1. DESKRIPSI TEKNIK
1. DESKRIPSI TEKNIK
1.1. Karakteristik Air Umpan
Karakteristik air umpan yang digunakan sebagai basis desain adalah sebagai berikut :
PARAMETER WAJIB SATUAN KADAR
1 Parameter yang langsung berhubungan dengan kesehatan
a Parameter Mikrobiologi
1 E.Coli Koloni / 100 ml NA
2 Total Bakteri Koliform Koloni / 100 ml NA
b Kimia an-organik
1 Arsen mg/l NA
2 Fluorida mg/l NA
3 Total Kromium mg/l NA
4 Kadmium mg/l NA
─
5 Nitrit, (sebagai NO2 ) mg/l NA
─
6 Nitrat, (sebagai NO3 ) mg/l NA
7 Sianida mg/l NA
8 Selenium mg/l NA
Pretreatment
Modul Pengolahan Air Bersih ini telah dilengkapi dengan satu set Unit Pretreatment untuk
mengurangi beban Unit Ultrafiltrasi. Unit Pretreatment ini terdiri dari Pompa Air Baku dari
sumur (P–01), Strainer (SF–01 & SF–02), Sand Filter (F–01 & F–02), Tangki Larutan
Tawas (T–04), Pompa Dosing Tawas (P–05), Tangki Larutan Sodium Karbonat (T–05),
Pompa Dosing Sodium Karbonat (P–06).
Air baku dari sumur dialirkan dengan Pompa Air Baku (P–01). Pompa Air Baku (P–01)
mampu memberikan tekanan kerja yang diperlukan yaitu antara 1,6–2,0 bar dan laju alir
antara 3,6–4,8 m3/jam. Tekanan kerja yang cukup akan mendorong air dapat menembus
pori-pori Strainer (SF–01 & SF–02) dan selanjutnya menembus pori-pori Sand Filter (F–01
& F–02).
Bilamana air baku bersifat asam dan sangat kotor, air yang keluar dari pompa perlu
ditambah dengan Larutan Tawas dan Larutan Sodium Karbobat. Larutan Tawas dari
Tangki (T–04) dialirkan dengan Pompa Dosing (P–05). Larutan Sodium Karbonat dari
Tangki (T–05) dialirkan dengan Pompa Dosing (P–06). Kotoran yang berukuran besar
disaring dengan Strainer (SF–01 & SF–02). Strainer ini dapat dibersihkan, yaitu saringan
stainless steel dikeluarkan dari rumahnya & kemudian disemprot dengan air. Setelah
bersih, saringan stainless steel dipasang kembali dan dapat berfungsi seperti semua.
Air hasil dari Strainer disaring lebih lanjut dengan Sand Filter (F–01 & F–02). Sebagian
besar pengotor air berupa partikel akan tersaring oleh Sand Filter. Air masuk dari bagian
atas, dan air setelah disaring keluar dari bagian bawah. Air bersih dari Sand Filter
selanjutnya dialirkan ke Tangki Umpan UF (T–01). Sand Filter dapat dibersihkan dengan
cara Backwash, yaitu mengalirkan air dari bagian bawah, dan air kotor akan keluar dari
bagian atas.
Unit Ultrafiltrasi
Air dari Tangki Umpan UF (T–01) dialirkan ke Cartridge Filter (CF–01) dan selanjutnya
Membran Ultrafiltrasi (UF–01/02/03/04) dengan Pompa UF (P–02). Supaya Pompa Air
Baku (P–01) dan Pompa UF (P–02) dapat beroperasi secara automatis, Tangki Umpan UF
(T–01) dilengkapi dengan 2 Level Switch (LS–01 dan LS–02). Level Switch (LS–01)
terkoneksi dengan Pompa Air Baku (P–01), sedangkan Level Switch (LS–02) terkoneksi
dengan Pompa UF (P–02). Pompa UF (P–02) mampu memberikan tekanan kerja yang
diperlukan yaitu antara 1,8–2,4 bar dan laju alir antara 7,2–18,0 m3/jam. Tekanan kerja
yang cukup akan mendorong air dapat menembus pori-pori Cartridge Filter (CF–01) yang
berukuran 5 mikron dan selanjutnya menembus pori-pori membran UF (UF–01/02/03/04)
yang berukuran sekitar 60 kD dan keluar sebagai produk UF.
