Machine Translated by Google

Geoforum 34 (2003) 511–524

www.elsevier.com/locate/geoforum

Tempat ini memberi saya ruang: tempat dan

kreativitas dalam industri kreatif

Graham Drake *
Sekolah Lingkungan dan Pembangunan, Universitas Sheffield Hallam, Kampus Kota, Howard Street, Sheffield S1 1WB, Inggris

Diterima 11 April 2002; diterima dalam bentuk revisi 2 Mei 2003

Abstrak

Makalah ini berfokus pada hubungan antara tempat dan kreativitas individual dalam usaha mikro dan kecil dalam industri kreatif. Makalah
ini menggunakan temuan dari wawancara kualitatif dengan para pekerja di industri kerajinan logam dan desain digital dari industri kreatif di
Inggris untuk menganalisis bagaimana atribut yang dirasakan dari suatu lokasi dapat memberikan inspirasi dalam proses kreatif. Teori spasial
terkini tentang industri kreatif telah menekankan baik kreativitas kolektif maupun cara-cara di mana kelompok usaha kreatif di tempat tertentu
dapat mempromosikan kreativitas. Makalah ini menganalisis bukti empiris yang diperoleh dalam wawancara dan berpendapat bahwa hubungan
antara tempat dan kreativitas dapat menjadi penting dan berpengaruh dalam proses kreatif dan bahwa teori saat ini perlu diperluas untuk lebih
mempertimbangkan kreativitas individu dan cara-cara atribut tersebut. lokalitas dapat digunakan sebagai katalis untuk kreativitas individu.

2003 Elsevier Ltd. Semua hak dilindungi undang-undang.

Kata Kunci: Cluster; Industri kreatif; industri budaya; Kreativitas; Inovasi; Tempat; Lokalitas

1. Perkenalan Saya tidak mengatakan bahwa alam bahkan tidak lebih

Tulisan ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara
tempat dan kreativitas individual dalam industri kreatif. Tujuannya
bukan untuk menteorikan proses kreativitas itu sendiri tetapi
untuk menyelidiki sejauh mana para pekerja di industri kreatif
mengakui tempat sebagai sumber rangsangan dan gagasan
kreatif. Lebih tepatnya, ini menyelidiki sejauh mana pekerja di
industri kreatif mengakui bahwa atribut lokalitas di mana
perusahaan mereka berada membentuk sumber petunjuk, ide,
tanda atau bahan baku yang dapat bertindak sebagai katalis
selama proses desain. atau inovasi estetika dan untuk menyelidiki
atribut lokalitas mana yang dianggap signifikan.
Jelas tidak ada yang baru tentang anggapan bahwa tempat
dapat memberikan inspirasi dan sumber ide bagi seniman,
desainer, dan musisi individu.
Banyak tokoh terkenal telah menekankan atribut tempat sebagai
pengaruh besar dalam pekerjaan mereka. Misalnya:
mencolok dan dramatis di Brittany, katakanlah, atau di
Katwijk atau Bo ringe––ya––tetapi tetap saja rawa dan
desa di sekitar sini juga sangat, sangat indah dan ketika
saya di sana saya menemukan rumah harta benda yang
tak habis-habisnya dari kehidupan pedesaan, dan satu-
satunya pertanyaan adalah mendapatkannya dan bekerja
(Van Gough, dikutip dalam Van Tilborgh et al., 1996).
Tubuh teori yang berkembang pada industri kreatif telah
mengakui hubungan antara tempat dan kreativitas estetika tetapi
fokusnya hampir seluruhnya pada kreativitas sebagai proses
kolektif atau sosial dan sebagian besar berkonsentrasi pada
kreativitas sebagai produk interaksi dalam kelompok perusahaan
kreatif berbasis tempat. . Pendapat dari makalah ini adalah
bahwa dalam teori spasial yang muncul berkaitan dengan industri
kreatif penekanan pada kreativitas kolektif dan kelompok usaha
kreatif berguna dan tepat tetapi cenderung mengaburkan
hubungan antara tempat dan kreativitas individu. Makalah ini
berpendapat bahwa ada kebutuhan untuk mengintegrasikan
pentingnya tempat bagi kreativitas individu ke dalam teori yang
muncul ini.

*Tel.: +114-2254738; Faks: +114-2253179. Tentu saja, literatur non-akademik profesional yang ditulis
Alamat email: gpdrake@shu.ac.uk (G.Drake). untuk pekerja kreatif sering dijadikan referensi

0016-7185/$ - lihat materi depan 2003 Elsevier Ltd. Semua hak dilindungi undang-
undang. doi:10.1016/S0016-7185(03)00029-0
Machine Translated by Google
512 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
dampak tempat pada imajinasi kreatif individu. Misalnya:
Kota berangin bersejarah tempat Andrew Skwish membuat
ilustrasinya berhembus masuk dan keluar seperti mimpi
yang berulang. Pencakar langit, tekstur baja, dan arus
bawah yang mengancam membangkitkan uji coba industri
Chicago di masa lalu...'' (Seni Komputer, 2001, hlm. 55).
''Inspirasi yang berasal dari wilayah Swansea juga terwujud
dalam karya pribadi yang disebut Ambisi Kritis. Hal ini
mencerminkan situasi sosial di daerah tersebut, yang
sebagian disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja––dan
memberikan reaksi balik terhadap gagasan South Wales
sebagai kuburan ambisi'' (Computer Arts, 1998, hlm. 57).
Menyelidiki proposisi bahwa lokalitas dapat menjadi sumber
inspirasi estetika mungkin menjadi minat yang lebih luas bagi
para ahli geografi karena tiga alasan. Pertama, ini mungkin
memberikan wawasan tambahan tentang bagaimana keunikan
tempat terus berperan dalam kegiatan ekonomi.
Kedua, ini mungkin menunjukkan sejauh mana tempat atau
lokalitas berdampak pada penciptaan dan konten barang dan
jasa yang berpotensi mengglobal atau deteritorialisasi dalam
konteks sektor industri kreatif yang berkembang pesat. Ketiga,
itu bisa meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana
individu menanggapi atau berhubungan dengan tempat.
Makalah ini dimulai dengan menguraikan definisi alternatif
dari industri kreatif. Ini kemudian secara singkat membahas
konseptualisasi tempat yang relevan, sebelum melanjutkan untuk
memeriksa teori relevan yang ada tentang hubungan antara
inovasi estetika dan tempat dalam industri kreatif. Makalah ini
kemudian menganalisis data empiris yang diperoleh dari
wawancara dengan pekerja kreatif sebelum menyarankan
bagaimana teori yang ada dapat diperluas untuk mengakui
hubungan antara lokalitas dan kreativitas individual dalam
industri kreatif.
2. Mendefinisikan industri kreatif
Masalah dengan investigasi materi iklan apa pun di industri
adalah bahwa istilah itu sendiri bermasalah. Ada beberapa
konsensus di kalangan akademik dan kebijakan tentang arti
istilah industri budaya dan industri kreatif dan di kedua arena
istilah tersebut sekarang digunakan secara luas yang
menunjukkan bahwa bidang kegiatan ekonomi ini dianggap
berbeda dalam beberapa cara.
Namun, tidak ada kesepakatan yang diterima secara luas tentang
di mana batas antara industri budaya dan kreatif dan kegiatan
ekonomi lainnya. Demikian pula, ada ketidakjelasan tentang
apakah istilah industri kreatif dan industri budaya dapat
dipertukarkan atau apakah keduanya menunjukkan bidang
kegiatan yang berbeda. Meskipun berada di luar cakupan
makalah ini untuk meninjau debat ini
detail perlu untuk mencoba beberapa klarifikasi jika perlakuan
mereka sebagai bentuk kegiatan ekonomi yang khas dapat
dibenarkan.
Departemen Kebudayaan, Media dan Olahraga pemerintah
Inggris mendefinisikan industri kreatif sebagai kegiatan yang
berasal dari kreativitas individu, keterampilan dan bakat, dan
yang memiliki potensi kekayaan dan penciptaan lapangan kerja
melalui generasi dan eksploitasi intelektual. Properti. Ini [adalah]
diambil untuk memasukkan sektor-sektor utama berikut:
periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan,
desain, perancang busana, film, perangkat lunak rekreasi
interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan, perangkat lunak
dan televisi dan radio. '' (DCMS, 1998, hlm. 10). Sementara
daftar sektor yang relevan ini memberikan indikator yang berguna
tentang jenis kegiatan ekonomi yang dapat dikategorikan
sebagai kreatif dalam industri (dan perlu dicatat dalam konteks
makalah ini bahwa definisi tersebut mengacu pada kreativitas
individu) definisi DCMS kurang jelas. untuk tujuan penelitian.
Sebagian besar, jika tidak semua, sektor ekonomi dapat
dibenarkan mengklaim didasarkan pada kreativitas, keterampilan
dan bakat individu dan pada eksploitasi kekayaan intelektual.
Lebih meyakinkan Banks et al. (2000) mengemukakan bahwa
industri kreatif menghasilkan barang dan jasa yang nilai utamanya
berasal dari atribut estetika mereka.
Ini menggemakan argumen Lash dan Urrys (1994) bahwa
semakin banyak tanda yang diproduksi daripada objek material
dan bahwa barang dan jasa menjadi semakin estetis dengan
atribut simbolisnya yang membentuk proporsi nilai tambah yang
lebih besar. Scott (2000, p. 30) juga mendefinisikan keluaran
industri kreatif sebagai “artefak yang dipenuhi dengan konten
imajinatif estetika dan semiotik” yang diproduksi oleh “sektor
dalam kapitalisme modern yang memenuhi tuntutan konsumen
akan hiburan, ornamen, self-self- penegasan, tampilan sosial
dan sebagainya [...] Output tersebut memiliki nilai simbolis yang
tinggi relatif terhadap tujuan utilitarian'' (Scott, 1999, hal. 807).
Berbeda dengan definisi DCMS, definisi-definisi ini berguna
untuk menyoroti dominasi relatif dari nilai simbolik, nilai tanda
atau nilai ekspresif dalam keluaran industri kreatif.
