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999). Kasus gawat darurat obstetri
adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat
kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu
janin dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2002). Masalah kedaruratan selama
kehamilan dapat disebabkan oleh komplikasi kehamilan spesifik atau
penyakit medis atau bedah yang timbul secara bersamaan.
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi
dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28
hari), serta membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan
psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul
sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006) Penderita atau pasien gawat
darurat adalah pasien yang perlu pertolongan tepat, cermat, dan cepat untuk
8
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
9
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
10
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
11
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UniversityPROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
12
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
BAB II
KEGAWATDARURATAN MATERNAL
A. Perdarahan Antepartum
Definisi Perdarahan Antepartum
a. Definisi perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan
pervaginam yang terjadi setelah 29 minggu kehamilan atau lebih.
b. Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada
kehamilan sebelum 22 minggu (Wiknjosastro, 2005).
c. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada kehamilan setelah 22
minggu sampai sebelum bayi dilahirkan (Saifuddin, 2002).
d. Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada trimester III dan
berkaitan dengan kehamilan (Manuaba, 2004).
13
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Pengawasan Antenatal
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan ibu dan janin
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut: kehamilan
trimester pertama (< 14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua
(14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36
minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut: sampai dengan kehamilan 28
minggu, periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu
pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu
sekaliBila ada masalah atau gangguan kehamilannya, ibu dianjurkan agar segera
menemui petugas kesehatan profesional (bidan atau dokter) untuk penanganan
14
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
15
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
B. Rupture Uteri
Pengertian Ruptur Uteri
Ruptur uteri merupakan komplikasi gawat adlam bidang obstetri yang
memerlukan tindakan dan penanganan serius. (Manuaba, 1996). Ruptur uterus
adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada saat
umur kehamilan lebih dari 28 minggu. Ruptur uteri adalah Keadaan robekan pada
rahim dimana telah terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga
peritoneum atau hubungan kedua rongga masih dibatasi oleh peritoneum viserale.
(Sarwono, 2010) Angka kematian akibat ruptur uteri di Indonesia sekitar 17,9
sampai17,9sampai 26,6 . sedangkan angka kematian angka kematian anak akibat
ruptur utrui berkisar antara 69,1 sampai 100%. Pada bayi umumnya meninggal
saat terjadinya ruptur uteri bayi masih hidup, sehingga dilanjutkan dangan
laparatomi.
16
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
lama (tidak maju). SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan
akhirnya terjadilah ruptur uteri.
c. Serviks Uteri Biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi
forsep atau versi dan ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap.
d. Kolpoporeksis-Kolporeksis Robekan- robekan di antara serviks dan
vagina.
3. Menurut penyebab terjadinya, ruptur uteri di bagi menjadi:
a. Kerusakan atau anomali uterus yang telah ada sebelum hamil:
1) Pembedahan pada miometrium: seksio sesaria atau histerotomi,
histerorafia, Miomektomi yang sampai menembus seluruh ketebalan
otot uterus, reseksi pada kornua uterus atau bagian interstisial,
metroplasti.
2) Trauma uterus koinsidental: instrumentasi sendok kuret atau sonde
pada penanganan abortus, trauma tumpul atau tajam seperti pisau
atau palu, ruptur tanpa gejala pada kehamilan sebelumnya (silent
rupture in previous pregnancy).
3) Kelainan bawaan: kehamilan dalam bagian rahim (born) yang tidak
berkembang.
b. Kerusakan atau anomali uterus yang terjadi dalam kehamilan:
1) Sebelum kelahiran anak: his spontan yang kuat secara terus menerus,
pemakaian oksitosin atau prostaglandin untuk meransang persalinan,
instilasi cairan ke dalam kantong gestasi atau ruang amnion seperti
larutan garam fisiologik atau prostaglandin, perforasi dengan kateter
pengukur tekanan intrauterin, trauma luar tumpu atau tajam, versi
luar, pembesaran rrahim yang berlebihan misalnya hidramnion dan
kehamilan ganda.
2) Dalam periode intrapartum: versi ekstraksi, ekstraksi cunam yang
sukar, ekstraksi bokong, anomali jantung yang menyebabkan distensi
yang berlebihan pada segmen bawah rahim, teanan yang kuat pada
uterus saat melahirkan, kesulitan dlam melakukan manual plasenta.
