Anda di halaman 1dari 73

PETUNJUK TEKNIS

BIMBINGAN KONSULTANSI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA PRODUKTIVITAS
2017
PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA PRODUKTIVITAS
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................... i
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN
DAN PRODUKTIVITAS..................................................................... iii
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN
PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran....................................................... 2
C. Ruang Lingkup............................................................... 3
D. Dasar Hukum................................................................. 3
E. Pengertian...................................................................... 3
BAB II BIMBINGAN KONSULTANSI CAKUPAN DAN
KARAKTERISTIK KONSULTANSI....................................... 6
A. Konsep Bimbingan Konsultansi...................................... 6
B. Ruang Lingkup Bimbingan Konsultansi.......................... 8
C. Karakteristik Bimbingan Konsultansi.............................. 9
BAB III PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KONSULTANSI......... 32
A. Target Bimbingan Konsultansi........................................ 32
B. Instruktur........................................................................ 32
C. Penyelenggaraan Bimbingan Konsultansi...................... 33
D. Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Konsultansi Oleh
Instruktur........................................................................ 36
BAB IV MONITORING DAN PELAPORAN...................................... 45
A. Monitoring....................................................................... 45
B. Pelaporan....................................................................... 45
BAB V PENUTUP............................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................... 49

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS i
PETUNJUK TEKNIS
ii BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan, Telp (021) 52961311, Fax (021) 52960456
Website: http://www.naker.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PEMBINAAN
KEPUTUSANPELATIHAN DAN JENDERAL
DIREKTUR PRODUKTIVITAS
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR: KEP. 377/LATTAS/XII/2017
NOMOR: KEP. 379 /LATTAS/XII/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
TENTANG
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI
DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN
Menimbang PELATIHAN
: a. bahwa dalam DAN PRODUKTIVITAS
rangka meningkatkan produktivitas
dan daya saing tenaga kerja Indonesia sesuai dengan
Nawa Cita, maka dipandang perlu adanya petunjuk
teknis untuk melaksanakan pengukuran
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produktivitas
produktivitas;
b. bahwa
dan daya berdasarkan
saing tenagapertimbangan sebagaimana
kerja Indonesia sesuai
dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan
dengan Nawa Cita, maka dipandang perlu adanya
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan
petunjuk
dan teknis untuk melaksanakan
Produktivitas tentang Bimbingan
Petunjuk Teknis
Pengukuran Produktivitas.
Konsultansi;

Mengingat b. : 1.
bahwa berdasarkan
Undang-Undang pertimbangan
Nomor 13 Tahun sebagaimana
2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik
dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Keputusan
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Direktur
LembaranJenderal Pembinaan
Negara Republik Pelatihan
Indonesia dan
Nomor 4279);
Produktivitas
2. tentang
Undang-Undang Petunjuk
Nomor Teknis2014
23 Tahun Bimbingan
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Konsultansi.
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Mengingat Lembaran Negara
: 1. Undang-Undang Republik
Nomor 13 Indonesia
Tahun 2003Nomor 5587)
tentang
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
Ketenagakerjaan (Lembaran
dengan Undang-Undang Negara
Nomor Republik
9 Tahun 2015
tentang Perubahan
Indonesia Tahun 2003 Kedua Atas 39,
Nomor Undang-Undang
Tambahan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Lembaran
(LembaranNegara RepublikIndonesia
Negara Republik Indonesia
TahunNomor
2015
4279);
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS iii
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang


Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19);

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Nomor PER.21/MEN/IX/2009 tentang Pedoman
Pelayanan Produktivitas.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Petunjuk Teknis Bimbingan Konsultansi sebagaimana


tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Bimbingan Konsultansi sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai
acuan/pedoman dalam melaksanakan Bimbingan
Konsultansi.

PETUNJUK TEKNIS
iv BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 20 Desember 2017
Direktur Jenderal

Drs. Bambang Satrio Lelono, M.A


NIP 19620705 198803 1 002

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS v
PETUNJUK TEKNIS
vi BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
LAMPIRAN I
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas
Nomor KEP. 379 /LATTAS/XII/2017
TENTANG
Petunjuk Teknis Bimbingan Konsultansi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produktivitas merupakan salah satu indikator penting dalam


aktivitas ekonomi, produktivitas merupakan daya ungkit (laverage)
bagi pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Hal
ini menjadi salah satu alasan mengapa dewasa ini banyak negara
yang berlomba dalam meningkatkan produktivitas.

Dalam tataran nasional produktivitas merupakan salah satu isu


pembangunan yang menjadi bagian agenda prioritas pemerintah
saat ini. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu program
pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019. Sasaran pembangunan ini juga
merupakan terjemahan dalam Nawacita Presiden Joko Widodo pada
butir keenam yang menyatakan “Meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia
bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya”.

Untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produktivitas tersebut


ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satu usaha yang
telah dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI. adalah
melalui kegiatan Pelatihan Peningkatan Produktivitas. Tujuan dari
kegiatan ini adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui
pembangunan kesadaran pekerja akan pentingnya produktivitas,

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 1
memberikan pemahaman awal tentang penerapan teknik-teknik
atau metoda peningkatan produktivitas di tempat kerja.

Dalam beberapa situasi, hasil pelatihan peningkatan produktivitas


belum dapat menampilkan peningkatan produktivitas secara
signifikan di perusahan tempat peserta pelatihan peningkatan
produktivitas bekerja. Salah satu contoh masalah yang sering
ditemui adalah kurangnya dukungan dari manajemen. Untuk dapat
menemukan jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang
terjadi, maka perusahaan perlu diberikan pendampingan langsung
oleh instruktur produktivitas melalui bimbingan konsultansi.

Bimbingan Konsultansi adalah salah satu bentuk layanan


yang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI. melalui
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan produktivitas yang
terjadi di dalam perusahaan sehingga meningkatkan kesadaran
perusahaan dalam arti pentingnya meningkatkan produktivitas.
Diharapkan dengan memberikan bimbingan konsultansi kepada
perusahaan, akan mempunyai dampak keberhasilan yang efektif
yang menjamin meningkatnya produktivitas perusahaan dan pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis Bimbingan Konsultansi


Peningkatan Produktivitas yaitu:
1. Menyamakan persepsi, arah dan langkah-langkah
penyelenggaraan bimbingan konsultansi.
2. Menjadi pedoman bagi para pelaksana kegiatan bimbingan
konsultansi di pusat dan daerah
Sasaran penyusunan Petunjuk Teknis Bimbingan Konsultansi adalah
pelaksana pusat, pelaksana daerah dan konsultan produktivitas.

PETUNJUK TEKNIS
2 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
C. Ruang Lingkup

BAB I Pendahuluan

BAB II Bimbingan Konsultansi

BAB III Penyelenggaraan Bimbingan Konsultansi

BAB IV Monitoring dan Evaluasi

BAB V Penutup

D. Dasar Hukum

Dasar pelaksanaan mengacu pada peraturan/ ketentuan yang


berlaku baik secara umum maupun khusus yang berkaitan langsung
atau tidak langsung bagi pelaksana program kegiatan antara lain :
1. Undang-undang R.I. nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Beserta Perubahannya;
3. Undang-undang Nomor 3 tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2015;
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2015-2019;
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya;
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 21
Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan Produktivitas;

E. Pengertian

1. KAIZEN

Istilah Kaizen berasal  dari bahasa Jepang yaitu kata KAI [改]
dan ZEN [善].  Kata “KAI” yang diterjemahkan ke dalam bahasa

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 3
Indonesia memiliki arti “berubah” sedangkan “ZEN” yang
artinya adalah “Baik”. Jadi jika diartikan secara langsung maka
arti Kaizen adalah “Merubah menjadi lebih baik”.
Di dalam Industri, Kaizen merupakan suatu strategi yang
dipergunakan untuk melakukan peningkatan secara terus-
menerus ke arah yang lebih baik.
2. IPI
Integrated Productivity Improvement adalah pendekatan yang
menghindari salah pemakaian piranti (tools) peningkatan
produktivitas, yaitu konsep pendekatan baru yang
memperkenalkan cara mengintegrasikan semua konsep
dan teknik dalam memecahkan secara serentak, tetapi lebih
menekankan kepada kesatuan usaha atau gerak
3. Survey
Pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif. Dalam
konteks bimbingan konsultansi, teknik survey dilakukan untuk
mengumpulkan informasi dan data perusahaan sebagai
langkah awal dalam melakukan bimbingan konsultansi.
4. Konsultan
Seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa konsultasi
(consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu.
5. Validasi
Tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan data dan informasi yang
telah ditetapkan atau terdokumentasi sebelumnya.
6. Observasi
Peninjauan secara cermat terhadap objek yang akan dijadikan
target bimbingan konsultansi untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bimbingan
konsultansi
7. Client
Pihak yang mendapatkan atau memperoleh layanan
peningkatan produktivitas.

PETUNJUK TEKNIS
4 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
8. Profitabiltas
Suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada
tingkat yang dapat diterima.
9. Hipotesa
Kesimpulan sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
10. ECRS
Istilah ini terdapat dalam aktivitas penerapan Industrial
Engineering yang berarti Eliminate, Combine, Rearrange,
Simplify.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 5
BAB II

BIMBINGAN KONSULTANSI

CAKUPAN DAN KARAKTERISTIK KONSULTANSI

A. Konsep Bimbingan Konsultansi

Bimbingan konsultansi adalah proses peningkatan produktivitas


melalui pendampingan penerapan alat teknik dan metode
peningkatan produktivitas oleh tenaga ahli bidang produktivitas yang
dalam hal ini dilaksanakan oleh instruktur produktivitas yang telah
memiliki bekal teknis peningkatan produktivitas melalui pendidikan
dasar instruktur produktivitas.

Pendampingan penerapan alat teknik dan metode peningkatan


produktivitas dilakukan secara bertahap dengan metode kunjungan
oleh instruktur ke perusahaan agar penerapan alat teknik dan metode
peningkatan produktivitas dapat benar-benar dijalankan. Dengan
metode ini permasalahan yang menjadi sumber pemborosan
perusahaan diharapkan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan
sehingga prinsip efisiensi dapat tercipta didalam perusahaan.

Metode peningkatan produktivitas yang mungkin diterapkan untuk


meningkatkan produktivitas sangat beragam dari mulai penerapan
alat teknik sederhana hingga yang kompleks, pelaksanaannya dapat
dilaksanakan oleh tim kecil atau tim yang melibatkan semua orang
diperusahaan. Dibawah ini digambarkan kerangka kerja Bimbingan
Konsultansi.