Definisi Scott khususnya berguna dalam menyarankan
sejumlah poin penting. Pertama, tidak seperti definisi DCMS,
definisi ini menekankan persyaratan bahwa output memiliki
kandungan estetis dan semiotik yang tinggi, daripada secara
langsung merujuk pada input kreativitas yang didefinisikan
secara samar-samar. Hal ini penting dalam konteks makalah ini
karena fokusnya adalah bagaimana konten estetis atau semiotik
ini dapat dibentuk oleh atribut lokalitas. Kedua, dengan
menekankan artefak tampaknya mengecualikan kegiatan tersier
seperti perpustakaan dan galeri, yang menurut beberapa definisi
dikategorikan sebagai industri kreatif tetapi dapat dikatakan
memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan produsen
artefak, baik artefak tersebut berwujud ( seperti perhiasan) atau
tidak berwujud (seperti perangkat lunak komputer). Ketiga, di
bagian kedua dari
Machine Translated by Google
G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
definisi penekanannya adalah pada sisi permintaan pasar,
sebagai lawan dari sisi penawaran. Dengan kata lain, ada
upaya untuk mendefinisikan industri kreatif dengan berfokus
pada jenis permintaan konsumen yang mereka layani. Secara
khusus, ada penekanan pada refleksivitas konsumen,
individualitas dan identitas. Namun, definisi ini sama sekali
tidak menghilangkan semua ambiguitas. Misalnya, banyak
merek mobil yang jelas memiliki nilai ekspresif dan semiotik
yang sangat tinggi yang dieksploitasi secara besar-besaran
oleh produsen dan pengiklan, tetapi hanya sedikit yang
berpendapat bahwa industri mobil dapat dikategorikan sebagai
bagian dari sektor kreatif.
Pada kenyataannya, diragukan apakah definisi umum yang
tidak ambigu dapat diajukan. Definisi yang berbeda akan
berlaku dalam keadaan yang berbeda (Pratt, 1997). Akan
lebih berguna untuk melihat industri kreatif sebagai sebuah
kontinum definisi yang dapat terdiri dari beragam kegiatan
ekonomi, khususnya di batas kategori.
Tentu saja istilah industri kreatif, bagaimanapun definisinya,
terdiri dari serangkaian kegiatan ekonomi yang sangat
beragam dan mungkin terbukti terlalu umum untuk berguna
untuk tujuan penelitian empiris. Karena alasan inilah penelitian
empiris yang diuraikan nanti dalam makalah ini berfokus pada
dua sub-sektor kreatif di bidang industri yang didefinisikan,
tetapi juga menggunakan dua sub-sektor yang kontras untuk
mencerminkan keragaman sektor ini secara keseluruhan.
Akhirnya pada masalah definisi beberapa referensi perlu
dibuat untuk hubungan antara istilah industri kreatif dan
industri budaya. Sementara Adorno dan Horkheimer
(1977/1944) mungkin yang pertama menggunakan istilah
industri budaya dalam kritik mereka terhadap seni yang
diproduksi secara massal, Hesmondalgh (2002) menyatakan
bahwa sekelompok sosiolog Perancis (misalnya, Miege, 1979)
yang kemudian mengadopsi istilah tersebut tetapi
menggunakan industri budaya jamak untuk menyoroti
kompleksitas sektor tersebut. Istilah ini pertama kali digunakan
secara luas dalam lingkaran kebijakan oleh Greater London
Council pada 1980-an (OConnor, makalah yang diterbitkan
tidak). Penggunaan istilah industri kreatif tampaknya telah
muncul dengan minat pemerintah lokal dan nasional yang
lebih besar dalam promosi mereka, dan OConnor
menyarankan bahwa ini mungkin telah menjadi istilah yang
disukai karena menekankan nilai ekonomi produk daripada
yang kurang mudah dipahami. dan konsep budaya yang
berpotensi lebih kontroversial. Dalam makalah ini istilah
industri kreatif lebih disukai daripada industri budaya tidak
harus lebih menyukai satu istilah daripada yang lain tetapi hanya untuk
3. Berteori lokalitas dalam konteks kreativitas estetis
Tidak pantas dan tidak mungkin dalam makalah sepanjang
ini untuk merinci berbagai nuansa perdebatan kompleks
tentang konsep tempat. Namun demikian, jika diperdebatkan
tempat itu dalam bentuk en kreatif
513
Karena lokalitas berperan dalam kreativitas estetis, maka
perlu dilakukan upaya untuk mendefinisikan tempat dan, lebih
khusus lagi, lokalitas. Bahkan di era globalisasi, dengan
wilayah yang luas di dunia yang mengalami arus internasional
dan global dengan intensitas yang semakin meningkat,
sebagian besar ahli teori yang menganalisis konsep tempat
terus menyoroti pentingnya dan kekhasan aktivitas ekonomi.
Perbedaan kecil antara lokalitas dapat berperan dalam
mencapai keunggulan kompetitif dalam ekonomi global
(misalnya, Harvey, 1989) dan kekhususan lokalitas menarik
produsen ke suatu tempat dan non-substitusi menahan
mereka di sana (Cox, 1997).
Jelasnya, atribut-atribut yang memungkinkan sebuah lokalitas
untuk menarik semakin banyak modal bergerak dapat meliputi
faktor-faktor tradisional dari biaya yang lebih rendah,
kedekatan dengan infrastruktur, ukuran dan sifat pasar lokal,
ketersediaan keahlian, dan seterusnya. Saran dalam makalah
ini adalah bahwa dalam konteks industri kreatif, sumber daya
berbasis tempat tambahan dapat menjadi dorongan dan
rangsangan yang dapat diubah menjadi keuntungan ekonomi
oleh seniman dan desainer.
Dalam konteks menyelidiki penggunaan dan respons
individu terhadap tempat, penting juga untuk melihat tempat
sebagai fenomena subyektif, imajiner dan emosional serta
entitas objektif dan nyata. Subjektif pekerja kreatif, tanggapan
pribadi atau emosional terhadap tempat akan memengaruhi
bagaimana mereka dapat menggunakan atribut tempat itu
untuk inspirasi estetika, dan tanggapan itu akan dibentuk oleh
identitas, persepsi, dan kepercayaan individu. Imajinasi dan
emosi kolektif yang muncul dari berbagai kelompok atau
subkultur dalam populasi lokal dapat membentuk respons
individu tersebut (Bennett, 2000). Juga, dalam proses
menanggapi tempat individu dan kelompok membangun
tempat. Seperti pendapat Lippard (1997, p. 9), "hubungan
pribadi kita dengan sejarah dan tempat membentuk kita,
sebagai individu dan kelompok, dan dengan cara timbal balik
kita
membentuknya." Jadi desainer dan seniman akan memiliki
personalisasi dan konstruksi mereka sendiri yang tinggi.
persepsi lokalitas dan rasa identitas mereka sendiri terkait dengan lokalitas
Lokalitas subyektif, imajiner, atau konstruksi ini akan menjadi
sumber petunjuk, tanda, dan simbol yang sama pentingnya,
jika tidak lebih penting daripada, lokalitas nyata atau objektif.
Tempat yang sama akan diinterpretasikan secara berbeda
oleh individu yang berbeda dan akan memberikan petunjuk
dan bahan baku estetika yang berbeda. Seniman dan desainer
dapat membuat produk yang unsur-unsurnya terinspirasi oleh
tempat
atau lokalitas
mencapai yang dimasukkan ke dalam unsur
konsistensi.
estetika atau ekspresif dari produk tersebut. Adalah mungkin
untuk membayangkan keadaan di mana produk-produk ini
pada gilirannya berkontribusi pada pembentukan tempat-
tempat nyata (penciptaan seni publik adalah contoh yang jelas
dari gagasan ini). Apakah produk ini dikonsumsi secara lokal,
di tempat lain, atau digabungkan secara efektif ke dalam
aliran informasi deteritorialisasi global, produk tersebut akan
membawa serta unsur-unsur tempat di mana produk tersebut dikonsumsi.
Machine Translated by Google
514 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
mereka diproduksi dan berpotensi membentuk bagaimana orang lain
melihat tempat-tempat tertentu.
Pembahasan tentang cara membuat konsep tempat dan lokalitas ini
pasti singkat dan, bisa dibilang, sangat reduksionis. Tujuannya adalah
untuk menyoroti poin bahwa gagasan sederhana tentang tempat perlu
dihindari saat mengembangkan teori tentang kreativitas berbasis tempat.
Juga, tidak ada upaya yang dilakukan untuk mendefinisikan ruang
lingkup lokalitas, selain untuk mendefinisikannya sebagai tempat di mana
hadiah kreatif berada. Misalnya, dalam kasus London, lokalitas dianggap
oleh beberapa orang yang diwawancarai sebagai lingkungan terdekat
mereka, oleh beberapa orang sebagai kota secara keseluruhan, dan
oleh orang lain sebagai skala spasial menengah. Jelas ada masalah
dengan mendefinisikan lokal dalam konteks ini, tetapi karena tujuan
makalah ini adalah untuk menyelidiki apakah pekerja kreatif memandang
bahwa tempat di mana perusahaan mereka berada merupakan sumber
inspirasi, maka diserahkan kepada narasumber untuk mengadopsi
definisi tersebut. yang menurut mereka masuk akal dalam mencapai
pemahaman mereka sendiri tentang masalah ini.
4. Kreativitas dalam konteks industri kreatif
Kreativitas adalah konsep yang sangat diperebutkan. Negus dan
Pickering (2000, p. 259) menyatakan bahwa kreativitas adalah salah satu
istilah yang paling banyak digunakan dan disalahgunakan dalam leksikon modern.
Muncul sarat dengan sejumlah makna, konotasi dan aplikasi yang secara
teratur diimpor ke berbagai wacana, lembaga dan pengaturan.'' Bahkan
mengabaikan masalah definisi hanya ada konsensus terbatas pada
variabel yang menentukan tingkat kreativitas. Upaya oleh psikolog,
sosiolog, dan sejarawan untuk menganalisis variabel yang dapat
memengaruhi tingkat kreativitas individu terus menjadi bahan perdebatan
yang cukup besar, dan semakin banyak penelitian yang berfokus pada
kreativitas sebagai proses kolektif atau sosial daripada sebagai proses
yang terjadi di dalam pikiran. individu als. Juga, banyak literatur
difokuskan pada kreativitas teknologi dan organisasi daripada apa yang
disebut tulisan ini sebagai kreativitas estetika.
Adorno dan Horkheimer (1979) adalah orang pertama yang fokus
pada kreativitas estetis dalam karya kreatif di bidang industri. Mereka
berpendapat bahwa munculnya industri kreatif memiliki dampak negatif
pada kreativitas individu dan bahwa "otonomi karya seni... cenderung
dihilangkan oleh industri budaya, dengan atau tanpa kesadaran dari
mereka yang memegang kendali." ' (Ad orno, 1991, hlm. 86). Sejak saat
itu para peneliti mengadopsi perspektif yang lebih positif, tetapi sekali
lagi penekanannya telah beralih ke kreativitas sebagai proses kolektif
atau sosial yang secara langsung dibentuk oleh lingkungan ekonomi,
sosial dan politik tertentu di mana para pekerja kreatif bekerja. Becker
(1982), misalnya, memusatkan perhatian pada kreativitas dalam seni
visual tetapi berargumen bahwa bahkan seni visual, seringkali dianggap
sebagai karya yang sangat individual.
proses, pada kenyataannya, proses kreatif kolektif.
