DAFTAR ISI........................................................................................................................1
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN…../ LEMBAR PENGESAHAN....................................2
BAB I DEFINISI..................................................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................4
BAB III KEBIJAKAN............................................................................................................5
BAB IV TATALAKSANA.....................................................................................................6
1
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN…../ LEMBAR PENGESAHAN
2
BAB I DEFINISI
Rencana pemulangan pasien (discharge planning) adalah suatu proses sistemik untuk
perkiraan, persiapan, dan koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan untuk
memfasilitas perbekalan perawatan kesehatan pasien sebelum dan sesudah
pemulangan.
Rencana pemulangan pasien juga merupakan proses yang berkesinambungan dan
sudah harus dimulai sejak awal pasien masuk rumah sakit (untuk rawat inap yang telah
direncanakan sebelumnya) dan sesegera mungkin pada pasien-pasien non elektif.
Discharge planning disebut juga sebagai perawatan berkelanjutan, yang artinya
perawatan yang selalu dibutuhkan pasien dimanapun pasien berada. Metode ini
berfokus pada pasien yang terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan yang
membimbing dan mengarahkan pasien sepanjang waktu, serta merupakan suatu
proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim kesehatan, keluarga, klien
dan orang yang penting bagi klien. Discharge planning sebagai proses mempersiapkan
pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di
luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk
mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah pulang (Capertino,1999).
Juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin kebertanjutan asuhan
berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi komunikasi yang
efektif.
3
BAB II RUANG LINGKUP
Meliputi pemulangan pasien di rawat jalan, rawat inap dan ruang perawatan intensif di
area
4
BAB III KEBIJAKAN
5
BAB IV TATALAKSANA
6
1) Peralatan yang portable, sederhana, mudah digunakan, instruksi
penggunaan minimal, contoh : tongkat, toilet duduk
2) Peralatan yang membutuhkan pelatihan mengenai cara menggunakannya,
contoh : oksigen, tempat tidur khusus, kursi roda (manual dan listrik).
e. Pastikan kepada pasien / keluarga kendaraan untuk transportasi pulan
1) Kendaraan umum
2) Mobil pribadi
f. Identifikasi dan latihan profesional kesehatan yang dapat merawat pasien serta
lakukan koordinasi dengan tim multidisiplin dalam merancang discharge
planning pasien
g. Yang dimaksud dengan tim multidisiplin ini adalah para profesional kesehatan
dari disiplin ilmu yang berbeda-beda seperti : dokter, perawat, terapis, pekerja
sosial
h. Lakukan diskusi dengan pasien dan keluarga mengenai alasan pasien dirawat,
tata laksana, prognosis, dan rencana pemulangan pasien
i. Tanyakan kepada pasien : Anda akan dirawat siapa sepulangnya dari rumah
sakit ?
j. Biasanya pasien akan memilih untuk dirawat oleh nggota keluarganya
k. Tanyakan kepada keluarga tentang kesediaannya untuk merawat pasien,
berikan waktu untuk memutuskan.
l. Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui oleh pemberi layanan perawatan
pasien sepulangnya dari rumah sakit (biasanya ketuarga) .
1) Rencana pernulangan pasien secara tertulis dan lisan
2) Kondisi medis pasien
3) Penjelasan mengenai apa terlibat dalam perawatan pasien
4) Keuntungan yang didapat
5) Dampak finansial
6) Akses penerjemah untuk memungkinkan komunikasi dan pemahaman yang
efektif
7) Pemberitahuan mengenai kapanpasien akan dipulangkan
a) Pengaturan transportasi
b) Demonstrasikan cara menggunakan peralatan tertentu sebelum pasien
dipulangkan dan pastikan terdapat jadwal pengecekan alat yang rutin
c) Aturan jadwal pertemuan berikutnya dengan pasien dan pendamping
m. Jika pasien menolak keterlibatkan keluarga dalam diskusi, staf harus
memberitahukan kepada keluarga dan menghargai keinginan pasien
n. Jika terdapat konflik antara keinginan pasien dan keluarganmya dalam
merancang discharge planning, sfat harus melakukan peninjauan ulang
7
mengenai rencana perawatan dan mencari solusi yang realistis dari masalah
yang timbul. Salah satunya adalah dengan konferensi kasus yang melibatkan
multidispliner.
8
1) Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, assessment
medis, rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan
informasi relevan lainnya mengenai rencana perawatan dan tata laksana
selanjutnya
2) Terlibat sepenuhnya dengan discharge planning dirinya bersama dengan
kerabat dan penamping pasien
3) Rancangan rencana pemulangan pasien dimulai sesegera mungkin baik
sebelum dan saat pasien masuk rumah sakit
4) Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka panjang
termasuk dampak finansialnya
5) Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang relevan dengan
perawatannya dan tersedia di masyarakat
6) Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien membutuhkan
bantuan/saran mengenai pemulangannya
7) Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan yang dapat
diakses
8) Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukan perawatan yang
berkesinambungan
9) Memperoleh akses untuk memberikan complain mengenai pengaturan
discharge planning pasien dan memperoleh penjelasannya.
o. Pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang paksa (dimana
bertentangan dengan saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1) Pasien memahami resiko yang dapat timbul akibat pulang paksa
2) Pasian tidak kompeten untuk memahami resiko yang berhubungan dengan
pulang paksa, dikarenakan gangguan jiwa
p. Dokumentasikan rencana pemulangan pasien di rekam medis dan berikan
salinannya kepada pasien dan dokter keluarganya
q. Ringkasan/resume discharge planning pasien berisi :
1) Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
2) Resume rencana penanganan/tat laksana pasien selanjutnya
3) Regimen pengobatan pasien
4) Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlakukan dan terapi
selanjutnya
5) Janji temu dengan professional kesehatan Iainnya
6) Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi
emergenci/pembatalan/muncul masalah-masalah medis pada pasien
r. Rencana dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien.
9
4. Evaluasi
Monitor dan evaluasi efikasi dan kelayakan rencana perawatan pasien secara
periodic dengan cara
a. Peninjauan ulang rekam medis / catatan pasien
b. Gunakan check list untuk menilai perkembangan dan kemajuan discharge
planning
c. Lakukan perencanaan ulang jika diperlukan
Peninjauan ulang dan audit harus dilakukan untuk mengevaluasi dan memastikan
panduan berjalan dengan lancer dan diterapkan oleh seluruh professional.
10