PETUNJUK TEKNIS
6 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Kerangka Kerja Bimbingan Konsultansi

Gambar diatas merupakan kerangka kerja pelaksanaan Bimbingan


Konsultansi secara umum. Pelaksanaan kegiatan Bimbingan
Konsultansi dimulai dari pemilihan beberapa perusahaan untuk
diikutsertakan pada kegiatan Bimbingan Konsultansi. Perusahaan-
perusahaan tersebut harus memenuhi kriteria diantaranya adalah
sudah pernah mengikuti Pelatihan Peningkatan Produktivitas,
bersedia menyampaikan data-data reject, defect atau waste dan
yang paling penting adalah memiliki komitmen yang kuat ingin
meningkatkan produktivitasnya.

Apabila perusahaan ingin mendapatkan layanan bimbingan


konsultansi namun belum dapat mengikuti Pelatihan Peningkatan
Produktivitas sebelumnya, maka Perusahaan dapat mengajukan diri
untuk diikutsertakan pada kegiatan bimbingan konsultansi dengan
mengirimkan proposal pengajuan ke Kantor Dinas Ketenagakerjaan
Provinsi setempat.
Proses pelaksanaan Bimbingan Konsultansi dilakukan dengan cara
kunjungan oleh Instruktur/Konsultan Produktivitas ke perusahaan

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 7
peserta Bimbingan konsultansi. Selama proses kunjungan Instruktur/
Konsultan akan mengidentifikasi, memberikan rekomendasi,
mengarahkan penerapan alat, teknik dan metode peningkatan
produktivitas di perusahaan peserta kegiatan Bimbingan Konsultansi.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan penerapan Bimbingan


Konsultansi adalah perusahaan-perusahaan yang meningkat
produktivitasnya melalui penerapan alat, teknik dan metode
peningkatan produktivitas yang tepat.

B. Ruang Lingkup Bimbingan Konsultansi

Ruang lingkup pelayanan Bimbingan Konsultansi kepada


perusahaan meliputi:

1. Mengadakan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi-strategi
manajemen pada semua tingkat organisasi, mulai dari
manajemen puncak sampai dengan manajemen paling bawah
(pada tingkat pekerja). Konsultan akan melakukan juga survey
kondisi lingkungan sosial ekonomi untuk mendeteksi kekuatan
dan kelemahan perusahaan serta untuk mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan manajemen dan produktivitas
yang berkaitan dengan kelancaran operasi dan pemeliharaan
pertumbuhan pada masa yang akan datang.
2. Melakukan Penelitian Khusus
Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan kemampuan
dan ketrampilan konsultan untuk melaksanakan penelitian di
berbagai bidang manajemen, sebagi contoh:
a. Studi kelayakan investasi baru
b. Studi penelitian pasar
3. Menyelesaikan Permasalahan Khusus
Sering juga terjadi bahwa perusahaan tidak meminta konsultan
untuk mengadakan penelitian manajemen, tetapi perusahaan
meminta konsultan untuk memecahkan permasalahan yang
telah mereka temukan.
PETUNJUK TEKNIS
8 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
4. Memberikan Bimbingan Dalam Pelaksanaan
Dalam hal ini konsultan harus terlibat dalam proses pelaksanaan
dengan berbagai cara termasuk pembuatan analisis mendalam
mengenai permasalahan tertentu seperti menyeleksi atau
melatih pekerja.
Pada tahap pelaksanaan konsultan dapat pula terlibat dalam
mendesain dan menginstalasikan sistem manajemen sub
sistem seperti akunting, sistem pengendalian produksi, sistem
pengendalian persediaan, sistem pengendalian penjualan dan
sebagainya.
5. Bertindak Sebagai Penasihat
Beberapa konsultan hanya bertindak sebagai penasehat. Mereka
menjawab pertanyaan apabila ditanya dan akan memberikan
pandangannya dengan mempergunakan inisiatifnya, tetapi
mereka secara pribadi tidak terlibat melaksanakan penelitian
sistem desain dan aplikasinya.

C. Karakteristik Bimbingan Konsultansi

1. Peran Konsultan

Di dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan memiliki peranan


sebagai berikut:
a. Konsultan Sebagai Sumber Informasi
Dalam menawarkan perubahan, konsultan akan
memberikan informasi dan jasa atau merekomendasikan
program aksi dalam rangka transfer pengetahuan bagi
individu, grup maupun organisasi. Dalam pelaksanaannya
diharapkan pengetahuan tersebut akan merubah sikap
terkait dengan perilaku individu dan akhirnya akan
mempengaruhi kinerja organisasi.
b. Konsultan Sebagai Fasilitator
Tidak seperti konsultan sumber informasi yang
memfokuskan kepada penyebaran pengetahuan dan

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 9
pemecahan masalah, konsultan dalam proses pelaksanaan
memfokuskan kepada penyebaran pendekatan, metode
dan nilai bagi organisasi sehingga mereka dapat mengenal
dan memecahkan permasalahannya sendiri.
c. Konsultan Sebagai Agen Perubahan
Perubahan merupakan alasan utama dalam manajemen
konsultansi. Perubahan dalam suatu organisasi terkait
dengan perubahan pegawai dan berbagai pengaruh yang
berjalan timbal balik baik organisasi yang mempengaruhi
pegawai maupun pegawai yang mempengaruhi
pengembangan organisasi.
1) Pelaksanaan Perubahan Sikap
Dalam langkah merubah perilaku, konsultan berperan
sebagai agen perubahan bekerja sama dengan
manajemen dan pegawai.
Dalam sub-proses ini melibatkan dua unsur yaitu:
• Identifikasi, dimana setiap individu, memahami
alasan internal dan eksternal, menguji proses
perubahan, serta dapat menyetujui prinsip dasar
perubahan.
• Internalisasi, dimana setiap individu
melaksanakan setiap prinsip dasar perubahan
melalui pendampingan yang diberikan konsultan
menjadi tujuan yang spesifik melalui tahap adopsi,
percobaan dan improvisasi.
2) Cara Penerapan Perubahan
• Cara yang paling efektif dan cepat untuk
mendapatkan perhatian yaitu dengan cara
membuat pegawai merasa cemas. Pada kasus
tertentu, situasi yang ditimbulkan oleh rasa cemas
akan berjalan dengan efektif.
• Metode kedua yaitu dua tahapan proses informasi.
Gagasan yang ingin disampaikan melalui
metode ini yaitu untuk mendapatkan persetujuan

PETUNJUK TEKNIS
10 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
melalui pengenalan proses perubahan dan
penyebarluasannya dengan memanfaatkan
informasi yang tersedia sehingga menciptakan
rasa ketertarikan dalam proses perubahan.
Agar proses proses perubahan berjalan dengan
lancar, kombinasi antara kedua hal tersebut perlu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik
serta tindak lanjut untuk memberikan solusi yang
dibutuhkan. Untuk itu konsultan harus melakukan
pengujian mengenai hal-hal yang akan terjadi dalam
organisasi, keinginan dari kelompok dan individu serta
sejauh mana perhatian terhadap proses perubahan
yang akan dijalankan.

2. Jenis – Jenis Pekerjaan Dasar Konsultan

Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang konsultan akan


melakukan pekerjaan sebagai berikut diantaranya:

a. Survei Manajemen

Konsultan akan melakukan survei tentang sumber daya,


hasil, kebijakan manajemen dan pola di suatu organisasi
melalui sudut pandang identifikasi atau mendefinisikan
secara tepat tentang kekuatan dan kelemahan serta
permasalahan utama yang menghambat proses operasi
atau pertumbuhan keuntungan. Beberapa kegiatan aksi
dapat dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut.
Dalam beberapa kasus, survei merupakan langkah awal
dalam tugas konsultansi yang selanjutnya akan dilanjutkan
setelah terdapat kesepakatan mengenai hasil survey
antara klien dengan konsultan. Tetapi tugas tersebut hanya
mencakup survei saja, sedangkan mengenai spesifikasi
dan pelaksanaan solusi yang disepakati akan dilakukan
oleh klien.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 11
Survei sebagai tahap awal dalam tugas konsultansi
biasanya dilaksanakan secara singkat (dalam beberapa
hari). Beberapa survei yang lebih kompleks dilakukan pada
organisasi dalam skala besar dan membutuhkan waktu
yang lebih lama.

b. Survei Khusus dan Kajian

Survei khusus dan kajian dapat dilakukan oleh konsultan


di berbagai wilayah manajemen. Sebagai contoh,
kajian kelayakan bagi investasi baru, kajian riset pasar,
survei perilaku konsumen terhadap produk perusahaan,
pengumpulan dan analisa informasi untuk perencanaan
jangka panjang atau kajian tentang kecenderungan yang
terjadi dalam pasokan bahan baku.

Kajian ini akan dilakukan secara detail dan menyeluruh,


baik dalam pengumpulan informasi maupun analisanya.
Konsultan akan menyelesaikan pekerjaannya dengan
memberikan laporan kajian dan mendiskusikannya dengan
klien.

c. Mencari Solusi untuk Mendefinisikan Permasalahan

Dalam beberapa kasus, klien lebih membutuhkan bantuan


daripada survei dalam memecahkan masalah. Ia akan
bertanya kepada konsultan untuk mencari solusi dalam
mendefinisikan permasalahan dalam rangka membentuk
skema organisasi baru di perusahaan, mendesain ulang
sistem informasi, mempersiapkan skema upah baru,
menata program pelatihan bagi penyelia, mengusulkan
layout pabrik yang baru dan aliran bahan baku, dan
sebagainya. Oleh karena itu, beberapa tugas akan
diselesaikan pada tahap ini jika klien dapat melaksanakan
solusi tersebut tanpa bantuan dari konsultan.

PETUNJUK TEKNIS
12 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
d. Pendampingan dalam Pelaksanaan

Konsultan dapat diminta untuk menetap di suatu organisasi


saat proposal yang ditawarkan telah menunjukkan hasil
yang signifikan. Ia dapat dilibatkan dalam pelaksanaan
melalui berbagai cara termasuk pemilihan dan pelatihan
pegawai, membantu manajemen untuk meyakinkan
pegawai mengenai prioritas sistem baru dan memperbaiki
sistem berdasarkan pengalaman awal saat pelaksanaan.

e. Berperan Sebagai Penasihat

Saat seorang konsultan berperan sebagai penasihat, ia


akan memiliki kapasitas untuk memberi nasihat seperti
menjawab pertanyaan saat ditanya dan menyatakan
pandangannya, tetapi tidak terlibat langsung dalam
pengembangan dan penerapan sistem yang baru.

f. Melakukan Analisis

Langkah-langkah dalam menganalisis adalah sebagai


berikut :

1) Menetapkan / Mendefinisikan Permasalahan

Permasalahan hendaknya didefinisikan dengan jelas


dan komprehensif. Untuk memudahkan mendefinisikan
permasalahan dapat menggunakan pendekatan 5W.

What : Apa permasalahan yang dihadapi ?

Dalam memberikan nama permasalahan gunakanlah


kata sifat dan kata keterangan.

Where : Dimana ada permasalahan ?

Di Unit organisasi mana? di level manajemen mana ?


di kondisi lingkungan yang mana ?

