Anda di halaman 1dari 4

Nama : Angga Dwi Cahya

Kelas: Perikanan B

NPM: 230110220083

Visualisasi Arus terhadap Permukaan dengan Menggunakan Layout Surface

Lokasi perairan yang digunakan sebagai sample praktikum oseanografi kali ini
adalah perairan yang terletak di bagian laut jawa yang di donwload dari situs
coastwatch.pfeg.noaa.gov pada praktikum kali ini mengenai hasil visualisasi layout
surface diperairan laut jawa dan selat makasar dengan langkah mengikuti arahan dari
asisten laboratorium terdeteksi arus sehingga menampilkan data mengenai arus di
perairan tersebut .Berikut merupakan hasil visualisasi arus dengan mengguakan layout
surface di perairan laut jawa yang di dapatkan.

Terlihat terdapat 2 arus eddy yang jelas. Yang pertama ada dibagian kiri atas dan juga
kanan atas, arah putarannya searah jarum jam. Pada pusat putaran memiliki tinggi
permukaan laut yang lebih rendah dibandingkan daerah pusaran lainnya. Dari gambar
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa eddy yang searah dengan arah jarum jam akan
menimbulkan tinggi permukaan laut menjadi lebih rendah (dengan ditandainya
perubahan warna kedalaman), dan ketika ada bagian permukaan air laut yang lebih
rendah, akan terjadi upwelling karena kekosongan massa air. Upwelling sendiri
merupakan gerak vertikal arus laut dari dasar laut yang memiliki temperatur yang dingin
serta kaya akan nutrisi, ke arah permukaan laut (Azis, 2004).

Pada arus eddy sebelahnya yang berlawan arah, pada pusat pusaran memiliki
tinggi permukaan yang lebih tinggi dibandingkan bagian pusaran lainnya. Terlihat pula
arus eddy ketiga bentuknya tidak sebulat eddy pertama, yakni bentuknya agak sedikit
oval. Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa eddy yang berlawanan arah
jarum jam akan menimbulkan tinggi permukaan laut menjadi lebih tinggi, sehingga
akan ada penumpukan massa air di permukaan air laut dan menyebabkan downwelling.
Downwelling merupakan gerak vertikal dari permukaan laut yang hangat ke arah bawah
yang membawa kandungan senyawa oksigen (Azis, 2004).

Adanya arus eddy pada hasil gambar tersebut disebabkan karena stress angina
dan kecepatan angina, sehingga jika semakin tinggi gaya coriolos akan semakin tinggi
pula kemungkinan eddy terbentuk. Arus tidak bergerak searah dengan arah angin tetapi
dibelokan ke arah kanan dari arah angin di belahan bumi utara dan arah kiri di belahan
bumi selatan. Jadi angin dari selatan (di belahan bumi utara) akan membangkitkan arus
yang bergerak ke arah timur laut. Arus yang dibangkitkan angin ini kecepatannya
berkurang dengan bertambahnya kedalaman dan arahnya berlawanan dengan arah arus
di permukaan. Aktivitas dari gaya coriolis akan menyebabkan pusaran yang ada pada
gambar 1 yang dinamakan arus eddy. Banyaknya arus eddy yang terjadi juga
disebabkan karena pada bulan Agustus merupakan musim peralihan 1 dimana arah
angina tidak sekonsisten pada muson barat maupun muson timur (Supangat dan
Susanna, 2003).
Gambar: Angin yang menimbulkan upwelling di belahan bumi selatan

Diantara dua arus eddy pada gambar tersebut, terlihat terdapatnya dua arus yang
bergerak dari arah timur menuju barat. Walaupun memiliki arah yang sama, terdapat
garis batas yang cukup jelas yang membedakan tinggi permukaan laut. Perbedaan yang
ada kurang lebih sekitar 0,1 m. Arus tersebut merupakan Arus Khatulistiwa Selatan
(AKS) yang bergerak dari Australia bergerak kearah barat menuju Samudera Hindia
Selain AKS, ada juga ARLINDO yang memiliki arah pergerakan arus yang sama
dengan AKS. Perbedaan tinggi permukaan laut disebabkan karena pusaran eddy itu
sendiri yang membawa ketinggian permukaan lautnya masing-masing sehingga
menyebabkan perbedaan tinggi permukaan air laut pada AKS. Terlihat pada AKS pun
terdapat daerah pertemuan dua tinggi permukaan laut dan daerah campuran dari
pertemuan keduanya.

Menurut Nining (2002), eddy adalah pusaran massa air di laut yang dapat
terbentuk di sepanjang batas arus samudera. Eddy muncul akibat adanya dorongan arus
yang terhalang oleh topografi pulau sehingga terbentuk suatu pusaran besar massa air.
Terdapat dua tipe arus eddy, tipe pertama adalah yang terbentuk akibat interaksi aliran
arus dengan topografi, dan yang kedua adalah akibat angin (Mann, 2006). Arus eddy
yang bergerak berlawan jarum jam menimbulkan downwelling, hal ini disebabkan gaya
Coriolis yang membelokkan arus ke kiri di BBS (Belahan Bumi Selatan), sehingga
massa air bergerak menuju pusatnya (konvergensi). Proses konvergensi menyebabkan
terjadinya penumpukkan massa air, sehingga air cenderung bergerak turun menuju ke
kedalaman laut (downwelling). Arus eddy yang bergerak searah jarum jam
menimbulkan upwelling, hal ini disebabkan adanya gaya Coriolis yang membelokkan
arus ke kiri di BBS, sehingga masa air akan bergerak menjauhi pusatnya (divergensi).
Proses divergensi menyebabkan terjadinya kekosongan massa air dibagian pusatnya,
sehingga massa air akan bergerak dari lapisan dalam menuju ke permukaan laut
(upwelling) (R, Setiyono, & Helmi, 2015).

Gambar: kematik gerakan eddy dan akibatnya (Ganachaud, 2011)

Arus merupakan AKS mengalir dari barat daya Australia dan terjadi sepanjang
tahun bergerak ke arah barat Madagaskar. AKS juga menyebabkan tingginya TPL
karena aliran AKS mengalir kuat pada bulan ini. Frekuensi eddy pada selatan Jawa juga
dipengaruhi akibat interaksi ketidakseimbangan arus akibat AKS dan Arlindo (Pranowo,
Tussadiah, Syamsuddin, Purba, & Riyantini, 2016).

Kesimpulan yang dapat diambil praktikan yakni arus eddy merupakan arus yang
muncul akibat adanya dorongan arus yang terhalang oleh topografi pulau sehingga
terbentuk suatu pusaran besar massa air. Faktor penyebab Arus eddy pada selatan Jawa
disebabkan oleh AKS, ARLINDO, gaya Coriolis dan stress angin. Dampak dari arus
eddy yang bergerak berlawan jarum jam menimbulkan downwelling, Arus eddy yang
bergerak searah jarum jam menimbulkan upwelling. Perbedaan TPL pada arus yang
mengarah ke barat terjadi karena interaksi ketidakseimbangan arus akibat AKS dan
Arlindo.

Anda mungkin juga menyukai