PERTAMINA
PERTAMINA
Nim : 2117051213
Absen : 30
PT PERTAMINA
2-12 Peran badan tata kelola tertinggi 231 Direksi, bertanggung jawab
dalam mengawasi pengelolaan mengelola Perseroan. Direksi
dampak dipimpin Direktur Utama yang tidak
merangkap jabatan sebagai
eksekutif perusahaan. Direksi
dibantu Sekretaris Perusahaan;
Fungsi Legal Counsel and
Compliance; Satuan Pengawasan
Internal; dan Fungsi Health, Safety,
Security, and Environmental
(HSSE)
2-13 Pendelegasian tanggung jawab 232 Komite bertanggung jawab
untuk mengelola dampak langsung kepada Direktur Utama
dan memiliki peran utama sebagai
pengawas, serta pengarah
pelaksanaan aspek keberlanjutan di
PERTAMINA. Komite didukung
penanggung jawab bidang, dengan
tugas dan tanggung jawab yang
telah ditentukan. Komite
menyelenggarakan rapat rutin
bersama penanggung jawab bidang
untuk menyampaikan laporan
kinerja pada masing-masing bidang.
2-14 Peran badan tata kelola tertinggi 235 Direksi memberikan persetujuan
dalam pelaporan keberlanjutan dan menyatakan bertanggung jawab
atas Laporan Keberlanjutan, yang
dinyatakan dalam Lembar
Pernyataan, serta ditandatangani
seluruh anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris
2-15 Konflik kepentingan 253 Kami menghindari segala bentuk
keterlibatan dan kontribusi pada
politik dalam bentuk apapun,
termasuk pemberian dana politik
atau dukungan pada kelompok
politik tertentu. Perseroan melarang
penggunaan fasilitas perusahaan
untuk digunakan dalam kegiatan
politik praktis, dan mengharuskan
karyawan yang mencalonkan diri
dalam jabatan politik untuk
mengundurkan diri sebagai
karyawan PERTAMINA.
2-16 Komunikasi hal-hal penting 244, PERTAMINA menyediakan sistem
245 pelaporan pelanggaran atau
whistleblowing system (WBS) yang
dapat digunakan para pemangku
kepentingan untuk menyampaikan
laporan pelanggaran atau hal-hal
kritis lain terkait PERTAMINA.
WBS dikelola Fungsi Investigation
Audit & WBS, bekerja sama dengan
konsultan independen. Pengaduan
dan data yang masuk ke WBS
bersifat independen dan rahasia.
Sepanjang tahun 2021,
PERTAMINA menerima 201
pengaduan WBS dengan 141
pengaduan atau 70,15% telah selesai
ditindaklanjuti (Analisis Awal).
2-17 Pengetahuan kolektif dari badan 235 Perseroan menyertakan Direksi,
tata kelola tertinggi Komisaris, maupun pejabat
perusahaan lain yang ditunjuk,
dalam kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan, kompetensi, dan
pengalaman kolektif terkait
pembangunan berkelanjutan
2-18 Evaluasi kinerja badan tata kelola 246 Terdapat enam parameter aspek
tertinggi penilaian penerapan GCG, yang di
antaranya terdapat aspek Direksi
dan Dewan Komisaris. Selain itu,
kinerja Dewan Komisaris dan
Direksi juga dievaluasi melalui
pencapaian target dalam Indeks
Kinerja Kunci (KPI) yang
ditetapkan manajemen. Asesmen
tahun 2021 dilakukan oleh pihak
ketiga independen, yaitu PT RSM
Konsultan Indonesia.
2-19 Kebijakan remunerasi 183, Sesuai Peraturan Pemerintah,
249 remunerasi diberikan berbeda atas
pekerja tetap (Pekerja Waktu Tidak
Tertentu/PWTT), dan pekerja tidak
tetap (Pekerja Waktu
Tertentu/PWT). Remunerasi Direksi
dan Dewan Komisaris ditetapkan
Pemegang Saham dalam RUPS.
Pemegang Saham menjadi
pemangku kepentingan yang terlibat
dalam proses penetapan remunerasi
Direksi dan Dewan Komisaris.
Penetapan mengacu pada Permen
BUMN Nomor
PER–12/MBU/11/2020 tanggal 25
November 2020 tentang Perubahan
Kelima Atas Peraturan BUMN
Nomor PER-04/MBU/2014 tentang
Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris, dan
Dewan Pengawas BUMN
2-20 Proses untuk menentukkan 183, Sesuai Peraturan Pemerintah,
remunerasi 249 remunerasi diberikan berbeda atas
pekerja tetap (Pekerja Waktu Tidak
Tertentu/PWTT), dan pekerja tidak
tetap (Pekerja Waktu
Tertentu/PWT). Remunerasi Direksi
dan Dewan Komisaris ditetapkan
Pemegang Saham dalam RUPS.