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 13
Who : Siapa yang ada permasalahan?

Pengusaha, executive, manajer, staff spesialis,


supervisor, pekerja (tidak harus menunjuk ke pribadi)

When : kapan permasalahan terjadi ?

Sering mempunyai imterval, atau tidak menentu,


apakah permasalahan terjadi mempunyai hubungan
dengan waktu tertentu?

Why : Mengapa permasalahan terjadi?

Sebab permasalahan, hubungan sebab akibat, sebab


permasalahan langsung (immediate) atau tidak
langsung (remote).

2) Menetapkan Prioritas Permasalahan

Untuk menentukan prioritas permasalahan digunakan


analisa kepekaan (sensitive analysis). Setiap
permasalahan diadakan analisa sensitivitas untuk
mengukur tingkat kontribusinya pada hal-hal tertentu
untuk diadakan perbaikan. Sasaran yang akan dicapai
hendaknya diuraikan dengan jelas sebelum memulai
analisa sensitivitas.

3) Hipotesa

Hipotesa disusun sebagai anggapan sementara atas


permasalahan berdasarkan analisis data yang sudah
ada dan tidak boleh dianggap sebagai masalah yang
sebenarnya sampai dibuktikan kebenarannya. Pada
saat yang sama dapat disusun beberapa hipotesa
sebagai alternatif dari hipotesa awal.

Dalam konteks Bimbingan Konsultansi, tujuan


menyusun hipotesa adalah:

PETUNJUK TEKNIS
14 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
 Mencari permasalahan manajemen secara
keseluruhan ;
 Mencari permasalahan yang paling kritis (pada
jangka pendek dan jangka panjang);

Untuk menyusun hipotesa diperlukan pengumpulan


informasi berupa:

a) Jenis-jenis informasi yang perlu dikumpulkan


adalah:
(1) Tujuan, sasaran dan kebijakan klien
(2) Kegiatan Utama top manajemen
(3) Kegiatan utama unit – unit kerja
(4) Sumber Daya Manusia dan manajemen
(5) Sistem manajemen yang digunakan dan
kerangka organisasi
(6) Ciri-ciri budaya perusahaan (corporate
culture)

b) Teknik pengumpulan informasi


(1) Wawancara (interview)
(a) Susun jadwal wawancara termasuk
siapa yang akan diwawancarai.
(b) Selidiki tugas utama yang diwawancarai
kaitannya dengan atasan dan
bawahannya.
(c) Adakan seleksi terhadap siapa yang
akan diwawancarai dan tentukan berapa
lama waktu digunakan.
(d) Susun daftar pertanyaan (questioner)
(2) Pengumpulan data, laporan dan dokumen
Data mampu menyampaikan berbagai
informasi perusahaan klien kepada
konsultan. Sebaiknya konsultan meminta
agar data-data disiapkan sebelum proyek

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 15
dimulai. Oleh karena itu konsultansi perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Ketersediaan data-data yang diperlukan
• Akurasi data yang ada
• Metode pengumpulan dan pengadaan
data
• Kegunaan data yang dikumpulkan

Untuk data yang mereka sediakan perlu


diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Telusuri semua catatan, laporan dan
dokumentasi yang berkaitan dengan apa
yang diwawancarai.
 Adakan penyelidikan tentang contoh
dari kegiatan yang dilakukannya dengan
data, laporan dan dokumentasi.
 Cek ketersediaan data, laporan dan
dokumentasi.
 Adakan penelitian tentang cara
pengadaan data tersebut apakah sudah
efisien atau tidak.
(3) Pengamatan lapangan
(a) Melalui pengamatan lapangan konsultan
akan melihat cara-cara kerja pada
proses produksi yang dilakukan oleh
perusahaan klien, apa fasilitas yang
digunakan, bagaimana sumberdaya
manusianya, seberapa efektif kegiatan
produksi.
(b) Penemuan-penemuan ini akan sangat
penting dalam mencari permasalahan
dan menyusun rekomendasi. Akan
tetapi fakta yang ditemukan melalui
pengamatan lapangan kemungkinan

PETUNJUK TEKNIS
16 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
hanya dapat menunjukkan salah satu
aspek permasalahan produksi saja jika
frekuensi pengamatan sangat dibatasi.
4) Menyusun hipotesa berdasarkan:
- Quick Performance Analysis dan Quick
Management Analysis dan Check List
- Trend analysis dan Comparative Analysis
- Evaluasi konsultan
5) Informasi tambahan
Untuk mendukung atau merubah hipotesa, diperlukan
informasi tambahan pada hal-hal tertentu. Proses
setelah penyusunan hipotesa, yaitu meminta klien
mengembangkan ide atau tanggapan.
6) Analisis lanjutan
Setelah memperoleh informasi tambahan dan atau
wawancara tambahan, maka perlu dilakukan analisis
yang lebih rinci terhadap informasi.
7) Analisis kelemahan dan kekuatan (weakness and
strength analysis)
Analisis kelemahan dan kekuatan lebih cenderung
digunakan untuk menganalisa kondisi dalam
perusahaan seperti kemampuan manajemen, sistem
manajemen, struktur kuat, tidak dapat membangun
suatu sistem manajemen yang kuat dalam mencapai
tujuan yang baru. Oleh karena itu, maka pendekatan
analisa pada tiga elemen (Sumber Daya Manusia,
struktur organisasi, dan sistem manajemen) berbeda
dengan pendekatan analisa budaya perusahaan.
8) Teknik Analisis
- Stratifikasi data menurut unit organisasi, waktu,
lama, kuantitas, nilai, produk, bahan, proses,
mesin fasilitas, lokasi, system.
- Melalui grafik. Memvisualisasikan data
- Analisis secara sistematis

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 17
- Analisis hubungan (relation analysis)
Diagram arus (flow diagram)
Diagram sebab akibat (SA)
Diagram SA total
- Analisis produktivitas
Input analisis : Internal analysis
Output analisis : Dari sudut pandang pelanggan,
hubungan pelanggan dan
pesaing. QPA dapat digunakan
sebagai alat analisa.
- Analisis ancaman dan peluang (threat and
opportunity)
Ancaman dan peluang dianalisa berdasarkan
kondisi lingkungan sosial ekonomi yaitu kondisi
pasar, pesaing dan teknologi baru.

g. Menyusun Rekomendasi
Rekomendasi merupakan petunjuk kemana arah perbaikan
akan dilaksanakan, berapa lama waktu digunakan,
bagaimana cara melaksanakan perbaikan tersebut.
1) Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat
rekomendasi:
a) Apa kira-kira pemecahan untuk permasalahan
tersebut?
Pemecahan permasalahan seringkali
dipengaruhi oleh pemberian definisi pada
permasalahan tersebut. Seorang konsultan
barangkali menggunakan kata sifat (adjective)
untuk menjelaskan permasalahan menurut
pemahamannya sendiri. Ketika akhirnya tim
mengetahui bahwa ada yang tidak sesuai
(konsisten) dengan substansi permasalahan
maka pelaksanaan pemecahan oleh tim menjadi
tidak konsisten pula.
PETUNJUK TEKNIS
18 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
b) Hasil akhir nyata (tangible) & hasil akhir tak nyata
(intangible) yang diharapkan akan dapat dicapai?
Untuk menjelaskan hasil akhir dapat menggunakan
grafik proyeksi, lebih dianjurkan menggunakan
proyeksi data keuangan, sedangkan untuk
menjelaskan keuntungan atau hasil akhir yang
tidak nyata dengan menggunakan perbandingan.
Hasil-hasil yang akan dicapai sebaiknya diuraikan
berdasarkan hasil akhir jangka pendek dan jangka
panjang.
c) Kesulitan yang akan muncul pada saat
pelaksanaan?
Dalam proses pembuatan rekomendasi
konsultan hendaknya memperhitungkan segala
kesulitan dan hambatan yang bakal muncul
pada waktu pelaksanaan nantinya. Hambatan
mungkin muncul dalam hal; budaya perusahaan,
sumberdaya manusia, sistem manajemen dan
struktur organisasi diluar masalah teknis dan
ekonomi.
2) Struktur Dokumen Rekomendasi
Secara umum dokumen rekomendasi sekurang-
kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Rencana pelaksanaan
Dalam rekomendasi perlu dicantumkan rencana
pelaksanaan seperti jadwal. Suksesnya
pelaksanaan lebih banyak dipengaruhi oleh
klien. Rekomendasi yang diajukan konsultan
merupakan rencana kegiatan yang akan datang
dengan perkiraan bahwa klien beserta staff akan
berpartisipasi penuh. Perkiraan ini dilakukan oleh
konsultan berdasarkan analisa kondisi lingkungan
sosial ekonomi. Untuk menjamin suksesnya
pelaksanaan rekomendasi ini maka konsultan

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 19
harus meminta partisipasi klien dalam hal-hal
berikut ini:
(1) Persiapan Pembuatan Jadwal
Untuk memulai perubahan diperlukan banyak
pengorbanan tenaga, tanpa cukup tenaga
maka boleh dikatakan rekomendasi tak dapat
dilaksanakan sama sekali. Penyusunan
jadwal merupakan separuh dari usaha.
Merupakan hal yang normal apabila klien
meminta waktu lebih panjang dari pada apa
yang seharusnya menurut konsultan. Namun
demikian konsultan harus menyusun jadwal
berdasarkan perkiraan kondisi ekonomis.

hendaknya konsultan dan klien dapat


memisahkan mana pekerjaan yang sulit dan
mana yang mudah untuk dilaksanakan dan
dituangkan dalam lembar rekomendasi.

(2) Menetapkan Tanggung Jawab


Sebagai konsekuensi pelaksanaan adalah
pembagian tugas yang menuntut tangung
jawab masing-masing staff pada perusahaan
klien. Sudah tentu tanggung jawab ini
merupakan tanggung jawab tambahan diluar
dari btanggung jawab mereka sehari-hari
pada waktu yang lalu kecuali kalau dibentuk
tim sehingga terhindar dari pemberian
tanggung jawab yang berlebihan.
b) Pemantauan (Monitoring)
Pada saat peluncuran program pelaksanaan,
konsultan harus senantiasa siap memberi bantuan
kepada staff perusahaan klien yang meminta
pertolongan apabila mereka memang kesulitan.

PETUNJUK TEKNIS
20 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Konsultan harus sesering mungkin melakukan
pemantauan pada setiap tahap pelaksanaan
Pada beberapa kasus tertentu, klien memiliki hak untuk
memutuskan sejauh mana keterlibatan konsultan dalam proses
yang dilaksanakan dalam hal;
o rekomendasi dan kritik pada laporan kajian.
o proposal detail perubahan yang harus dipersiapkan.
o klien menginginkan keterlibatan konsultan dalam
pelaksanaan proses perubahan.

