6145 13124 1 PB
6145 13124 1 PB
Keywords : Abstrak
Kurikulum 2013 sebagai acuan kegiatan belajar
Pembelajaran, Penilain dan HOTS mengajar mengalami beberapa revisi. Hal tersebut
membuat guru mengalami kesulitan dalam
Corespondensi Author melaksanakan pembelajaran seperti yang diamanatkan
1
Kurikulum 2013. Kesulitan tersebut ialah dalam proses
Mandra Saragih, HabibSyukri
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian berorientasi
Nasution
Program Studi Pendidikan Bahasa
keterampilan berfikir tingkat tinggi atau Higher Order
Inggris Thinking Skills (HOTS), dan keterampilan ini merupakan
*Email :mandrasaragih@umsu.ac.id salah satu sasaran wajib pemerintah untuk menyiapkan
peserta didik menghadapi persaingan indusrti abad 21
atau industri 4.0. Situasi ini membuat pihak sekolah
membutuhkan pelatihan khusus dan intensif guna
memahamkan guru tentang keterampilan berfikir tingkat
tinggi (HOTS). Adapun metode yang diberikan pada
kegiatan ini adalah menerapkan pola “ In – On” atau ( In
Service dan On Service ). Kegiatan kemitraan
masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan
Guru dengan pola In-On untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan penilaian berbasis HOTS dengan
memperkenalkan metode metakognitif dan metode
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) dilokasi sekolah mitra. Setelah dilakukan
workshop, secara umum guru di SMP Muhammadiyah
telah meningkat kemampuan dalam menyusun soal
HOTS. Secara keseluruhan peningkatan mencapai 21,
5%. Workshop ini juga telah menghapus disparitas
kemampuan guru dalam menyusun soal. Semua guru
telah mampu menyusun indikator pembelajara
berdasarkan kata kerja operasional masing-masing ranah
pengatahuan dan ranah keterampilan.
40
PENDAHULUAN
SMP Muhammadiyah 57 Medan
SMP Muhammadiyah 4 terletak di
berlokasi di jalan Mustafa Nomor 1,
jalan Kapten Muslim gang Jawa
kelurahan Glugur Darat I, kecamatan
kelurahan Sei Sikambing C, Medan
Medan Timur, kota Medan, provinsi
Helvetia, kota Medan, provinsi
Sumatera Utara. Sekolah yang berdiri
Sumatra Utara. Sekolah ini sudah
dari tahun 2005 ini memiliki 26 (dua
berdiri sejak tahun 1993. Jumlah guru
puluh enam) guru dan 237 peserta
di sekolah ini sebanyak 19 (sembilan
didik. Sama seperti SMP
belas) guru, dan peserta didik
Muhammadiyah 4, sekolah ini juga
berjumlah 103 orang.Sejak tahun 2014,
telah menerapkan Kurikulum 2013.
sekolah ini sudah menggunakan
Dalam proses belajar mengajar,
Kurikulum 2013 sebagai acuan
sekolah ini menerapkan sistem full day
kegiatan belajar mengajar. Dalam
school. Pembelajaran dilaksanakan
perkembangannya, kurikulum 2013
selama lima hari mulai hari Senin
mengalami beberapa revisi. Revisi ini
sampai dengan hari Jumat. Pada hari
membuat guru mengalami kesulitan
Sabtu tidak ada proses belajar mengajar
dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas. Guru dan peserta didik
seperti yang diamanatkan Kurikulum
melaksanakan kegiatan pengembangan
2013. Dari hasil diskusi yang dilakukan
diri pada hari Sabtu. Ditinjau dari
bersama kepada sekolah dan dewan
proses yang telah dilakukan,
guru, diperoleh informasi bahwa guru
sebenarnya sekolah ini sudah memulai
mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran dan penilaian
melaksanakan proses pembelajaran dan
berbasis keterampilan berfikir tingkat
penilaian berorientasi keterampilan
tinggi. Hanya saja, kegiatannya
berfikir tingkat tinggi atau Higher
dilakukan tidak terintegrasi dalam
Order Thinking Skills (HOTS). Padahal
proses belajar dan menilai. Kegiatan
keterampilan ini merupakan salah satu
sabtu inilah yang dianggap untuk
sasaran wajib pemerintah untuk
melatih peserta didik untuk dapat
menyiapkan peserta didik menghadapi
berfikir tingkat tinggi. Kondisi ini
persaingan indusrti abad 21 atau
berbeda dengan konsep pembelajaran
industri 4.0. Situasi ini membuat pihak
dan penilaian berbasis HOTS yang
sekolah membutuhkan pelatihan
sebenarnya. Sehingga, dari hasil
khusus dan intensif guna memahamkan
diskusi disepakati bahwa sekolah ini
guru tentang keterampilan berfikir
tingkat tinggi (HOTS).
