Anda di halaman 1dari 2

Transient Tachypnea of the Newborn

Definisi

Transient tachypnea of the newborn (TTN) merupakan masalah klinis umum yang sering terjadi pada jam
pertama kehidupan berupa sindrom distres pernapasan yang bersifat sementara, yang terjadi pada
neonatus segera setelah lahir.1 Kondisi TTN dapat sembuh sendiri, namun, kondisi pasien dapat
memburuk karena hipoksia dan gagal napas dan beberapa kasus mungkin memiliki gejala yang parah dan
memerlukan dukungan ventilasi. TTN terjadi akibat gangguan klirens cairan paru dan bila persalinan
terjadi sebelum onset persalinan spontan,transisi neonatus akan terganggu. 1

Epidemiologi
Transient tachypnea of the newborn (TTN) secara epidemiologi merupakan penyebab tersering
gangguan distres pernapasan yang terjadi pada bayi baru lahir dengan prevalensi 33–50%. Akan
tetapi, belum terdapat data epidemiologi TTN di Indonesia. Di Amerika Serikat, insidensi TTN
berkisar antara 4–10 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Angka insidensi ini bervariasi berdasarkan
usia gestasi, yaitu sekitar 10% untuk bayi yang lahir pada usia gestasi 33–34 minggu, 5% pada
usia gestasi 35–36 minggu, dan kurang dari 1% pada bayi aterm.2,3,4

Pada umumnya, TTN memiliki prognosis yang baik karena dapat mengalami resolusi dalam tiga
hari. Pada beberapa kasus, TTN dapat berkembang menjadi TTN maligna, yang
menyebabkan persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN), dengan tingkat
mortalitas sebesar 4–33%. Risiko morbiditas TTN juga meningkat bila terdapat
hipoksemia, gagal napas, dan pulmonary air leak syndrome.2,5,6

Etiologi

Etiologi transient tachypnea of the newborn(TTN) adalah retensi cairan paru akibat terlambatnya
proses resorpsi dan clearance cairan paru sehingga menyebabkan proses pertukaran udara
menjadi tidak efektif.2,4

Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya TTN adalah metode persalinan sectio caesarea
elektif, jenis kelamin laki-laki, usia kehamilan late-preterm, besar/kecil masa
kehamilan, diabetesmaternal, asfiksia perinatal, dan ibu menderita asma.3,4
Pada penelitian baru yang diterbitkan oleh celik dkk dalam turkish journal of medical sciences 2022
menghasilkan bahwa terdapat faktor resiko Mean Platelet Volume (MPV), Nucleated red blood cells
(NRBCs), dan Right ventricular systolic pressure (RVSP) yang tinggi akan mengakibatkan prognosis
yang buruk dan membutuhkan lebih banyak dukungan ventilasi dan durasi rawat inap yang lebih lama.
Hal ini disebabkan karena MPV adalah parameter aktivasi trombosit. Itu bisa meningkat selama
peradanga
MPV meningkat sebagai respons terhadap peningkatan konsumsi trombosit akibat kerusakan paru-paru
pada RDS. Megakariosit adalah prekursor trombosit. Setelah megakariosit diproduksi di sumsum tulang,
sebagian besar megakariosit mencapai paru-paru dan menghasilkan trombosit. Kerusakan yang
disebabkan oleh hipoksia di paru- paru dapat menekan produksi trombosit. Peningkatan kadar trombosit
terjadi akibat stimulasi megakaryopoiesis akibat kondisi inflamasi. NRBC yang meningkat dikarenakan
NRBC diproduksi di sumsum tulang sebagai prekursor eritrosit dan meningkat sebagai respons terhadap
eritropoietin karena kondisi hipoksia pada bayi baru lahir.
Sedangkan RVSP adalah salah satu parameter independen yang dapat mempengaruhi skor silverman.
Skor silverman adalah sistem penilaian yang menunjukkan tingkat keparahan klinis pada bayi baru lahir
yang dirawat di rumah sakit dengan gangguan pernapasan. Pada periode prenatal, hanya 1% dari darah
yang memasuki jantung mengalir ke paru-paru. Setelah lahir, jumlah darah yang mencapai paru-paru
meningkat akibat penurunan resistensi vaskular di paru-paru tergantung pada vasodilatasi. Resistensi paru
dapat meningkat pada penyakit paru-paru seperti TTN dan RDS, dan dapat menyebabkan hipertensi paru.
Dalam diagnosis hipertensi pulmonal, tes standar emas adalah pengukuran tekanan arteri pulmonal
melalui kateterisasi jantung kanan. Di sisi lain, selain kateterisasi invasif, pengukuran RVSP pada aliran
regurgitasi katup trikuspid dapat digunakan sebagai metode noninvasif dan dapat diandalkan pada bayi
baru lahir

Daftar Pustaka
1. Çelik Y, Kahvecioğlu D, Ece İ, Atik F, Çetinkaya AK, Taşar MA. New parameters on
prediction of severity of transient tachypnea of the newborn. Turk J Med Sci. 2022
Aug;52(4):1006-1012. doi: 10.55730/1300-0144.5402. Epub 2022 Aug 10. PMID:
36326372.
2. Gomella TL, Cunningham M.D, Eyal F.G. Neonatology Management, Procedures, On-Call
Problems, Diseases, and Drugs 7th ed. Mc-Graw Hill. Lange. 2015. 
3. Hagen E, Chu A, Lew C. Transient Tachypnea of the Newborn. American Academy of
Pediatrics. 2017; 18(3). 
4. Jha K, Nassar G, Makker K. Transient Tachypnea of the Newborn. StatPearls. 2020. 
5. Kasap B, Duman N, Özer E; Tatli M; Kumral A; Özkan H. Transient tachypnea of the newborn:
Predictive factor for prolonged tachypnea. 2015;50(1):81–84. 
6. Lakshminrusimha S, Keszler M. Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn.
NeoReviews. American Academy of Pediatrics. 2017; 16(12):e680.

Anda mungkin juga menyukai