Anda di halaman 1dari 13

PERSPEKTIF GLOBAL DARI IPTEK, TRANSPORTASI, KOMUNIKASI,

DAN INTERNASIONAL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Perspektif Global


dengan dosen Pengampu : Dendy Saeful Zen , M.Pd.

Di Susun Oleh :
Meilina Putri Amelia . A. ( 037122027 )
Adisty Rizka Ramadini ( 037123028 )
Risma Maharoh ( 037122036 )
Faruq Dwi Prastiyo ( 037122037 )
Hanifa Yunisa ( 037122044 )
Alda Novita Ardana ( 037122045 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perspektif Global dari IPTEK,
Tranportasi, Komunikasi, dan Internasional”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dendy Saeful Zen , M.Pd. selaku
dosen perspektif global atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat Kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bogor, 06 Maret 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
13. Tujuan Masalah ................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI IPTEK .................................................................. 2
2.2 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI TRANSPORTASI ............................................... 4
2.3 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI KOMUNIKASI ................................................... 6
2.4 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI INTERNASIONAL ............................................. 8
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perspektif global adalah suatu pandangan, di mana guru dan murid secara bersama-sama
mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu yang berkaitan dengan
isu global. Yang dimaksud dengan isu global antara lain isu lingkungan, hak asasi manusia,
keadilan, studi tentang dunia, dan pengembangan pendidikan. Peserta didik harus belajar
tentang dirinya dan dunia. Untuk dapat memiliki pandangan global seperti itu, maka Anda
sekarang akan kami ajak untuk memahami terlebih dahulu tentang istilah lain yang berkaitan
dengan global yaitu globalisasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses dimana antar
individu/kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia.Adanya globalisasi akan
berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam
masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai
bidang. perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap masalah
dan kejadian-kejadian baik dari segi kepentingan global, sejarah, ekonomi, maupun budaya.
Pada kajian perspektif global ternyata bahwa antara satu bidang ilmu dengan yang lainnya,
sukar dipisah-pisahkan. Tidak hanya pada satu bidang ilmu saja misalnya geografi, sejarah
atau ekonomi. Akan tetapi politik, sosiologi dan antropologi termasuk di dalamnya. Pada
pembahasan diatas dapat dinyatakan bahwa antara satu bidang yang satu dengan bidang yang
lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Semakin hari kemajuan IPTEK semakin maju.
Sebagai warga lokal dan warga masyarakat internasional kita harus bisa mengikuti
perkembangan teknologi dengan baik. Namun kita juga harus memperhatikan dampak
yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi tersebut yaitu dampak positif maupun
dampak negatifnya. Sebagai warga negara yang baik kita harus bisa meminimalisir dampak
negatif dari perkembangan teknologi dengan cara berpikir yang terbuka
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Perspektif Global
b. Perspektif Global dari visi IPTEK
c. Perspektif Global dari visi transportasi
d. Perspektif Global dari visi komunikasi
e. Perspektif Global dari visi internasional
f. Dampak Perspektif Global Terhadap Visi Transportasi, Teknologi, Komunikasi
Dan Internasional.
13. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui Pengertian Perspektif Global
b. Untuk mengetahui Perspektif Global dari visi IPTEK
c. Untuk mengetahui Perspektif Global dari visi transportasi
d. Untuk mengetahui Perspektif Global dari visi komunikasi
e. Untuk mengetahui Perspektif Global dari visi internasional

