Anda di halaman 1dari 2

Ayah (papa), aku rindu…

Ayah… kata yang sering aku dengar tapi asing untuk aku ucapkan. Papa adalah kata yang
sangat familiar dan membuatku bergetar setiap kali aku mengucapkannya. Entah ada
korelasi atau tidak semalam aku menangis sejenak dan kembali kepada penyesalan bahwa
aku sebagai anak belum memberikan suatu hal yang terbaik bagi papa, dengan aku melihat
lomba penulisan artikel tentang ayah ini. Mungkin artikel ini bisa menjadi suatu bentuk
tanda terima kasih dan rasa rinduku kepada papa.

Papa adalah sosok tegas yang mengajarkanku banyak hal bagaimana menjadi pribadi
disiplin, mandiri, kuat, berani, dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran dari cara hidupnya
membuat aku mengerti sekarang arti pengajarannya kepadaku dahulu.

Ya… Papaku sudah meninggal sejak tahun 2004 ketika aku berumur 9 tahun. Kala itu aku
terlalu cepat untuk menerima semuanya. Aku belum bisa menerima bahwa tidak ada lagi
yang akan menjagaku, menemani tidurku, mengusap kepalaku, menegurku ketika aku salah,
dan banyak tindakan kasihnya yang selalu tercurah padaku serta aku rindukan hingga saat
ini.

Hal – hal yang aku rindukan dari Papa adalah bagaimana dia selalu menggendongku ketika
aku lelah untuk berjalan, dia selalu tak lupa untuk membelikanku oleh – oleh baik berupa
makanan atau buah yang aku sukai, dia selalu mengingatkanku untuk mandi dan makan
makanan sehat dan bebas MSG, …. Terlalu banyak yang aku rindukan tentang papa
sehingga aku tidak bisa tuliskan semua.

Beliau tidak pernah mengeluh ketika sakit Hepatitis B mulai menggerogoti tubuhnya dan
membuatnya sulit beranjak dari tempat tidurnya. Penyesalanku adalah disaat tersulit
hidupnya aku yang masih kecil terlalu takut untuk menemani dan tinggal disisinya selagi
mama bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih kecil.
Photo :

Ini merupakan foto pertama dan terakhir kami sekeluarga foto bersama tgl 05 Oktober 2003
kurang lebih 3 bulan sebelum papa tiada. Saya bersyukur Tuhan memberikan kami
kesempatan untuk punya 1 moment yang terekam untuk kami kenang seumur hidup kami.

Papa, lidia minta maaf tidak bisa merawatmu dengan baik ketika sakit dan Lidia sungguh
berterima kasih atas segala moment dan pelajaran darimu bagi hidupku. Engkau adalah
sosok yang tak terganti dari Tuhan untukku, walau berada didunia berbeda tapi engkau
selalu berada didalam relung hatiku yang paling dalam.

Saya berharap sedikit cerita saya ini membuktikan bahwa betapa beruntungnya kalian yang
masih memiliki kesempatan untuk bersama dengan orang tua lengkap ayah dan ibu. Ketika
mereka ada mungkin kita sebagai anak terlalu sibuk dengan kehidupan kita sendiri tanpa
sadar membuat kita jauh dari orang tua. Sampai kita kehilangan mereka, kita terlambat
untuk menyadari bahwa keberadaan mereka sungguh berarti sampai seberapa banyak harta
yang kita punya, seberapa tinggi jabatan yang kita emban, dan seberapa terkenal kita tidak
berarti sama sekali tanpa adanya mereka dalam hidup kita.

--------------------------------------T E R I M A K A S I H----------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai