Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
m e m b e r i k a n t a u f i k d a n hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis, dapat
menyelesaikan penyusunan makalah inidengan baik dan lancar. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya,
tabiuttabiin, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Seiring
dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah saya
mengucapkanterima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu dalam
penyusunan makalah ini. Saya juga menyadari masih banyaknya kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, olehkarena itu kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini. Selain itu, kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalahini
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya, hal ini merupakan objek yang menyentuh dari aspek
sosiologi hukum, atauaspek sosial masyarakat oleh karena tak ada keragu-
raguan lagi bahwa suatu sistem hukum merupakan pencerminan dari sistem
sosial dimana sistem hukum tadi merupakan bagiannya.Akan tetapi
persoalannya tidak semudah itu, karena perlu diteliti dalam keadaan-
keadaanapa dan dengan cara-cara yang bagaimana sistem sosial
mempengaruhi suatu sistem hukumsebagai subsistemnya, dan sampai sejauh
manakah proses pengaruh mempengaruhi tadi bersifattimbal balik. Sosiologi
hukum merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara
analitisdan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya.
Interkasi s o s i a l t i d a k s a j a m e m p u n y a i k o r e l a s i d e n g a n n o r m a -
norma, akan tetapi jugad e n g a n s t a t u s , d a l a m a r t i b a h w a
status memberikan bentuk atau pola interaksi.
Statusdikonsepsikan sebagai posisi seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu k e l o m p o k sehubungan
dengan orang lain dalam kelompok itu. Status
m e r e k o m e n d a s i k a n p e r b e d a a n martabat, yang merupakan pengakuan
interpersonal yang selalu meliputi paling sedikit satuindividu yaitu
siapa yang menuntut dan individu lainnya yaitu siapa yag menghormati
tuntutanitu.S a m p f o r d d e n g a n j e l i d a n l u g a s m e l a n c a r k a n k r i t i k
t e r h a d a p t e o r i - t e o r i h u k u m y a n g dibangun berdasarkan konsep sistem
(sistemik atau keteraturan). Bagi dia, hukum itu tidak selaludidasarkan pada teori
sistem (mengenai) hukum, karena pada dasarnya hubungan-hubungan
yangterjadi dalam masyarakat menunjukkan adanya hubungan yang
tidak simetris (asymmetries). Inilah ciri khasdari sekalian hubungan sosial,
yang dipersepsikan secara berbeda oleh para pihak.D e n g a n demikian
apa yang dipermukaan tampak sebagai tertib, teratur,
jelas dan p a s t i , sebenarnya di dalamnya penuh dengan
ketidakpastian.Pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada keadaan
ketidakpastian, kekacauan atauketidakberaturan tidak bisa dijawab
secara memuaskan dengan menggunakan pendekatan yang
B. U M U S A N M A S A L A H
1. A p a p e n g e r t i a n Sosiological Jurisprudence?
2. Bagaimana perbedaan antara Sociological Jurisprudence dan
Sosiologi Hukum?
3. Bagaimana Karakteristik Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat?
4. B a g a i m a n a p e n g a r u h Sociological Jurisprudence di Indonesia?
5. B a g a i m a n a k r i t i k t e r h a d a p A l i r a n Sociological Jurisprudence?
BAB II
PEMBAHASAN
A. P e n g e r t i a n Sosiological Jurisprudence
Pendasar aliran ini, antara lain: Roscoe Pound, Eugen
Ehrlich, Benjamin C a r d o z o , Kontorowics, Gurvitch dan lain-lain.
Aliran ini berkembang di Amerika, pada intinya aliran ini hendak mengatakan
bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum
yanghidup dalam masyarakat. Kata “sesuai” diartikan sebagai hukum yang
mencerminkan nilai-nilaiyang hidup di dalam masyarakat.
Aliran Sociological Jurispurdence sebagai salah satu aliran pemikiran filsafat
hukum menitik beratkan pada hukum dalam kaitannya dengan masyarakat.
Menurut aliran ini :
“ Hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum
y a n g h i d u p d i a n t a r a masyarakat”.
Pound juga menganjurkan untuk mempelajari hukum sebagai suatu proses (law in
action), yang dibedakan dengan hukum yang tertulis (law in the books).