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI IPTEK
Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak
ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah ataupun tidak, sudah pasti
memiliki pengetahuan. Namun yang namanya pengetahuan, sifatnya acak. Bagi kita manusia,
pengetahuan itu sangat potensial. Hanya, dalam kehidupan yang makin berkembang dan penuh
tantangan, pengetahuan yang sifatnya acak tadi, nilai fungsionalnya tidak mencapai tingkat
yang optimum untuk menghadapi tantangan dan memecahkan masalah yang makin rumit. Oleh
karena itu, pengetahuan yang acak itu wajib ditingkatkan menjadi ilmu. Pengetahuan yang acak
dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan serta disusun menjadi bidang-bidang
filsafat, humaniora, dan ilmu. Selanjutnya ilmu itu dikelompokkan menjadi ilmu eksak dan
non- eksak, atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ciri ilmu
bila dibandingkan dengan pengetahuan yang acak dan terbuka, terletak pada adanya sistematik,
objek kajian, ruang lingkup kajian dan metode yang diterapkan serta dikembangkannya.
Pengetahuan tidak memiliki ciri-ciri yang demikian. Pengetahuan dengan ilmu, hubungannya
sangat erat. Oleh karena itu, dalam konsep ilmu, biasa juga disebut ilmu pengetahuan. Sebutan
atau panggilan yang demikian, diterapkan pada panggilan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Pengetahuan, apalagi ilmu (ilmu pengetahuan), fungsional dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Dengan pengetahuan, pemanfaatan benda, alat, senjata dan
juga hewan, menjadi mudah serta terarah untuk mencapai hasil. Apalagi setelah pengetahuan
itu tersusun menjadi ilmu atau ilmu pengetahuan, penerapannya memanfaatkan benda, alat,
senjata dan hewan tadi menjadi lebih baik lagi. Penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari untuk menghasilkan sesuatu, membuahkan kemampuan yang
disebut teknologi. Oleh karena itu, Brown & Brown (1980: 2) mengungkapkan, Teknologi
adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang
dikehendakinya. Dengan demikian, teknologi itu dapat dikatakan sebagai penerapan praktis
pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan. Sedangkan Marwah Daud Ibrahim
(Yudi Latif, editor, 1994: 17) mengemukakan, Sekadar upaya untuk menyamakan persepsi,
kiranya perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan di sini adalah suatu
jawaban sistematis dari kata ”mengapa” (know why). Sedangkan teknologi adalah jawaban
praktis dari pertanyaan ”bagaimana” (know how). Dengan teknologi orang lalu dapat
memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya. Dari dua pernyataan tadi, dapat
disimpulkan secara sederhana, teknologi itu tidak lain adalah penerapan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya
untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Selanjutnya dapat dikemukakan di sini, antara pengetahuan dengan ilmu (ilmu pengetahuan)
dan teknologi, hubungannya sangat erat. Oleh karena itu, dalam ucapan sehari-hari
diungkapkan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang singkatan populernya IPTEK.
Perkembangan peradaban masyarakat manusia dari waktu ke waktu, ditandai oleh
perkembangan IPTEK ini. Anda selaku guru IPS telah mengetahui sejarah perekonomian