41
3. Guru belum mampu merancang
soal ujian yang memuat indikator
dan perintah soal berbasis
memerlukan pelatihan guru agar dapat keterampilan berfikir tingkat
menerapkan HOTS secara terintegrasi tinggi.
dalam proses pembelajaran dan
penilaian. METODE PELAKSANAAN
44
operasional dalam merumuskan indikator langsung diperbaiki. Di akhir kegiatan,
ketercapaian kompetensi. Ini penting semua soal hasil kerja guru sudah dicetak
disampaikan di awal mengingat kesalahan untuk selanjutnya dinilai seperti pada hasil
perumusan indikator akan berdampak data di atas.
sistemik pada proses pembelajaran dan Secara umum dapat dikatakan bahwa
penilaian. Guru juga langsung praktik seluruh guru merasa terbantu dengan
menyusun indikator pencapaian kompetensi kegiatan workshop penyusunan soal ini.
dari kompetensi dasar yang ada pada mata Tentu, tagihan hasil kerja menjadi prioritas
pelajaran masing-masing. Secara yang harus diselesaikan guru, dan itu semua
berkelompok dalam satu kelompok mata terlaksana dengan baik.
pelajaran sejenis, guru memulai tahap demi
HASIL DAN LUARAN
tahap penyusunan soal.
Setelah dilakukan workshop,
Kemudian materi berikutnya adalah
kemampuan guru untuk memahami
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
komponen soal meningkat lebih dari 30%.
kooperatif. Pada materi ini, guru dan nara
Selebas orang guru yang awalnya memiliki
sumber berbagi informasi tentang prinsip-
nilai rendah, setelah workshop mampu
prinsip pembelajara kontekstual dan juga
memperoleh nilai yang relatif sama dengan
model-model pembelajara kooperatif. Nara
guru lain. Dengan kata lain tujuan untuk
sumber secara langsung menjadi model
meningkatkan pemahaman guru untuk
untuk mendemonstrasikan penerapan model
memahami komponen-komponen soal
pembelajaran Jig Saw. Setelah itu, peserta
berkarakter HOTS, mulai dari penyusunan
dalam kelompoknya, merancang langkah-
indikator pencapaian kompetensi,
langkah pembelajaran berbasis siswa aktif.
perancangan kegiatan pembelajaran aktif,
Hari kedua (Selasa, 19 Maret 2019),
sampai pada kemampuan merancang
peserta sudah menyiapkan soal dan
penilaian telah tercapai dengan peningkatan
mempresentasikannya di depan teman
perseorangan guru di atas 30%.
sejawat. Masing-masing peserta dapat
Selanjutnya, secara umum guru di
memberi komentar tentang kelebihan dan
SMP Muhammadiyah telah meningkat
kekurangan soal yang ditampilkan. Peserta
kemampuan dalam menyusun soal. Secara
terlihat aktif dalam mengikuti sesi ini.
keseluruhan peningkatan mencapai 21, 5%.