Cartridge Filter (CF–01) berfungsi untuk menahan berbagai pengotor kasar seperti serat
fiber, pasir, partikel, dan material lain yang berukuran lebih besar dari 5 mikron. Secara
periodik setiap 30 hari atau sudah dihasilkan 960 m3 produk atau pressure drop sudah
mencapai 10 psi, cartridge filter perlu diganti.
Membran UF dengan dinding berpori yang sangat selektif mampu memisahkan berbagai
kontaminan seperti kekeruhan, bakteri, virus, organik, koloid, makromolekul, sebagian
warna, dan kontaminan lainnya. Produk ultrafiltrasi ini selanjutnya dialirkan ke dalam
Tangki Backwash (T–02) dan Tangki Produk (T–03 A/B), sedangkan konsentrat yang
direjek oleh membran UF akan dikembalikan ke dalam Tangki Umpan UF (T–01) dan
sebagian dibuang. Operasi UF dijalankan pada tekanan 1 – 2 bar. Setting kondisi tekanan
dilakukan pada saat testing & comissioning. Operator dimungkinkan mengubah tekanan
operasi, tetapi maksimal sampai tekanan 2 bar. Mode operasi membran UF ini adalah
inside-out constant pressure.
Unit ultrafiltrasi ini dirancang dengan recovery 95%. Dengan laju alir produk ± 4.000 liter
per jam, maka jumlah air yang direjek adalah 210 liter per jam. Untuk mencapai cross-flow
pada aliran umpan yang diinginkan, maka perlu adanya internal recirculation. Dengan kata
lain, sebagian dari konsentrasi UF dikembalikan kedalam Tangki Umpan UF (T–01).
Selama proses filtrasi, berbagai pengotor yang ada di dalam umpan akan terdeposisi di
permukaan membran UF (terjadi fouling) sehingga secara periodik membran UF harus
dibersihkan. Alternatif pembersihan membran UF meliputi proses backwash dan proses
pencucian. Proses backwash merupakan proses pembalikan arah aliran produk UF
sehingga pengotor yang terdeposisi di permukaan membran akan lepas dan keluar melalui
jalur pipa buangan menuju ke saluran drainase. Untuk backwash tersebut, air dari Tangki
Backwash (T–02) dipompakan menuju membran UF dengan Pompa Backwash (P–03).
Proses backwash diatur pada tekanan berkisar antara 1,5–2,0 bar. Proses backwash
berlangsung setiap interval waktu 1 jam dengan durasi backwash selama 1 menit.
Jika proses backwash tidak mampu mengembalikan kemampuan membran UF, maka
proses pencucian dengan bahan kimia adalah alternatif yang kedua. Pencucian umumnya
menggunakan larutan basa pada pH antara 10 – 12 dan larutan asam pada pH antara 2 –
3. Bahan kimia yang digunakan adalah NaOH (larutan basa) dengan konsentrasi sekitar
0,001 – 0,05% atau asam sitrat (larutan asam) dengan konsentrasi 1% atau asam klorida
larutan asam) dengan konsentrasi sekitar 0,005 – 0,04%. Prosedur pencucian kimia ini
dijelaskan lebih detail pada bagian 3. BACKWASH DAN PENCUCIAN MEMBRAN.