Yang lain telah memperkuat penekanan kreativitas kolektif ini. Sebagai
contoh, Negus dan Pickering (2000, p. 271) berpendapat bahwa "individu
tidak dapat lebih menyadari penciptaan dan pameran film daripada
mampu memproduksi dan membuat fungsi ... mesin cuci".
Bourdieu (1993) juga berpendapat bahwa kreativitas bukan karena bakat
alam tetapi merupakan produk dari latar belakang sosial, ekonomi dan
pendidikan atau lingkungan individu. Demikian pula, Csikszentmihalyi
(1990, p. 198) berpendapat dari perspektif seorang psikolog bahwa
"kreativitas bukanlah atribut individu tetapi sistem sosial yang membuat
penilaian tentang individu tersebut".
Namun, dari perspektif makalah ini, penting bahwa para ahli teori
meninggalkan ruang yang jelas bagi peran kreativitas individu.
Csikszentmihalyi, misalnya, mengkonseptualisasikan manusia sebagai
salah satu subsistem yang memainkan peran kunci dalam proses
kreatif. Jadi sementara teori yang ada cenderung mengecilkan peran
kreativitas individu, hal itu tentu saja tidak menghalanginya dan Negus
dan Pickering (2000) menyatakan bahwa gagasan tentang satu pencipta
lebih kuat di beberapa bidang industri kreatif daripada yang lain.
5. Kreativitas estetika sebagai proses yang terkonsentrasi secara spasial
Gagasan bahwa atribut lokalitas berperan dalam kreativitas estetika
digaungkan oleh mereka yang telah mencoba menjelaskan curahan
kreativitas yang nyata yang terjadi di lokasi tertentu selama periode
waktu tertentu. Studi semacam itu cenderung berfokus pada lingkungan
politik, ekonomi dan sosial yang terikat ruang dan waktu serta dampaknya
terhadap proses kreativitas kolektif (misalnya, Hall, 1998). Dalam konteks
industri kreatif kontemporer sebagian besar teori yang ada sama-sama
memperhatikan kreativitas dan inovasi estetika sebagai proses kolektif,
meskipun di sini penekanannya cenderung bergeser ke peran kelompok
pekerja kreatif yang terkonsentrasi secara spasial (lihat misalnya,
Rantisi , 2002). Karya Scott (1999, 2000) memiliki relevansi khusus di
sini karena fokusnya pada cara di mana atribut tempat tertentu memiliki
kemampuan untuk mempromosikan kreativitas estetika dalam kelompok
kegiatan ekonomi kreatif. Dalam banyak hal, konseptualisasi Scott
mencerminkan literatur yang sangat luas dalam geografi ekonomi
tentang pembelajaran, kreativitas, dan inovasi dalam kelompok spasial
aktivitas ekonomi. Dia mengacu pada cara-cara di mana industri kreatif
bisa mendapatkan keuntungan dari komunitas lokal "gaya karakteristik,
kepekaan dan asosiasi tematik" (2000, hal. 10). Menggemakan gagasan
Bourdieu (1993) ia mengadopsi konsep bidang kreatif untuk merujuk
pada cara aglomerasi aktivitas ekonomi kreatif lokal berperilaku sebagai
katalis untuk tingkat kreativitas dan inovasi yang lebih tinggi.
Scott menyarankan bahwa salah satu atribut tempat yang
Machine Translated by Google
G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
dapat dimanfaatkan oleh individu untuk petunjuk kreatif dan ide
adalah suasana industri lokal yang berasal dari interaksi atribut
tempat dan kelompok lokal perusahaan kreatif. Dia menegaskan
bahwa penekanan yang diperlukan pada pengaturan ekonomi
dan sosial kreativitas tidak mengurangi '' bakat, imajinasi,
disposisi, atau bahkan kejeniusan pekerja budaya individu [...]
tetapi sebaliknya, mereka dimobilisasi dan disalurkan. oleh
karakteristik fungsional yang luas dari [mesin produksi yang
dikomodifikasi].'' Individu adalah 'gudang dari kapasitas ...
imajinatif spesifik' dan sebagai 'pembawa anugerah ini sangat
diperlukan untuk keseluruhan proses'' (Scott, 2000, hlm. 32,
39). Jadi di sini ada jembatan antara penekanan pada kreativitas
kolektif dan gagasan bahwa lokalitas mungkin memiliki atribut
yang dapat berperan sebagai katalis bagi kreativitas individu.
Penelitian terbaru tentang peran tim proyek berbasis tempat
dalam industri kreatif telah memperdalam pemahaman kita
tentang peran lokalitas sebagai katalis untuk kreativitas estetika
kolektif, tetapi seiring dengan meningkatnya teori Scott,
penelitian ini, secara implikasi, juga menunjukkan bahwa
lokalitas tertentu dapat menjadi sumber daya pendorong
kreativitas individu. Tim proyek adalah kerja jaringan sementara
dari individu-individu dari berbagai perusahaan yang bekerja
sama untuk menyelesaikan komisi atau kontrak tertentu dan
mereka, bukan perusahaan, seringkali membentuk unit pusat
kegiatan ekonomi. Jaringan seperti itu lebih umum di industri
kreatif di mana keluaran non-batch satu kali seperti film, konten
media, permainan komputer, iklan, dan komisi bernilai tinggi
untuk produk kerajinan adalah penting. Grabher (2002a, p.
209), misalnya, berpendapat bahwa para pelaku dalam jaringan
dan kelompok pekerja kreatif ini "dikelilingi oleh ramuan rumor,
kesan, rekomendasi, perdagangan cerita rakyat, dan kesalahan
informasi strategis". Seperti teori Scott tentang klaster industri
kreatif, ada pengakuan di sini bahwa pekerja kreatif individu
akan tertarik ke lokasi yang sukses ini karena mereka dianggap
sebagai konsentrasi dari bentuk inspirasi, stimulasi, atau
dengungan kreatif tertentu yang terdiri dari dorongan yang
beragam dan kompleks. ide, tren dan mode (lihat juga
Ekinsmyth, 2002; Nachum dan Keeble, 1999).
Namun, penekanan pada kelompok dan jaringan yang ada
ini tidak banyak menjelaskan tentang bagaimana individu dapat
menggunakan lokalitas untuk memperluas kapasitas imajinatif
mereka dengan cara lain selain melalui kontak dekat dengan
pekerja kreatif lainnya. Tampaknya tidak menjelaskan
bagaimana para pekerja kreatif yang beroperasi dalam isolasi
spasial relatif atau dalam perusahaan kecil yang sebagian
besar mandiri dapat menggunakan lokalitas sebagai sumber
daya untuk inovasi estetika. Di luar kluster kreatif terkemuka,
seperti Soho di London, interaksi tingkat tinggi antara
perusahaan kreatif mungkin cukup langka.
Sejumlah kecil peneliti secara lebih eksplisit mengacu pada
cara-cara di mana atribut lokalitas dapat terjadi
515
membantu kreativitas individu. Dalam studi mereka tentang
produksi budaya di South Bank of the Thames, Newman dan
Smith (2000, p. 10) merujuk pada potensi tempat sebagai
sumber dorongan estetika dengan alasan bahwa tempat juga
dapat menjadi bahan baku produksi budaya. , teks tanda yang
terbuka untuk penafsiran ulang.'' Namun, mereka tidak banyak
bicara tentang sifat sebenarnya dari bahan mentah atau teks
tanda ini. Leadbeater dan Oakley (1999, p. 14) mengacu pada
gagasan bahwa pekerja kreatif memiliki ''akses mudah ke lokal,
pengetahuan diam-diam––gaya, tampilan, suara––yang tidak
dapat diakses secara global.'' Lainnya peneliti telah
berkonsentrasi pada cara pekerja kreatif menggunakan
pengetahuan mereka tentang bentuk konsumsi lokal dan
keterlibatan emosional mereka dalam gaya hidup lokal untuk
merancang produk yang sukses (misalnya, OConnor, 1999;
Purvis, 1996). Penulis-penulis ini berpendapat bahwa tempat
dapat menjadi pendorong atau katalis bagi kreativitas estetika
individu dalam arti bahwa pekerja kreatif mengeksploitasi
pengalaman lokal sebagai sumber ide.
Tinjauan singkat dari teori yang ada mengungkapkan bahwa
peran tempat dalam industri kreatif tidak diabaikan dan sejumlah
penulis telah mengusulkan hubungan antara kreativitas estetika
dan lokalitas. Argumennya di sini adalah bahwa teori ini saat
ini mengaburkan cara-cara lain di mana lokalitas dapat menjadi
sumber penting dari dorongan dan ide bagi pekerja kreatif.
Teori sewa saat ini juga cenderung meremehkan pentingnya
perusahaan kreatif yang terletak di luar kelompok yang memiliki
jaringan tinggi di mana pekerja beroperasi adalah isolasi spasial
atau ekonomi yang relatif, tetapi data empiris yang diuraikan di
bawah ini menunjukkan bahwa pekerja semacam itu juga dapat
menyoroti lokalitas sebagai sumber inspirasi yang signifikan.
6. Penelitian empiris
Fokus makalah ini muncul dari proyek penelitian yang lebih
luas yang menggunakan wawancara kualitatif dengan pekerja
yang telah membuat, mengelola, atau memiliki usaha kreatif
mikro atau kecil. Untuk penyelidikan ini definisi OECD tentang
usaha mikro yang mempekerjakan 1-4 orang telah diadopsi,
dan di Inggris perusahaan kecil biasanya didefinisikan memiliki
kurang dari 50 karyawan (Julien, 1998). Sebagian besar
perusahaan yang diwawancarai adalah usaha mikro dan
sebagian besar usaha kecil memiliki kurang dari 10 karyawan.
Wawancara semi terstruktur (masing-masing berlangsung
sekitar 40-45 menit) dan dirancang untuk mengumpulkan data
terutama pada (i) sejarah dan kegiatan perusahaan dan
hubungan antara pekerja dan perusahaan, (ii) hubungan
antara pekerja dan lokalitas seperti yang dirasakan oleh
pekerja, dan (iii) jangkauan spasial dari jaringan yang dibuat
dan digunakan oleh pekerja dan perusahaan. Dirasakan
bahwa wawancara semacam itu akan memberikan wawasan
tentang keragaman dan kemungkinan bentuk perilaku
kewirausahaan kreatif (MacKinnon et al., 2000).
Machine Translated by Google
516 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
Sumber bukti tekstual, seperti prospektus perusahaan dan
situs web, juga telah digunakan untuk berkontribusi dalam
analisis.
Data yang digunakan dalam makalah ini berasal dari 31
wawancara. Wawancara direkam dan ditranskrip (dengan
pengecualian satu, di mana data berasal dari catatan yang
diambil selama wawancara), dan transkrip dianalisis melalui
proses pengkodean dan kategorisasi makna (Kvale, 1996).