2
3

masyarakat manusia yang dimulai dari kemampuan yang paling rendah sampai kepada
kemampuan yang paling canggih saat ini. Untuk mengetahui perkembangan tersebut,
ikhtisarnya akan disampaikan berikut ini.
1. Masyarakat peramu pangan sederhana, kemampuannya hanya mengumpulkan bahan
pangan, baik di darat (hutan, sabana, padang rumput) maupun di perairan (sungai,
danau, rawa, pantai).
2. 2. Masyarakat peramu pangan lebih maju, kemampuan memungut bahan pangan sudah
lebih berkembang, dengan menggunakan peralatan tombak, panah untuk berburu dan
menangkap ikan, serta menggunakan tongkat (sejenis linggis dari kayu) untuk mencari
bahan pangan di darat.
3. Pertanian sederhana dan penggembalaan, mulai melakukan cocok tanam meskipun
hanya menggunakan tongkat untuk membuat lubang di tanah sebagai tempat benih
tanaman. Belum dilakukan pencangkulan, pupuk maupun pengairan. Perburuan
binatang di darat, berkurang, sudah mulai dilakukan penggembalaan.
4. Pertanian lebih maju, telah menggunakan alat pertanian yang lebih maju, seperti
semacam cangkul, pemeliharaan tanaman, dan secara terbatas dilakukan pemupukan.
Memanfaatkan hewan untuk membantu mengolah tanah. Hewan peliharaan mulai
dikandangkan (peternakan sederhana). Pada masa ini telah terjadi revolusi hijau, terjadi
perubahan yang berarti dalam cocok tanam menggunakan peralatan yang lebih baik,
secara terbatas dilakukan pemupukan dan pengairan.
5. Masyarakat pengrajin, mulai membuat peralatan, barang anyaman sederhana. Membuat
barang gerabah (keramik kasar sederhana).
Dalam tahap-tahap perkembangan cara memenuhi kebutuhan (perekonomian) tadi, tentu saja
terjadi juga perkembangan teknologinya. Teknologi atau lebih terpadu IPTEK, mulai dari
hanya memanfaatkan anggota badan (tangan, kaki), menggunakan peralatan sederhana sampai
peralatan yang lebih baik, seperti linggis dari kayu, cangkul dari batu, dan seterusnya. Pada
tahap perajinan, khususnya dalam membuat gerabah, api telah dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pemanfaatan api ini, membawa perkembangan IPTEK lebih maju lagi. Dari deretan
perkembangan tadi, sesungguhnya kita telah menerapkan kajian perspektif IPTEK, atau lebih
luas lagi perspektif budaya. Tinjauan di atas, lebih melihat perkembangan pada masyarakat
sederhana (masyarakat primitif). Selanjutnya, dengan menerapkan pendekatan perspektif
budaya, Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul Gelombang Ketiga (1980),
mengemukakan tiga tahap perkembangan. Ikhtisarnya secara singkat sebagai berikut (Toffler,
1980: 10): Gelombang Pertama : ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam
bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju. IPTEK pertanian yang lebih
maju dari periode sebelumnya, telah diterapkan dan dimanfaatkan. Saat itu terjadi revolusi
hijau. Gelombang Kedua : tiga ratus tahun yang lalu, tepatnya pada Abad XVII, dengan
diketemukan mesin uap, mesin pemintal kapas, proses produksi di sektor industri cepat
meningkat. Perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK di bidang produksi dan industri
terjadi lonjakan, sehingga periode ini dikenal dengan revolusi industri. Gelombang Ketiga :
pada abad ini (XX), kemajuan IPTEK elektronik maju dengan cepat. Radio, TV dan telepon
maju dengan cepat, termasuk penerapannya. Melalui media elektronik ini, berita, dan peristiwa
cepat tersiar ke seluruh dunia. Dengan dimanfaatkannya satelit komunikasi, penyiaran TV
4