Pemegang Saham menjadi
pemangku kepentingan yang terlibat
dalam proses penetapan remunerasi
Direksi dan Dewan Komisaris.
Penetapan mengacu pada Permen
BUMN Nomor
PER–12/MBU/11/2020 tanggal 25
November 2020 tentang Perubahan
Kelima Atas Peraturan BUMN
Nomor PER-04/MBU/2014 tentang
Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris, dan
Dewan Pengawas BUMN
2-21 Rasio Kompensasi total tahunan 250 Disediakan tabel Struktur Gaji,
Honorarium, Tantiem, dan Insentit
Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris
2-22 Pernyataan tentang strategi 11, 28, Komitmen kami kepada
pembangunan berkelanjutan 43 keberlanjutan selaras dengan
dinamika global yang
mengedepankan integrasi komitmen
lingkungan, sosial, dan tata kelola
dalam strategi bisnis, serta Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/TPB.
PERTAMINA percaya bahwa
inisiatif-inisiatif strategis
keberlanjutan yang dilandasi Nilai-
nilai Keberlanjutan Perseroan, akan
turut mendorong PERTAMINA
menjadi perusahaan energi global
yang menciptakan nilai dan
komitmen dalam keberlanjutan
jangka panjang.
2-23 Komitmen kebijakan 18 Pengelolaan keberlanjutan
dilakukan bersama-sama oleh
seluruh Direksi dan Direktorat
sesuai tugas dan tanggung jawab
masing-masing, dengan merujuk
pada SK Komite Keberlanjutan. SK
tersebut mengatur tentang Tugas,
Tanggung Jawab, dan Kewenangan
Komite Keberlanjutan, baik secara
umum maupun khusus. Direksi
dapat mendelegasikan pengelolaan
keberlanjutan kepada setiap fungsi
berkepentingan di Holding,
Subholding, maupun entitas anak,
termasuk mewakili Perseroan
berkonsultasi dengan pemangku
kepentingan untuk identifikasi serta
pengelolaan aspek-aspek
keberlanjutan. Uraian lebih lanjut
mengenai Komite Keberlanjutan
terdapat dalam Bab Tata Kelola
Keberlanjutan
2-24 Menanamkan komitmen 18 Pengelolaan keberlanjutan
kebijakan dilakukan bersama-sama oleh
seluruh Direksi dan Direktorat
sesuai tugas dan tanggung jawab
masing-masing, dengan merujuk
pada SK Komite Keberlanjutan. SK
tersebut mengatur tentang Tugas,
Tanggung Jawab, dan Kewenangan
Komite Keberlanjutan, baik secara
umum maupun khusus. Direksi
dapat mendelegasikan pengelolaan
keberlanjutan kepada setiap fungsi
berkepentingan di Holding,
Subholding, maupun entitas anak,
termasuk mewakili Perseroan
berkonsultasi dengan pemangku
kepentingan untuk identifikasi serta
pengelolaan aspek-aspek
keberlanjutan. Uraian lebih lanjut
mengenai Komite Keberlanjutan
terdapat dalam Bab Tata Kelola
Keberlanjutan
2-25 Proses untuk memulihkan dampak 134 Komitmen PERTAMINA dalam
negatif memulihkan dampak tumpahan
minyak Sumur YYA-1 selaras
dengan Rencana Pemulihan Fungsi
Lingkungan Hidup (RPFLH) yang
telah disetujui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK). Dalam melakukan
program pemulihan lingkungan
hidup, PERTAMINA telah
melakukan studi terhadap ekosistem
dan biota di area terdampak oleh
pihak ketiga independen (Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup
Institut Pertanian
Bogor – PPLH IPB). Berdasarkan
hasil studi PPLH IPB serta
verifikasi oleh Kementrian
Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK), secara
umum, ekosistem (sedimen dasar
laut, terumbu karang, padang lamun,
kualitas air laut, kualitas udara) dan
biota (nekton, ikan) tidak terdampak
tumpahan minyak, kecuali tanaman
Mangrove spesies Rhizopora.
2-26 Mekanisme pemberian umpan 279 Umpan balik mengenai Laporan
balik/saran dan kekhawatiran Keberlanjutan 2021 PT Pertamina
(Persero) menggambarkan kinerja
keberlanjutan Perseroan
2-27 Kepatuhan terhadap hukum dan 116, Pengelolaan limbah dilakukan
peraturan 120, seluruh Subholding beserta entitas
122, anak maupun unit operasional/unit
224 bisnis masing-masing, serta AP jasa
dan portofolio. Pengelolaan limbah
dijalankan dengan pendekatan
kepatuhan pada regulasi yang
berlaku, penerapan ISO 14001:2015
Sistem Manajemen Lingkungan
Limbah, dan SUPREME.