3. Teknik Pra-Kondisi Bimbingan Konsultansi Tanpa Didahului


Pelatihan Peningkatan Produktivitas

Pendekatan Pra-Bimbingan Konsultansi dilaksanakan melalui:


a. Kontak pertama dengan perusahaan klien
Kontak pertama dimulai oleh konsultan melalui: Publikasi,
seperti surat kabar, brosur, leaflet; Laporan penelitian;
Seminar; Workshop; Pelatihan; Studi Banding; Pameran;
Presentasi singkat. Kontak Pertama Datang dari Pihak
Klien karena:
1) Mengetahui reputasi konsultan,
2) Informasi dari pihak ketiga yang pernah menerima
jasa manajemen konsultansi dengan hasil yang
memuaskan,
3) Mengetahui reputasi lembaga manajemen konsultansi
yang bersangkutan.
b. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama ini sangat penting dan menentukan,
oleh karena itu harus benar-benar memberikan kemudahan
kepada pihak perusahaan untuk mendapatkan informasi.
Hal yang penting untuk diketahui adalah:
1) Mengapa perusahaan mendatangi konsultan atau
lembaga manajemen konsultansi?
2) Apa tujuan perusahaan meminta bantuan konsultan?

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 21
3) Siapa yang ditugaskan dan memutuskan
melaksanakan konsultansi?
4) Seberapa jauh perusahaan mengharapkan tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak?
5) Sejauh mana perusahaan mau bekerja sama dalam
kegiatan bimbingan konsultansi?
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan:
1) Mempunyai keinginan yang sangat positif untuk
bekerjasama dengan lembaga manajemen.
2) Perusahaan (khususnya top manajemen) memiliki
komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
produktivitas.
3) Bersedia mempublikasikan kemajuan yang dicapai
sebagai konsultansi melalui seminar atau media
masa.
4) Bersedia menyediakan dana keperluan pelaksanaan
bimbingan konsultansi.
Informasi yang dibutuhkan sebagai bahan analisis
pendahuluan.
1) Situasi umum perusahaan klien
2) Informasi umum mengenai produksi
3) Informasi umum mengenai pasar (pemasaran)
4) Masalah-masalah yang telah dapat dapat ditemukan
klien
5) Laporan keuangan tahunan selama tiga tahun terakhir
6) Daftar pemegang saham
7) Perusahaan lain yang diikutsertakan oleh pemilik
8) Informasi umum mengenai strategi perusahaan
9) Chart struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja
c. Pengamatan Pendahuluan
Pengamatan pendahuluan (plant tour) perlu dilaksanakan
untuk mendapatkan gambaran keadaan perusahaan
secara dekat (visual) untuk mengkonfirmasikan antara
pernyataan klien dengan keadaan sebenarnya.

PETUNJUK TEKNIS
22 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Adapun hal-hal yang perlu diamati meliputi:
1) Kondisi umum
2) Layout
3) Kondisi umum pekerja
4) Gambaran umum proses produksi
Analisis pendahuluan terutama ditujukan untuk mengetahui
apakah perusahaan yang bersangkutan layak menjadi
klien atau tidak, dan apabila layak maka hasil analisis
pendahuluan digunakan untuk menyusun surat perjanjian
kerjasama. Layak dalam hal ini adalah mencakup:
sikap manajemen dalam bekerja sama, kesungguhan
manajemen dalam mengadakan pembaharuan, kesediaan
menyediakan tenaga dan biaya serta kemungkinan
berhasilnya manajemen konsultansi peningkatan
produktivitas berdasarkan analisis data yang diperoleh.
Sebelum mengadakan analisis pendahuluan, konsultan
perlu mengumpulkan referensi yang berguna sebagai
bahan perbandingan seperti: statistik industri, laporan
penelitian, peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dan lain-lain yang dianggap perlu.
Analisis pendahuluan mencakup :
Analisis Keuangan : Profitability
Productivity
Pendayagunaan modal
Analisis kondisi lingkungan : Perubahan pasar
Posisi pesaing
Perubahan teknologi
Perubahan Tehnik Industri
Tenaga kerja dan pasar
modal
Penelitian strategi : Ciri-ciri perilaku manajemen
Misi usaha dan kebijakan
Peneliti strategi perusahaan

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 23
d. Pembuatan Kesepakatan
Bentuk-bentuk kerjasama meliputi antara lain:
• Surat perjanjian kerjasama
• Surat kontrak kerja
• Persetujuan lisan

4. Cakupan Permasalahan

a. Sudut Pandang Secara Korektif, Progresif dan Kreatif


Dari beberapa sudut pandang situasi yang dihadapi,
konsultan akan memberikan jasanya berdasarkan pada
beberapa situasi berikut; situasi yang buruk (perbaikan
secara korektif), meningkatkan yang sudah ada (perbaikan
secara progresif) atau membuat sesuatu yang belum ada
sebelumnya (perbaikan secara kreatif).
Permasalahan perbaikan korektif dilakukan apabila
perusahaan tidak mendapatkan hasil seperti yang
diharapkan atau terjadi penurunan kinerja perusahaan
dari waktu ke waktu atau dengan kata lain dengan sumber
daya yang sama, kinerja yang dicapai sebelumnya lebih
memuaskan dibandingkan dengan kinerja yang dicapai
saat ini.
Permasalahan perbaikan secara progresif pada umumnya
belum memiliki struktur yang tepat. Suatu organisasi klien
memiliki potensi untuk menjadi lebih efektif dengan target
yang realistis serta terukur dalam setiap cakupan fungsi
manajemen.
Permasalahan perbaikan secara kreatif hanya memberikan
sedikit informasi pada konsultan mengenai kondisi yang
telah ada. Hanya sedikit kemungkinan mengenai keinginan
serta ide untuk melakukan perubahan. Sehingga perlu
ditanyakan:
1) Apa yang harus dilakukan dalam menangkap peluang
dan mengantisipasi tantangan yang akan terjadi di
masa depan?

PETUNJUK TEKNIS
24 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
2) Apakah perlu menambah biaya riset dan
pengembangan produk?
3) Apakah perlu membangun pabrik baru untuk
menambah kapasitas produksi?
4) Bagaimana riset pasar yang harus dilakukan untuk
membaca peluang yang ada?
5) Perkiraan seperti apa yang harus di ambil untuk
mendapatkan peluang promosi produk yang mengena
kepada konsumen?
Dalam kasus ini, konsultan harus melakukan proses berpikir
kreatif dan mencoba untuk menemukan suatu konsep baru
dalam memberikan solusi untuk meningkatkan perbaikan
kondisi yang telah ada.
Dalam pekerjaan konsultansi dibutuhkan situasi yang
mengharuskan konsultan untuk memikirkan langkah-
langkah peningkatan yang membawa keuntungan jangka
panjang. Jika berkaitan dengan perbaikan korektif yang
akan dilakukan maka permasalahan yang ada merupakan
langkah awal yang harus ditinjau untuk menetapkan
sasaran dan tujuan bagi peningkatan kondisi yang ada
dalam suatu organisasi. Oleh karena itu sudut pandang
perbaikan korektif akan menyesuaikan menuju perbaikan
secara progresif maupun kreatif bergantung kepada situasi
dan kondisi yang dihadapi dalam proses pelaksanaannya.
b. Fungsi Teknis Manajemen
Konsultansi di bidang manajemen dilakukan untuk
mengetahui mengenai struktur dan prosedur yang
berlaku di suatu organisasi. Perkembangan dunia bisnis
yang cepat akhir-akhir ini mendorong perusahaan untuk
semakin kompetitif. Perubahan tersebut perlu diakomodir
oleh manajemen untuk menjadi semakin kompetitif di
dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut diikuti pula
dengan cepatnya ekspansi dan perubahan mengenai
konsep konsultansi teknis manajemen umum, perubahan

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 25
sudut pandang strategi bisnis, perencanaan jangka
panjang, pembuatan keputusan dan secara luas pada
pengembangan organisasi.
Dengan lengkapnya kemampuan yang dimiliki konsultan,
pada saat ini konsultan dapat menyediakan berbagai
layanan untuk mengatasi berbagai permasalahan
manajemen secara fungsional, inter-fungsional maupun
umum. Hal ini juga mencakup penerapan berbagai teknis
manajemen seperti metode perencanaan waktu serta
teknis riset kuantitatif dan perilaku di organisasi.
Permasalahan manajemen didefinisikan sebagai
penyimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa
yang sebenarnya terjadi dan ini disebut kesenjangan
Kesenjangan dibagi dalam tiga kategori yaitu:
 Kesenjangan yang sudah diketahui
Kesenjangan dikatakan sudah diketahui apabila
penyimpangan antara yang telah ditargetkan dengan
apa yang telah terjadi telah dapat diantisipasi oleh
pihak perusahaan.
 Kesenjangan yang belum diketahui
Kesenjangan dikatakan belum diketahui apabila target
belum ditentukan oleh perusahaan, maka selama
pelaksanaan konsultansi, pihak konsultan seharusnya
dapat menetapkan target dan menyusun rencana
untuk menjaga kemungkinan pelaksanaannya jauh
menyimpang dari yang ditargetkan.
 Kesenjangan yang tidak diketahui
Kesenjangan tidak diketahui apabila manajer merasa
bahwa di dalam perusahaannya banyak yang perlu
diperbaiki tetapi manajer tidak mampu.
Permasalahan manajemen diklasifikasikan sebagai
berikut:
 Permasalahan pemeliharaan
Permasalahan pemeliharaan terutama menyangkut
PETUNJUK TEKNIS
26 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
pencegahan (preventive) timbulnya permasalahan
baru, atau dengan perkataan lain permasalahan yang
menyangkut kegiatan pemeliharaan agar segala
sesuatunya berjalan dengan normal atau stabil
baik dari segi efisiensi, efektivitas, maupun mutu
pengadaan, proses produksi maupun pemasaran.
Permasalahan ini menghendaki adanya tindakan
cepat sebelum terjadi masalah.
 Permasalahan perbaikan
Permasalahan perbaikan/peningkatan adalah
permasalahan yang menyangkut tindakan memulihkan
keadaan / kondisi sesudah terjadi masalah misalnya
memperbaiki kerusakan mesin.
 Permasalahan pembaharuan
Permasalahan pembaharuan (inovasi) adalah
permasalahan yang menyangkut investasi baru atau
pengembangan teknologi canggih misalnya Robotisasi
mesin.
c. Unsur Teknologi dan Sosial
Unsur lain dalam cakupan permasalahan manajemen
yang harus dipahami oleh konsultan yaitu pengetahuan
mengenai teknologi dan sosial. Aturan yang berlaku secara
umum bagi konsultan manajemen bahwa ia diharapkan
tidak terkait dengan permasalahan di bidang teknologi.
Tetapi ia mengetahui keterkaitan antara teknologi dengan
manajemen. Seperti bidang produksi dimana teknologi dan
manajemen saling terkait antara satu dengan lainnya maka
permasalahan organisasi akan terlihat melalui metodologi
pembelajaran, layout pabrik, pemilihan mesin, desain dan
pemilihan peralatan transportasi.
Dalam penerapannya, konsultan manajemen dengan
staf yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang
teknik dapat saling melengkapi informasi terkait dengan
permasalahan yang dihadapi terkait dengan teknologi. Tetapi

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 27
dalam memutuskan solusi yang tepat akan dikembalikan
kepada spesialis di bidang riset dan pengembangan
teknologi.
Hal ini juga diterapkan untuk mencari solusi terkait di bidang
sosial pada suatu organisasi. Konsultan manajemen yang
baik mengetahui kompleksitas dan hal-hal yang esensial
mengenai permasalahan sosial dan psikologis di organisasi
serta efeknya bagi organisasi. Tanpa pengetahuan mengenai
ilmu sosial dan metodologinya, konsultan tidak dapat
mengetahui secara mendalam tentang prosedur monitoring
permasalahan yang terjadi serta efeknya bagi pegawai yang
terlibat dalam proses manajemen di organisasi. Oleh karena
itu konsultan manajemen juga membutuhkan bantuan dari
psikolog atau sosiolog. Hal ini dapat dilakukan pada unit
konsultansi yang sama (skala besar) maupun dari organisasi
yang khusus membidangi bidang tersebut.