3) Cacat rahim yang didapat: plasenta inkreta atau parkreta, neoplasia
17
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
18
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
19
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
20
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
21
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
22
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
d. Tempat luka
e. Perdarahan dari luka
f. Umur dan jumlah anak hidup
g. Kemampuan dan keterampilan penolong
C. PERDARAHAN POSTPARTUM
Secara tradisional perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan
darah sebanyak 500 mL atau lebih setelah selesainya kala III. Perdarahan obstetri
merupakan penyebab utama kematian ibu hamil maupun ibu bersalin. Dinegara
berkembang, kematian ibu bersalin akibat perdarahan antepartum mencapai 50%
dari seluruh kematian ibu bersalin. Diseluruh dunia, 1 wanita meninggal setiap
menit akibat komplikasi kehamilan. Yang termasuk kegawatdaruratan obstetrik :
1. Atonia uteri
Atonia uteri
Terjadi jika miometroium tidak berkontraksi. Dalam hal ini uterus
menjadi lunak dan pembuluh darah pada daerah bekas perlekatan plasenta
menjadi terbuka lebar. Penyebab perdarahan post partum ini lebih banyak
(2/3 dari semua kasus perdarahan post partum) oleh Atonia Uteri. Atonia
uteri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan berkontraksi dengan
baik setelah persalinan (Saifudin AB, 2002). Sedangkan dalam sumber lain
atonia didefinisikan sebagai hipotonia yang mencolok setelah kelahiran
placenta (Bobak, 2002). Dua definisi tersebut sebenarnya mempunyai
makna yang hampir sama, intinya bahwa atonia uteri adalah tidak adanya
kontraksi segera setelah plasenta lahir.
Pada kondisi normal setelah plasenta lahir, otot-otot rahim akan
berkontraksi secara sinergis. Otot – otot tersebut saling bekerja sama untuk
menghentikan perdarahan yang berasal dari tempat implantasi plasenta.
Namun sebaliknya pada kondisi tertentu otot – otot rahim tersebut tidak
mampu untuk berkontraksi/kalaupun ada kontraksi kurang kuat. Kondisi
demikian akan menyebabkan perdarahan yang terjadi dari tempat implantasi
plasenta tidak akan berhenti dan akibatnya akan sangat membahayakan ibu.
23
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Gejala
Uterus tidak berkontraksi dan lembek. Gejala ini merupakan gejala
terpenting/khas atonia dan yang membedakan atonia dengan
penyebab perdarahan yang lainnya.
Perdarahan terjadi segera setelah anak lahir Perdarahan yang terjadi
pada kasus atonia sangat banyak dan darah tidak merembes. Yang
sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan.
Hal ini terjadi karena tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai
anti pembeku darah.
Tanda dan gejala lainnya adalah terjadinya syok, pembekuan darah
pada serviks/posisi telentang akan menghambat aliran darah keluar
- Nadi cepat dan lemah
- Tekanan darah yang rendah
- Pucat
- Keringat/kulit terasa dingin dan lembab
- Pernapasan cepat
- Gelisah, bingung, atau kehilangan kesadaran
- Urin yang sedikit
24
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
2. Retensio Plasenta
Retensio Plasenta
Retensio plasenta merupakan sisa plasenta dan ketuban yang msih
tertinggal dalam rongga rahim. Hal ini dapat menimbulkan perdarahan
postpartum dini atau perdarahan pospartum lambat (6-10 hari) pasca
postpartum.
Penyebab
Menurut Rustam Muchtar dalam bukunya Sinopsis Obstetri (1998)
penyebab rentensio plasenta adalah :
a. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh terlalu
melekat lebih dalam, berdasarkan tingkat perlekatannya dibagi
menjadi :
Plasenta adhesive, yang melekat pada desidua endometrium
lebih dalam. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta.
Plasentaa akreta, implantasi jonjot khorion memasuki sebagian
miometriun
25
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Gejala
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan segera (P3)
26
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Gejala :
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
Uterus kontraksi dan keras
Plasenta lengkap, dengan gejala lain
Pucat, lemah, dan menggigil
Berdasarkan tingkat robekan, maka robekan perineum, dibagi
menadi 4 tingkatan yaitu:
Tingkat I :Robekan hanya terdapat pada selaput lendir vagina
dengan atau tanpa mengenai kulit perineum .
Tingkat II :Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot
perinei transversalis, tetapi tidak mengenai sfringter
ani.
Tingkat III :Robekan menganai seluruh perineum dan otot
sfringter
ani .
Tingkat IV :Robekan sampai mukosa rectum.