Setelah proses pencucian selesai, proses filtrasi normal dapat dilakukan kembali. Untuk
tahap awal, perlu dilakukan proses pembilasan membran UF dengan air umpan sampai
kondisi pH air bilasan sama dengan pH air umpan. Produk pada tahap-tahap awal filtrasi
sebaiknya dibuang selama beberapa saat sampai pH air produk UF sama dengan pH air
umpan. Keseluruhan proses pencucian ini dilakukan secara manual oleh operator.
Post-Treatment
Modul Pengolahan Air Bersih ini telah dilengkapi dengan satu set dosing system untuk
memfasilitasi penambahan larutan hipoklorit. Bilamana diperlukan adanya sisa klorin
dalam produk akhir, pompa dosing (P–06) dapat dihidupkan secara manual oleh operator.
Larutan yang digunakan untuk menaikkan pH produk RO ini adalah Sodium Hipoklorit.
2. SPESIFIKASI PERALATAN
2. SPESIFIKASI PERALATAN
2.1. Deskripsi Umum
10
Pompa UF (P–02)
Qty = 1 unit
Tipe = ECS250/1,5
Kapasitas = 9,6 m3/h
Head = 22,2 m
Brand = E.Qual
Material = SS 304
Motor = 1,5 kW / 3 phase / 50 Hz
IP Protection = IP 55
Membran UF (UF–01/02/03/04)
Qty = 4 unit
Type = S-640
Brand = GDP
Material = Polymeric
Pore size = 0,01 micron
Housing = PVC
Working Pressure, bar = 1-2
11
12
2.5. Perpipaan
Perpipaan
Perpipaan umpan = PVC
Perpipaan produk = PVC
Perpipaan reject = PVC
13
Panel Kontrol
Controller = Relay
Input = 380 Volt
Motor starter = DOL
2.7. Instrumentasi
Instrumentasi
Water Level Switch = LS & HS
Flow Meter = 0 – 80 L/mnt
Pressure indicator = 0–6 bar
Automatic valve = Motorize
Level Indikator = Flexible Tubing
14
15
Fouling adalah akumulasi partikulat atau koloid dari air umpan pada permukaan membran
dan/atau spacer sehingga menyebabkan masalah operasional. Fenomena fouling yang
terjadi pada membran dapat menurunkan produktivitas (fluks) dan memperpendek
umur membran. Terjadinya fouling pada membran tidak bisa dihindari, tetapi bisa
diperlambat. Proses backwash dan pencucian membran secara kimia diperlukan untuk
menghilangkan foulant, mengembalikan produktivitas, dan pada beberapa kasus,
dapat mengembalikan selektivitas (tingkat pemisahan) membran.
Fouling koloid disebabkan oleh oksida besi atau lumpur. Fouling biologi (biofouling) terjadi
akibat adanya pertumbuhan biofilm. Fouling organik adalah adsorpsi komponen organik
spesifik seperti substansi humik dan minyak pada permukaan membran. Fouling yang
disebabkan oleh terbentuknya kerak disebut scaling.
Tingkat fouling mungkin bervariasi antara aplikasi yang satu terhadap aplikasi yang lainnya
dan bahkan dari hari ke hari laju fouling bisa berubah. Hal tersebut bergantung pada
beberapa faktor, seperti suhu, tekanan operasi, recovery factor, laju sirkulasi, dan jenis dari
foulant itu sendiri.
Pada membran ultrafiltrasi, mekanisme fouling dapat melalui mekanisme adsorpsi, pore
blocking, atau deposisi lapisan gel. Unit ultrafiltrasi dilengkapi dengan sistem backwash
untuk menghilangkan fouling pore blocking dan deposisi lapisan gel. Pencucian membran
UF dilakukan untuk menghilangkan fouling adsorpsi.
Pada keadaan tertentu, disarankan injeksi oksidator dalam backwash, terutama jika yang
diolah adalah air baku permukaan. Jenis oksidator yang aman dan banyak digunakan
adalah hypochlorite dan hydrogen peroxide. Injeksi oksidator dalam backwash dapat
16
dikurangi menjadi 1-2 kali per hari jika oksidator diberikan secara kontinu pada umpan.
