Anda di halaman 1dari 32

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN METODE KONTRASEPSI

JANGKA PANJANG DI KECAMATAN WERU


KABUPATEN CIREBON

USULAN PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Administrasi Publik
Pada Program Studi Magister Administrasi Publik

Oleh :
FITRIYAH
NPM : 121140038

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN METODE KONTRASEPSI


JANGKA PANJANG DI KECAMATAN WERU
KABUPATEN CIREBON

USULAN PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Administrasi Publik
Pada Program Studi Magister Administrasi Publik

Oleh :
FITRIYAH
NPM : 121140038

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal


Seperti Tertera dibawah Ini

Cirebon…………………….

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping


Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wat'ala atas segala limpahan
Karunia-Nya sehingga segala keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran yang
dimiliki penyusun, akhirnya penyusun dapat membuat usulan penelitian tesis yang
berjudul "Implementasi Kebijakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon" tepat waktu. Ucapan terima kasih
kepada Dosen pembimbing yang telah memberikan berbagai saran terhadap
proposal ini. Usulan Penelitian tesis ini disusun bertujuan untuk diajukan sebagai
salah satu syarat tugas akhir pada jurusan administrasi publik di Universitas
Swadaya Gunung Djati Cirebon.

Penyusunan Usulan penelitian ini oleh penulis merasa mendapatkan


kesempatan emas memperdalam ilmu pengetahun yang diperoleh selama
perkuliahan dan tentunya menunjang karier. Namnun, penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena
itu, berbagai saran yang membangun dari pembaca senantiasa diterima demi
pengembangan lebih baik.

Cirebon, Juli 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.........................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, PROPOSISI.....................5
2.1. Penelitian Sebelumnya..........................................................................................5
2.2. Kajian Pustaka......................................................................................................6
2.2.1. Keluarga Berencana...........................................................................................6
2.2.2 Kontrasepsi.........................................................................................................8
2.2.3 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).................................................9
2.3. Kerangka Pemikiran...........................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................17
3.1. Objek Penelitian..................................................................................................17
3.2. Metode Penelitian................................................................................................17
3.2.1. Metode Penelitian Yang Digunakan...............................................................17
3.2.2. Desain Penelitian..............................................................................................17
3.3. Informan dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................17
3.3.2. Informan...........................................................................................................17
3.3.3. Teknik Pemilihan Informan............................................................................17
3.3.4. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................19
3.4. Operationalisasi Konsep Penelitian...................................................................19
3.5. Pengujian Keabsahan data.................................................................................21
3.6. Teknik Analisis Data...........................................................................................22
3.7. Jadwal Penelitian.................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk salah satunya yaitu program Keluarga Berencana (KB).
Program Keluarga Berencana (KB) pada umumnya berguna bagi pasangan usia
subur untuk mengatur jarak kehamilan. Metode yang dipakai berbagai macam
namun salah satunya adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang
memungkinkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Dewiyanti (2019) telah melakukan penelitian dimana mayoritas
masyarakat Indonesia lebih memilih kontrasepsi non metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP). Hal tersebut dikarenakan peserta Keluarga Berencana (KB)
cenderung memilih suntikan dibandingkan alat kontrasepsi lain, sehingga terjadi
lonjakan pengunaan kontrasepsi suntik. Kondisi tersebut mengakibatkan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) cenderung tidak banyak dipilih oleh
masyarakat luas.
Kabupaten Cirebon berdasarkan geografisnya merupakan lokasi yang
strategis ditinjau dari keluar masuk kendaraan dari darat, udara, maupun laut. Di
sisi lain, Cirebon adalah penghubung antar propinsi jawa barat dan jawa tengah
sehingga tidak sedikit yang memilih menetap berdomisili di kota ini. Kecamatan
weru yang berada di daerah Kabupaten Cirebon merupakan daerah dengan
populasi penduduk yang cukup tinggi di kabupaten cirebon. Penduduk
kecamatan weru pada tahun 2021 telah mencapai 18.501 Kepala Keluarga (KK)
dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 15.647 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 2.855 jiwa. Dari data terbaru bahwa penduduk kecamatan
weru tercatat sekitar 9.665 pasangan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif dan
sekitar 2.762 pasangan tidak mengikuti Keluarga Berencana (KB).
Wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengendalian Penduduk
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UPTD P5A) Kecataman