27
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
5. Syok Obstetrik
Syok Obstetrik
Syok adalah merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat keorgan - organ vital atau suatu
kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan
intensif.
Gejala Syok :
Nadi cepat dan lemah (110 kali permenit atau lebih)
Tekanan darah yang rendah (sistolik kurang dari 90 mm/hg)
Pucat (khususnya pada kelopak mata bagian dalam, telapak tangan,
atau sekitar mulut)
Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lembab
Pernapasan cepat (30 kali permenit atau lebih)
Gelisah, bingung, atau hilangnya kesadaran
Urine yang sedikit (kurang lebih dari 30ml per jam)
28
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Etiologi
Primigravida, 85 % preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama
Grande multigravida
Janin besar
Distensi rahim berlebihan (hidramnion, hamil kembar, mola hidatidosa)
Kriteria minimal dari preeklamsia adalah sebagai berikut :
Tekanan darah 140/90 mmHg setelah gestasi 20 minggu
Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1+ pada dipstik
Peningkatan kepastian preeklamsia (berat) adalah :
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria 2 g/24 jam atau 2+ pada dipstik
Nyeri kepala menetap atau gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium menetap
b. Eklampsia
Eklampsia
merupakan serangan konvulsi yang biasa terjadi pada kehamilan, tetapi
tidak selalu komplikasi dari preeklampsia (Marmi, dkk, 2011; h.70).
Kelanjutan preeklampsia berat menjadi eklampsia dengan tambahan gejala
kejang dan koma (Manuaba, dkk, 2010;h.267). Eklampsia adalah kelainan akut
pada wanita hamil, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan koma dimana
29
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
30
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
ensefalitis).
Rukiyah dan Yulianti (2010) mengatakan bahwa diagnosis eklampsia
umumnya tidak mengalami kerusakan. Dengan adanya tanda dan gejala
preeklampsia yang disusul dengan serangan kejang seperti telah diuraikan.
Walaupun demikian, eklampsia harus dibedakan dari
1) Solusio plasenta. Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia
2) Hipofibrinogenemia
6) Edema paru-paru
31
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
9) Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat
kejang-kejang pneumonia aspirasi, dan DIC
Pencegahan
E. SIMPHISIOLISIS
Simfisiolisis merupakan peregangan simfisis pubis secara berlebihan.
Simfisis pubis adalah sendi penghubung 2 tulang pubis. Simfisiolisis disebabkan
karena faktor hormonal dan faktor biomekanik.
32
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Terapi konservatif: bedrest, pemasangan pelvic belt (mungkin ini yang Anda
sebut sebagai spalek), dan pemberian obat-obatan antinyeri. Dengan terapi
konservatif, umumnya perbaikan akan tercapai dalam waktu 6-8 minggu,
namun rasa nyeri masih bisa dirasakan sampai 8 bulan.
Operasi pemasangan ORIF (open reduction internal fixation) / pemasangan
pen: dilakukan operasi jika simfisiolisis berat, gagal tersambung kembali,
atau jika terapi konservatif gagal. Dalam kasus Anda, kemungkinan
pemeriksaan dokter menunjukkan hal ini.
Fisioterapi: membantu memulihkan kondisi agar bisa beraktivitas normal
kembali.
F. HNP
Definisi
Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan
melalui lubang yang abnormal.Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang
terbuat dari serat elastis putih yang membentuk bagian tengah dari diskus
intervertebralis.
Hernia Nukleus Pulposus(HNP) merupakan suatu gangguan yang
melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis menonjol (bulging)
dan menekan kearah kanalis spinalis.
HNP mempunyai banyak sinonim antara lain : Hernia Diskus
Intervertebralis, Ruptur Disc, Slipped Disc, Prolapsed Disc dan sebagainya.
33
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Epidemiologi
Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi. Usia yang paling sering
adalah usia 30 – 50 tahun. Pada penelitian HNP paling sering dijumpai pada tingkat
L4-L5; titik tumpuan tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan Koehler pada
1431 pasien dengan herniasi diskus lumbalis, memperlihatkan bahwa pasien HNP
L3-L4 secara bermakna dari usia tua dibandingkan dengan pasien HNP L4-L5.
HNP merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung bawah yang
penting. dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Inside HNP di
Amerika Serikat adalah sekitar 5% orang dewasa. Kurang lebih 60-80% individu
pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Nyeri punggung bawah
merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat dengan angka
prevalensi berkisar antara 7,6-37% insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60
tahun. Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas
sehari-hari pada 40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada 20%
penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap
untuk evaluasi lebih lanjut.