Kategori makna yang relevan untuk menyelidiki sumber
inspirasi kemudian dianalisis lebih lanjut melalui proses
pemadatan unit makna alami (Kvale, 1996).
Penelitian empiris difokuskan pada tiga kota di Inggris;
London, Birmingham dan Sheffield. London dipilih karena
perannya yang dominan dalam bidang kreatif industri baik
sebagai lokasi perusahaan (DCMS, 2000) maupun sebagai
pengaruh budaya utama. Birmingham dan Sheffield keduanya
(dan sampai batas tertentu masih) merupakan pusat
manufaktur tradisional yang penting. Keduanya mengalami
deindustrialisasi yang parah sejak tahun 1970-an dan
keduanya berjuang untuk menemukan peran ekonomi baru
dan membangun citra baru yang lebih menarik bagi investor
dan pekerja terampil. Dalam setiap kasus, dukungan untuk
industri kreatif telah menjadi rangkaian kebijakan regenerasi, dengan pola kerja yang telah lama terbentuk dan mungkin
pemasaran tempat, dan pencitraan ulang sejak tahun 1990-
an dan ini telah membantu pertumbuhan di sektor ini.
Penggunaan singkat juga telah dilakukan dari wawancara
percontohan dengan hadiah masuk kreatif terkemuka di Huddersfield.
Penting untuk ditekankan bahwa tujuan tulisan ini bukan
untuk menganalisis perbedaan antara ketiga kota tersebut
dalam hal perannya sebagai sumber inspirasi. Untuk mencoba
ini akan bermasalah mengingat ukuran sampel yang relatif
kecil dan, yang lebih penting, karena menyatakan bahwa
salah satu kota, khususnya London, terdiri dari satu jenis
lokalitas akan sangat sederhana. Tujuannya di sini adalah
untuk menganalisis sejauh mana pekerja kreatif, terlepas dari
tempat tertentu di mana mereka berada, mengakui lokalitas
sebagai sumber dorongan dan ide. Masalah lokalitas yang
berbeda ini akan dirujuk lagi dalam kesimpulan.
Seperti dibahas sebelumnya dalam makalah, sektor
usaha industri kreatif adalah kategori kegiatan ekonomi yang
bermasalah dan beragam. Mengingat keragaman ini, penting
bahwa penelitian empiris berfokus pada sub-sektor tertentu
dan temuan yang diuraikan di sini berkaitan dengan dua sub-
sektor: pertama, desain digital (termasuk desain situs web,
desain elemen visual perangkat lunak interaktif seperti
komputer permainan, dan produksi desain cetak menggunakan
teknologi informasi) dan, kedua, kerajinan logam (termasuk
desain dan pembuatan benda-benda logam yang memiliki
nilai estetika sebagai elemen utama dari nilai tambah mereka,
termasuk perhiasan dan ornamen).
Kedua sub-sektor ini dipilih karena adanya perbedaan
yang signifikan antara keduanya dan hal ini penting mengingat
tujuan penelitian yang lebih luas.
Mereka mencerminkan keragaman yang sangat besar dan
karakter eklektik dari industri kreatif secara keseluruhan.
Desain digital dipilih karena tunduk pada perubahan budaya
yang cepat dan menurut definisi sangat bergantung pada
teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat.
Ketergantungan pada teknologi ini memberikan kemampuan
potensial untuk secara relatif mudah membangun jaringan
dan hubungan spasial baru, untuk beralih atau melompat di
antara skala spasial dan mengabaikan kendala lokasi untuk
mengakses pasar global dan sumber daya global ke tingkat
yang belum pernah terjadi sebelumnya (Swyngedouw , 1997).
Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa desain digital cenderung
tidak mengandalkan atribut lokalitas untuk inspirasi. Dirasakan
bahwa menggunakan data empiris dari sub-sektor ini akan
secara efektif menguji pernyataan bahwa lokalitas dianggap
sebagai sumber inspirasi. Kerajinan logam, sebaliknya,
merupakan kegiatan ekonomi yang sangat tradisional. Ini
menggunakan bahan dan proses manufaktur yang telah
berubah relatif sedikit selama beberapa dekade terakhir dan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi minimal
dalam banyak kasus (tetapi tidak semuanya) (Bottomley,
2001). Masuk akal untuk berargumen bahwa sub-sektor ini
akan memperlihatkan laju perubahan yang jauh lebih lambat
pandangan yang kurang mengglobal atau ternasionalisasi
(Scott, 2000). Ini mungkin akan kurang bergantung pada
aliran gambar, tanda dan simbol global dan lebih bergantung
pada lokalitas untuk inspirasi.
Dalam konteks makalah ini, kedua sub-sektor ini tampaknya
juga menawarkan wawasan tentang berbagai tingkat
ketergantungan pada kreativitas individu. Sebagian besar
pekerja kerajinan logam bekerja sendiri atau sebagai bagian
dari usaha mikro yang biasanya hanya terdiri dari satu pekerja
penuh waktu (DCMS, 2001). Meskipun mereka mungkin
mensubkontrakkan beberapa proses ke perusahaan lain, ini
seringkali bukan perusahaan kreatif melainkan perusahaan
manufaktur tradisional kecil di sektor logam atau teknik.
Perusahaan semacam itu berkontribusi pada proses
pembuatan dengan menyediakan layanan seperti pengecoran,
pemintalan, atau pemolesan. Mereka melakukan tugas-tugas
yang didefinisikan secara dekat oleh pekerja kreatif, tetapi
mereka biasanya tidak berkontribusi dalam proses desain.
Jadi dalam kebanyakan kasus pekerja kreatif adalah satu-
satunya orang yang membuat keputusan tentang elemen
estetika dari komoditas yang diproduksi. Sebaliknya, desain
digital menunjukkan variasi bentuk usaha yang jauh lebih
besar. Misalnya, dalam kasus desain game tertentu, di mana
studio bermodal besar yang mempekerjakan lebih dari 50
orang memainkan peran penting, sebagian besar studio terdiri
dari satu tim kecil yang mempekerjakan antara 5 dan 15
orang (DCMS, 2001) meskipun studio yang lebih kecil pun
mungkin untuk memiliki hubungan kolaboratif yang erat
dengan perusahaan di skala spasial lainnya (lihat, misalnya,
Nachum dan Keeble, 1999). Kolaborasi yang erat antara
harga masuk juga umum dalam kasus animasi 3D dan
multimedia di mana pendekatan proyek yang digariskan oleh Grabher (20
Machine Translated by Google
G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
lebih umum. Sebaliknya, banyak desain web dan desainer digital
berbasis cetak beroperasi sendiri atau dalam skala mikro.
Pada bagian berikut dan kesimpulan, referensi dibuat untuk
perbedaan nyata antara kedua sub-sektor ini dalam hal sejauh mana
lokalitas dianggap sebagai sumber daya estetika.
7. Bukti kreativitas individual
Dalam meninjau teori yang ada tentang tempat dan kreativitas,
sering kali, dan bisa dibilang sederhana, pembedaan telah dibuat antara
kreativitas individual dan kreativitas kolektif. Sebelum menganalisis data
wawancara untuk bukti bagaimana atribut tempat dapat menjadi sumber
inspirasi bagi pekerja kreatif individu, ada baiknya memeriksa sejauh
mana orang yang diwawancarai menyoroti kreativitas sebagai proses
individual. Meskipun kategorisasi biner yang sederhana belum tentu
terbukti, sejumlah responden pasti menganggap proses kreatif bersifat
individual dan, mungkin tidak mengherankan, hal ini paling terlihat di
perusahaan mikro. Misalnya, Responden 12 adalah pengrajin logam di
Sheffield yang menekankan kepuasan pribadi yang dia capai dari proses
kreatif individual:
Saya pikir saya sangat asyik dengan pandangan dan cara saya
sendiri dalam melihat sesuatu––Saya memiliki antusiasme dengan
bahan tertentu atau cara tertentu dalam mendekati proyek...
Maksud saya bagus menghubungkannya dengan pengerjaan
logam juga––Saya punya roller di sana jadi Anda dapat menggulung
lembaran dan mengubah dimensi lembaran––menggambar pelat
di mana Anda dapat menarik keluar kawat yang mengubah
dimensinya dan melakukan kontrol yang sangat sangat baik
terhadap sepotong logam sungguh... itu cukup keren––kegemaran
yang keren (Responden 12).
Responden 14, seorang pengrajin logam dan perancang seni publik
di Birmingham mengungkapkan penekanan serupa pada inspirasi
individual:
... bahkan pada dasar yang sangat sederhana dalam hal cara saya
menggambar... Saya pikir warna sebenarnya adalah karakter yang cukup
kuat dalam pekerjaan saya––dan orang-orang meneriakkannya––
beberapa menyukainya beberapa membencinya tetapi saya harus
melakukannya gunakan itu––aku harus menggunakannya lho (Responden 14).
Responden 8 adalah satu-satunya desainer digital di perusahaan
mikro yang berbasis di Sheffield:
... ketika kami melakukan hal-hal yang pada dasarnya saya
arahkan dan klien kami bukanlah orang yang paham dengan media
visual––kami didekati untuk solusi lengkap pada dasarnya––jadi
tidak ada gunanya mereka datang ke sini dan melihat dari balik
bahu kami
517
karena mereka tidak akan memiliki masukan yang berguna
(Responden 8).
Ada beberapa bukti dari 31 transkrip bahwa kreativitas individual
lebih menonjol di sektor pengerjaan logam daripada di sektor digital. Ini
bisa dibilang apa yang diharapkan, dan mungkin merupakan cerminan
dari prevalensi yang lebih besar dari perusahaan pekerja tunggal di
sektor kerajinan logam serta konektivitas yang lebih besar dalam sektor
digital. Ini mungkin juga mencerminkan pasar yang berbeda, dengan
banyak pengrajin logam memproduksi untuk komisi dari individu atau
melayani permintaan dari konsumen yang sangat refleksif untuk
perhiasan yang sangat individual. Lebih banyak penelitian akan
diperlukan sebelum menyarankan kesimpulan yang lebih pasti tetapi
tentu saja dalam konteks makalah ini data wawancara sangat
mendukung anggapan bahwa setiap kerangka teoritis perlu
mempertimbangkan kreativitas individual maupun kolektif.
8. Lokalitas dan kreativitas estetika
Tampaknya bagi sebagian orang yang diwawancarai, lokalitas
dianggap memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh sama sekali terhadap
kreativitas. Lokalitas penting bagi para pekerja ini tetapi bukan terutama
karena potensinya sebagai sumber tanda, ide, dan petunjuk. Atribut
lokalitas dianggap penting dalam hal pengurangan biaya, keuntungan
pemasaran, jaringan sosial atau keluarga, keakraban atau infrastruktur
lokal. Dalam beberapa kasus, orang yang diwawancarai mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasi sumber inspirasi, alih-alih mengacu
pada proses osmosis jangka panjang yang tidak dapat ditentukan di
mana mereka memperoleh inspirasi atau stimulus dari sumber lain.