makin meluas, informasi makin cepat merambah. Oleh karena itu, pada Abad XX, telah terjadi
revolusi informasi. Melalui revolusi informasi, proses globalisasi berbagai aspek kehidupan,
makin dipacu. Jika Abad XX ini oleh Toffler disebut Gelombang Ketiga yang ditandai oleh
revolusi informasi, J. Naisbitt (1982) menjulukinya sebagai Abad Informasi. Pada abad ini,
segala kemajuan sebelumnya, mulai dari lonjakan IPTEK dalam bidang pertanian yang dikenal
dengan revolusi hijau, kemajuan dan penggunaan berbagai mesin dalam proses produksi yang
dikenal dengan revolusi industri, makin meningkat dan makin meluas. IPTEK di bidang
informasi sebagai sarana penyebarluasan berbagai penemuan dan kemajuan, makin memacu
proses globalisasi. Kemajuan IPTEK di bidang industri petrokimia dan bioteknologi, juga
mendukung revolusi hijau yang lebih maju serta lebih canggih. Rekayasa mekanik, kimiawi,
biotik dan sosial, makin memacu proses produksi, baik di bidang pertanian maupun di bidang
industri. Revolusi hijau dipacu oleh revolusi industri, dan disebarluaskan secara global oleh
revolusi informasi. Kondisi yang demikian itu berkat perkembangan, kemajuan, penerapan dan
pemanfaatan IPTEK. Kita selaku umat yang beragama, wajib bersyukur. Namun juga wajib
waspada. Mengapa demikian? Ikutilah pernyataan Marwah Daud Ibrahim (Yudi Latif, editor:
1994: 17) berikut ini: Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa gerangan fungsi IPTEK
dan implikasi logisnya bagi sosok kebudayaan suatu masyarakat. Lalu tindakan apa yang harus
diambil untuk mengoptimalisasikan Rahmat dan meminimalkan Laknat dari kehadiran
teknologi yang bermata dua ini. Inilah yang akan menjadi pusat perhatian diskusi kita
selanjutnya. Seperti juga yang dinyatakan David Turney yang telah kita bahas lebih dahulu,
Marwah Daud Ibrahim melihat bahwa teknologi, atau secara lebih lengkap IPTEK,
mengandung dilema atau bermata dua. Oleh karena itu di satu pihak kita wajib bersyukur
menikmati rahmat dampak positif dari IPTEK itu, namun di pihak lain kita wajib waspada dari
dampak negatif yang menimbulkan laknat malapetaka yang menimpa lingkungan hidup yang
pada akhirnya juga mengancam kehidupan Rahmatnya dapat Anda amati dan hayati sendiri,
bukan hanya telah mengglobal, melainkan juga telah mengangkasa luar. IPTEK telah berhasil
menciptakan pesawat yang mengangkasa luar. Bahkan satelit komunikasi, juga makin memacu
derasnya informasi. Berbagai stasiun TV, telah memanfaatkan penyiaran globalnya melalui
satelit komunikasi ini. Sedangkan dampak negatif yang membawa laknat juga telah
mengglobal. Berbagai pencemaran yang berpengaruh terhadap kesehatan fisik biologis dan
mental psikologis, juga telah mengglobal. Dampak negatif perkembangan, kemajuan dan
penerapan IPTEK yang menghasilkan berbagai ketimpangan itu oleh Toffler (1976) disebut
sebagai Guncangan Hari Esok (Future Shock), Tidak hanya guncangan fisik (pshysial shock)
malainkan juga guncangan kejiwaan (psychological shock). Cobalah Anda amati dan hayati,
penyakit-penyakit yang timbul di masyarakat yang telah mengglobal. Ketegangan urat syaraf,
darah tinggi, sadisme, kriminalitas mabuk, teler dan sebangsanya, sudah bukan masalah fisik
biologis dan mental psikologis di negara-negara tertentu, melainkan telah meluas ke berbagai
negara di penjuru dunia. IPTEK di bidang komunikasi informasi, menjadi salah satu sarananya.
Di sinilah letak tuntutan bagi dunia pendidikan dalam arti seluas-luasnya untuk menciptakan
kiat mengatasi dampak negatif IPTEK terhadap guncangan fisik dan psikologis tadi.
2.2 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI TRANSPORTASI
Dari perspektif budaya, kita semua dapat mengamati dan menghayati perkembangan alat
angkut atau transportasi dari waktu ke waktu. Angkutan itu mulai dari memanfaatkan tenaga
5