5. Prinsip Dalam Perbaikan Kerja

a. Pendekatan Terpadu
Di dalam melakukan perbaikan kerja tidak dapat dilakukan
parsial, tetapi lebih menekankan kepada kesatuan usaha
atau gerak seperti diuraikan di bawah ini:
1) Terpadu dalam melaksanakan pemecahan
permasalahan
Sumber permasalahan yang satu dengan yang
lainnya saling berkaitan yang pada akhirnya bermuara
kepada tingkat produktivitas (efesiensi, efektivitas dan
kualitas). Ada enam aspek yang harus diintegrasikan
dalam melaksanakan pemecahan permasalahan
perbaikan produktivitas yaitu: PQCDSM
a) Perbaikan produksi (P)
b) Perbaikan kualitas (Q)
c) Pengurangan biaya (Cost) (C)

PETUNJUK TEKNIS
28 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
d) Perbaikan penyerahan (Delivery) (D)
e) Perbaikan keselamatan kerja (S)
f) Perbaikan moral (M)
Dengan perkataan lain, jika memecahkan
permasalahan biaya tetapi mengabaikan
permasalahan kualitas, delivery, safety dan moral
maka dikatakan tidak terpadu.
2) Terpadu dalam memecahkan persolan organisasi
Agar tehnik pemecahan permasalahan peningkatan
produktivitas dapat dilaksanakan dengan baik,
diharapkan adanya partisipasi semua pihak dalam
organisasi dan hidupnya arus komunikasi dua
arah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Pihak manajemen tidak boleh hanya menggunakan
wewenangnya sebagai alat melalui perintah tetapi
memberikan komitmen yang kuat.
Komitmen manajemen meliputi: Kesediaan menjadi
teladan; Menyediakan waktu untuk turun kebawah;
Menyediakan dana untuk perbaikan; Menyediakan
tenaga untuk proyek tim; Memberi dorongan
munculnya saran dari bawah dan Memberi dorongan
untuk mengadakan perubahan.
3) Terpadu dalam menggunakan piranti (tools)
Piranti yang digunakan meliputi:
 Fondasi IPI 5S
 Basic IPI Practical IE (Industrial
Engineering), KAIZEN
 Advanced IPI Total Productive
Maintenance, Just In Time
Pada tahap awal memusatkan perhatian pada
penerapan teknik sederhana 5S (Good Housekeeping),
sampai semua pekerja terbiasa melakukannya pada

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 29
kegiatan sehari-hari, yang akhirnya menjiwai dan
menjadi budaya, setelah itu teknik yang lebih tinggi
seperti Practical IE dapat diterapkan secara bertahap.
b. Pendekatan Praktikal
Tidak ada pendekatan yang generik, konsultan harus
mengembangkan sistem sendiri yang akan dipraktekkan
dan disesuaikan dengan keadaan budaya dan kondisi
diperusahaan sendiri. Cara satu-satunya menampakkan
gagasan-gagasan yang disampaikan ialah dengan
melakukannya, mencobanya lalu menyimpulkan hasilnya.
c. Pendekatan Bertahap dan Terus Menerus (Kaizen)
Kaizen adalah mengadakan perubahan kecil-kecil tapi
terus menerus, setelah diakumulasi hasilnya akan besar.
Jangan mengerjakan pekerjaan yang sama dengan pola
kerja yang sama setiap hari, selalu mengadakan perubahan
dan perbaikan sekalipun kecil.
d. Pendekatan Prioritas
Prioritaskan permasalahan yang akan diselesaikan mulai
dari yang mendesak sampai yang tidak mendesak.
e. Pendekatan Motivasi
Pemberian motivasi merupakan salah satu cara untuk
melestarikan (menjaga kesinambungan) pelaksanaan suatu
kegiatan pemecahan permasalahan agar usaha tersebut
secara terus-menerus dapat dilakukan dengan penuh
semangat. Bagi individu atau kelompok yang menunjukan
prestasi yang baik dapat diberikan penghargaan antara
lain:
• Pernyataan lisan
• Pernyataan Tertulis (tanda penghargaan)
• Hadiah barang
• Undangan makan bersama
• Hadiah uang
• Bea siswa
• Study ke Luar negeri

PETUNJUK TEKNIS
30 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
• Promosi
• Hadiah lain yang menurut pertimbangan manajemen
akan memberi manfaat yang baik.
Dengan pemberian penghargaan ini berarti memberikan
semangat/ motivasi para pekerja untuk memperoleh
penghargaan berikutnya.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 31
BAB III

PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KONSULTANSI

A. Target Bimbingan Konsultansi


1. Persyaratan Perusahaan Bimbingan Konsultansi :
Perusahaan yang memiliki permasalahan bidang produktivitas;
a. Memiliki komitmen untuk melaksanakan bimbingan
konsultansi sampai tuntas;
b. Telah mengikuti Pelatihan Peningkatan Produktivitas
Tenaga Kerja;
c. Perusahaan yang sudah berdiri minimal 3 tahun.
2. Identifikasi dan Penetapan Perusahaan Bimbingan
Konsultansi
a. Memilih perusahaan yang telah mengikuti pelatihan
peningkatan produktivitas atau perusahaan yang
mengajukan permohonan untuk dilakukan bimbingan
konsultansi;
b. Perusahaan yang telah memahami prinsip-prinsip
produktivitas dan ingin meningkatkan produktivitasnya;
c. Menetapkan perusahaan yang akan menjadi lokasi
penerapan Bimbingan Konsultansi.

B. Instruktur

Untuk memastikan pelaksanaan bimbingan konsultansi yang


berkualitas, penyelenggara harus menyediakan instruktur yang
sesuai dengan persyaratan antara lain:
1. Instruktur Produktivitas/ Konsultan atau Spesialis Produktivitas;
2. Memiliki kompetensi dibidang produktivitas;
3. Memiliki pengalaman membimbing produktivitas di perusahaan;
4. Ditunjuk oleh pimpinan UPTP/D di bidang produktivitas
setempat untuk melakukan bimbingan di perusahaan, melalui
Surat Perintah Tugas.
PETUNJUK TEKNIS
32 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
C. Penyelenggaraan Bimbingan Konsultansi

1. Pengorganisasian
Penyelenggara Bimbingan Konsultansi Peningkatan
Produktivitas dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis
Pusat bidang Produktivitas di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, atau Unit Pelaksana
Teknis Daerah bidang Produktivitas Provinsi di daerah, atau
Bidang Pelatihan dan Produktivitas bagi Dinas Provinsi/
Kabupaten/ Kota yang tidak memiliki Unit Pelaksana Teknis
Daerah bidang Produktivitas di provinsinya.
Tim pelaksana penyelenggaraan Bimbingan Konsultansi
Peningkatan Produktivitas tenaga kerja sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya terdiri dari :
a) Pembina
Pembina pada kegiatan Bimbingan Konsultansi Peningkatan
Produktivitas di Pusat adalah Dirjen Pembinaan Pelatihan
dan Produktivitas dan atau Direktur Produktivitas dan
Kewirausahaan atau Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat
bidang Produktivitas di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, sedangkan di
Daerah adalah Kepala Dinas yang bertanggungjawab di
Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi,
Kabupaten/Kota.
Pembina mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Memberikan arahan kepada Tim pelaksana
(sekretariat dan instruktur) agar dalam pelaksanaan
Bimbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan sasaran
yang telah ditargetkan;
2) Memimpin rapat yang berkaitan dengan pelaksanaan
Bimbingan Konsultansi;
3) Melakukan pembinaan pelaksanaan pelatihan;