Beberapa mengakui bahwa lokalitas mungkin signifikan tetapi tidak
secara terbuka. Misalnya:
Menurut saya [lokalitas] tidak [mempengaruhi desain saya]––
sangat sulit untuk diketahui––maksud saya menurut saya jelas
itu tergantung––lingkungan Anda dan orang-orang yang ada di
sekitar Anda memang memiliki pengaruh tetapi mungkin pada
tingkat yang sangat subliminal...
(Responden 5).
Perlu dicatat juga bahwa beberapa orang yang diwawancarai
membuat referensi ke tempat lain di luar wilayah mereka saat ini.
Satu pengecualian yang jelas adalah orang yang diwawancarai yang
menyatakan bahwa lokasinya saat ini memiliki dampak emosional yang
negatif dan belum banyak berguna. Ia merasa bertentangan dengan
filosofi pribadi yang kuat berdasarkan keutamaan individualitas yang
menginspirasi karyanya. Dia menganggap lokasi sebelumnya (kota
asalnya) sebagai tempat dengan sikap yang lebih liberal terhadap
individualitas dan dia percaya bahwa lokasinya saat ini lebih ketat
secara pribadi. Namun, mungkin secara paradoks, dia percaya
kreativitas estetisnya beroperasi secara independen dari lokalitas:
Machine Translated by Google
518 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
... namun saya tergoda untuk mengatakan menurut saya
sekutu spiritual [lokasi ini] tidak banyak berguna bagi saya...
Menurut saya proses kreatifnya adalah––Anda ingin
melakukannya atau Anda... jadi saya berpikir kreatif Saya bisa
bekerja di mana saja di negara ini dan saya yakin saya akan
tetap senang melakukan jenis desain yang saya lakukan––Saya
tidak berpikir itu akan menjadi masalah––Saya pikir itu cukup
menegangkan secara emosional––Saya merasa sangat sulit––
secara konseptual [daerah ini] adalah tempat yang sama sekali
berbeda dari [kota asal saya] dan orang-orangnya juga sangat
berbeda di sini dan saya merasa cukup sulit untuk memahami
cara berpikir di sini lho... ( Responden 16).
Namun, banyak orang yang diwawancarai dengan jelas mengakui
atau menyoroti atribut tempat sebagai memberikan inspirasi,
rangsangan, atau dorongan yang signifikan untuk kreativitas estetika.
Data wawancara menunjukkan empat jenis dorongan atau rangsangan
berbasis lokalitas untuk kreativitas estetika.
Ini dapat dikategorikan sebagai:
(a) Lokalitas sebagai sumber bahan baku visual dan
rangsangan.
(b) Jejaring sosial dan budaya intensif berbasis lokalitas
bekerja.
(c) Lokalitas sebagai merek berdasarkan reputasi dan tradisi
tion.
(d) Komunitas pekerja kreatif yang spesifik lokalitas.
Kategori-kategori ini membentuk kerangka untuk analisis berikut.
8.1. Lokalitas sebagai sumber bahan mentah visual dan rangsangan
Referensi telah dibuat dalam pengantar untuk
pengaruh lingkungan visual yang diakui secara luas pada seniman
dan beberapa orang yang diwawancarai secara eksplisit merujuk pada
lingkungan visual lokal sebagai katalis untuk kreativitas. Misalnya,
Responden 21 adalah pembuat perhiasan di London:
Menurut saya [lingkungan visual memang memengaruhi
pekerjaan saya] sebenarnya––menurut saya memang demikian––
maksud saya ada banyak rumah bergaya Georgia [di area ini]––
perkerasan terbuat dari batu York––penutup lubang got adalah
lezat––maksud saya jika Anda telah duduk di sini sampai jam
setengah delapan malam, Anda masih bisa berjalan keluar dan
menemukan sesuatu yang bagus untuk dilihat––Saya berjarak
10 menit berjalan kaki dari British Museum––toko-tokonya
bagus... ( Responden 21).
Jelas, petunjuk dan tanda visual yang sangat spesifik dieksploitasi
di sini, tetapi dalam wawancara Responden 21 juga mengungkapkan
antusiasme yang lebih luas terhadap lingkungan perkotaan setempat
yang menimbulkan motivasi dan inspirasi.
untuk proses desain dan pengertian yang lebih luas tentang nilai
lokalitas bagi perusahaannya. Antusiasme serupa terhadap lingkungan
bangunan lokal diungkapkan oleh Responden 24, seorang pengrajin
logam di pusat kota London, meskipun kali ini penekanannya adalah
pada perubahan perkotaan dan arsitektural:
Kecenderungan saya adalah ke arah arsitektur dan material dan
bagaimana material cocok satu sama lain––jadi ini berkaitan
dengan lingkungan––tentu saja lingkungan kota––dan saya
menggunakan kaca––Saya menggunakan berbagai macam
material dalam apa yang saya lakukan... Saya dulu selalu
terpesona––semuanya–– bangunan dan arsitektur secara
umum––tetapi hal mekanis tentang bagaimana segala
sesuatunya cocok satu sama lain––saya kira berada di kota––
pekerjaan pembangunan berlangsung sepanjang waktu––hal-
hal menakjubkan terjadi dan mereka menggunakan teknologi
baru––teknik baru––mereka merekatkan semuanya dan saya
cukup senang untuk pergi dan mencoba semua itu (Responden 24).
Stimulus yang diberikan oleh lingkungan perkotaan yang berubah
dengan cepat dianggap oleh Responden 24 sebagai salah satu
elemen dari persamaan pengambilan keputusan lokasi; manfaat yang
akan ditetapkan terhadap kerugian dari lokasi pusat kota London
seperti biaya tinggi dan kemacetan transportasi. Seorang pekerja
logam dan perancang seni publik yang berbasis di Birmingham juga
berfokus pada dampak petunjuk visual yang terkandung dalam
lokalitas, meskipun dalam hal ini adalah lokalitas di mana seni
publiknya akan ditempatkan daripada lokalitas studionya:
... dalam hal seni publik sebenarnya banyak proyek yang
sangat berkaitan dengan lingkungan itu dan sering kali ada
petunjuk di dalam lingkungan itu yang benar-benar memicunya
dan saya pikir itu juga merupakan pendekatan saya terhadap
pekerjaan– –ini bukan kasus pekerjaan berbasis studio yang
keluar dan ditempatkan di lokasi––pekerjaan tersebut benar-
benar tumbuh sebagai respons terhadap beberapa aspek
lokalitas tersebut (Responden 14).
Secara signifikan, hanya sedikit desainer digital yang mengacu
pada lingkungan visual lokal dan bahkan mereka yang umumnya
melihatnya hanya memiliki peran kecil dalam pekerjaan mereka.
Misalnya:
... kami memiliki cukup banyak teknik di Midlands... ada cukup
banyak lanskap nyata untuk dilihat [dari] hanya dari sudut
pandang kreatif... Anda tahu jika Anda berada di negara yang
mungkin akan Anda temukan sulit untuk mendapatkan tampilan
seperti itu tetapi saya tidak akan mengatakan itu memiliki banyak
dampak (Responden 4).
Namun, seorang desainer digital yang berbasis di London
mengakui pentingnya lingkungan perkotaan pada proses kreatif dan
merasakan estetika itu
Machine Translated by Google
G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
rangsangan dari lokalitas dalam kota berbeda dari jenis lokalitas
lainnya:
Ini mungkin tentang kota––banyak seniman tempat saya
bekerja semuanya terpaku pada kota dan memiliki budaya
kota–– urbanisasi, jaringan perkotaan, lokasi... Ini semacam
makna artistik kota... Mungkin sedang bagian dari London
saya telah terkena hal-hal tertentu...
Saya pikir pada dasarnya Anda akan melihat tiga
pengalaman––ada pengalaman pedesaan yang merupakan
misteri besar bagi saya––Anda memiliki pengalaman
pinggiran kota dan Anda memiliki pengalaman perkotaan
(Responden 22).
Secara keseluruhan, data wawancara menunjukkan bahwa
lokalitas dapat menyediakan bahan mentah visual yang dapat
berkontribusi pada keunggulan kompetitif dan memberi desainer
keunggulan atas pesaing dan dalam hal ini banyak pekerja
kreatif mengakui bahwa beberapa lokalitas lebih baik daripada yang lain.
Namun, bagi pekerja kreatif lainnya, proses ini kurang penting.
Beberapa menyarankan bahwa lokalitas mana pun akan
memberikan petunjuk seperti itu. Selain itu, bagi sebagian besar
responden yang bekerja di sektor digital, dorongan dan
rangsangan yang muncul dari arus tanda dan informasi yang
terdetoritorialisasi memiliki signifikansi yang lebih besar. Mereka
umumnya mengacu pada situs web, film dan televisi sebagai
sumber ide mereka. Misalnya:
Saya akan mengatakan [film adalah inspirasi utama saya]
karena apa yang Anda lakukan adalah bahkan jika Anda
[merancang] wahana simulator atau hal film kecil untuk
diputar di situs web, saya selalu mengerjakan prinsip
bahwa setiap kali orang menonton bergerak gambar
mereka selalu menilainya dengan standar saya dia ... jadi
ya Anda mendapatkan banyak ide dari menonton film dan
hal-hal lainnya ... tidak, saya tidak akan mengatakan saya
pergi untuk mencari ide tetapi itu bukan ide yang benar-
benar terlihat, itu lebih adil semacam gaya benda dan
tampilan benda (Responden 8).
Kecenderungan yang tampak bagi perancang digital untuk
kurang bergantung pada lokalitas mencerminkan saran
sebelumnya di makalah bahwa dengan akses yang lebih besar
ke, dan pengetahuan tentang, perancang digital teknologi
informasi dan komunikasi lebih mampu mengakses petunjuk,
tanda, dan informasi dari tempat lain dan skala spasial lainnya.
Penggunaan web di seluruh dunia merupakan bagian integral
dari proses desain bagi banyak desainer digital sehingga
keragaman petunjuk visual dari luar lokalitas akan menjadi
bahan baku utama untuk proses kreatif.
8.2. Kegiatan sosial dan budaya intensif berbasis lokalitas
Beberapa responden membuat referensi yang sangat eksplisit
tentang intensitas aktivitas sosial dan budaya sebagai sumber
519
inspirasi meskipun mereka mungkin hanya menjadi pengamat
atau pengamat dari aktivitas itu. Misalnya:
London benar-benar [menginspirasi] ya––maksud saya
hanya berjalan-jalan di sana ada desas-desus dan itu akan
menjadi salah satu ketakutan saya tentang kehilangan––
meninggalkan London akan kehilangan keunggulan karena
Anda tetap berhubungan––Anda lihat apa yang terjadi dan
itu juga salah satu hal baik tentang berada di sini karena
ini adalah komunitas yang sangat muda... ini trendi––
maksud saya berorientasi pada mode––tapi lebih dari itu––
ada zeitgeist––Anda lihat apa yang terjadi ...sepertinya
melihat orang itu menarik––pergeseran budayanya...