Masukan dari nara sumber dan peserta lain
Workshop ini juga telah menghapus
45
disparitas kemampuan guru dalam semua guru di SMP Muhammadiyah telah
menyusun soal. Semua guru telah mampu terlaksana untuk semua guru.
menyusun indikator pembelajara
KESIMPULAN DAN SARAN
berdasarkan kata kerja operasional masing-
Berdasarkan proses dan hasil pelaksanaan
masing ranah pengatahuan dan ranah
workshop yang telah dilakukan, dapat
keterampilan. Indikator pembelajara ini juga
disimpulkan bahwa:
sudah sudah terlihat rinci dalam soal yang
1. Kualitas pembelajaran di sekolah mitra
disusun guru. Progres hasil workshop pada
mengalami peningkatan setelah
bagian hasil kegiatan menunjukkan
dilaksanakan pendampingan pada
peningkatan keterampilan guru dalam
kegiatan On. Peserta workshop mendapat
menyusun soal. Dengan demikian tujuan
pengalaman belajar dalam melaksanakan
kegiatan ini untuk meningkatkan
proses pembelajaran berorientasi pada
kemampuan guru untuk menyusun soal
stimulus keterampilan berfikir tingkat
berkarakter HOTS telah tercapai 21,5%
tinggi.
Kemudian, workshop ini telah
2. Penyusunan soal berorientasi HOTS atau
menghasilkan soal yang berkarakter HOTS.
keterampilan berfikir tingkat tinggi sudah
Sebenarnya di SMP Muhammadiyah. semua
disusun berdasarkan kata kerja
guru telah menyerahkan soal di awal ajaran
operasional yang tepat dengan
baru. Namum, kualitas soal masih sangat
memperhatikan tingkatan ranah
rendah dan cenderung hasil plagiasi dari soal
pengetahuan sampai pada tahan
lain tanpa proses adaptasi. Pada workshop
menganalisis.
ini, guru hanya diminta untuk menyusun
3. Peserta workshop sudah mampu
soal untuk satu pertemuan. Sebanyak 20
menggunakan aplikasi penyusunan soal
(dua puluh) soal berkarakter HOTS telah
berorientasi HOTS dalam bentuk
tersusun dan telah dilnilai baik. Soal ini
administrasi penilaian berbentuk kartu
diharapkan dapat dijadikan model bagi guru
soal, kisi-kisi soa, naskah soal, dan
di SMP Muhammadiyah untuk menyusun
sampai pada menganailis hasil penilaian.
soal tahun ajaran berikutnya. Dengan
Saran
demikian, tujuan workshop untuk
Dari kesimpulan yang telah dinyatakan di
menghasilkan soal berkarakter HOTS pada
atas, penulis memberi saran yang ditujukan
untuk memberi ruang untuk secara terus
46
menerus meningkatkan kualitas Daftar Pustaka
pembelajaran dan penilaian berorientasi Gok, T. 2010. The General Assessment of
Problem Solving Processes in
HOTS. Adapun saran yang diberikan adalah Physics Educatioon. Gok, T.
2010.The General Assessment of
sebagai berikut:
Problem Solving Pr Eurasian
1. Guru disarankan untuk secara Journal of Physics and Chemistry
Education, , 2(2), 110-122
berkelanjutan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dapat dilakukan Sucipto. 2017. Pengembangan Ketrampilan
Berpikir Tingkat Tinggi dengan
secara mandiri atau secara kolektif
Menggunakan Strategi
melalui komunitas guru mata Metakognitif Model
Pembelajaran Problem Based
pelajaran. Learning. Jurnal Pendidikan
2. Penilaian berorientasi HOTS Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017.
e-ISSN 2527-6891.
hendaknya disusun untuk
merangsang kemampuan peserta Saragih, M & Habib. (2017). Model Batu
Basah (Baca Tuliskan, Baca
didik dalam mengasosiasi atau Sampaikan Hasilnya) Untuk
Mengembangkan Budaya Literasi
menafsirkan informasi menjadi Sekolah Di Smp Negeri 13 Dan 14
pengetahuan baru berdasarkan Binjai. Jurnal Prodikmas Hasil
Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No.
pengalaman kontekstual mereka. 2.
3. Penguasaan teknologi informasi
Wiedarti, dkk. (2016). Desain Induk Gerakan
menjadi salah satu faktor penting Literasi Sekolah. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,
yang direkomendasikan mengingat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
fasilitas teknologi dapar
memudahkan guru dalam merancang
dan menyusun soal berorientasi
HOTS. Untuk itu, disarankan kepada
guru melatih kemampuan digital
dalam melakukan proses
pembelajaran dan penilaian.
47