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 33
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi mulai dari
persiapan sampai dengan pelaksanaan Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas.
b) Tim Sekretariat
Tim Sekretariat Bimbingan Konsultansi Peningkatan
Produktivitas pada Unit Pelaksana Teknis Pusat bidang
Produktivitas di lingkungan Direktorat Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas adalah Pejabat Struktural
eselon IV dan atau Staf.
Di Daerah pada Unit Pelaksana Teknis Daerah bidang
Produktivitas/ Balai Pengembangan Produktivitas Daerah
Provinsi, serta Bidang Pelatihan dan Produktivitas bagi
Dinas Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang tidak memiliki
Unit Pelaksana Teknis Daerah bidang Produktivitas/ Balai
Pengembangan Produktivitas Daerah adalah Pejabat
Struktural eselon IV atau Staf.
Tim Sekretariat mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1) Berkoordinasi dengan tim pelaksana agar
penyelenggaraan Bimbingan Konsultansi Peningkatan
Produktivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan;
2) Mempersiapkan dan mengatur administrasi dan
keuangan;
3) Mengkonfirmasikan kepastian pelaksanaan kepada
perusahaan peserta Bimbingan Konsultansi
Peningkatan Produktivitas dan instruktur;
4) Memberikan pelayanan teknis dan administrasi
kepada instruktur selama Bimbingan Konsultansi;
5) Mengumpulkan bahan evaluasi bagi instruktur dan
laporan penyelenggaraan;
6) Melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan
Bimbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas
atas perintah penanggung jawab kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS
34 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
c) Instruktur
Instruktur mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1) Mempersiapkan, menyusun dan menyampaikan
bahan yang akan disampaikan pada penyelenggaraan
bimbingan konsultansi sesuai dengan Tugas, Peran
dan Pekerjaan seorang konsultan seperti yang
dijelaskan pada BAB II buku Petunjuk Teknis ini;
2) Mempersiapkan evaluasi sesuai materi yang diberikan
kepada perusahaan peserta Bimbingan Konsultansi
Peningkatan Produktivitas;
3) Melaporkan hasil evaluasi kepada sekertariat
penyelenggara sesuai wilayah pelaksanaan masing-
masing.
2. Mekanisme
Mekanisme penyelenggaraan Bimbingan Konsultansi
Peningkatan Produktivitas adalah sebagai berikut:
1) Membentuk tim penyelenggara pelatihan yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan (SK) yang ditanda tangani oleh
Kepala Unit Kerja setempat;
2) Mengumpulkan data target perusahaan-perusahaan
yang berpotensi dijadikan peserta Bimbingan Konsultansi
Peningkatan Produktivitas.
3) Menentukan perusahaan-perusahaan yang memenuhi
kriteria/persyaratan untuk mengikuti kegiatan Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas di dalam rapat tim.
4) Melakukan pengumuman dan pemberitahuan kepada
perusahaan-perusahaan peserta Bimbingan Konsultansi
Peningkatan Produktivitas yang dinyatakan memenuhi
kriteria.
5) Mengeluarkan Surat Perintah untuk menugaskan instruktur
untuk melaksanakan Bimbingan Konsultansi Peningkatan
Produktivitas, kriteria pemilihan instruktur disesuaikan
dengan persyaratan di dalam petunjuk teknis ini.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 35
6) Melaksanakan Bimbingan Konsultansi Peningkatan
Produktivitas.
7) Memberikan sertifikat kepada perusahaan peserta diakhir
pelaksanaan bimbingan konsultansi sebagai bukti bahwa
perusahaan peserta dimaksud telah sukses melaksanakan
Bimbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas;
8) Mengumpulkan laporan hasil pelaksanaan Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas yang dibuat oleh
instruktur;
9) Melakukan rekapitulasi hasil pelaksanaan Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas;
10) Melakukan evaluasi instruktur dan penyelenggaraan
Bimbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas.
11) Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas ke Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Cq.
Direktorat Bina Produktivitas. Lantai 6B, tlpn/fax (021)
52963356, Gedung Kemnakertrans Jl. Jenderal Gatot
Subroto Kav 51 Jakarta Selatan, 12950.

D. Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Konsultansi Oleh Instruktur

Pelaksanaan bimbingan konsultansi perusahaan dibagi atas dua


skema yaitu; pertama perusahaan yang telah mengikuti Pelatihan
Peningkatan Produktivitas dan yang kedua yaitu tanpa didahului
Pelatihan Peningkatan Produktivitas. Tahapan pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:
1. Tahapan Bimbingan Konsultansi Pasca Pelatihan
Peningkatan Produktivitas
Perusahaan yang sudah mengikuti Pelatihan Peningkatan
Produktivitas, menyampaikan data reject, defect dan waste,
serta memiliki keinginan untuk meningkatkan produktivitasnya.

PETUNJUK TEKNIS
36 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Pelaksanaan Bimbingan Konsultansi dilakukan melalui
kunjungan oleh konsultan ke perusahaan-perusahaan, dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Kunjungan I
Agenda kunjungan pertama adalah:
1) Melaksanakan validasi data-data perusahaan dan
permasalahan-permasalahan yang sudah dibawa
ketika ikut serta dalam pelatihan peningkatan
produktivitas;
2) Observasi perusahaan secara langsung oleh
Instruktur/konsultan untuk mendukung hasil validasi;
3) Diskusi dengan manajemen puncak untuk
menyempurnakan rencana aksi untuk menjawab
kebutuhan perusahaan.

Kegiatan validasi dilakukan dengan cara:


• Plant Tour sekaligus meneliti keadaan perusahaan;
• Melakukan wawancara;
• Menyebarkan survey manajemen/kuesioner (apabila
diperlukan);
• Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung
lainnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


• Pelaksanaan kunjungan pertama sekurang-kurangnya
melibatkan manajemen puncak di perusahaan.
• Instruktur/Konsultan sudah mempersiapkan survey/
kuesioner (apabila diperlukan).
• Instruktur/Konsultan memastikan semua data,
informasi, dan dokumen-dokumen yang diperlukan
untuk menganalisis.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 37
Pada saat melakukan kunjungan pertama dokumen yang
digunakan adalah:
• Dokumen rencana aksi (Lampiran J-1).
• Kuesioner/Survey (apabila metode ini dilakukan)
(Lampiran J-2).

b. Kunjungan II
Agenda kunjungan kedua adalah :
1) Mempresentasikan rekomendasi kepada pimpinan
dan pemilik perusahaan;
2) Menunjuk tim penerapan peningkatan produktivitas
yang akan bertanggungjawab di dalam penerapan
alat, teknik dan metode produktivitas yang akan
diterapkan;
3) Melakukan bimbingan penerapan alat, teknik dan
metode produktivitas yang dinilai paling tepat oleh
Instruktur/Konsultan kepada tim dimaksud diatas;
4) Mempresentasikan dan mendiskusikan jadwal-
jadwal rencana penerapan alat, teknik dan metode
produktivitas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


• Penentuan rekomendasi alat, teknik dan metode
produktivitas dilaksanakan setelah Instruktur/
Konsultan melakukan analisis terhadap hasil-hasil
pertemuan pada kunjungan-I;
• Kegiatan analisis dilakukan oleh Instruktur/konsultan
di kantor, prosedur yang digunakan di dalam
menganalisis merujuk kepada Jenis-Jenis Kerja Dasar
Konsultan pada BAB-II buku petunjuk teknis ini;
• Jadwal rencana penerapan alat, teknik dan metode
produktivitas sudah disusun oleh konsultan;
• Pelaksanaan kunjungan dilakukan dengan melibatkan
tim peningkatan produktivitas di perusahaan.

PETUNJUK TEKNIS
38 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Pada saat melakukan kunjungan kedua dokumen yang
digunakan adalah:
• Dokumen rencana aksi (Lampiran J-1).
• Jadwal Rencana Penerapan Alat, Teknik dan Metode
Peningkatan Produktivitas (Lampiran J-3).
• Dokumen Rekomendasi, penyusunan dokumen
rekomendasi merujuk kepada penjelasan pembuatan
rekomendasi pada BAB-II petunjuk teknis ini.

c. Kunjungan III
Agenda kunjungan ketiga adalah:
1) Melakukan evaluasi dan perbaikan apabila
pelaksanaan penerapan alat, teknik dan metode
produktivitas dinilai sudah tidak sesuai dengan
rencana aksi yang sudah ditetapkan di awal;
2) Melakukan bimbingan penerapan kepada tim
peningkatan produktivitas di perusahaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


• Hasil evaluasi kunjungan ketiga dituangkan dalam
bentuk laporan, selain sebagai cara penyampaian
informasi, laporan mempunyai fungsi yang sangat
berarti bagi pihak klien dimana mereka dapat lebih
merasakan dampak hasil kerja Instruktur/Konsultan
selama proses konsultansi dilaksanakan. Informasi
penting yang perlu disampaikan melalui laporan
antara lain:
(1) Fakta baru yang ditemukan untuk pertama
kalinya.
(2) Penemuan fakta yang sangat dominan diantara
fakta-fakta yang sudah diketahui.
(3) Penemuan hubungan sebab akibat yang belum
diketahui sebelumnya.
(4) Pemecahan permasalahan.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 39
Pada saat melakukan kunjungan ketiga dokumen yang
digunakan adalah:
• Lembar Evaluasi (Lampiran J-4).
• Laporan Peningkatan Produktivitas (Lampiran J-5).

d. Presentasi Hasil
Tahapan Terakhir dari Bimbingan Konsultansi adalah
pemaparan hasil yang didapatkan setelah perusahaan
melaksanakan Bimbingan Konsultansi. Pemaparan
dilakukan oleh perwakilan perusahaan pada tempat yang
memadai.

2. Tahapan Bimbingan Konsultansi TANPA DIDAHULUI


Pelatihan Peningkatan Produktivitas Perusahaan
a. Kunjungan I
Agenda kunjungan pertama adalah :
1) Pertemuan pertama antara Instruktur/Konsultan
dengan pimpinan dan pemilik perusahaan;
2) Melakukan Pengamatan Pendahuluan;
3) Pembuatan Kesepakatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kunjungan ini adalah


perlu disepakati sejauh mana keterlibatan Instruktur/
Konsultan dalam proses-proses yang dilaksanakan;

Pada saat melakukan kunjungan pertama dokumen yang


digunakan adalah:
• Dokumen kesepakatan.
• Informasi umum perusahaan.

b. Kunjungan II
Agenda kunjungan kedua adalah:
1) Mengidentifikasi permasalahan perusahaan dan
permasalahan-permasalahan yang ada pada

PETUNJUK TEKNIS
40 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
manajemen kemudian dilakukan identifikasi peluang
peningkatan produktivitas di perusahaan secara
langsung oleh Instruktur/Konsultan;
2) Menggali permasalahan (diagnosa) bertujuan untuk
mencari dan menganalisis akar atau penyebab
timbulnya permasalahan supaya dapat dikembangkan
cara penanggulangannya. Seringkali yang timbul
bukanlah permasalahan sebenarnya melainkan
hanyalah gejala dari permasalahan sebenarnya. Untuk
itu gejala-gejala ini perlu diuji melalui pengumpulan
data dan hipotesa.
Kegiatan diagnosa dilakukan dengan cara:
• Plant Tour sekaligus meneliti keadaan perusahaan;
• Melakukan wawancara;
• Menyebarkan survey manajemen/kuesioner
(apabila diperlukan);
• Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung
lainnya.

Dokumen yang digunakan pada saat kunjungan


kedua:
• Dokumen Rencana Aksi (Lampiran J-1).
• Kuesioner/Survey (Lampiran J-2).

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kunjungan kedua


adalah:
• Pelaksanaan kunjungan sekurang-kurangnya
melibatkan manajemen puncak di perusahaan;
• Instruktur/Konsultan sudah mempersiapkan survey/
kuesioner;
• Instruktur/Konsultan memastikan semua data,
informasi, dan dokumen-dokumen yang diperlukan
untuk menganalisis sudah berhasil didapat.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 41
c. Kunjungan III
Agenda kunjungan ketiga adalah :
1) Mempresentasikan rekomendasi kepada pimpinan
dan pemilik perusahaan;
2) Menunjuk tim penerapan peningkatan produktivitas
yang akan bertanggungjawab di dalam penerapan
alat, teknik dan metode produktivitas yang akan
diterapkan;
3) Melakukan bimbingan penerapan alat, teknik dan
metode produktivitas yang dinilai paling tepat oleh
Instruktur/Konsultan kepada tim dimaksud diatas;
4) Mempresentasikan dan mendiskusikan jadwal-
jadwal rencana penerapan alat, teknik dan metode
produktivitas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


• Penentuan rekomendasi alat, teknik dan metode
produktivitas dilaksanakan setelah Instruktur/
Konsultan melakukan analisis terhadap hasil-hasil
pertemuan pada Kunjungan-II;
• Kegiatan analisis dilakukan oleh Intruktur/Konsultan
di kantor, prosedur yang digunakan di dalam
menganalisis merujuk kepada Jenis-Jenis Kerja Dasar
Konsultan pada BAB II buku petunjuk teknis ini;
• Jadwal rencana penerapan alat, teknik dan metode
produktivitas sudah disusun oleh konsultan;
• Pelaksanaan kunjungan dilakukan dengan melibatkan
tim peningkatan produktivitas di perusahaan.