2-28 Asosiasi keanggotaan 67, Keanggotaan asosiasi terdiri dari
251 IATA, JIG, IGU dan lain
sebagainya.
2-29 Pendekatan keterlibatan 44, 46, Diberikan tabel mengenai Pelibatan
pemangku kepentingan 102, Pemangku Kepentingan, Topik
114, Utama, dan Respon PERTAMINA
208
2-30 Perjanjian kerja bersama 192 Sampai dengan akhir periode
pelaporan, tidak ada hal-hal yang
dapat dikategorikan sebagai bentuk
bentuk penghalangan kebebasan
berserikat bagi pekerja
PERTAMINA. Saat ini, ada 30
serikat pekerja di lingkungan
PERTAMINA, yang tergabung
dalam tiga federasi serikat pekerja,
yaitu Federasi Serikat Pekerja
II
PENGUNGKAPAN KHUSUS KATERGORI LINGKUNGAN
Standar
Standar Umum GRI Hal Hal yang Diungkapkan
Topik
GRI 301 : Material
301 – 1 Material yang digunakan - -
berdasarkan berat atau volume
301 – 2 Material input dari daur ulang - -
yang digunakan
301 – 3 Pengajuan klaim material atas - -
produk dan kemasan
GRI 302 : Energi 2016
Konsumsi energy dalam 104 Dipaparkan dalam bentuk tabel
302 – 1
organisasi
Konsumsi energy di luar - -
302 – 2
organisasi
302 – 3 Intensitas energy 105 Dipaparkan dalam bentuk tabel
302 – 4 Pengurangan konsumsi energi 104, PERTAMINA melakukan beberapa upaya
106 untuk mengurangi pemakaian energi.
Dukungan pada upaya untuk pemakaian energi
yang lebih hemat dan efisien, juga diwujudkan
melalui penyediaan produk dan layanan jasa
tertentu, termasuk pemanfaatan EBT dan
pelaksanaan Earth Hour
Pengurangan pada energy yang - -
302 – 5 dibutuhkan untuk produk dan
jasa
GRI 303 : Air dan Efluen
Interaksi dengan air sebagai 120 PERTAMINA memastikan pemakaian air
sumber daya bersama dilakukan dengan bertanggung jawab,
mempertimbangkan konservasi sumber daya air
303 – 1
di daerah setempat, dan tidak berdampak pada
sumber air yang digunakan bersama
masyarakat.
303 – 2 Manajemen dampak yang 120 Melalui pengelolaan di instalasi pengolahan air
berkaitan dengan pembuangan limbah (IPAL), sebagian olahan air bekas pakai
air dilepaskan kembali ke badan air. Tidak ada
proses pelepasan air ke badan air dengan
tekanan tinggi, yang dapat merusak lapisan
permukaan tanah maupun dasar sumber air.
Selama tahun 2021, tidak ada Subholding dan
entitas anak masing-masing, AP jasa dan
portofolio, serta unit operasi/unit bisnis yang
dihadapkan pada sanksi karena pelanggaran
regulasi terkait pemakaian air dan pelepasan
olahan air limbah ke badan air.
303 – 3 Pengambilan air 120, Dipaparkan dalam bentuk tabel
122
303 – 4 Pembuangan air 120, Dipaparkan dalam bentuk tabel
121,
124,
125
303 – 5 Konsumsi air 120, Subholding maupun entitas anak dan unit
122 operasi/ unit bisnisnya dilengkapi instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), untuk mengolah
olahan air limbah sehingga memenuhi baku
mutu yang ditetapkan regulasi saat dilepaskan
ke badan air.
GRI 304 : Keanekaragaman Hayati
304 - 1 Lokasi operasi yang dimiliki, 130, Sebagian wilayah operasi di Indonesia, berada
disewa, dikelola, atau 132, di dalam maupun berdekatan dengan kawasan
berdekatan dengan kawasan 133 dilindungi yang ditetapkan regulasi nasional.
lindung dan kawasan dengan Untuk wilayah operasi di mancanegara, tidak
nilai keanekaragaman hayati ada yang berada di dalam atau berdekatan
tinggi diluar kawasan lindung dengan kawasan artik maupun kawasan lain
yang dilindungi berdasar regulasi internasional.
