Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN 

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PENDATAAN UMKM KABUPATEN CIAMIS DENGAN


MENGGUNAKAN APLIKASI SMART CITY

Disusun Oleh :

Shientia Nur Wahyuni


Siva Fitriani

SMK NEGERI 1 RAJADESA


JALAN KUBANG ATAS NO. 05 DESA SIRNABAYA
KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS 46254 TLP (0265) 2795934
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Menyetujui,

Pembimbing Sekolah Pembimbing Du/Di

Imam Pahruroji,S.T. Dadan Anwar Sadat


NIP. - NIP. -

Ketua
Program keahlian Pemimpin Perusahaan

Dadan Hamdani,S.Kom Tino Armyanto Lukman S.


NIP. 1984060420222 1 006 NIP.

Mengesahkan
Kepala Sekolah

LEMBAR PERSETUJUAN

Saidun,M.M.Pd.
NIP. 19700920 199402 1 002
KATA PENGANTAR

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan didalam menyelesaikan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) bagi para Mahasiswa, khususnya dari SMKN 1 Rajadesa.
Praktek kerja ini adalah salah satu bentuk atau upaya dalam menjalin kerjasama yang
baik didalam bidang komputer dan jaringan pada Masyarakat menengah dengan mengetahui
informasi terhadap salah satu dinas di Ciamis. Dengan begitu, kami harap praktek kerja ini akan
memberi banyak manfaat serta motivasi bagi kami para mahasiswa khusunya maupun bagi para
pembaca.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak -pihak yang terkait PKL.
dimana telah memberi dukungan moral serta juga bimbingannya kepada kami. Ucapan terima
kasih ini kami tujukan kepada :
1. Kepala SMKN 1 Rajadesa, Saidun,M.M.Pd.
2. Pembimbing dari pihak sekolah , Imam Fahruroji,S.T.
3. Pembimbing dari pihak perusahaan, Dadan Anwar Sadat
4. Seluruh staf dan karyawan Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Ciamis
Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Namun kami
telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan ini.Mudah-mudahan makalah ini
dapat memenuhi harapan semua pihak terutama siswa-siswi yang ingin mempelajarinya. Oleh
karenanya, jika ada kritik maupun saran dimana yang sifatnya membangun bagi penulis, maka
dengan senang hati akan penulis terima. 
Rajadesa, …. Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................6
A.Latar Belakang.....................................................................................................................................6
B.Pengertian Prakerin..............................................................................................................................6
C.Waktu Pelaksaan Prakerin....................................................................................................................6
D.Tujuan Prakerin...................................................................................................................................6
E.Manfaat Prakerin..................................................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................................8
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA.........................................................................................8
A.Sejarah Singkat....................................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................9
Smart City (Pengertian, Karakteristik, Indikator dan Penerapan)................................................................9
Indikator Smart City............................................................................................................................9
d. Smart Mobility...............................................................................................................................11
e. Smart Environment........................................................................................................................11
f. Smart Living...................................................................................................................................11
Penerapan Smart City........................................................................................................................11
Karakteristik Smart City....................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................................14
Manfaat dan Cara Pengunaan Smart City..............................................................................................14
Cara Kerja Dan Konsep Smart City...................................................................................................15
BAB V.......................................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah program yang bertujuan untuk melatih siswa-siswi SMK
untuk menerapkan apa yang sudah dipelajari di sekolah dan mengaplikasikannya pada dunia
industri. Oleh sebab itu, kegiatan PKL bisa menjadi tolak ukur untuk menilai sejauh mana
siswa-siswi SMK memahami dan mempraktikkan materi dari sekolah.

Pelaksanaan PKL juga merupakan sebagai sarana untuk mengenalkan dunia industri pada
siswa-siswi SMK, agar lebih siap untuk berkompetisi setelah lulus nanti. Sehingga, dengan
adanya pelaksanaan PKL, siswa-siswi SMK akan memiliki bekal untuk menghadapi dunia
kerja sekaligus memiliki kompetensi untuk bersaing.

PKL bagi siswa-siswi SMK sangat penting karena selain yang sudah disebutkan di atas,
kegiatan PKL juga dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu,
dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SMK dapat memanfaatkannya
semaksimal mungkin untuk lebih mengenal dunia industri.