Karena umpannya adalah air sumur dalam (Deep Well) maka UF Package ini tidak
dilengkapi dengan sistem injeksi oksidator.
Pencucian diperlukan jika dijumpai salah satu atau lebih dari parameter yang
mengindikasikan terjadinya fouling seperti berikut:
Fluks permeat turun hingga 10%
Garam yang lolos meningkat 5-10%
Pressure drop meningkat 10-15%
Pencucian juga disarankan agar dilakukan sebelum extended shut-down (sistem akan
tidak dioperasikan dalam jangka waktu lama).
Semua komponen dalam sistem pencucian harus resistan terhadap bahan kimia yang
digunakan untuk pencucian. Komponen sistem pencucian ini sebaiknya terbuat dari
material plastik/PVC atau stainless steel. Umumnya, sistem pencucian terdiri dari
komponen berikut:
Tangki larutan pencuci
Pompa larutan pencuci
Cartridge filter dengan filter housing (opsional)
Pemilihan bahan kimia yang tidak tepat atau urutan pencucian dengan bahan yang tidak
tepat dapat memperburuk fouling. Terdapat dua penggolongan utama bahan pencuci:
1. Larutan pencuci dengan pH rendah, digunakan untuk menghilangkan foulant dari
oksida logam. Larutan yang digunakan berkisar pada pH 2 – 3.
17
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyiapan larutan kimia, antara lain:
Urutan pencucian dengan bahan kimia yang berbeda.
Prosedur keselamatan yang direkomendasikan harus diikuti ketika menggunakan
bahan kimia.
Ketika menyiapkan larutan pencuci, pastikan semua bahan kimia terlarut dengan
sempurna sebelum disirkulasikan ke dalam modul membran.
18
Bahan kimia yang digunakan untuk pencucian adalah kaustik (NaOH) dengan konsentrasi
sekitar 0,001–0,05% dan/atau asam sitrat 1% atau asam klorida dengan konsentrasi sekitar
0,005–0,04%. Jika karakteristik dari foulant tidak diketahui, disarankan bahwa pencucian
dilakukan dengan larutan pH rendah kemudian diamati apakah ada perubahan signifikan,
baik TMP maupun laju alir. Pencucian dilanjutkan dengan larutan pH tinggi jika diperlukan.
19
Catatan :
Jika dilakukan pencucian dengan kedua larutan pencuci pH rendah dan pH tinggi,
flushing menggunakan air bersih penting dilakukan diantara kedua prosedur tersebut.
20
21
22
23
Periksa elemen tiap 3–6 bulan sekali, atau jika larutan pengawet sudah keruh, keluarkan
elemen membran, kemudian rendam dalam larutan pengawet yang baru dan kemas
kembali.
pH larutan pengawet tidak boleh < 3, jika pH mengalami penurunan sampai di bawah
ambang batas, segera ganti larutan pengawetnya.
24
5. COMMISSIONING
25
5. COMMISSIONING
5.1. Peralatan
Pada Start-up dianjurkan untuk disediakan peralatan tambahan berikut ini :
Alat pelindung diri
Alat ukur
Termometer
pH meter
Konduktifity meter (konduktifitas umpan, permeate dan konsentrat).
Bahan kimia yang cukup untuk pencucian, sanitasi dan pemeliharaan
Larutan NaOH 10%
Asam sitrat kristal
Larutan HCl 4%
Botol sample dengan volume minimal 1.500 ml
Sebelum start-up dilakukan, pastikan bahwa keseluruhan bagian Unit Pretreatment, Unit
Ultrafiltrasi, dan Unit Posttreatment telah terpasang sesuai dengan gambar P&ID. Berikut
ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada inspeksi start-up:
Pastikan bahwa semua equipment sudah terpasang dan terhubungkan satu sama lain
dengan baik.