manusia, yang sampai saat ini juga masih ada dan masih dilakukan, memanfaatkan alat pikul
serta alat usung sederhana, memanfaatkan tenaga hewan, kendaraan beroda yang sederhana,
kendaraan bermotor, kendaraan yang menggunakan tenaga jet, sampai kendaraan yang
memanfaatkan tenaga surya (matahari).
Perkembangan tadi, tidak terlepas dari perkembangan daya pikir manusia yang dikonsepkan
sebagai perkembangan budaya. Dengan konteks yang lebih khusus, dapat pula kita konsepkan
sebagai perkembangan IPTEK. Alat angkut atau transportasi yang semula berfungsi
mengangkut barang dan manusia, secara tidak langsung juga membawa berita atau informasi.
Dampak positif dari revolusi industri Abad XVII, juga membawa perkembangan dan kemajuan
transportasi, yang meliputi transportasi darat, perairan, dan udara.
Perkembangan jalan sebagai prasarana, dan alat angkut sebagai sarananya, selain mendekatkan
jarak relatif dalam ruang permukaan bumi, juga memecahkan keterpencilan, tempat-tempat
yang terpencil. Jalan dan alat angkut atau transportasi, menjadi urat nadi perekonomian dalam
proses distribusi hasil produksi ke pasar serta kepada konsumen. Dengan makin berkembang
dan makin majunya transportasi, konsep ekonomi tentang kebutuhan dan sumber daya
produksi, distribusi dan konsumsi, makin nyata makna dan nilainya. Sejalan dengan proses
yang demikian, konsep saling ketergantungan mulai dari tingkat lokal, regional, nasional,
internasional,bahkan juga tingkat global, dapat terealisasikan. Secara alamiah tidak ada orang,
daerah, dan negara yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri, berapa pun besar kekayaannya.
Tiap orang, tiap pihak, tiap daerah dan negara, selalu memerlukan bantuan pihak lain, daerah
lain atau negara lain. Di sinilah letak kedudukan, fungsi dan peranan saling ketergantungan.
Perkembangan, kemajuan, dan pemanfaatan transportasi menjadi pendukung pengembangan
saling ketergantungan tadi. Dalam pemanfaatan transportasi untuk perdagangan antara daerah,
antarkawasan sampai antarnegara, yang terbawa itu tidak hanya barang dagangan dan manusia
yang memperdagangkannya, melainkan tersertakan pula kebiasaan, bahasa, agama,
pengetahuan dan IPTEK.
Kontak dan komunikasi serta interaksi sosial antar-manusia yang datang dengan yang
didatangi, membawa dampak luas tidak hanya aspek ekonomi, melainkan juga aspekaspek
budaya, politik, bahkan juga psikologi. Anda ingat kembali dalam sejarah apa yang disebut
jalan sutera (silk road), pencarian rempah-rempah oleh orang Eropa ke Afrika dan Asia, dan
pencari dunia baru, tidak hanya kepentingan ekonomi saja yang terbawa dari perjalanan serta
pelayaran itu, melainkan juga menyebabkan terjadinya kolonisasi yang menjadi cikal-bakal
penjajahan. Dampak transportasi yang demikian itu, sangat luas memacu hubungan
antarmanusia di segala aspek kehidupannya. Proses sosial budaya dan sosial politik, pada
masa-masa selanjutnya menjadi lebih menonjol. Proses sosialisasi, akulturasi, difusi dan
asimilasi unsur-unsur budaya serta kebudayaan secara menyeluruh, terjadi lebih nyata dan
lebih melekat. Kolonisasi yang menjadi bibit cikal-bakal penjajahan, menjadi pendorong
politik ekspansi kekuasaan. Masalah ini juga berawal dari perkembangan transportasi dan
interaksi sosial yang terbawa oleh transportasi tadi. Beruntunglah dengan pecahnya Perang
Dunia II, yang kemudian berakhir pada tahun 1945, penjajahan politik dan kekuasaan ini
berangsur makin berkurang. Bahkan saat ini, penjajahan tersebut secara formal sudah tidak ada
lagi. Makin berkembang dan makin majunya transportasi di darat, di perairan (sungai, danau,
6