(Responden 21).
Kedekatan perancang perhiasan dan kontak terus-menerus
dengan mode terbaru dan nuansa budaya memberikan karyanya
keunggulan yang tidak dimiliki di lokasi lain mana pun.
Rujukannya pada semangat atau suasana hati (yaitu "zeitgeist")
dari lokalitas yang berdampak pada karyanya sangat instruktif.
Lokalitas bertindak sebagai ruang pameran untuk inovasi sosial
dan budaya.
Mengingat peran London sebagai kota dunia dan sebagai titik
pertemuan untuk beragam budaya berbasis tempat, sumber
inovasi tersebut tentunya tidak terbatas pada lokalitas.
Dalam konteks ini, konsep tempat menjadi jalinan antara skala
lokal dan lainnya tampaknya sangat tepat. Penting juga untuk
dicatat bahwa responden di sini tidak merujuk pada konsentrasi
pekerja kreatif di lokalitas (dia merujuk ke hal ini di tempat lain
dalam wawancara) tetapi lebih pada intensitas kontak dengan
bentuk inovasi sosial dan budaya yang lebih luas.
Lainnya juga berbicara secara eksplisit tentang intensitas
dan frekuensi kontak sosial dan budaya di lokalitas sebagai
faktor penting dalam proses kreatif. Dalam kutipan di bawah ini
ada gema yang berbeda dari konseptualisasi Scott dan Grabher
di mana responden, yang berbasis di London, mengacu pada
intensitas reproduksi sosial dan penyebaran kompetensi budaya:
Ada sangat sedikit keheningan tentang London... ada
begitu banyak inisiatif––begitu banyak orang melakukan
sesuatu setiap malam––malam ini mungkin ada lusinan
dan banyak hal yang terjadi yang akan menarik bagi
seseorang di dunia kreatif. industri aktif––pertunjukan,
klub... acara... (Responden 23).
Komentar-komentar ini adalah referensi yang jelas untuk
"sepuluh densi [kota] untuk menimbulkan multiplisitas, fluks,
dan kejadian atau pengalaman yang tidak diharapkan" (Scott,
2001, hal. 12). Responden berikut menyoroti pentingnya jaringan
sosial dan budaya dengan mengungkapkan keprihatinan tentang
kurangnya jaringan tersebut di wilayahnya:
Machine Translated by Google
520 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
Saya baru saja kembali dari New York dan Anda tahu Anda
tidak bisa tidak dipengaruhi di sana karena seluruh tempat
itu hidup––maksud saya 24 jam sehari tanpa henti––
sekarang lebih sulit... untuk tim desain saya untuk
terinspirasi karena tidak ada galeri yang fantastis di sekitar
sudut––tidak ada bangunan yang luar biasa ini––jadi
menurut saya ini lebih sulit bagi kita... (Respon penyok 3).
Responden berikut, berlokasi di Birmingham
taman sains, mengacu pada bentuk buzz yang berbeda:
... dalam arti yang lucu ya [lokalitas memang memberikan
inspirasi untuk inovasi]––maksud saya konsepsi berada di
taman sains dan teknologi dan berada di puncak teknologi
dengan orang lain... ya dalam cara yang aneh saya kira
ya (Respondent 2).
Responden 2 adalah pengembang multi-media dan
kesuksesan perusahaannya saat ini berasal dari penggabungan
desain visual yang inovatif dan pengembangan perangkat lunak.
Suasana lokal yang menekankan inovasi teknologi sama
pentingnya di sini dengan suasana yang mempromosikan inovasi
estetika. Responden tidak merujuk pada kolaborasi atau
kemitraan antara pekerja kreatif atau pengembang perangkat
lunak di wilayah tersebut (dia membahasnya di tempat lain dalam
wawancara) melainkan pada stimulus dan inspirasi yang
diberikan dengan berada di wilayah yang memiliki teknologi
komputer mutakhir.
Jelas interaksi dan inovasi sosial dan budaya yang terjadi di
lingkungan terdekat dapat menjadi sangat penting dalam proses
kreatif. Lokalitas menyediakan pekerja kreatif dengan lingkungan
yang mendukung, dan merangsang, kreativitas individu. Tidak
mengherankan, responden yang merujuk pada bentuk stimulus
ini lebih cenderung ditempatkan dalam kelompok aktivitas kreatif
dengan berbagai skala dan konsentrasi, dan dalam pengertian
itu bukti wawancara menggemakan konseptualisasi Scott,
Grabher, dan lainnya (lihat di atas). . Mereka juga cenderung
bekerja dalam sektor desain digital, tapi tentunya tidak secara
eksklusif. Referensi yang sering juga dibuat untuk desas-desus
lokalitas oleh perancang/pembuat perhiasan, khususnya mereka
yang merancang dan membuat produk yang ditujukan untuk
konsumen yang tertarik pada desain perhiasan yang lebih
individual, eksklusif, atau seni.
8.3. Lokalitas sebagai merek berdasarkan reputasi dan tradisi
Banyak bentuk kegiatan ekonomi yang mengeksploitasi
tradisi, reputasi atau narasi lokal sebagai bentuk branding
produk. Tidak mengherankan, misalnya, bahwa pengrajin logam
yang beroperasi di Sheffield akan memanfaatkan reputasi
internasional kota yang telah lama berdiri untuk kualitas dalam
pembuatan peralatan dan peralatan makan tradisional.
Demikian pula, pembuat perhiasan yang beroperasi di dalam
Kawasan Perhiasan Birminghams cenderung mengeksploitasi
reputasi lokalitas mereka. Misalnya:
... sadar bahwa kami menggunakan nama Shef field
sebagai bendera untuk produk kami... orang-orang ingat
bahwa ini adalah kota yang terkenal akan hal itu––kami
selalu menggunakannya untuk mendukung desain dan
kualitas––kualitas produk desain dan cara pembuatannya
di Sheffield tidak selucu itu––hebat... orang ingin percaya
bahwa itu tetap keren––yah memang begitu (Responden
11).
Namun, para pekerja kreatif juga menggunakan reputasi dan
tradisi berbasis lokalitas sebagai sumber stimulus atau inspirasi.
Responden yang sama, yang memproduksi pisau saku buatan
tangan yang dijual hampir seluruhnya karena penampilan
inovatif dan nilai estetika daripada nilai kegunaannya, merujuk
pada perasaannya bahwa lokasi bengkelnya di daerah pusat
kota dari pabrik-pabrik kecil dan bengkel berdampak pada
desainnya dan pada pembuatan produknya. Misalnya:
... sadar untuk tidak tergelincir ke klise lama––klise
peralatan makan yang baik––cara melakukan sesuatu––itu
juga merupakan sodokan di belakang untuk memastikan
kualitas Anda tetap terjaga... harga yang kami tetapkan
untuk barang-barang tersebut harus ada di sana karena
kami melakukannya dalam skala kecil mikroskopis hampir
eksperimental... untuk membenarkan seluruh alasan untuk
melakukannya kualitas dan perhatian terhadap detail––
selalu sadar akan warisan Sheffield dalam hal itu... (Responden 11).
Ini adalah sesuatu yang lebih dari branding produk. Pekerja
kreatif ini mencari desain kontemporer dan inovatif dengan benar-
benar menghindari pola dan desain tradisional yang terkait
dengan lokalitas, sekaligus terinspirasi oleh kualitas dan
keunggulan yang dirasakan secara luas dari tradisi tersebut.
Tradisi lokalitas ditafsirkan sebagai sodokan di belakang, kualitas
yang menginspirasi baik dalam desain maupun pembuatan
produknya.
Motivasi dan inspirasi berasal dari kebutuhan untuk menghayati
citra tempat dan menjadi bagian yang kredibel dari reputasi
lokalitas tersebut. Reputasi dan tradisi berbasis tempat
memberikan rangsangan serupa kepada Responden 12, seorang
pembuat perhiasan, yang merasa bahwa reputasi lokalitas untuk
keterampilan kerajinan berdampak pada pekerjaannya. Sekali
lagi, ini bukan sekadar masalah branding produk, tetapi keinginan
untuk menggunakan ekspektasi berbasis tempat untuk
menginspirasi keunggulan desain dalam karyanya sendiri:
... pekerjaan saya cenderung sangat direkayasa––
pekerjaannya sangat tepat dan sesuai dengan standar
pengerjaan yang––maksud saya saya dari London... dan
saya pikir saya datang dengan mungkin prasangka
Machine Translated by Google
G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
tentang seperti apa Sheffield dari jenis industri baja di masa
lalu dan hal-hal semacam itu––yang menurut saya sangat
menarik––saya kira itu telah memengaruhi cara saya
membuat perhiasan––semuanya harus sangat tepat dan
apa yang harus dilakukan. Anda (Responden 12).
Untuk beberapa pekerja kreatif ada kekhawatiran bahwa
kegiatan dan produk mereka mungkin tidak dianggap serius
sebagai kegiatan ekonomi yang sah dan dalam kasus Termohon
6, seorang pengrajin perak, masalah ini diatasi dengan bantuan
suasana industri lokasi:
... salah satu hal yang sangat saya nikmati berada di sini
dibandingkan dengan... pusat kerajinan di London adalah
bahwa ini adalah ruang industri dengan suasana percobaan
industri––di mana di London itu adalah sesuatu untuk
kelas menengah anak-anak kaya untuk melakukan...
Maksud saya ini tidak lagi terasa seperti hobi sedangkan
Anda tidak bisa jauh dari makna itu di tempat-tempat itu...
(Responden 6).
Responden berada di bengkel abad ke-19 di atas pengecoran
yang masih berfungsi dan hal ini menimbulkan suasana industri
tradisional dan berat yang memengaruhi konten estetika
karyanya. Ini juga memberikan validitas dan keaslian yang
dirasakan yang dilihat responden sebagai elemen penting dari
karyanya.