Pastikan bahwa modul membran UF sudah terpasang dengan baik di rangka sistem.
Pastikan bahwa perpipaan sudah terpasang dan tersambung dengan baik.
Pastikan otomatisasi dapat beroperasi dengan baik.
Pastikan seluruh kelengkapan sistem berfungsi dengan baik untuk memastikan
ketepatan operasional dan monitoring kinerja sistem.
26
Unit Ultrafiltrasi
Pompa UF (P–02) :
UF Membrane (UF–01/02/03/04) :
Post Treatment
27
5.2.2. Instrumen
28
5.2.3. Piping
Unit Ultrafiltrasi
BV–11 Drain Valve :
BV–12 Block Valve :
BV–13 Block Valve :
BV–14 Block Valve :
BV–15 Block Valve :
BV–16 Block Valve :
BV–17 Block Valve :
BV–18 Block Valve :
BV–19 Block Valve :
BV–20 Block Valve :
29
Post Treatment
30
CATATAN
NO CATATAN
31
A. Unit Postreatment
Rinsing (Pembilasan)
2. Posisikan selektor Control Panel Unit Pretreatment pada pada posisi manual.
3. Hidupkan Pompa Air Baku (P–01) selama ± 30 menit.
4. Stop Pompa Air Baku (P–01).
5. Buka penuh valve BV–04 dan BV–09.
6. Tutup penuh valve BV–05 dan BV–10.
32
Start-up
2. Posisikan selektor Control Panel Unit Pretreatment pada pada posisi auto.
3. Hidupkan Pompa Air Baku (P–01).
33
B. Membran UF
Flushing
1. Posisikan valve sebagai berikut:
Valve Fungsi Posisi
BV–11 Drain Valve : Tertutup Penuh
34
Start-up
35
pH X X
TDS X X
Tekanan X X X X X
Flow rate X X X
36
C. Unit Posttreatment
Flushing
1. Posisikan valve sebagai berikut:
2. Atur laju alir Pompa Dosing (P–07) pada posisi 40% stroke.
3. Jika Tangki Produk T–01 A/B sudah penuh, lakukan drain dengan membuka valve
BV–42.
4. Jika Tangki Produk T–01 C sudah penuh, lakukan drain dengan membuka valve BV–
40.
5. Jika air sudah habis, tutup kembali valve BV–40 dan BV–42.
Start-up
37
6. PROSEDUR OPERASI
38
6. PROSEDUR OPERASI
6.1. Unit Pretreatment
2. Pastikan posisi selektor Control Panel Unit Pretreatment pada pada posisi auto.
3. Hidupkan Pompa Air Baku (P–01).
39
40
2. Pastikan posisi selektor 1 Control Panel Unit Ultrafiltrasi pada posisi auto.
3. Pastikan posisi selektor 2 Control Panel Unit Ultrafiltrasi pada posisi operasi.
4. Lakukan monitoring parameter operasi setiap hari, sebagai berikut:
pH X X
TDS X X
Tekanan X X X X X
Flow rate X X X
41
9. Drain larutan asam sitrat yang ada dalam membran UF (UF–01/02/03/04) dengan
membuka penuh valve BV–13.
10. Jika larutan asam sitrat sudah habis, tutup kembali valve BV–13.
11. Drain larutan asam sitrat yang ada dalam Tangki Umpan UF (T–01) dengan
membuka valve BV–11.
12. Jika larutan sudah habis, bilas Tangki Umpan UF (T–01) dengan air hasil Unit
Pretreatment sampai bersih.
13. Tutup kembali valve BV–11.
14. Buka penuh valve BV–32.
15. Tutup penuh valve BV–30.
16. Buka penuh valve BV–33.
17. Hidupkan Pompa UF (P-02) untuk membilas sisa larutan asam sitrat yang ada
dalam membran UF selama ± 5 menit.