304 – 2 Dampak signifikan dari 132, PERTAMINA memahami kegiatan operasi
kegiatan, produk, dan jasa pada 133 yang dijalankan, terutama di sektor hulu, akan
keanekaragaman hayati berdampak terhadap keanekaragaman hayati di
wilayah operasi. Kegiatan eksplorasi dan
produksi akan menimbulkan perubahan rona
lingkungan, sehingga mempengaruhi
keberadaan habitat dan populasi satwa maupun
tumbuhan.
304 – 3 Habitat yang dilindungi atau 133 Dipaparkan dalam bentuk gambar
direstorasi
304 – 4 Spesies daftra merah IUCN dan 133 Dipaparkan dalam bentuk gambar
spesies daftar konsecravsi
nasional dengan habitat dalam
wilayah yang terkena efek
operasi
GRI 305 : Emisi 2016
305 – 1 Emisi GRK (Cakupan 1) 93 Dipaparkan dalam bentuk tabel mengenai
Langsung Beban Emisi GRK Cakupan 1 berdasarkan
Parameter
305 – 2 Emisi energy GRK (Cakupan 2) 93, 94, Dipaparkan dalam bentuk tabel mengenai
tidak langsung 105 Beban Emisi GRK Cakupan 2
305 – 3 Emisi energy GRK (Cakupan 3) 93, 94 Emisi cakupan 3 PERTAMINA merupakan
tidak langsung lainnya emisi tidak langsung dari aktivitas yang berasal
dari penggunaan produk BBM PERTAMINA
oleh konsumen yang dihitung secara tahunan.
Perhitungan Cakupan 3 mengacu pada GHG
Protocol/IPIECA Category 11 Scope 3 – Used
of Sold Products
305 – 4 Intensitas emisi GRK 94 Dipaparkan dalam bentuk tabel mengenai
Intensitas Emisi
305 – 5 Pengurangan emisi GRK 96-101 PERTAMINA telah memproduksi bahan bakar
kapal (MFO) dengan kadar sulfur rendah (low
sulphur fuel oil atau LSFO) maksimal 0,5
persen. Sesuai mandatori International
Maritime Organization (IMO), bahan bakar
untuk kapal mengandung sulfur maksimal 0,5
persen mass by mass (m/m). Pengurangan
sulfur dari emisi bahan bakar kapal berdampak
signifikan terhadap kesehatan dan kelestarian
lingkungan, terutama penduduk yang tinggal
dekat pelabuhan dan pantai.
305 – 6 Emisi zat perusak ozon (ODS) - -
305 – 7 Nitrogen oksida (NOX), sulfur 102 Dipaparkan dalam bentuk tabel mengenai
oksida (SOX) dan emisi udara Beban Emisi Non-GHG
yang signifikan lainnya
GRI 306 : Limbah
306 – 1 Timbulan limbah dan dampak 116 Timbulan limbah dilakukan melalui penerapan
signfikan terkait limbah 5RTD, yakni Reduce atau mengurangi, Reuse
atau menggunakan kembali, Recycle atau daur
ulang, Replace atau mengganti, Return to
Supplier atau dikembalikan kepada pemasok,
Treatment atau perlakuan, dan Disposal atau
pemusnahan.
306 – 2 Manajemen dampak signifikan 116 Pengelolaan limbah dijalankan dengan
terkait limbah pendekatan kepatuhan pada regulasi yang
berlaku, penerapan ISO 14001:2015 Sistem
Manajemen Lingkungan Limbah, dan
SUPREME.
306 – 3 Timbulan limbah 116, Timbulan limbah dikelola guna meminimalkan
117 dampak terhadap lingkungan. Pengelolaan
limbah dilakukan seluruh Subholding beserta
entitas anak maupun unit operasional/unit
bisnis masingmasing, serta AP jasa dan
portofolio.
306 – 4 Limbah yang dialihkan dari 116, Dipaparkan dalam bentuk tabel mengenai
pembuangan akhir 117, Limbah B3 Dihasilkan dan Pengelolaannya
118,
119
306 – 5 Limbah yang dikirimkan ke 116, Dipaparkan dalam bentuk tabel mengenai
pembuangan akhir 117 Limbah B3 Dihasilkan dan Pengelolaannya
GRI 307 : Kepatuhan Lingkungan
Ketidakpatuhan terhadap - -
307 – 1 undang-undang dan peraturan
tentang lingkungan hidup
GRI 308 : Penilaian Lingkungan Pemasok
Seleksi pemasok baru dengan - -
308 - 1 menggunakan kriteria
lingkungan
Dampak lingkungan negatif - -
308 - 2 dalam rantai pasokan dan
tindakan yang telah diambil