Pada saat melakukan kunjungan ketiga dokumen yang


digunakan adalah:
• Dokumen rencana aksi (Lampiran J-1).
• Jadwal Rencana Penerapan Alat, Teknik dan Metode
Peningkatan Produktivitas (Lampiran J-3).

PETUNJUK TEKNIS
42 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
• Dokumen rekomendasi, penyusunan dokumen
rekomendasi merujuk kepada penjelasan pembuatan
rekomendasi pada BAB-II petunjuk teknis ini.

d. Kunjungan IV
Agenda kunjungan keempat adalah:
1) Melakukan evaluasi dan perbaikan apabila
pelaksanaan penerapan alat, teknik dan metode
produktivitas dinilai sudah tidak sesuai dengan
rencana aksi yang sudah ditetapkan di awal;
2) Melakukan bimbingan penerapan alat, teknik dan
metode kepada tim peningkatan produktivitas
perusahaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


• Hasil evaluasi kunjungan keempat dituangkan dalam
bentuk laporan, selain sebagai cara penyampaian
informasi, laporan mempunyai fungsi yang sangat
berarti bagi pihak klien dimana mereka dapat lebih
merasakan dampak hasil kerja Instruktur/Konsultan
selama proses konsultansi dilaksanakan. Informasi
penting yang perlu disampaikan melalui laporan
antara lain:
(1) Fakta baru yang ditemukan untuk pertama
kalinya.
(2) Penemuan fakta yang sangat dominan diantara
fakta-fakta yang sudah diketahui.
(3) Penemuan hubungan sebab akibat yang belum
diketahui sebelumnya.
(4) Pemecahan permasalahan.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 43
Pada saat melakukan kunjungan ketiga dokumen yang
digunakan adalah:
• Lembar Evaluasi (Lampiran J-4).
• Laporan Peningkatan Produktivitas (Lampiran J-5).

e. Presentasi Hasil
Tahapan Terakhir dari pelaksanaan Bimbingan Konsultansi
adalah pemaparan hasil yang didapatkan setelah
perusahaan melaksanakan Bimbingan Konsultansi.
Pemaparan dilakukan oleh perwakilan perusahaan
dilaksanakan pada tempat yang dianggap memadai.

PETUNJUK TEKNIS
44 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
BAB IV

MONITORING DAN PELAPORAN

A. MONITORING

Untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konsultansi


Peningkatan Produktivitas dilakukan monitoring mulai dari persiapan
sampai dengan akhir pelaksanaan pendampingan.

B. PELAPORAN.

Penyampaian pelaporan kegiatan Bimbingan Konsultansi


Peningkatan Produktivitas selain dikirim langsung kepada Dirjen
Binalattas c.q Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan (PEP)
Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6/A Jakarta Selatan 12950,
Fax. (021) 52960456, 52921057, 52961311, atau Email : pep.
lattas@yahoo.com juga agar ditembuskan kepada Direktur Bina
Produktivitas dengan alamat Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lt.
6/B Jakarta Selatan Telp/Fax. (021) 52963356, 5255733 Ext. 237,
345-349 atau Email:dit.binaproduktivitas@gmail.com

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 45
BAB V

PENUTUP

Petunjuk Teknis Bimbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas


ini merupakan standar minimum untuk dijadikan acuan bagi semua
pihak yang berkepentingan dalam melaksanakan Program Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas, Direktorat Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan R.I.

Sehubungan dengan hal tersebut kepada para penyelenggara


Binbingan Konsultansi Peningkatan Produktivitas di UPTP Bidang
Produktivitas Ditjen Binalattas, UPTD Bidang produktivitas Provinsi,
Bidang Latttas Provinsi/Kab/Kota pada Dinas yang membidangi
Ketenagakerjaan agar dalam melaksanakan kegiatan Bimbingan
Konsultansi Peningkatan Produktivitas melaksanakannya sesuai dengan
Petunjuk Teknis ini, sehingga tujuan peningkatan produktivitas dapat
tercapai serta memberikan hasil yang maksimal.

Kami menyadari bahwa Petunjuk Teknis Bimbingan konsultansi


Peningkatan Produktivitas ini masih belum sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan masukan-masukan dalam rangka perbaikan di masa
mendatang.

PETUNJUK TEKNIS
46 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan, Modul Konsultansi


Produktivitas, Jakarta, 2011.

2. Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan, Petunjuk Pelaksanaan


Bimbingan Konsultansi Bagi Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta,
2010.

3. Hajime SUZUKI, Introduction To IPI Practical Kaizen Part I & II,


1993.

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 47
PETUNJUK TEKNIS
48 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
LAMPIRAN - LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 49
Lampiran J-1 : Format Rencana Aksi

Sasaran Kerangka Penanggung


No. Indikator Metode
Aksi waktu jawab
1.

2.

3.

Dst.

PETUNJUK TEKNIS
50 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Lampiran J-2 : Contoh kuesioner Analisis Pendahuluan untuk Survey
Manajemen

Penilaian Manajemen

Silahkan tinjau dan evaluasi setiap item manajemen dengan 5 tingkatan,


dan saudara diminta memilih satu dan menuliskan nomor dibawah kolom
score.

1. Overall Management Item yang akan dinilai Score


1.1 Gross Margin 1. tidak ada perhitungan
2. tidak dihitung secara berkala
3. perhitungan setiap tahun
4. Gross margin tahun ini
dibandingkan dengan tahun
lalu
5. menganalisis hasil Usaha
dalam hal daya saing dan
produktivitas
1.2 Rencana Usaha 1. Tidak ada Rencana
2. Hanya membuat Rencana
Umum
3. Membuat rencana Jangka
Pendek
4. Membuat rencana jangka
pendek/ menengah/panjang
berdasarkan pada strategi
manajemen
5. mendokumentasikan rencana-
rencana dan menyimpan
setiap informasi dari karyawan
tentang vsi, kebijakan dan
strategy manajemen
1.3 Kekuatan dan kelemahan 1. Memiliki ide umum/kasar
perusahaan 2. diantara 1 dan 3
3. menganalisa secara rinci
4. diantara 3 dan 5
5. menganalisis ukuran-ukuran
untuk memecahkan masalah

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 51
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
1.4 Ketrampilan dan teknologi 1. perusahaan Tidak memiliki
teknologi canggih
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki teknisi yang diperlukan
dan beberapa tingkatan
teknologi
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki keunggulan teknologi
dengan keterampilan yang
ekselen
1.5 Tingkat kecelakaan Kerja 1. tidak memiliki data
2. diantara 1 dan 3
3. Memiliki data per tahun
4. diantara 3 dan 5
5. menganalisa data untuk
mengurangi kecelakaan
1.6 Penghasilan bersih 1. tidak ada data
sebelum pajak (Net Income 2. diantara 1 dan 3
Before Tax) 3. memiliki data diantara 3 dan 5
(NIBT) 4. menganalisa penyebab
Penghasilan bersih sebelum
pajak postif atau negatif
1.7 Kesadaran terhadap 1. tidak ada perhatian
lingkungan 2. diantara 1 dan 3
3. ada perhatian
4. diantara 3 dan 5
5. sangat mempehatikan dan
selalu mematuhi peraturan
tentang lingkungan
2. Managemen SDM
2.1 Alokasi jumlah pekerja 1. tidak memiliki data yang
yang sesuai dengan setiap diandalkan mengenai jumlah
jabatan pekerja di setiap tempat kerja
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki data yang handal
tetapi tidak diketahui apakah
berlebihan, memadai atau
tidak cukup
4. dianatara 3 dan 5
5. Penyebaran personel sudah
tepat

PETUNJUK TEKNIS
52 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
2.2 Biaya tenaga kerja 1. tidak memiliki data yang benar
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki data yang benar
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki informasi pada jumlah
nilai tambah dan biaya tenaga
kerja per tenaga kerja yang sesuai
2.3 ketidakhadiran tanpa 1. tidak memiliki data
pemberitahuan dan laju 2. diantara 1 dan 3
pemisahan catatan dan 3. memiliki data tetapi hanya
pemisahan untuk seorang dari mereka
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki data untuk keduanya
(……% & …….%)
2.4 Pembagian keuntungan/ 1. tidak ada
pembagian hasil 2. diantara 1 dan 3
3. Mempertimbangkan pemberian
insentif ketika perusahaan
memiliki keuntungan yang
besar, tetapi tidak ada sistem
belum ditetapkan.
4. diantara 3 dan 5
5. Memiliki system bagi hasil/
profit
2.5 P e l a t i h a n / P e n d i d i k a n 1. Tidak ada Pelatihan No training
Tenaga Kerja 2. Melakukan hanya OJT
3. Mengirim beberapa pekerja
kepada lembaga pelatihan luar
ketika diperlukan
4. memiliki system pelatihan
sendiri
5. Pendidikan dan pelatihan
disipakan oleh strategy
Managemen
2.6 Peraturan Perusahaan 1. tidak ada peraturan
perusahaan
2. ada sedikit peraturan tapi tidak
diperbaharui
3. ada (diperbaharui) tapi tidak
mengikuti
4. ada (diperbaharui) tapi hanyai
beberapa
5. ada dan mengikut seluruhnya
PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 53
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
3. Pemasaran dan penjualan
3.1 Hasil Penjualan dari 1. memiliki hanya jumlah total
produk utama penjauatn, tidak ada data per
produk
2. diantara 1 dan 3
3. ada data per produk
4. diantara 3 dan 5
5. ada data mengenai penjualan
dan rasionya (%) per produk
3.2 Hubungan dengan 1. tidak ada daftar pelanggan
pelanggan utama 2. diantara 1 dan 3
3. memiliki daftar pelanggan
4. diantara 3 dan 5
5. menyusun prioritas diantara
daftar pelanggan
3.3 Pesaing dalam pasar 1. memiliki pesaing yang kuat
produk utama 2. diantara 1 dan 3
3. memiliki produk yang lebih baik
dari pesaing
4. diantara 3 dan 5
5. memahami karakteristik dari
pesaing produk dan selalu
mencoba mengembangkan
produk yang ekselen
3.4 Saluran Penjualan 1. Tidak memiliki saluran
penjualan yang tetap
2. diantara 1 dan 3
3. meiliki saluran penjualan yang
rumit
4. diantara 3 dan 5
5. Penjualan produk dengan
menggunakan saluran
penjualan yang terorganisir
dengan baik
3.5 Pengembangan produk 1. Tidak memiliki pengalaman
baru dalam mengembangkan
produk baru
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki pengalaman dalam
pengembangan produk baru
4. diantara 3 dan 5
5. selalu mengembangkan
produk baru berdasarkan pada
analisa pasar