laut) dan di udara, makin meluas dan makin intensif interaksi sosial antardaerah, antarkawasan
dan antarnegara. Melalui kontak yang demikian, proses transportasi kehidupan ini tidak lagi
hanya terbatas di tingkat lokal dan regional, melainkan telah menembus batas-batas nasional
sampai ke batas global. Saling ketergantungan, tidak lagi hanya pada bidang ekonomi,
melainkan juga meluas ke bidang politik, dan yang paling bermakna di bidang IPTEK.
Pertemuan berbagai pakar ekonomi, politik dan IPTEK antarnegara, menunjukkan kenyataan
yang demikian. Hal-hal itulah yang secara positif lebih meningkatkan kesejahteraan umat
manusia di dunia ini, sebagai dampak perkembangan, kemajuan dan pemanfaatan transportasi.
Namun, tetap harus ada yang diwaspadai. Makin maju dan canggihnya transportasi sampai ke
angkasa luar, harus disyukuri. Namun demikian, kemajuan transportasi ini, ada yang
memanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang negatif. Penyelundupan orang jahat, teroris, obat
terlarang, dokumen terlarang dan sebangsanya, dilakukan melalui transportasi yang makin
maju ini. Penyelundupan yang demikian, tidak hanya ada pada batas-batas regional dan
antarnegara, melainkan telah sampai ke tingkat global. Masalah yang demikian, makin
merepotkan petugas pabean dan Polisi pelabuhan serta Bandar Udara. Peralatan pemantau yang
canggih untuk melacak penyelundupan tadi, dilawan oleh upaya penyelundup yang makin
canggih. Proses globalisasi hal-hal yang terlarang itu, tidak, dapat teratasi secara tuntas.
Akibatnya, patologi sosial yang berupa sadisme, kriminalitas, mabuk-mabukan dan teler,
merambah terus.
Transportasi telah menjadi kebutuhan mutlak kehidupan global dewasa ini. Namun dampak
negatifnya, wajib diwaspadai. Dampak negatif ini selain melekat pada diri pelakunya,
ditunjang oleh rendahnya kadar akhlak petugas. Masalah ini merupakan lingkaran setan yang
sulit dipantau ujung pangkalnya. Namun dengan tekad yang kuat semua pihak, tidak ada
masalah yang tidak teratasi. Landasan yang pokok, bagaimana semua pihak dengan kesadaran
yang tinggi menciptakan kiat, metode dan pendekatan yang tepat mengatasi masalah tersebut.
Dari uraian dan ilustrasi tadi, lebih jelas sifat IPTEK yang bermata dua atau dilematis.
Ketergantungan kepada transportasi makin lama, makin besar. Apalagi bagi mereka yang
bergerak di bidang bisnis. Transportasi berupa prasarana dan sarananya, telah menjadi urat nadi
perekonomian. Tanpa adanya transportasi, kehidupan umat manusia akan mandek, kelaparan
di tempattempat tertentu, pengangguran akan meluas, produsen akan kelimpahan produksi,
sedangkan konsumen akan menghadapi kelangkaan barang kebutuhan, maka masalah-masalah
lain yang terkait akan timbul. Dilemanya, terletak pada penyalahgunaan transportasi bagi
kepentingan- kepentingan negatif oleh pihak atau kalangan tertentu. Transportasi, berdampak
luas dalam kehidupan umat manusia yang menembus batas-batas daerah, regional, negara
sampai ke tingkat global.
2.3 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI KOMUNIKASI
Berlainan dengan IPTEK, komunikasi itu tidak hanya menjadi milik otentik umat manusia.
Tumbuh-tumbuhan dan hewan pun memiliki cara berkomunikasi. Tumbuh-tumbuhan dengan
warna, aroma, dan perilaku lainnya, mampu berkomunikasi dengan kumbang, kupu-kupu serta
hewan dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Untuk kepentingan biologis dan mempertahankan jenis,
tumbuh-tumbuhan tadi memiliki kemampuan dan cara berkomunikasi. Apalagi hewan yang
sifatnya mobil, tidak terikat oleh tempat kedudukan, kemampuan dan cara komunikasi itu lebih
7