18. Stop Pompa UF (P-02).
19. Tutup penuh valve BV–33.
20. Jika pencucian asam berhasil baik, Unit Ultrafiltrasi siap untuk online operation
(operasi normal).
21. Jika pencucian dengan larutan asam sitrat tidak cukup, lanjutkan dengan
pencucian Alkalin (pH Tinggi).
42
9. Jika larutan sudah habis, bilas Tangki Umpan UF (T–01) dengan air hasil Unit
Pretreatment sampai bersih.
10. Tutup kembali valve BV–11.
11. Buka penuh valve BV–32.
12. Tutup penuh valve BV–30.
13. Buka penuh valve BV–33.
14. Hidupkan Pompa UF (P-02) untuk membilas sisa larutan NaOH yang ada dalam
membran UF selama ± 5 menit.
15. Stop Pompa UF (P-02).
16. Tutup penuh valve BV–33.
17. Jika pencucian NaOH berhasil baik, Unit Ultrafiltrasi siap untuk online
operation (operasi normal).
18. Jika pencucian dengan larutan NaOH tidak cukup, lanjutkan dengan Recovery
Cleaning.
43
11. Drain larutan asam sitrat yang ada dalam Tangki Umpan UF (T–01) dengan
membuka valve BV–11.
12. Jika larutan sudah habis, bilas Tangki Umpan UF (T–01) dengan air hasil Unit
Pretreatment sampai bersih.
13. Tutup kembali valve BV–11.
14. Buka penuh valve BV–32.
15. Tutup penuh valve BV–30.
16. Buka penuh valve BV–33.
17. Hidupkan Pompa UF (P-02) untuk membilas sisa larutan asam sitrat yang ada
dalam membran UF selama ± 5 menit.
18. Stop Pompa UF (P-02).
19. Tutup penuh valve BV–33.
44
33. Hidupkan Pompa UF (P-02) untuk membilas sisa larutan NaOH yang ada dalam
membran UF selama ± 5 menit.
34. Stop Pompa UF (P-02).
35. Tutup penuh valve BV–33. Unit Ultrafiltrasi siap untuk online operation
(operasi normal).
D. Offline Operation
Dalam kondisi tertentu, ada kemungkinan Unit Ultrafiltrasi ini tidak akan dioperasikan
dalam jangka waktu cukup lama. Hal ini disebut dengan Offline Operation. Prosedur
Offline Operation adalah sebagai berikut:
1. Lakukan proses maintenance cleaning seperti prosedur di atas.
2. Drain air dalam Tangki Umpan UF (T–01) dengan membuka valve BV–11.
3. Jika air sudah habis, tutup kembali valve BV–11.
4. Drain air yang ada dalam membran UF (UF–01/02/03/04) dengan membuka
penuh valve BV–13.
5. Jika air sudah habis, tutup kembali valve BV–13.
6. Siapkan larutan Sodium Meta Bisulfit (SMBS) dalam Tangki Umpan UF (T–01),
lihat prosedur pada bagian 3. BACKWASH DAN PENCUCIAN MEMBRAN.
36. Buka penuh valve BV–30.
37. Tutup penuh valve BV–32.
38. Hidupkan Pompa UF (P-02) untuk sirkulasikan larutan SMBS melalui membran UF
selama ± 30 menit.
7. Stop Pompa UF (P-02).
8. Tutup penuh valve BV–14, BV–15, BV–16, BV–17, BV–18, BV–19, BV–20, dan
BV–21.
9. Drain larutan asam SMBS yang ada dalam Tangki Umpan UF (T–01) dengan
membuka valve BV–11.
10. Jika larutan SMBS sudah habis, bilas Tangki Umpan UF (T–01) dengan air baku
sampai bersih.
11. Tutup kembali valve BV–11.
12. Isi Tangki Umpan UF (T–01) dengan air.
13. Buka penuh valve BV–13.
45
14. Hidupkan Pompa UF (P–02) untuk membilas sisa larutan SMBS yang ada dalam
perpipaan selama ± 1 menit.