Dalam kutipan wawancara berikut aspek yang berbeda dari
lokalitas dianggap berpengaruh pada proses kreatif. Identitas
lokal yang dibangun secara sosial dianggap berdampak pada
kreativitas estetika perusahaan dan memiliki peran dalam
berkontribusi pada produk yang khas secara lokal. Meskipun
ada juga referensi sekilas ke lingkungan visual terdekat, hal ini
dilihat sebagai faktor yang membentuk identitas atau budaya
lokalitas, dan oleh karena itu berdampak pada desain estetika
produk perusahaan, daripada secara langsung menginspirasi
proses kreatif. :
Saya pikir jika itu adalah jenis realitas dan sifat terbuka dan
lurus di mana kita berada––Anda tahu ada semacam
pendekatan yang tidak masuk akal––Anda melihat itu
muncul dalam banyak pekerjaan–– ada yang tidak suram
di utara tapi kadang-kadang mereka mempermainkannya...
dan sekali lagi maksud saya di mana kita berada... sepuluh
menit Anda berada di padang rumput Anda... sedangkan
di London Anda tidak memiliki semua itu ( Responden 3).
Keragaman tanggapan dalam kategori ini diilustrasikan lebih
lanjut oleh perancang digital yang berbasis di Sheffield
(Responden 20). Prioritasnya adalah mengembangkan situs
web yang dapat didesain ulang dengan relatif mudah di kemudian
hari oleh klien dengan sedikit keahlian desain atau penulisan web.
Dia merasa dia memberdayakan pengguna yang tidak memiliki tingkat
keterampilan yang dibutuhkan untuk mendesain ulang situs web yang lebih kompleks. Ini
521
mencerminkan keprihatinan komunitas open source on-line
yang telah digambarkan sebagai komunitas programmer
internasional di mana '' rasa menciptakan dan melayani
komunitas, mungkin sebanyak rasa estetika, adalah motivasi
yang paling umum ... '' (Moody, 2001, hlm. 160). Dia menyukai
lokasi dalam kota berstatus rendah karena dia merasa lokasi itu
mendukung citra anti-elit, anti-desainer, atau teknisi untuk
perusahaannya. Lebih penting lagi, sebagai individu dengan
latar belakang keterlibatan dalam aktivisme politik, sejarah
serikat pekerja, politik kelas pekerja, dan pemerintahan kota
sayap kiri radikal di tahun 1980-an memberikan tempat di mana
dia merasa nyaman. Ini, menurutnya, memberikan rangsangan
yang tepat untuk pekerjaannya dan lingkungan di mana dia
merasa nyaman. Menariknya, branding Sheffield sebagai mantan
konsentrasi aktivisme politik memberikan bentuk kreativitas yang
sangat khusus, yang sebenarnya bertentangan dengan banyak
nilai inti dari subsektor desain digital yang melihat desain visual
yang inovatif atau modis sebagai prioritas.
Jadi reputasi atau tradisi suatu lokalitas, yang dapat
berkontribusi pada suatu bentuk place-branding, dapat digunakan
oleh para pekerja kreatif sebagai pendorong kreativitas estetika
sekaligus sebagai alat pemasaran. Data wawancara menunjukkan
bahwa bentuk inspirasi ini mungkin lebih penting bagi pengrajin
logam kerajinan yang menganggap diri mereka melanjutkan
tradisi panjang pengerjaan logam atau pembuatan perhiasan.
Ketergantungan pada inovasi cepat dan perubahan teknologi di
sektor desain digital bisa dibilang membuat kecil kemungkinan
pekerja kreatif di sub-sektor tersebut akan melihat tradisi dan
reputasi berbasis tempat yang mapan sebagai sumber ide.
8.4. Lokalitas sebagai komunitas pekerja kreatif
Seperti dibahas di atas, peran komunitas pekerja kreatif
berbasis tempat dalam berkontribusi pada kreativitas tingkat
tinggi di tempat-tempat tertentu membentuk fokus utama teori
baru-baru ini tentang tempat dan kreativitas dalam industri
kreatif. Sejumlah responden mengakui pengaruh jaringan lokal
pekerja kreatif terhadap tingkat kreativitas estetis masing-masing.
Dalam beberapa kasus, ini adalah pengakuan langsung dari
jaringan lokal yang memfasilitasi pembelajaran yang
memungkinkan ikatan kreativitas individu didorong lebih jauh.
Misalnya, komentar pembuat perhiasan yang berbasis di
Birmingham:
... jadi ada sejumlah jaringan yang berlangsung di area
[Birmingham Jewellery Quarter] yang menurut saya sangat
bagus––dan saya belajar banyak dari orang lain yang
bekerja di area ini (Responden 5).
Machine Translated by Google
522 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
Dan:
... Anda tidak dapat bekerja dalam isolasi dan saya pikir lebih
mudah untuk menjadi bagian dari komunitas di kota ... dan saya
pikir sebenarnya jika dilihat dari kualitas pekerjaan –– saya tidak
tahu apakah kompetisinya atau apa adanya [namun kualitasnya
ditingkatkan] (Responden 21).
Tercatat bahwa Responden 21, pembuat perhiasan yang berbasis
di London, mengacu pada kerja sama dan persaingan antara pekerja
kreatif. Keduanya, menurutnya, berkontribusi pada keluaran berkualitas
lebih tinggi. Ini mencerminkan banyak teori tentang cluster dan wilayah
pembelajaran yang menyoroti keseimbangan kerjasama dan persaingan
antara perusahaan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan inovasi
atau kreativitas (lihat, misalnya, Cooke, 1998; Gordon dan McCann,
2000).
Jejaring lokal semacam itu tidak harus terbatas pada kontak antara
pekerja yang terlibat dalam sektor kegiatan yang sama, baik sebagai
bagian dari desain dan proses produksi atau dalam jejaring sosial dan
persahabatan. Ini mungkin kumpulan ide dan pembelajaran yang sangat
berbeda. Misalnya Responden 23, seorang desainer digital yang
berbasis di London, mengacu pada fungsi pertemanan informal
sekelompok orang yang terlibat dalam berbagai aktivitas kreatif dalam
memberikan rangsangan kreatif:
... ini sedikit kehidupan yang gila –– terutama orang-orang dan hal-
hal yang akhirnya Anda lakukan –– maksud saya tadi malam kami
memiliki –– orang-orang yang tinggal bersama saya menjalankan
band serta melakukan hal-hal lain –– di sana adalah pakar media––
tapi kami manggung dan itu sangat menyenangkan––proyektor––
semua hal visual––musik dan banyak hal yang terjadi––dan itu
membuatmu ingin membuat dan ingin berbuat lebih banyak
(Responden 23).
Tidak ada perbedaan yang jelas terlihat antara subsektor desain
digital dan kerajinan logam dalam pendapat tentang keuntungan
beroperasi dalam komunitas pekerja kreatif berbasis tempat. Namun,
beberapa pekerja kreatif tampaknya lebih menyukai lokasi yang jauh
dari jaringan sosial dan budaya yang lebih intens yang diasosiasikan
dengan kelompok usaha kreatif. Misalnya, Responden 1 berlokasi di
Sheffield:
... penting bagi saya untuk hidup dalam situasi yang cukup santai
daripada tekanan tinggi ... yang ditambah dengan semua masalah
kehidupan sehari-hari yang telah Anda kerjakan di London ... itu
cocok untuk saya sebagai sekutu pribadi memiliki jarak itu dari
apa yang saya akui sebagai pusat utama aktivitas saya [yang]
tidak diragukan lagi di London––mayoritas orang di kapal saya
berada di London––tetapi bagi saya pribadi, saya sebenarnya
cukup menikmati ruang ––perasaan berada di luar itu semua...
itu mungkin ilusi yang entahlah
tapi itu pasti memberi saya perasaan ... [a] semacam ruang yang
tenang dan tenang untuk melakukan pemikiran Anda yang
memungkinkan Anda untuk melanjutkan (Responden 1).
Beberapa pekerja kreatif tampaknya menyukai lingkungan di tempat
kerja, di rumah atau di tempat yang lebih luas yang kondusif untuk
memaksimalkan kemampuan mereka untuk berpikir dan memanfaatkan
imajinasi atau kemampuan kognitif mereka sendiri, dan ini membutuhkan
ruang atau jarak pribadi dari gangguan dalam ketegangan. jaringan.
Bagi para pekerja ini, faktor ini merupakan bagian utama dari persamaan
pengambilan keputusan lokasional.
Dalam analisisnya tentang sifat tempat Massey (1993, p. 236) mengacu
pada rasa lokalitas yang membentuk perlindungan dari keriuhan dan
perlindungan ini mungkin merupakan unsur penting untuk memberikan
waktu untuk berpikir dan pengembangan ide-ide estetika.
9. Kesimpulan
Teori industri kreatif yang ada menekankan kreativitas sebagai
proses kolektif, meskipun ada beberapa pengakuan bahwa kreativitas
individu memainkan peran penting dalam proses kolektif ini. Di mana
teori yang muncul ini berkaitan dengan proses spasial, ia menekankan
peran kelompok usaha kreatif berbasis tempat dan tim proyek sementara
dalam menciptakan suasana kreatif lokal dan interaksi tingkat tinggi
yang kondusif untuk kreativitas. Tentu saja, sejumlah orang yang
diwawancarai mengacu pada pentingnya komunitas khusus pekerja
kreatif lokalitas, dan ini adalah bukti empiris yang berguna yang
mendukung teori Scott (1999, 2000, 2001), Grabher (2001, 2002a,b)
dan yang lain.
Namun, analisis data empiris juga menunjukkan bahwa teori spasial
yang ada pada industri kreatif dapat diperluas untuk mengetahui
bagaimana lokalitas mungkin memiliki atribut lain yang bertindak
sebagai katalisator kreativitas individu. Sejumlah narasumber dengan
jelas melihat kreativitas individu sebagai hal yang penting, khususnya
mereka yang bekerja di usaha mikro, dan mereka menunjukkan tiga
cara lain di mana atribut lokalitas dapat menjadi katalis bagi kreativitas
mereka sendiri.
Pertama, lokalitas dapat menjadi sumber bahan dan rangsangan
visual. Sumber daya ini dapat terdiri dari petunjuk dan tanda khusus di
lingkungan lokal atau mungkin didasarkan pada minat atau antusiasme
yang lebih luas terhadap lingkungan visual lokal. Data menunjukkan
bahwa jenis inspirasi ini kurang penting bagi desainer digital dan ini
mungkin karena kemampuan mereka yang jauh lebih besar untuk
mengakses data visual dari sumber di luar skala lokalitas. Kedua,
aktivitas sosial dan budaya intensif berbasis lokalitas dapat menjadi
sumber inspirasi utama. Sejumlah responden merujuk pada desas-
desus, kemampuan yang tidak terduga, atau kegembiraan suatu wilayah.
Sementara ini menggemakan teori yang ada pada kelompok aktivitas
kreatif berbasis tempat, ini juga menunjukkan bahwa inspirasi dapat
diperoleh darinya
Machine Translated by Google
G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
kegiatan intensif di tempat-tempat yang tidak terkenal untuk
kelompok usaha kreatif dan di mana pekerja kreatif tidak
berpartisipasi dalam interaksi tingkat tinggi. Data menunjukkan
bahwa ini adalah bentuk inspirasi yang penting bagi desainer
digital dan pengrajin logam. Ketiga, Lo kalitas sebagai brand
yang dilandasi reputasi dan tradisi dapat menjadi katalisator
kreativitas. Data wawancara menunjukkan bahwa bentuk inspirasi
ini mungkin lebih penting bagi pengrajin logam kerajinan yang
menganggap diri mereka melanjutkan tradisi desain atau
manufaktur yang panjang.