Pembedaan ini dapat diterapkan pada seluruh bidang hukum, baik hukum
substantif, maupun hukum ajektif. Ajaran tersebut menonjolkan masalah apakah
hukum yang ditetapkan sesuai dengan pola-pola perikelakuan.
Aliran ini secara tegas memisahkan antara hukum positif dengan (the positive
law) dengan h u k u m y a n g h i d u p ( t h e l i v i n g l a w ) . A l i r a n i n i
t i m b u l d a r i p r o s e s d i a l e k t i k a a n t a r a ( t e s i s ) Positivisme Hukum
(antitesis) dan Mazhab Sejarah. Sebagaimana diketahui, Positivisme Hukum
memandang tiada hukum kecuali perintah yang diberikan penguasa
(law is a command of law givers), sebaliknya Mazhab Sejarah menyatakan
hukum timbul dan berkembang bersama dengan masyarakat.
Jadi, Roscoe Pound memandang bahwa problem yang utama dewasa ini
menjadi perhatian u t a m a p a r a y u r i s s o s i o l o g i s a d a l a h u n t u k
m e m u n g k i n k a n d a n u n t u k m e n d o r o n g p e r b u a t a n hukum, dan juga
untuk menafsirkan dan menerapkan aturan-aturan hukum, serta untuk membuat
lebih berharganya fakta-fakta sosial dimana hukum harus berjalan dan
untuk mana hukum ituditerapkan. Lebih khusus lagi,
Sosiologi h u k u m a d a l a h i l m u y a n g m e m p e l a j a r i f e n o m e n a
hukum dari sisinya y a n g demikian itu. Berikut ini disampaikan
beberapa karakteristik studi hukum secara sosiologi :
1. Sosiologi hukum bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap
praktek-praktek hukum. A p a b i l a p r a k t e k i t u d i b e d a - b e d a k a n
ke dalam pembuatan undang-undang, penerapan
d a n pengadilan, maka ia juga mempelajari bagaimana praktek yang terjadi
pada masing-masing bidang kegiatan hukum tersebut. Sosiologi hukum
berusaha untuk menjelaskan, mengapa praktek yang demikian itu terjadi,
sebab-sebabnya, faktor-faktor apa yang berpengaruh, latar belakangnya dan
sebagainya. Tujuan untuk memberikan penjelasan ini memang agak
asingk e d e n g a r a n n y a b a g i s t u d i h u k u m “ t r a d i s i o n a l ” , y a i t u
y a n g b e r s i f a t p e r s p e k t i f , y a n g h a n y a berkisar pada apa hukumnya
dan bagaimana menerapkannya
Masing- m a s i n g t e o r i h u k u m t e r s e b u t m e r u p a k a n r e d u k s i
d a r i p e m i k i r a n sociological jurisprudence-nya R o s c o e P o u n d .
Pandangan Satjipto Rahardjo memilik makna yang sangat dalam dan kuat
pengaruh filsafati kemanusiaan. Pandangan ini hanya mendapat
tempatnya di dalam bekerjanya hukum (Undang- U n d a n g ) yang
dijalankan oleh penegakan hukum yang mumpuni, bak dari
sudut f i l s a f a t , substansi hukum dan memang struktur kekuasaan
kehakiman yang dianut mendukung ke arah adagium “hukum dibuat untuk
manusia, bukan manusia untuk hukum.”
Pandangan t e o r i h u k u m p r o g r e s i f m e r u p a k a n s u a t u p e n j e l a j a h a n
a t a s g a g a s a n y a n g berintikan 9 (Sembilan) pokok pikiran sebagai berikut :
J a k a r t a : P T . Y a r s i f watampone.
Achmad A l i , 1 9 9 8 , M e n j e l a j a h i K a j i a n E m p i r i s T e r h a d a p H u k u m ,
Y a r s i f W a t a m p o n e , Jakarta.
Suryandaru Utama,2005).
Aksari 1988.
1990.
P r e n a d a M e d i a G r o u p : Jakarta.
Hayat, Atit Latipul. Roscoe Pound. Khazanah Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum,
45-59