15. Stop Pompa UF (P–02).
16. Tutup penuh valve BV–13.
17. Drain air dalam Tangki Umpan UF (T–01)dengan membuka valve BV–11.
18. Jika air sudah habis, tutup kembali valve BV–11.
46
7. TROUBLESHOOTING
47
7. TROUBLESHOOTING
Over pressure
Strainer (SF–01 & SF–02) Buka strainer (SF–01 & SF–02) dan
kotor bersihkan
Sand Filter (F–01 & F–02) Backwash Sand Filter (F–01 & F–02)
kotor
B Pompa UF (P–02)
1 Tidak bekerja Floating switch/sensor di Tangki Lakukan pemeriksaan, isi Tangki
Umpan UF (T–01) berada pada Umpan UF (T–01), jika Pompa UF
posisi low level (LS–02) (P–02), hidup berarti sirkuit elektrik
berjalan normal
Over pressure
SV – 02 rusak SV – 02 diganti
48
SV – 01 rusak SV – 01 diganti
49
G Membran UF (UF–01/02/03/04)
Pressure drop tinggi Membran UF sudah kotor Matikan Pompa UF (P–02), pindah
selektor 1 ke posisi manual,
hidupkan Pompa Backwash (P–03)
selama ± 5 menit.
Jika belum dapat teratasi, lakukan
cleaning.
50
51
PERINGATAN
1. Hindarkan pemakaian membran pada cairan dengan kondisi pH ekstrim (dibawah 2 atau
diatas 12).
2. Hindarkan pemakaian membran pada cairan yang bersifat pelarut bagi material
membran (turunan minyak bumi).
3. Hindarkan membran dari operasi pada temperatur > 40 oC dalam jangka waktu panjang.
DISARANKAN
2. Lakukan prosedur pengoperasian maupun pemeliharaan sesuai dengan buku ”Design &
Service Manual”.
52
Buka strainer (SF–01 & SF–02) Periksa kualitas umpan. Lakukan pencucian dengan
dan bersihkan bahan kimia yang sesuai.
Sand Filter (F–01 & F–02) kotor Backwash Sand Filter (F–01 & F–02)
Nozzle outlet tersumbat Bersihkan nozzle
B. Unit Ultrafiltrasi
1. TMP tinggi atau TMP meningkat drastis
Membran fouling atau tersumbat Analisa kemungkinan penyebab fouling dan lakukan
pencucian dengan bahan kimia yang sesuai
Kualitas umpan yang buruk Periksa kualitas umpan. Lakukan pencucian dengan
bahan kimia yang sesuai.
Udara yang terjebak di Hilangkan udara yang terjebak di dalam alat ukur tersebut.
dalam turbidity meter Cari tahu bagaimana sampai udara dapat terjebak disana
Modul membran yang rusak Cek produk masing-masing modul membran yang
kemungkinan rusak.
53
Tekanan umpan terlalu Periksa Pompa UF (P–02) dan bukaan valve GV–01 dan
rendah GV–02.
Tekanan balik permeat Periksa dan pastikan tidak ada yang menyumbat di
tinggi perpipaan permeat
Kerusakan pada pressure gauge (PI–06) Cek dan kalibrasi pressure gauge (PI–06)
54
Sisa larutan kimia pencuci membran Bilas membran dengan air bersih
55
Amati selama ± 10 menit. Udara tidak dapat melewati pori membran karena
tekanannya rendah dan adanya tegangan permukaan, kecuali jika ada kerusakan di
dalam modul tersebut, yang ditandai dengan salah satu fenomena berikut:
Jika pressure indikator pada jalur yang dilalui udara bertekanan < 0,9 bar.
Jika terlihat gelembung air dalam jumlah yang signifikan pada ujung pipa lumen.
56
8. GAMBAR-GAMBAR
57