Anda di halaman 1dari 3

PEMBUATAN FERMENTASI KULIT KOPI SEBAGAI BAHAN

PAKAN TERNAK

Zul Efendi dan Wahyuni Amelia Wulandari


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu
Jl. Irian km 6,5 Bengkulu 38119 Telp. 0736-23030
e-mail: bptp_bengkulu@yahoo.com

Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam


meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi
pemanfaatan yang besar dalam ransum. Bahan pakan konvensional yang sering
digunakan dalam penyusunan ransum sebagian besar berasal dari limbah dan pencarian
bahan pakan yang belum lazim digunakan. Setelah kopi dipanen, kulitnya dikupas.
Kemudian, bijinya dijemur. Biasanya, kulit kopi kecoklatan yang dipisahkan dari biji-biji
kopi tersebut akan dibuang begitu saja. Atau, paling tidak kulit kopi yang dipisahkan dari
biji itu tadi dikumpulkan. Lalu, dibiarkan hingga busuk. Selanjutnya, ditaruh di sekeliling
pohon kopi. Maksudnya, sebagai pengganti pupuk yang bertujuan untuk menyuburkan
tanaman. Umumnya, hal seperti itulah yang sering dilakukan petani kopi. Kulit buah kopi
merupakan limbah dari pengolahan buah kopi untuk mendapatkan biji kopi yang
selanjutnya digiling menjadi bubuk kopi. Kandungan zat makanan kulit buah kopi
dipengaruhi oleh metode pengolahannya apakah secara basah atau kering seperti terlihat
pada tabel. Kandungan zat makanan kulit buah kopi berdasarkan metode pengolahan.
Pada metode pengolahan basah, buah kopi ditempatkan pada tanki mesin pengupas lalu
disiram dengan air, mesin pengupas bekerja memisahkan biji dari kulit buah. Sedangkan
pengolahan kering lebih sederhana, biasanya buah kopi dibiarkan mongering pada
batangnya sebelum dipanen. Selanjutnya langsung dipisahkan biji dan kulit buah kopi
dengan menggunakan mesin.
Menurut data statistik (BPS, 2003), produksi biji kopi di Indonesia mencapai 611.100 ton
dan menghasilkan kulit kopi sebesar 1.000.000 ton. Jika tidak dimanfaatkan akan
menimbulkan pencemaraan yang serius. Pengolahan cara kimia dengan amoniak (NH3)
disebut sebagai amoniasi. Keuntungan pengolahan ini, selain meningkatkan daya cerna
juga sekaligus meningkatkan kadar protein, dapat menghilangkan aflatoksin dan
pelaksanaannya sangat mudah. Kelemahannya pengolahan ini utamanya untuk pakan
ruminansia. Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel
sehingga membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa dan
memudahkan pencernaan oleh selulase mikroorganisme. Amoniak akan terserap dan
berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam amonium
asetat yang pada akhirnya terhitung sebagai protein bahan. Struktur dinding sel kulit kopi
menjadi lebih amorf dan tidak berdebu, sehingga menjadi lebih mudah di tangani. Dalam
keadaan tertutup (plastik belum dibuka/bongkar), bahan pakan yang diamoniasi dapat
tahan lama.
Kulit kopi mempunyai kandungan BK=91.77, PK=11.18, LK=2.5, SK=21.74 dan
TDN=57.20% (Amonimus, 2005). Namun demikian kulit kopi hanya sebagian kecil
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia dan sebagian besar lainnya dibuang atau
dibenamkan dalam tanah untuk digunakan sebagai pupuk organik pada lahan perkebunan.

FERMENTASI KULIT KOPI


Alat:
1. Sekop
2. Terpal
3. Ember
4. Gembor

Bahan:

1. Kulit Kopi 500 kg


2. Dedak Padi 500 kg
3. Gula merah/tetes tebu/mollases 10 kg
3. Biodecomposer (Starbio)/ Urea 6 kg
4. Air secukupnya
Tahap pembuatan:

1. Kulit kopi ditimbang misalnya 500 kg dan dedak padi 500 kg


2. Sediakan biodecomposer (starbio) sebanyak 6 kg dan urea sebanyak 6 kg.
3. Mencampur kulit kopi dan dedak dengan larutan biodecomposer (starbio) dan
urea.
4. Menambah air dan gula merah/tetes tebu ke dalam campuran tersebut sehingga
kelembabannya diperkirakan mencapai 60%
5. Memasukkan kulit kopi yang sudah diberi biodecomposer (starbio) dan urea serta
tetes serta air kedalam kotak dan di atasnya ditutup képang/plastik atau letakkan
diatas lantai yang bersih dan ditutupi dengan terpal.
6. Melakukan pengamatan perubahan suhu kulit kopi selama pemeraman
7. Apabila kering, maka yang kering ini ditambah air, diaduk lagi, dan pemeraman
dilanjutkan.
8. Setelah dua minggu kulit kopi terfermentasi dikeluarkan dan dikering-anginkan
sehingga proses dekomposisi berhenti.
9. Sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dicampur dengan bahan lainnya seperti
dedak, dll.

Aplikasi fermentasi untuk pakan ternak.

Kulit kopi yang sudah difermentasi ini dapat diberikan kepada ternak sapi potong,
sapi perah, kambing maupun ternak domba, baik untuk penggemukan maupun
pembibitan. Komposisi pemberian pada ternak tergantung ketersediaan bahan limbah lain
yang terdapat dilokasi peternakan/atau mudah didapatkan seperti dedak padi, tongkol
jagung, ubi kayu beserta limbahnya. Pemberian pakan tambahan untuk ternak sebaiknya
dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberikan pakan hijauan dengan jumlah 1 – 2 %
dari berat badan ternak.

Anda mungkin juga menyukai