Di sisi lain, PKL dapat membantu siswa-siswi SMK untuk meningkatkan kualitas keterampilan
(skills) yang selama ini didapatkan di sekolah. Dengan begitu, saat masuk dunia industri
nanti, siswa-siswi SMK tidak kaget lagi dan lebih siap untuk berkompetisi secara sehat.

B.Pengertian Pkl
Pengertian prakerin atau singkatan dari Praktek Kerja Industri merupakan program wajib untuk
melakukan sebuah pengembangan siswa di SMK.

Untuk melakukan prakerin biasanya dilakukan secara langsung di dunia industri. Tujuan
dilakukan secara langsung adalah untuk meningkatkan mutu para siswa dengan keahliannya.
Juga, prakerin adalah untuk mempraktikkan segala teori yang dipelajari di sekolah. 

C.Waktu Pelaksaan Pkl

Pelaksanaan prakerin dilaksanakan pada tanggal 16 Januari - 14 April 2023 di DINAS


KOMUNIKASI dan INFORMATIKA, lamanya waktu prakerin kurang lebih 3 bulan.

D.Tujuan Pkl

Penyelenggaraan pendidikan dengan Sistem Ganda pada SMK bertujuan untuk:

1. Agar siswa mampu memahami,memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang didapatkan


di Sekolah dan diterapkan Dunia Usaha

2. memantapkan meningkatkan dan memperluas keterampilan yang di miliki oleh siswa dalam
dunia kerja

3. Sebagai sarana komunikasi antara Siswa SMK dengan instansi atau kantor tempat pelaksanaan
praktek kerja

4. Memberikan kesempatan kepada Siswa SMK untuk berapdasi dengan suasana atau iklim
lingkungan kerja yang sebernarnya baik sebaik prakerja mandiri terutama yang berkaitan dengan
disiplin kerja
5. Memberikan masukan dan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan pendidikan

6. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki profensi dengan tingkat pengentahuan,dan


memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan jurusanya.

E.Manfaat Pkl

Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:

1. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam dunia usaha
atau dunia Industri.

2. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian profesional, dengan


keterampilan, pengetahuan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman.

3. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan di era
teknologi informasi serta komunikasi terkini.

4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik dan memberikan pengalaman
dalam dunia Industri atau dunia kerja.

5. Mengenalkan siswa – siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri serta usaha sehingga
pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya bisa beradaptasi dengan
cepat.

6. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah kejuruan ( SMK ).

7. Sebagai bentuk pengakuan serta penghargaan bahwa pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.
8. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan – gagasan seputar dunia usaha dan industri
yang professional.

9. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik serta melatih tenaga kerja yang
berkualitas
BAB II.

PROFIL INTANSI

A.Sejarah Singkat

Merupakan kantor dinas Kominfo Kabupaten Ciamis, provinsi Jawa Barat. Kominfo
Kabupaten Ciamis memiliki tugas sebagai penyelenggaraan urusan pemerintah bidang
komunikasi dan informatika untuk daerah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Terkait dengan tugas tersebut, dinas komunikasi dan informatika yang biasa juga disebut
kominfo ini berwenang untuk memberikan izin terkait dengan bidangnya dan pada daerah
wilayah kerjanya. Beberapa pengurusan perizinan dibawah kominfo seperti izin Penyelengara
Sistem Elektronik, Izin Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, Izin Penyelenggaraan Jasa
Telekomunikasi, Penyelenggaraan Penyiaran (Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga
Penyiaran Berlangganan), Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi, Izin Prinsip
Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Badan Hukum, Izin Prinsip Penyelenggaraan
Jaringan Telekomunikasi, Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi, hingga Izin Stasiun
Radio.

Selain itu, kominfo juga berwenang dalam merumuskan layanan dan website yang boleh
beroperasi, website yang tidak sesuai kebijakan dan undang-undang akan dikenakan kebijakan
pemblokiran website. Kominfo juga punya peran sebagai pelaksana pembinaan bidang
komunikasi dan informatika melalu program seperti digitalent dan lainnya.
Segera kunjungi kantor kominfo terdekat untuk mendapatkan informasi lainnya, Anda juga dapat
mengakses website resmi kominfo atau menghubungi kontak kominfo untuk mendapat informasi
umum terkait syarat pengurusan izin, biaya (jika ada), dan lainnya.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Smart City


Efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, serta meningkatkan kenyamanan dan
kesejahteraan warganya. Smart city merupakan sebuah performansi yang baik untuk sebuah kota,
yang didukung oleh kombinasi yang pintar (smart) dari segala aktivitas, kajian, penemuan, serta
kesadaran dari masyarakat kota tersebut. Smart city diharapkan mampu memberikan dampak
positif bagi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat, transportasi, kualitas hidup, persaingan
yang sehat di segala bidang, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berikut definisi dan pengertian smart city dari beberapa sumber buku:

 Menurut Caragliu, Del Bo dan Nijkmp (2009), smart city adalah kota yang mampu
menggunakan SDM, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi,
dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis
partisipasi masyarakat.
 Menurut Pratama (2014), smart city merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan,
dan implementasi teknologi yang diterapkan di suatu daerah sebagai sebuah interaksi
yang kompleks di antara berbagai sistem yang ada di dalamnya. 
 Menurut Cohen (2014), smart city adalah sebuah kota yang menggunakan ICT secara
pintar dan efisien dalam menggunakan berbagai sumber daya, menghasilkan
penghematan biaya dan energi, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta
mengurangi jejak lingkungan, semuanya mendukung ke dalam inovasi dan ekonomi
ramah lingkungan.
Menurut Muliarto (2015), smart city adalah cara menghubungkan infrastruktur fisik,
infrastruktur sosial, dan infrastruktur ekonomi dalam sebuah kawasan dengan menggunakan
teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat
kota yang lebih efisien dan layak huni.Smart City atau kota pintar adalah suatu konsep
pengembangan sebuah kota dengan menerapkan dan mengimplementasikan teknologi secara
inovatif, efektif dan efisien dengan cara menghubungkan infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial
dalam sebuah kawasan sehingga meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kualitas hidup yang
lebih baik.

3.2 Indikator Smart City

Menurut Pratama (2014), terdapat enam indikator smart city, yaitu sebagai berikut:
a. Smart economy 
Ekonomi merupakan salah satu pilar penopang daerah/kota/negara. Pengelolaan ekonomi suatu
daerah hendaknya perlu dilakukan dengan lebih baik dan terkomputerisasi. Implementasi dan
penilaian smart city pada bagian (dimensi) smart economy meliputi dua hal, yakni proses inovasi
(innovation) dan kemampuan daya saing (competitives). Kedua hal tersebut berguna untuk
mencapai peningkatan ekonomi bangsa yang lebih baik dan pintar, sebab inovasi dan
kemampuan daya saing merupakan modal utama untuk kemajuan bangsa serta peningkatan
pembangunan sumber daya. Arah pembangunan sumber daya di suatu wilayah diwujudkan
melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi, dan mutu layanan sosial dasar, peningkatan
kualitas dan daya saing tenaga kerja, pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta
peningkatan partisipasi masyarakat.
b. Smart people 
Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal
manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Smart people dapat dikatakan
sebagai tujuan utama yang harus dipenuhi dalam mewujudkan smart city. Pada bagian ini
terdapat kriteria proses kreatifitas pada diri manusia dan modal sosial. Berikut kriteria penilaian
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Adanya jenjang pendidikan formal dalam bentuk sekolah dan perguruan tinggi yang
merata kepada masyarakat dan berbasiskan IT seperti penerapan e-learning, pemanfaatan
sistem informasi sekolah/perguruan tinggi, pembelajaran dengan sarana komputer,
penyediaan akses internet untuk sumber informasi/bahas pembelajaran, dan lain-lain. 
2. Adanya komunitas IT dan komunitas lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi informasi.
3. Adanya peranan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi.

c. Smart governance 
Smart governance merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang mengkhususkan pada
tata kelola pemerintahan. Adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan
dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan demokrasi,
serta kualitas dan kuantitas layanan publik yang lebih baik. Smart governance terdiri atas tiga
bagian sebagai berikut:

1. masyarakat di dalam penentuan keputusan secara langsung maupun online. 