beragam daripada tumbuh-tumbuhan. Namun satu hal sama, yaitu kemampuan dan cara
berkomunikasi mereka, tidak dapat dikembangkan, karena terikat oleh nalurinya.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang mengembangkan IPTEK, memiliki
kemampuan, cara dan kiat berkomunikasi yang beragam, yang juga berkembang serta dapat
dikembangkan. Mulai dari masyarakat sederhana sampai ke masyarakat modern, cara
berkomunikasi ini juga bertahap, beragam dan berkembang, IPTEK menjadi salah satu sarana
komunikasi yang makin berkembang, tidak hanya terbatas secara lokal, regional, nasional dan
global, namun sampai mampu menembus di luar bumi. Penggunaan satelit komunikasi,
pesawat yang dilepaskan ke bulan dan planet lain yang mengirimkan sinyal balik ke bumi,
merupakan bukti bahwa komunikasi manusia itu sudah mampu menembus batas-batas global.
Namun tentu saja masih terbatas pada penelitian ilmiah tentang ruang angkasa dan antarplanet.
Komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang beragam mulai dari yang paling sederhana
dengan kedipan mata, angkat dan lambaian tangan, suara dari teriakan sampai menggunakan
bahasa, penggunaan alat mulai dari kentongan sampai dengan media elektronik canggih,
semuanya itu untuk kepentingan hubungan sosial yang motifnya juga beragam. Dari perspektif
budaya, komunikasi dengan segala bentuk, cara dan sarananya, juga merupakan perkembangan
budaya yang memacu perkembangan kebudayaan, terutama setelah menggunakan bahasa serta
lambang-lambang ilmu pengetahuan.
Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik
(radio, TV, faksimile, internet), kontak interaksi sosial umat manusia untuk berkomunikasi itu
juga makin maju. Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu melalui komunikasi
ini. Makin lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak dapat lepas dari
kehidupan manusia sehari-hari yang menembus batas-batas ruang. Namun bagi kepentingan-
kepentingan tertentu yang harus dirahasiakan, fenomena tertentu yang tidak boleh
disebarluaskan, kemajuan alat komunikasi canggih seperti internet, juga mengandung bahaya.
Dengan memanfaatkan internet, informasi dari berbagai penjuru dunia, mengenai aspek apa
saja yang dikehendaki, dalam waktu yang sangat singkat, dapat diperoleh. Ke dalam perolehan
tersebut, termasuk hal-hal yang dirahasiakan suatu lembaga dan gambar-gambar porno. Seperti
juga memanfaatkan hasil kemajuan IPTEK yang lain, pemanfaatan IPTEK di bidang
komunikasi juga wajib diwaspadai. Penggunaan komputer online, misalnya, dimanfaatkan oleh
orang-orang jahat untuk membobol bank dan rahasia perusahaan. Oleh orang-orang tertentu,
jaringan telepon juga dijadikan usaha yang menyimpang dari ketentuanketentuan dan peraturan
perusahaan. Banyak hal yang harus diperhatikan tentang rekayasa media komunikasi yang
perlu diwaspadai penyimpangan penggunaannya. Dari perspektif global, keberhasilan saling
ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antarbangsa dan antarnegara, tidak dapat
dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media komunikasi. Informasi aktual
tentang keadaan dan perkembangan sesuatu kawasan atau negara yang saling ketergantungan
dengan negara lainnya, dapat diketahui melalui media komunikasi, baik itu faksimile maupun
telepon ataupun internet. Sepanjang permukaan bumi masih terbentang, dan sepanjang
kehidupan umat manusia ada di atasnya, proses perkembangan dan pemanfaatan komunikasi
tidak akan berhenti. Dampak global di segala aspek kehidupan terus berjalan. Yang positif
membawa rahmat wajib kita syukuri, sedangkan yang berdampak negatif mendatangkan
8