34
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
35
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
vertebra yang berdekatan. Selain itu. juga memainkan peranan penting dalam
pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh-pembuluh darah kapiler.
Anulus fibrosus terdiri atas cincin-cincin fibrosa konsentris yang mengelilingi
nukleus pulposus. Anulus fibrosus berfungsi untukmemungkinkan gerakan antara
korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-serabut); untuk
menopang nukleus pulposus; dan meredam benturan. Jadi anulus berfungsi mirip
dengan simpail di sekeliling tong air atau seperti gulungan pegas, yang menarik
korpus vertebra bersatu melawan resistensi elastis nukleus pulposus, sedangkan
nukleus pulposus bertindak sebagai bola penunjang antara korpus vertebra.
Diskus intervertebralis berukuran kira-kira seperempat panjang kolumna
vertebralis. Diskus paling tipis terdapat pada daerah torakal sedangkan yang paling
tebal tedapat di daerah lumbal. Bersamaan dengan bertambahnya usia, kandungan
air diskus berkurang dan menjadi lebih tipis.
Pencegahan
Hernia nukleus pulposus dapat dicegah terutama dalam aktivitas fisik dan pola
hidup. Hal-hal berikut ini dapat mengurangi risiko terjadinya HNP:
a) Olahraga secara teratur untuk mempertahankan kemampuan otot, seperti
berlari dan berenang.
b) Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat yang
benar.
c) Tidur di tempat yang datar dan keras.
36
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
37
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
BAB III
STABILISASI PASIEN
Pengertian Stabilisasi
Stabilisasi adalah proses untuk menjaga kondisi dan posisi penderita atau pasien agar tetap
stabil pada pertolongan pertama.
Tujuan Stabilisasi
1. Menjaga korban agar tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang alami.
2. Menjaga korban agar pernapasannya tetap stabil.
3. Menjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang bidai tidak berubah.
4. Menjaga agar perdarahan tidak bertambah
5. Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan.
Pemindahan Darurat
Lakukan pemindahan darurat hanya jika ada bahaya segera terhadap penderita ataupun
penolong dan juga jika penderita menghalangi akses ke penderita lainnya. Tindakan ini dapat
dilakukan tanpa dimulai dengan penilaian dini (respon, nafas dan nadi) mengingat faktor
bahaya dan resiko di tempat kejadian.
Pemindahan ini juga dapat menimbulkan resiko bertambah parahnya cedera penderita
terutama penderita yang mengalami cedera spinal (tulang belakang mulai dari tulang leher
sampai tulang ekor)
Contoh pemindahan darurat antara lain :
1. Tarikan Baju
Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada menggunakan kain (pembalut).
Kemudian cengkram baju penderita di daerah baju dan tarik di bawah kepala
penderita untuk penyongkong dan pegangan untuk menarik penderita ketempat aman.
2. Tarikan Lengan
38
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
39
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
BAB IV
KEGAWATDARURATAN NEONATAL
A. ASFIKSIA – RESUSITASI
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL)
Menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak Indonesia) adalah kegagalan nafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Patofisiologi
Gangguan suplai darah teroksigenasi melalui vena umbilical dapat terjadi pada saat
antepartum, intrapartum, dan pascapartum saat tali pusat dipotong. Hal ini diikuti oleh
serangkaian kejadian yang dapat diperkirakan ketika asfiksia bertambah berat.
1. Awalnya hanya ada sedikit nafas. Sedikit nafas ini dimaksudkan untuk
mengembangkan paru, tetapi bila paru mengembang saat kepala dijalan lahir
atau bila paru tidak mengembang karena suatu hal, aktivitas singkat ini akan
diikuti oleh henti nafas komplit yang disebut apnea primer.
2. Setelah waktu singkat-lama asfiksia tidak dikaji dalam situasi klinis karena
dilakukan tindakan resusitasi yang sesuai –usaha bernafas otomatis dimulai. Hal
ini hanya akan membantu dalam waktu singkat, kemudian jika paru tidak
mengembang, secara bertahap terjadi penurunan kekuatan dan frekuensi
pernafasan. Selanjutnya bayi akan memasuki periode apnea terminal. Kecuali
jika dilakukan resusitasi yang tepat, pemulihan dari keadaan terminal ini tidak
akan terjadi.