2. Peningkatan jumlah dan kualitas layanan publik. Implementasi smart city dalam hal ini
memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan dengan cara penyedian Keikutsertaan
sistem informasi berbasis web dan mobile untuk pelayanan publik (pembuatan KTP, SIM
dan lain-lain), penyediaan layanan administrasi keuangan/pembayaran yang efektif,
hemat waktu, dan otomatis (pembayaran listrik, air dan lain-lain), dan adanya database
yang terstruktur dan tertata baik di dalam penyimpanan data dan informasi terkait dengan
layanan publik. 
3. Adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat menjadi tahu dan
cerdas.

c. Smart governance 
Smart governance merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang mengkhususkan pada
tata kelola pemerintahan. Adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan
dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan demokrasi,
serta kualitas dan kuantitas layanan publik yang lebih baik. Smart governance terdiri atas tiga
bagian sebagai berikut:
1. Keikutsertaan masyarakat di dalam penentuan keputusan secara langsung maupun
online. 
2. Peningkatan jumlah dan kualitas layanan publik. Implementasi smart city dalam hal ini
memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan dengan cara penyedian sistem
informasi berbasis web dan mobile untuk pelayanan publik (pembuatan KTP, SIM dan
lain-lain), penyediaan layanan administrasi keuangan/pembayaran yang efektif, hemat
waktu, dan otomatis (pembayaran listrik, air dan lain-lain), dan adanya database yang
terstruktur dan tertata baik di dalam penyimpanan data dan informasi terkait dengan
layanan publik. 
3. Adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat menjadi tahu dan
cerdas.

d. Smart Mobility 
Smart mobility merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang mengkhususkan pada
transportasi dan mobilitas masyarakat. Pada smart mobility ini terdapat proses transportasi dan
mobilitas yang smart, sehingga diharapkan tercipta layanan publik untuk transportasi dan
mobilitas yang lebih baik serta menghapus permasalahan umum di dalam transportasi, misalkan
macet, pelanggaran lalu lintas, polusi dan lain-lain.
e. Smart Environment 
Smart Environment merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang mengkhususkan pada
bagaimana menciptakan lingkungan yang pintar. Kriteria penilaian disini mencakup proses
kelangsungan dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Untuk mewujudkan smart
environment perlu adanya beragam terapan aplikasi dan komputer dalam bentuk sensor network
dan wireless sensor network, jaringan komputer, kecerdasan buatan, database sistem, mobile
computing, sistem operasi, paralel computing, recognition(face recognition, image recognition),
image processing, intellegence transport system, dan beragam teknologi lainnya yang terkait
dengan pengelolaan lingkungan hidup dan manusia itu sendiri.
f. Smart Living 
Pada smart living terdapat syarat dan kriteria serta tujuan untuk proses pengelolaan kualitas
hidup dan budaya yang lebih baik dan pintar. Untuk mewujudkan smart living, terdapat tiga buah
sub bagian yang harus dipenuhi, diantaranya sebagai berikut:
1. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang memadai bagi masyarakat dengan memanfaatkan
teknologi informasi seperti penyediaan sarana internet gratis dan sehat (bebas dari konten
pornografi, kekerasan, melalui sistem filtering/proxy), CCTV yang terpasang ditempat
umum dan lalu lintas untuk menekan jumlah kriminalitas. 
2. Penyediaan sarana, prasarana dan informasi terkait dengan potensi pariwisata daerah
dengan baik dan atraktif memanfaatkan teknologi informasi seperti adanya sistem
informasi geografis untuk pemetaan lokasi objek wisata, proses pemesanan tiket masuk
dan kamar hotel secara online dan mobile. 
3. Infrastruktur teknologi informasi yang memadai, sehingga semua fasilitas dan layanan
publik dapat berjalan dengan baik melalui bantuan komputerisasi dan teknologi informasi
seperti tersedianya komputer publik di tempat-tempat umum, tersedianya jaringan
internet yang memadai, tersedianya tenaga IT/SDM yang kompeten.

Penerapan Smart City

Smart city merupakan konsep pembangunan suatu negara, daerah, ataupun kota yang
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Holmes (2010), terdapat
beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dilakukan penerapan smart city,
yaitu:
Pengembangan dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer. Pengembangan dan pemanfaatan
arsitektur jaringan komputer seperti perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Adanya koneksi jaringan komputer merupakan hal yang sangat penting di dalam upaya
menerapkan smart city pada suatu negara, daerah, ataupun kota. Karena dengan saling
terkoneksinya jaringan internet akan mempermudah segala aktivitas komunikasi, transfer data,
penyajian informasi, serta kemudahan dalam pelayanan publik. 