PETUNJUK TEKNIS
54 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
3.6 Kativitas purna jual After 1. tidak ada aktivitas
Sales Activities 2. diantara 1 dan 3
3. memilik beberapa aktivitas
purna jual seperti garansi
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki tinjauan berkala untuk
memperbaiki system aktivitas
purna jual
4. Manajemen Produksi
4.1 Volume produksi per orang 1. lebih rendah dari volume yang
diharapkan perusahaan
2. diantara 1 dan 3
3. Lebih kurang sama dengan
volume yang diharapkan
perusahaan
4. diantara 3 dan 5
5. secara substansi lebih
tinggi dari volume harapan
perusahaan
4.2 Frekwensi keterlambatan 1. Sering terjadi
pengiriman Frequency of 2. diantara 1 dan 3
Delayed Delivery 3. Jarang terjadi
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki skema untuk
mencegah penundaan
pasokan
4.3 kelancaran/proses produk- 1. Pengendalian proses dengan
si yang standar naluri
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki proses yang standar
4. diantara 3 dan 5
5. Memasukan skema (seperti
Just in Time, Line Balancing)
untuk perbaikan proses
4.4 Rencana Produksi dan 1. Tidak memiliki rencana
Pencapaiannya produksi harian untuk setiap
bulan
2. diantara 1 dan 3
3. Memiliki rencana produksi
harian untuk tiap bulan
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki rencana produksi
harian untuk 3 bulan kedepan
dan lebih

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 55
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
4.5 Masalah pasokan (biaya 1. memiliki masalah yang
bahan, kualitas tanggal signifikan
pengiriman dll) 2. diantara 1 dan 3
3. tidak memiliki masalah khusus
4. diantara 3 dan 5
5. puas dengan pemasok saat ini
4.6 Manager KAIZEN dan staf 1. tidak memiliki manager
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki manager
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki manger dan staf untuk
memperbaiki KAIZEN
4.7 Jumlah Braekdown 1. Tidak mencatat data
Breakdown
2. diatara 1 dan 3
3. memiliki catatan mesin yang
breakdown
4. diantara 3 dan 5
5. Memeriksa penyebab dan
melaksanakan langkah-
langkah penerapan KAIZEN
4.8 Memelihara mesin/ 1. Tidak ada pekerja pemeliharaan
peralatan yang terampil dan tidak ada
kegiatan pemeliharaan
2. memiliki pekerja pemeliharaan
yang terampil tapi perbaikan
setelah terjadi breakdown
memiliki pekerja pemeliharaan
yang terampil dan system
pemeliharaan teratur
3. memiliki pekerja pemeliharaan
yang terampil dan system
pemeliharaan pencegahaan
4. memiliki otonom/system
pemeliharaan pencegahaan
4.9 Penerapan 5S 1. tidak diterapkan seluruhnya
2. diantara 1 dan 3
3. tidak diterapkan secara teratur
4. diantara 3 dan 5
5. diterapkan secara teratur;
tempat kerja, mesin, bagian-
bagian semua bersih

PETUNJUK TEKNIS
56 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
4.10 Efisiensi Pekerja 1. banyak waktu nganggur dari
Mesin dan pekerja
2. diantara 1 dan 3
3. Mesin and pekerja bekerja
dengan baik, tetapi kadang-
kadang mereka berhenti
operasi
4. diantara 3 dan 5
5. mesin dan pekerja selalu
bekerja sesuai jadwal
4.11 Monitoring/pengurangan 1. tidak memonitor biaya produksi
biaya produksi berdasarkan pada standard
yang jelas
2. diantara 1 dan 3
3. memonitor biaya produksi
secara teratur
4. diantara 3 dan 5
5. penerapan kegiatan KAIZEN
berdasarkan informasi hasil
monitoring biaya produksi
4.12 Persediaan (bahan baku, 1. tidak memiliki data
Barang dalam proses, 2. diantara 1 dan 3
produk dll 3. memiliki data
4. diantara 3 dan 5 memiliki
skema yang memperpendek
periode
5. Manajemen QC
5.1 Tingkat cacat dari bahan 1. tidak ada data yang semestinya
baku utama ketika diterima 2. diantara 1 dan 3
3. dapat menunjukan dalam
presentase (..%)
4. diantara 3 dan 5
5. berupaya untuk mengurangi
presentase (dari ..%
menjadi..%)
5.2 Tingkat cacat pada 1. tidak mengumpulkan data
inspeksi akhir semestinya
2. diantara 1 dan 3
3. dapat menunjukan dalam
presentase (..%)
4. diantara 3 dan 5
5. berupaya mengurangi
presentase dari produk cacat
(dari ..% menjaadi ..%)

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 57
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
5.3 Data kepuasan pelanggan 1. tidak ada informasi yang
semestinya
2. diantara 1 dan 3
3. mengidentifikasi penyebab dan
mengambil langkah yang tepat
4. diantara 3 dan 5
5. melakukan kegiatan
meningkatkan kepuasan
pelanggan
5.4 KAIZEN untuk perbaikan 1. menyimpan data produk cacat
kualitas dan mesin tidak beropersai/
macet
2. diantara 1 dan 3
3. Memanfaatkan data untuk
KAIZEN
4. diantara 3 dan 5
5. mengaplikasikan beberapa
Metode / piranti KAIZEN
seperti 7 alat statistic
5.5 Visual Control 1. product cacat dan produk
akhir tidak dipisahkan tetapi
tercampur pada tempat kerja
yang sama
2. produk cacat dan produk akhir
di pisahkan
3. perusahaan memiliki metode
untuk mengidentifikasi produk
cacat secara sekilas, dan
pekerja bekerja dengan baik
tidak menghasilkan produk
cacat
4. mengaplikasikan informasi
operasional lainnya (contoh.
Pencapaian hasil produksi
harian)
5. memampang informasi yang
diperlukan pada papan
informasi agar seluruh pekerja
dapat memahami secara
sekilas

PETUNJUK TEKNIS
58 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
5.6 Pedoman kualitas 1. tidak disiapkan Not prepared
2. disiapkan untuk beberapa
produk /mesin
3. disiapkan untuk seluruh
produk/mesin
4. ditinjau dan diperbaharui
secara teratur
5. pelatihan pengendalian
kualitas dilakukan dengan
menggunakan pedoman mutu
6. Managemen Keuangan
6.1 Arus Kas Bulanan 1. tidak dikelola dengan baik
2. diantara 1 dan 3
3. dikelola dengan baik
4. diantara 3 dan 5
5. membentuk system
pengelolaan arus kas bulanan
6.2 Konfirmasi pendapatan 1. tidak dikelola dengan baik
dan pengeluaran bulanan 2. diantara 1 dan 3
3. dikelola dengan baik
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki system harian/
bulanan
6.3 1. memiliki rencana saat ini tapi
bukan waktu depan
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki rencana saat ini dan
masa yang akan datang
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki rencana setiap
departemen dan total anggaran
6.4 1. tidak memiliki analisa
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki analisa
4. diantar 3 dan 5
5. meninjau laba/rugi berdasarkan
pada analisa hasil

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 59
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
6.5 1. Pendanaan merupakan
perhatian utama bagi
perusahaan
2. diantara 1 dan 3
3. sumber pendanaan dipilih
dengan pertimbangan
pendanaan yang aman
4. diantara 3 dan 5
5. perusahaan di danai oleh
lembaga keuangan yang
tepat berdasarkan rencana
keuangan perusahaan
6.6 1. menggunakan pembukuan
sederhana
2. diantara 1 dan 3 (In-between 1
and 3)
3. menyiapkan dokumen seperti
neraca dan laporan laba/rugi,
tdk menggunakan komputer
4. diantara 3 dan 5
5. menyiapkan neraca dan
laporan laba/rugi dengan
mempertimbangkan metode
yang terstandar dengan
menggunakan computer

Kesimpulan

Jumlah Total Rata- Ketera-


Fungsi manajemen
Item Score rata ngan
1. Overall Management 7
2. Manajemen SDM 6
3. Manajemen 6
Pemasaran dan
Penjualan
4. Manajemen Produksi 12
5. Manajemen Quality 6
Control
6. Manajemen Keuangan 6
Penilaian Keseluruhan (1 37
to 6)

PETUNJUK TEKNIS
60 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Lampiran J-3 : Jadwal Rencana Penerapan Alat, Teknik dan Metode
Peningkatan Produktivitas

Form yang ditampilkan dibawah ini adalah contoh format jadwal rencana
penerapan alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas sederhana, untuk
penerapan dilapangan Instruktur/Konsultan diberikan kebebasan untuk membuat
format penjadwalan yang sesuai dengan alat, teknik dan metode peningkatan
produktivitas yang ingin diimplementasikan.
Tgl. Dibuat : ______________ Tgl. Disetujui : ______________
NAMA PROJECT :
DEPARTEMEN :

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 61
Lampiran J-4 : Lembar Evaluasi

Form yang ditampilkan dibawah ini adalah contoh format evaluasi penerapan
alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas sederhana, untuk penerapan
dilapangan Instruktur/Konsultan diberikan kebebasan untuk membuat format
penjadwalan yang sesuai dengan alat, teknik dan metode peningkatan
produktivitas yang ingin diimplementasikan.

Nama Project : Evaluator,

Departemen :

Tgl. Dibuat :______ Tgl Dievaluasi:______ __________________

PERENCANAAN EVALUASI

Aktivi- Time Pihak Aspek


PIC Check Lokasi Catatan
tas frame terlibat Penting

Rekomendasi :

PETUNJUK TEKNIS
62 BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Lampiran J-5 : Format Laporan Peningkatan Produktivitas

KERANGKA LAPORAN

SAMPUL DEPAN/SAMPUL JUDUL


DAFTAR ISI
PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Kegiatan

BAB II PROSES BIMBINGAN KONSULTANSI


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3.2 Alur Kerja
3.3 Proses Bimbingan
3.4 Hasil Yang Dicapai
3.5 Kajian Peningkatan Produktivitas

BAB III TEMUAN


3.1 Keterlaksanaan (Faktor Pendukung dan Penghambat)
3.2 Manfaat Yang Dirasakan Perusahan
3.3 Pengembangan/Tindak Lanjut

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

LAMPIRAN : Data Pendukung

PETUNJUK TEKNIS
BIMBINGAN KONSULTANSI | PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 63
DIREKTORAT BINA PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51, Lantai 6B, Jakarta Selatan
Telp. 021-52963356, Fax. 021-52963356
http://produktivitas.kemnaker.go.id

Anda mungkin juga menyukai