3. Frekuensi jantung menurun selama apnea primer dan akhirnya turun di bawah
100 kali/menit. Frekuensi jantung mungkin sedikit meningkat saat bayi bernafas
terengah- engah tetapi bersama dengan menurun dan hentinya nafas terengah-
engah bayi, frekuensi jantung terus berkurang. Keadaan asam-basa semakin
memburuk, metabolisme selular gagal, jantungpun berhenti. Keadaan ini akan
terjadi dalam waktu cukup lama.
40
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Etiologi
1. Faktor ibu
Preeklampsia dan eklampsia
Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet d. Demam selama persalinan Infeksi berat
(malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat.
3. Faktor bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
Kelainan bawaan (kongenital) d. Air ketuban bercampur mekonium
(warna kehijauan)
Manifestasi klinik
41
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
1. DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak teratur
2. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
3. Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot, dan organ lain
4. Depresi pernafasan karena otak kekurangan oksigen
5. Bradikardi (penurunan frekuensi jantung) karena kekurangan oksigen pada
otot-otot jantung atau sel-sel otak
6. Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot jantung,
kehilangan darah atau kekurangan aliran darah yang kembali ke plasenta
sebelum dan selama proses persalinan
7. Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-paru atau
nafas tidak teratur/megap-megap
8. Sianosis (warna kebiruan) karena kekurangan oksigen didalam darah
9. Penurunan terhadap spinkters
10. Pucat
42
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Bila semua jawaban ”ya” maka bayi dapat langsung dimasukkan dalam prosedur perawatan
rutin dan tidak dipisahkan dari ibunya. Bayi dikeringkan, diletakkan di dada ibunya dan
diselimuti dengan kain linen kering untuk menjaga suhu. Bila terdapat jawaban ”tidak” dari
salah satu pertanyaan di atas maka bayi memerlukan satu atau beberapa tindakan resusitasi
berikut ini secara berurutan:
43
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
yang tepat untuk membersihkan jalan napas adalah bergantung pada keaktifan
bayi dan ada/tidaknya mekonium. Bila terdapat mekoneum dalam cairan amnion
dan bayi tidak bugar (bayi mengalami depresi pernapasan, tonus otot kurang dan
frekuensi jantung kurang dari 100x/menit) segera dilakukan penghisapan trakea
sebelum timbul pernapasan untuk mencegah sindrom aspirasi mekonium.
Penghisapan trakea meliputi langkahlangkah pemasangan laringoskop dan
selang endotrakeal ke dalam trakea, kemudian dengan kateter penghisap
dilakukan pembersihan daerah mulut, faring dan trakea sampai glotis. Bila
terdapat mekoneum dalam cairan amnion namun bayi tampak bugar,
pembersihan sekret dari jalan napas dilakukan seperti pada bayi tanpa
mekoneum.
d. Mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang
benar. Meletakkan pada posisi yang benar, menghisap sekret, dan mengeringksn
akan memberi rangsang yang cukup pada bayi untuk memulai pernapasan. Bila
setelah posisi yang benar, penghisapan sekret dan pengeringsn, bsyi belum
bernafas adekuat, maka perangsangan taktil dapat dilakukan dengan menepuk
atau menyentil telapak kaki, atay dengan menggosok punggung, tubuh atau
ekstremitas bayi. Bayi yang berada dalam apnu primer akan bereaksi pada
hampir semua rangsangan, sementara bayi yang berada dalam apnu sekunder,
rangsangan apapun tidak akan menimbulkan reaksi pernapasan. Karenanya
cukup satu atau dua tepukan pada telapak kaki atau gosokan pada punggung.
Jangan membuang waktu yang berharga dengan terus menerus memberikan
rangsangan taktil.
Keputusan untuk melanjutkan dari satu kategori ke kategori berikutnya
ditentukan dengan penilaian 3 tanda vital secara simultan (pernapasan, frekuensi
jantung dan warna kulit). Waktu untuk setiap langkah adalah sekitar 30 detik,
lalu nilai kembali, dan putuskan untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.
2. Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
a. Pastikan bayi diletakkan dalam posisi yang benar.
b. Agar VTP efektif, kecepatan memompa (kecepatan ventilasi) dan tekanan
ventilasi harus sesuai.
44
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
45
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
46
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
berbeda pada anak atau orang dewasa karena kejang tonik klonikumum cenderung
tidak terjadi pada bulan pertama kehidupan.