1. Keterbukaan informasi serta stimulasi ekonomi dan keilmuan. Dalam penerapan konsep
smart city keterbukaan informasi menjadi faktor penting. Karena dengan mudahnya
masyarakat mengakses informasi maka akan berbanding lurus dengan meningkatnya
pengetahuan dan wawasan masyarakat dari sistem yang telah dirancang untuk mendidik
masyarakat menjadi pintar. Kemudian dalam menerapkan konsep smart city diperlukan
juga stimulasi di bidang ekonomi seperti menciptakan lahan bisnis berbasis online,
menciptakan aplikasi-aplikasi yang mempermudah masyarakat dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari seperti aplikasi transportasi online, dan lain-lain.
2. Pengembangan inovasi dan kreatifitas masyarakat. Pengembangan inovasi-inovasi dalam
sisi teknologi informasi yang baru akan membuat suatu negara, daerah, atau kota akan
mudah dalam menerapkan konsep smart city. Kreatifitas masyarakat perlu ditingkatkan
sebagai penunjang penerapan konsep smart city. Karena output dari smart city adalah
terciptanya pelayanan yang baik serta meningkatnya kualitas hidup masyarakat, dengan
ditingkatkannya kreatifitas masyarakat maka akan berimplikasi pada pengembangan-
pengembangan inovasi yang terus dilakukan yang dihasilkan dari ide-ide kreatif dari
masyarakat.
3. Stimulasi terhadap sisi enterprise dan kewirausahaan. Syarat lain yang perlu diperhatikan
dalam penerapan konsep smart city adalah dengan stimulasi dari sisi enterprise (bisnis)
dan kewirausahaan. Salah satu metode stimulasinya adalah dengan memberikan modal
kepada setiap usaha kecil menengah (UKM). Kemudian melalui pendidikan selain
menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi, juga menumbuhkan mental-
mental pengusaha kepada setiap peseta didiknya.
4. Tatanan pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi. Dalam menerapkan konsep
smart city maka diharapkan pemerintah semakin terbuka dan lebih partisipatif terhadap
aspirasi masyarakat. Dan juga pemerintah diharapkan mampu memperbaiki penerapan
demokrasinya sehingga akan dengan menerapkan dua hal ini kan menghasilkan
pemerintahan yang stabil. Dengan pemerintahan yang stabil maka akan semakin cepat
pula konsep smart city dapat diwujudkan.
5. Keseimbangan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dalam penerapan konsep smart
city ketiga aspek yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi harus seimbang. Karena ketiga
faktor tersebut akan mempermudah pengimplementasian konsep smart city. Metode
untuk menyeimbangkan ketiga aspek tersebut adalah dengan memanfaatkan kekuasaan
untuk membuat regulasi yang mengarah kepada penyeimbang ketiga aspek tersebut.

Karakteristik Smart City


1. Interkoneksi antara bagian perkotaan, smart city menggabungkan antara communication
network, internet, sensor dan recognition untuk membantu komunikasi antar orang,
dengan demikian interkoneksi antara bagian perkotaan akan terwujud. 
2. Integrasi sistem informasi perkotaan, hal yang berkaitan dengan internet dan cloud
computing akan digunakan dalam setiap bidang bisnis dan mengintegrasikan sistem
aplikasi, data dan internet menjadi unsur-unsur inti yang mendukung operasi perkotaan
dan manajemen. 
3. Manajemen perkotaan dan kerjasama layanan, interkoneksi komponen perkotaan dan
dukungan sistem aplikasi manajemen perkotaan serta layanan dengan koordinasi sistem
kritikan perkotaan dan peserta untuk membuat menjalankan perkotaan terbaik. 
4. Aplikasi ICT (Information and Communication Technology) terbaru, smart city teori
manajemen kota modern sebagai panduan yang menekankan penerapan teknologi
informasi canggih ke manajemen perkotaan dan pelayanan, sehingga memotivasi
pemerintah, perusahaan dan orang-orang untuk membuat inovasi, gerakan pembangunan
perkotaan.