Jadi data wawancara menunjukkan bahwa untuk
meningkatkan hubungan antara tempat dan kreativitas dalam
industri, beberapa penekanan harus ditempatkan pada bagaimana
lokalitas dapat menjadi katalis bagi kreativitas individu. Ini akan
memungkinkan kita untuk memperluas teori yang ada ke tempat-
tempat yang tidak memiliki kelompok perusahaan kreatif yang
menonjol atau ke perusahaan mikro yang beroperasi dalam
isolasi ekonomi dan spasial yang relatif. Data menunjukkan
bagaimana atribut berbasis tempat dapat menjadi magnet bagi
pekerja kreatif dan menawarkan non-pengganti berbasis tempat
(Cox, 1997) yang dapat mendorong beberapa pekerja kreatif
untuk menemukan atau tetap tinggal di tempat tertentu. Namun,
teori semacam itu juga perlu mengakui bahwa tidak semua
pekerja kreatif mengakui pengetahuan lokalitas sebagai sumber
inspirasi dan beberapa menekankan sumber stimulus non-tempat-
spesifik seperti filosofi atau pengalaman pribadi.
Sementara data empiris menunjukkan beberapa perbedaan
antara sampel subsektor ada juga keragaman yang sangat
besar dalam setiap subsektor dalam cara pekerja kreatif
menanggapi lokalitas. Hal ini tampaknya merupakan konsekuensi
dari keragaman produk dan pasar, karakteristik atau keadaan
pribadi para pekerja kreatif, serta berbagai faktor kontinjensi.
Misalnya, jika pengrajin logam berfokus pada produksi barang-
barang berstatus tinggi untuk pasar global, atau jika mereka
memproduksi perhiasan seni yang ditargetkan untuk mendapatkan
pengakuan internasional dari rekan-rekan mereka, mereka
mungkin lebih cenderung mencari inspirasi di luar lokalitas.
Tidak ada upaya yang dilakukan dalam makalah ini untuk
membedakan antara lokalitas dan penelitian lebih lanjut dapat
menggunakan sepenuhnya fokus pada bagaimana tempat yang
berbeda (termasuk daerah perkotaan dan pedesaan yang lebih
kecil) dapat menawarkan jenis dorongan estetika yang berbeda.
Juga, tentu saja, kemungkinan sub-sektor lain dari industri kreatif
dapat menyoroti karakteristik berbasis lokalitas lainnya sebagai
hal yang penting untuk proses kreatif dan penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menyelidiki sejauh mana sampel sub-sektor
yang digunakan dalam penelitian ini. kertas sebagai perwakilan
dari industri kreatif lainnya.
Terima kasih
Saya ingin berterima kasih kepada tiga wasit anonim dan Dr.
Paula Meth di Universitas Sheffield Hallam untuk
523
komentar mereka yang sangat membantu pada draf awal makalah
ini.
Referensi
Adorno, T., 1991. Industri Budaya: Esai Terpilih tentang Budaya Massa. Routledge,
London.
Adorno, T., Horkheimer, M., 1977/1944. Industri budaya: pencerahan sebagai
penipuan massal. Dalam: Curran, J., Gurevitch, M., Wollacott, J. (Eds.),
Komunikasi Massa dan Masyarakat. Edward Arnold, London, hlm. 349–383.
Adorno, T., Horkheimer, M., 1979. Dialektika Pencerahan. Sebaliknya,
London.
Banks, M., Lovatt, A., OConnor, J., Raffo, C., 2000. Risiko dan kepercayaan pada
industri budaya. Geoforum 31, 453–464.
Becker, H., 1982. Dunia Seni. Universitas California Press, Los
Angeles.
Bennett, A., 2000. Musik Populer dan Budaya Pemuda. Macmillan,
London.
Bottomley, S., 2001. Digit ke digital: mengintegrasikan desain berbantuan
komputer ke dalam kerajinan perhiasan kontemporer. Kreativitas Digital 12
(3), 187–189.
Bourdieu, P., 1993. Bidang Produksi Kebudayaan. Politi, Cam
menjembatani.
Seni Komputer, 1998. Redseal. Seni Komputer 22, 56–58.
Seni Komputer, 2001. Andrew Skwish. Seni Komputer 53, 54–55.
Cooke, P., 1998. Pendahuluan, asal mula konsep. Dalam: Braczyck, H., Cooke,
P., Heidenreich, M. (Eds.), Sistem Inovasi Regional.
UCL, London.
Cox, K. (Ed.), 1997. Ruang Globalisasi: Penegasan Kembali Kekuatan Lokal.
Guilford Press, New York.
Csikszentmihalyi, M., 1990. Ranah kreativitas. Dalam: Runco, M., Albert, R.
(Eds.), Teori Kreativitas. Sage, London.
DCMS, 2000. Industri Kreatif, Laporan Isu Daerah
Kelompok kerja. DCMS, London.
DCMS, 2001. Industri Kreatif: Dokumen Pemetaan. DCMS,
London.
Gugus Tugas Industri Kreatif DCMS, 1998. Industri Kreatif:
Dokumen Pemetaan. DCMS, London.
Ekinsmyth, C., 2002. Organisasi Proyek, Keterlekatan dan Risiko dalam Penerbitan
Majalah. Studi Regional 36 (3), 229–243.
Gordon, I., McCann, P., 2000. Klaster industri: kompleks, aglomerasi dan/atau
jaringan sosial. Studi Perkotaan 37 (3), 513– 532.
Grabher, G., 2001. Ekologi kreativitas: desa, kelompok, dan organisasi hetarchic
dari industri periklanan Inggris.
Lingkungan dan Perencanaan A 33, 351–374.
Grabher, G., 2002a. Proyek keren, institusi membosankan: kolaborasi sementara
dalam konteks sosial. Studi Regional 36 (3), 205– 214.
Grabher, G., 2002b. Ekologi proyek periklanan: tugas, bakat
dan tim. Studi Regional 36 (3), 245–262.
Hall, P., 1998. Kota dalam Peradaban. Weidenfeld dan Nicholson,
London.
Harvey, D., 1989. Kondisi Postmodernitas. Blackwell,
Oxford.
Hesmondalgh, D., 2002. Industri Budaya. Sage, London.
Julien, P., 1998. Canggih dalam Usaha Kecil dan
Kewiraswastaan. Ashgate, Aldershot.
Kvale, S., 1996. Wawancara: Pengantar Wawancara Penelitian Kualitatif. Sage,
London.
Lash, S., Urry, J., 1994. Ekonomi Tanda dan Ruang. Sage, London.
Leadbeater, C., Oakley, K., 1999. The Independents: Pengusaha Budaya Baru
Inggris. Demo, London.
Machine Translated by Google
524 G. Drake / Geoforum 34 (2003) 511–524
Lippard, L., 1997. Daya Tarik Lokal: Rasa Tempat dalam Masyarakat Multisenter.
The New York Press, New York.
MacKinnon, D., Chapman, K., Cumbers, A., 2000. Metodologi Refleksi Penelitian
Inovasi, Pembelajaran dan Pembangunan Daerah. Proyek Penelitian ECRC
tentang Inovasi, Jaringan dan Pembelajaran, Makalah Kerja 2, Departemen
Geografi dan Lingkungan Universitas Aberdeen.
Massey, D., 1993. Rasa tempat global. Di dalam: Gray, A., McGuigan, J.
(Eds.), Mempelajari Budaya: Pembaca Pengantar. Arnold, London.
Miege, B., 1979. Komoditas budaya. Budaya Media dan Masyarakat
1, 297–311.
Moody, G., 2001. Rebel Code: Linux dan Gerakan Open Source.
Allen Lane, London.
Nachum, L., Keeble, D., 1999. Node Neo-Marshallian, jaringan global dan daya
saing perusahaan: klaster media pusat kota London. Pusat Penelitian Bisnis
ESRC, Cambridge.
Negus, K., Pickering, M., 2000. Kreativitas dan produksi budaya.
Jurnal Internasional Kebijakan Budaya 6 (2), 259–282.
Newman, P., Smith, I., 2000. Produksi budaya, tempat dan politik di South Bank
of the Thames. Jurnal Internasional Penelitian Perkotaan dan Regional 34
(1), 9–24.
OConnor, J., 1999. Budaya populer, refleksivitas dan perubahan perkotaan.
Dalam: Verwijnen, J., Lehtovuori, P. (Eds.), Kota Kreatif. Universitas Seni
dan Desain Helsinki, Helsinki.
OConnor, J., makalah yang tidak diterbitkan. Definisi Budaya Indus mencoba
[online]. Institut Budaya Populer Manchester, Manches
ter Universitas Metropolitan. Tersedia dari URL: <www.mmu.ac. uk/h-ss/
mipc> [Diakses April 2002].
Pratt, A., 1997. Sektor Industri Budaya: Definisi dan Karakternya dari Sumber
Sekunder tentang Ketenagakerjaan dan Perdagangan, Inggris 1984–91.
Makalah Penelitian dalam Analisis Lingkungan dan Tata Ruang No. 41,
Departemen Geografi dan Lingkungan, London School of Economics, London.
Purvis, J., 1996. Peran produsen, konsumen dan perantara budaya yang dapat
dipertukarkan, Perancang Mode Pop Baru. Dalam: OConnor, J., Wynne, D.
(Eds.), Dari Margin ke Tengah.
Arena, Aldershot.
Rantisi, N., 2002. Sistem Inovasi Lokal Sebagai Sumber Variasi: Keterbukaan
dan Kemampuan Beradaptasi di Distrik Garmen Kota New York.
Studi Regional 36 (6), 587–602.
Scott, A., 1999. Ekonomi budaya: geografi dan kreatif
bidang. Media, Budaya, dan Masyarakat 21, 807–817.
Scott, A., 2000. Ekonomi Budaya Kota. Sage, London.
Scott, A., 2001. Kapitalisme, kota dan produksi bentuk simbolik. Transaksi Institut
Ahli Geografi Inggris 26 (1), 11–23.
Swyngedouw, E., 1997. Baik global maupun lokal: ''glokalisasi'' dan politik skala.
Dalam: Cox, K. (Ed.), Spaces of Globalization: Reasserting the Power of the
Global. Guilford Press, New York.
Van Tilborgh, L., Leeman, F., Krelekamp, C., Zwetsman, M. (Eds.), 1996.
Panduan Museum Van Gough. Museum Van Gough, Amsterdam.