Kelompok II
Desya Nurul Izzah (09220210092)
Dian Kartika (09220210093)
Ahmad Zulkifli (09220220051)
Alfian Adi Sucipto (
Andi Musfirah Adhar (09220220071)
Daffa (09220210073)
Dalam proses pengolahan kopi secara giling basah, biji kopi akan dipisahkan dari
kulit ceri kopi untuk kemudian diproses sehingga mendapatkan produk kopi yang
diinginkan. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan biji kopi ini adalah kulit
ceri kopi yang disebut sebagai cascara. Jumlah limbah kulit ceri kopi yang dihasilkan
ini biasanya sekitar 1 ton per 2 ton kopi yang diproduksi (Belliveau dan Mc Martin,
2013). Sejauh ini limbah cascara hanya dibuang atau dijadikan sebagai pupuk (Melisa,
2018). Padahal cascara masih memiliki berbagai macam kandungan yang bermanfaat
seperti protein, karbohidrat, serat, dan juga mineral (Esquivel dan Jeminez, 2011).
Berdasarkan beberapa penelusuran, limbah kulit kopi ceri dapat dimanfaatkan
menjadi kompos (Jafrizal et al., 2019), bioetanol (Retanubun et al., 2017) dan
pewarna dan aroma makanan (Nur et al., 2019).Berdasarkan kandungan yang dimiliki,
kulit kopi cerdapat dijadikan keripik (Ummu,et al., 2021) . Sehingga limbah kulit kopi
ceri dapat menjadi berguna dan memiliki nilai jual.
Langkah awal yang dilakukan adalah mensortir kulit kopi yang telah terlepas dari
bijinya. Kulit kopi ceri yang baik untuk pembuatan keripik adalah kulit yang
berwarna merah. Kegiatan mensortir yang dilakukan untuk keseragaman bahan baku
yang akan digunakan. Setelah sortir dilakukan maka kulit kopi ceri tersebut dicuci
sampai bersih. Pencucian ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang menempel
saat proses pengupasan kulit dan pengumpulannya. Setelah dicuci lalu ditiriskan
beberapa saat untuk mengurangi kandungan air. Sambil menunggu penirisan siapkan
tepung terigu, air dan garam lalu diaduk merata. Adonan ini nantinya digunakan
sebagai campuran dalam membuat keripik kulit ceri. Pada adonan ini juga bisa
ditambahkan rasa lainnya sebagai variasi rasa. Bila tidak ada lagi air yang menetes
maka kulit kopi ceri bisa dimasukkan dalam adonan lalu di goreng. Setelah dirasa
cukup matang maka keripik kulit kopi ceri bisa diangkat dari penggorengan kemudian
ditiriskan kembali untuk mengurangi kandungan minyaknya. Setelah itu keripik kulit
kopi ceri siap untuk dikonsumsi.
Kemasan merupakan salah satu faktor penting bagi suatu produk. Selain berfungsi
untuk melindungi produk, kemasan juga dapat menjadi pembeda produk dengan
produk sejenis dan mempermudah dalam pendistribusian produk. . Untuk kegiatan ini
keripik kulit kopi ini dikemas menggunakan kemasan yang berbahan baku plastik
transparan. Selanjutnya diperagakan beberapa kemasan yang berbahan baku
aluminium foil dan sudah memiliki merek, yang sebelumnya sudah dipersiapkan tim.
Dengan beragamnya kemasan yang ditampilkan dapat dilihat respon ketertarikan
terhadap produk. Semua peserta setuju kemasan yang menarik adalah kemasan yang
sudah memiliki merek dan memiliki aspek ‘eye catching”.
E. KESIMPULAN
Untuk meningkatkan manfaat dan nilai jual kopi, selain dijual sebagai bubuk kopi,
limbah yang dihasilkan berupa kulit dapat dijadikan keripik. Sehingga menambah
kegunaan dan nilai jual dari kopi ceri itu sendiri serta dapat meminimalisir limbah
yang dihasilkan dari proses pembuatan kopi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Sherly. 2020. Pembuatan dan Karakterisasi Tepung Kulit Ceri Kopi (Cascara).
Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.
Herlina, Mety dkk. 2021. Pelatihan Pembuatan Keripik Daun Kopi di Desa Cugung Lalang
Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang. Bengkulu: Universitas
Muhammadiyah
Nugroho, Setyo Andi, Suharjono dan Rizky Nirmala Kusumaningtyas. 2021. Pemanfaatan
Limba Kulit Kopi Sebagai Tepung Roti untuk Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga di
Desa Kemuning Lor Kabupaten Jember. Jember: Politeknik Negeri Jember