Kejang pada bayi baru lahir berkaitan dengan penyebab yang mendasari,seperti
ensefalopati iskemik-hipoksik, gangguan metabolik (hipoglikemia dan hipokalsemia),
infeksi neonatus (meningitis dan ensefalitis), serta perdarahan intra kranial.
Etiologi
47
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
48
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
3) Pemeriksaan laboratorium
1) Pemerisaan darah lengkap (Hb,L,Ht,Hitung jenis),darah hapus.
2) Pemeriksaan kadar elektrolit darah
3) Pemeriksaan kadar bilirubin (jika ada ikterik)
4) Pemeriksaan lumbal pungsi dan cairan serebrospinal
5) Pemeriksaan kadar glukosa darah (Hipoglikemia: kadar glukosa darah
kurang 45 mg/dl).
6) Pemeriksaan uji kepekaan dan biakan darah (jika dicurigai infeksi).
7) Pemeriksaan berkala hemoglobin dan hematokrit (jika ada riwayat
jejas pada kepala).
8) Ultrasonografi untuk mengetahui adanya perdarahan perinvetrikuler-
intra ventri kuler.
9) CT-scan kepala. Untuk mengetahui adanya perdarahan subarahnoid
atau subdural, cacat bawaan, infark serebral
49
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
D. TETANUS NEONATORUM
50
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Tetanus neonaturum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir
yang disebabkan karena basil klostridium tetani. Tanda-tanda klinis antara lain: bayi
tiba-tiba panas dan tidak mau minum, mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah
terangsang, gelisah (kadang-kadang menangis) dan sering kejang disertai sianosis,
kaku kuduk sampai opistotonus, ekstremitas terulur dan kaku, dahi berkerut, alis mata
terangkat, sudut mulut tertarik ke bawah, muka rhisus sardonikus.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan:
a. Bersihkan jalan napas
b. Longgarkan atau buka pakaian bayi
c. Masukkan sendok atau tong spatel yang dibungkus kasa ke dalam mulut bayi
d. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
e. Berikan ASI sedikit demi sedikit saat bayi tidak kejang
Penilaian Awal
1. Penilaian dengan periksa pandang
Menilai Kesadaran
Menilai Pernapasan
2. Penilaian dengan periksa raba (palpasi)
Kulit : dingin/demam.
Nadi : lemah/kuat, cepat/normal
3. Penilaian tanda vital
Penilaian Klinik
1. Anamnesa
- Masalah/keluhan utama yang menjadi alasan pasien datang ke klinik
51
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
52
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, V.R dan L.K. Brown. 1996. Myles Textbook for Midwives. Edisi ke-12. London:
Churchill Livingstone.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Maternity Nursing. Alih Bahasa: Maria A. Wijayarini,
Peter
Cuningham, F.G. dkk. 2005. Williams Obstetrics. Edisi ke-22. Bagian 39:911. USA:
McGraw
Hill Fadlun, Achmad Feryanto. 2013. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid II. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Pinzon, Rizaldy. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia Nukelus Pulposus. Vol
39. SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta. Indonesia. 2012. Hal 749-751.
Saifuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Winkjosastro, H. dkk. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi ke-6. Jakarta: YBPSP
53
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Mission
Misi program studi adalah menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian danpengabdian
kepada masyarakat meliputi :
1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran inovatif bidang kebidanan dengan mengikuti
perkembangan kompetensi global yang berorientasi pada pengembangan kualitas sumber
daya manusia yang profesional dengan keunggulan pelayanan kebidanan berbasis komunitas.
2. Melaksanakan penelitian Ilmiah dalam bidang kebidanan khususnya pelayanan kebidanan
berbasiskomunitas.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bentuk kepedulian insan akademik
terhadapkondisi kesehatan, pendidikan, sosial dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang
kebidanan khususnya pelayanan kebidanan berbasis komunitas.
4. Melaksanakan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri dalam bidang Tri
DharmaPerguruan Tinggi.
5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, baik tenaga pendidik maupun
tenagakependidikan agar mampu berdaya saing global.
6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung proses pendidikan.
The mission of the study program is to hold higher education, research and
community service including:
1. Implementing innovative education and teaching in the field of midwifery
by following the development of global competencies oriented to the
development of quality professional human resources with the excellence of
community-based midwifery services.
GALUH
2. Conducting scientific research in the field of midwifery especially University
community-based midwifery services.
54
GALUH FAKULTAS ILMU KESEHATAN
University PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
55