laknat, harus kita waspadai. Hal itulah yang perlu menjadi pegangan, agar kehidupan kita
makin bermakna, dan makin meningkatkan kesejahteraan.
2.4 PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI INTERNASIONAL
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga dunia yang memperhatikan segala
aspek kehidupan umat manusia di negara-negara anggotanya. Oleh karena itu, lembaga ini
membawahi lembaga-lembaga khusus yang menangani suatu aspek tertentu dari kehidupan
umat manusia ini. Kekuasaan tertinggi PBB ada di tangan Dewan Keamanan dengan
anggotaanggota tetapnya meliputi Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Inggris, Perancis, dan Cina.
Pertemuan lengkap negara-negara anggota PBB dilakukan pada Majelis Umum PBB, paling
tidak satu tahun sekali. Sesuai dengan namanya, PBB menangani masalah-masalah
internasional terutama yang dialami oleh negara-negara anggota. Masalah-masalah global yang
merupakan agenda yang tidak terselesaikan meliputi masalah-masalah kependudukan, pangan,
lingkungan hidup, dan perdamaian. Masalah-masalah tersebut hakikatnya terkait satu sama
lain.
Masalah kependudukan, tidak hanya menyangkut aspek demografi berkenaan dengan jumlah,
pertumbuhan dan persebaran penduduk semata, melainkan menyangkut aspek-aspek ekonomi,
budaya, politik, sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, penanganan secara internasional dan
global, menerapkan pendekatan antarbidang ilmu, serta lintas sektoral. Masalah kependudukan
ini ditangani oleh Badan Dana PBB untuk kependudukan (United National Fund for
Population). Sebagai contoh, dari masalah kependudukan ini tentang aspek ekonominya.
Aspek ini menyangkut pangan, perumahan, penghasilan, dan pekerjaan. Mengenai pangan,
menyangkut pertanian, peternakan, perikanan, dan seterusnya. Pembahasannya, tidak terlepas
dari kemiskinan (penghasilan, pekerjaan), kelaparan (pangan) dan kesehatan yang ditangani
oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization) serta oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (Word Health Organization).
Masalah lingkungan hidup, yang dampak negatifnya mengkhawatirkan tatanan kehidupan
global, tidak terlepas dari masalah kependudukan, industri, sumber daya, kesehatan, dan
tatanan alamiah pada umumnya. Masalah lingkungan hidup ini ditangani oleh Program PBB
untuk Lingkungan Hidup (United Nations Environment Programme).
Masalah perdamaian sebagai agenda yang tidak terselesaikan, menyangkut pertikaian global
tentang senjata nuklir, percobaan nuklir, pertikaian antarnegara tentang perbatasan, klaim atas
sesuatu kawasan atau pulau, dan pertikaian antaretnis dalam satu negara, namun berdampak
global terhadap perdamaian dunia serta penderitaan umat manusia. Masalah perdamaian ini
antara lain ditangani oleh Program PBB untuk Pembangunan (United Nations Development
Programme), dan Komisi Ilmiah PBB tentang Efek Radiasi Atom (United Nations Scientific
Commitee on the Effect of Atomic Radiati
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
IPTEK merupakan produk budaya manusia dengan kesadaran yang tinggi manusia dituntut
kemampuan untuk mengendalikan IPTEK demi kesejahteraan umat manusia dengan
kelestarian lingkungan hidup. Transportasi merupakan sarana yang sangat bermakna dalam
mendukung proses ketergantungan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan pada
tatanan global hari ini dan di masa yang akan datang. Komunikasi merupakan sarana saling
pengertian internasional dalam menghadapi kehidupan global penuh masalah dan tantangan
hari ini serta masa yang akan datang. Lembaga internasional, baik perserikatan bangsa-
bangsa maupun organisasi-organisasi independen, memiliki kedudukan, fungsi dan peranan
ketergantungan antarbangsa dan Negara yang beragam system politik,ekonomi,budaya serta
keadaan rasialnya. Dari ke-empat visi tersebut terdapat dampak positif dan negatif dari
masing masing hal tersebut. Karena Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa
teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/perspektif-
global/makalah-persektif-global-dari-iptek-transportasi-komunikasi-dan-
internasional/43433769

https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F77975%2Fmod_resource%
2Fcontent%2F1%2F5_7212_PSD219_102018.pdf

Nawawi, A. (2022). MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA


PENDIDIKAN.

10

Anda mungkin juga menyukai