4.1 Manfaat dan Cara Pengunaan Smart City

Konsep smart city dapat memengaruhi kualitas hidup manusia dalam hal keselamatan, waktu,
kenyamanan, kesehatan, kualitas lingkungan, hubungan sosial, partisipasi masyarakat, pekerjaan,
hingga biaya hidup.
Berikut ini beberapa manfaat smart city yang perlu kamu ketahui:

1. Membantu kota memerangi kejahatan dan meningkatkan keselamatan masyarakat.


Teknologi bukan solusi instan untuk memerangi kejahatan, tapi lembaga penegak hukum
dapat menggunakan data yang sudah terkumpul untuk melihat pola kejahatan dan
mengantisipasi kejadian berulang di masa depan.
2. Mempercepat mobilitas. Kota yang berhasil memudahkan mobilitas sehari-hari memiliki
potensi untuk memangkas waktu perjalanan sebesar 15% hingga 20%. Akan tetapi
potensi ini tergantung pada kepadatan tiap kota, infrastruktur transit yang tersedia, dan
pola perjalanan.
3. Membantu menjaga kesehatan masyarakat. Aplikasi kesehatan yang memungkinkan
pasien melakukan telekonsultasi dengan dokter dapat membantu pasien mencegah dan
mengobati penyakit, serta memantau kondisi pasien dari jarak jauh secara online.
4. Menghadirkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Contohnya bisa dilihat
dari sensor kualitas udara. Sensor ini tidak langsung mengatasi penyebab polusi, tetapi
dapat mengidentifikasi sumber penyebabnya agar tahu tindakan pemulihan apa yang
harus dilakukan selanjutnya.
BAB IV
PRAKTIK KERJA DAN PEMBAHASAN

Cara Kerja Dan Konsep Smart City

A. Login

Cara login :

1. Masuk pada link https://cc.sekota.id/kabciamis


2. Masukan username dan password

Cara input data :

1. Cari referensi pada google


2. Pindahkan satu/satu referensi yang di temukan dari google pada link
https://cc.sekota.id/kabciamis
3. Simpan satu/satu referensi yang ada di link https://cc.sekota.id/kabciamis
Cara mengecek data yang sudah di input :

1. Buka aplikasi smart city


2. Pilih salah satu menu yang ingin kalian lihat

Cara Kerja dan Konsep Smart City akan efektif jika berdampak positif bagi masyarakat.
Untuk mendapatkan dampak, Anda perlu melakukan hal berikut:

1. Memiliki strategi yang jelas.


2. Pastikan kepemimpinan yang baik untuk merancang dan menerapkan konsep Anda.
3. Memiliki kasus bisnis yang solid dengan tujuan dan KPI yang jelas.
4. Pertama-tama, fokuslah pada proyek-proyek yang berguna di berbagai sektor.
5. Libatkan semua pemangku kepentingan Anda.
6. Petakan sumber daya dan keterampilan yang dibutuhkan, sebelum Anda memulai
laboratorium percontohan atau laboratorium hidup.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Dalam penerimaan dan penempatan para siswa yang melaksanakan Kerja Praktek,
hendaknya mempertimbangkan bidang yang sesuai dengan jurusan siswa, sehingga siswa
dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki juga dapat menambah pengetahuan.
2. Dalam penerimaan dan penempatan para siswa yang melaksanakan Kerja Praktek,
hendaknya mempertimbangkan bidang yang sesuai dengan jurusan siswa, sehingga siswa
dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki juga dapat menambah pengetahuan.
3. Bagi pegawai, dapat memperkenalkan program aplikasi apa saja yang  digunakan  pada
perusahaan, agar siswa yang melaksanakan Kerja Praktek dapat memahaminya. 
4. Dan juga agar guru-guru selalu memberikan motivasi dan bimbingan  kepada siswa-
siswi SMKN 1 Rajadesa. 
5. Tiap jurusan harus diaktifkan praktek saat jam praktek
6. Proses pembelajaran ditingkatkan dan Harapan penulis supaya kedisiplinan sekolah
ditegaskan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2020/01/smart-city-pengertian-karakteristik-indikator-dan-
penerapan.html?m=1

https://cc.sekota.id/kabciamis

https://pendidikan.matamu.net/contoh-laporan-praktek-kerja-industri-smk-jurusan-tkj/

https://www.gamelab.id/news/2256-4-contoh-penulisan-latar-belakang-laporan-pkl-smk-bisa-
ditiru

Anda mungkin juga menyukai