1
2

Weru meliputi 9 Desa yang terdiri dari Desa Karang Sari, Kertasari, Megu gede,
Megu Cilik, Setu Wetan, Setu Kulon, Weru Lor, Weru Kidul, dan Desa
Tegalwangi. Diketahui luas wilayah Kecamatan Weru sendiri sekitar 9.19 Km2
dengan total RW sebanyak 47 dan RT sebanyak 199 berdasarkan kesembilan
desa di atas.
Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat
terkait permasalahan keluarga berencana di Indonesa yang telah dikutip dari
laman resmi https://jabar.bkkbn.go.id/?p=3143 adalah prevalensi pemakaian
kontrasepsi, dan kebutuhan Ber Keluarga Berencana (ber-KB) yang tidak/belum
terpenuhi (unmet need), Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang
rendah yang mengakibatkan kurang terkendalinya angka kelahiran yang memicu
juga tingginya angka Stunting, masih rendahnya pria yang menggunakan
kontrasepsi, rendahnya pengetahuan pasangan usia subur tentang Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi, belum optimalnya pembinaan dan
kemandirian peserta Keluarga Berencana ( KB ), masih terbatasnya kapasitas
kelembagaan Program Keluarga Berencana (KB), masih belum sinergisnya
kebijakan pengendalian penduduk.
Salah satu penyebab masih rendahnya partisipasi pria dalam ber Keluarga
Berencana (ber - KB ) adalah karena informasi tentang manfaat Keluarga
Berencana (KB) pria belum banyak dipahami oleh masyarakat, masih adanya
pandangan bahwa Keluarga Berencana (KB) merupakan urusan wanita saja,
kekhawatiran para bapak setelah vasektomi mereka akan kehilangan
kejantanannya, adanya salah persepsi dan pandangan bahwa vasektomi itu sama
dengan pengebirian, sehingga pria enggan untuk menjalani vasektomi dan
hukumnya haram (Lestari, 2017). Menurut Novidha (2017) faktor pengetahuan,
persepsi, dukungan istri dan peran petugas kesehatan sebagai aspek penting
terhadap keikutsertaan pria pasangan usia subur terhadap akseptor Keluarga
Berencana (KB).
Determinan harapan peningkatan dan stabilitas program KB khusus pira
dapat diupayakan melalui peran keluarga, akses informasi, dan peran petugas
(Filmira & Fatah, 2020). Implementasi kebijakan Program Keluarga Berencana
3

(KB) yang kurang didukung dengan peningkatan akses informasi dan konseling
sehingga berdampak rendah pemahaman Keluarga Berencana. Hasil penelusuran
terkait faktor penggunaan MKJP bahwa peran tenaga kesehatan tidak
menyebabkan rendahnya pemakaian MKJP (Misrina & Fidiani, 2018).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi program keluarga berencana dengan
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon?
2. Apakah yang menghambat laju program Keluarga Berencana ( KB )
dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi program keluarga
berencana dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) di Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat laju program
keluarga berencana dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) di Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang diharapkan adalah:
1. Dapat menjadi media untuk mengaplikasikan berbagai teori yang teah
dipelajari, sehingga selain berguna dalam pengembangan pemahaman
juga diharapkan bermanfaat bagi pengembanga ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu tentang kebijakan pemerintah berkaitan tentang
kebijakan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
dimasyarakat.
4

2. Dapat memberikan hasil atau manfaat dalam usaha meningkatkan


peran serta masyarakat dalam penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, PROPOSISI

2.1. Penelitian Sebelumnya


Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2017) memberikan hasil bahwa ada
hubungan dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) yaitu peranan
suami, peranan keluarga, peranan petugas dan yang tidak ada berhubungan dengan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) yaitu peranan media massa.
Pemahaman Pasangan Usia Subur ( PUS ) melalui agenda penyuluhan harus terus
dilakukan oleh Puskesmas terkait.
Hasil penelitian oleh Susanto & Mulyani (2020) yang meneliti tentang
efektifitas program Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( KB
MKJP ) memberikan hasil bahwa program Keluarga Berencana di Kabupaten
Indragiri Hilir Cukup Efektif dalam menekan Laju pertumbuhan penduduk. Namun
penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang belum efektif karena kondisi
geografis Kabupaten Indragiri Hilir sebagian besar perairan sehingga kesulitan
menjangkau sasaran program.
Penelitian oleh Mi’rajiah (2019) tentang hubungan tenaga medis terhadap
efektifitas pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) memberikan
kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara dukungan tenaga kesehatan
(p=0,003, OR=5,231) dan akses ke puskesmas (p=0,018, OR=3,596) dengan
pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) pada akseptor Keluarga
Berencana ( KB ) yang terdaftar di Puskesmas Pemurus Dalam.
Hasil Penelitian oleh Apryanti (2020) tentang faktor dominan penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang pada Ibu. Hasil penelitian diperoleh mayoritas
responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 orang (81.0%) dan minoritas
pengetahuan kurang baik 8 orang (19.0%), mayoritas responden yang didukung
petugas kesehatan sebanyak 33 orang (78.6%) dan minoritas responden tidak

5
6

didukung 9 orang (21.4%), mayoritas responden dengan sarana kesehatan memadai


sebanyak 42 orang (100%).

2.2. Kajian Pustaka


2.2.1. Keluarga Berencana
Berdasarkan undang-undang nomor 52 tahun 2009 Keluarga Berencana
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan umur ideal melahirkan, mengatur
kehamilan melalui promosi perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keluarga Berencana juga merupakan
suatu proses yang disadari oleh pasangan untuk menentukan jumlah dan jarak
kelahiran serta waktu kelahiran anak (Stright, 2004).
Kebijakan pemerintah melalui Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) mangarahkan pada pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang seperti
yang tercermin dalam Perka BKKBN No.151/PER/E1/2011 yang diantaranya
memuat dukungan sarana pelayanan
Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( KB MKJP) (Intra
Uterin Device Kit (IUD Kit), Implant Kit, Obgyn Bed), peningkatan kompetensi
provider dalam pelayanan KB, pemberian ayoman pemakaian metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP). Perka BKKBN No.165/PER/E1/2011 memuat kegiatan
pemerataan akses & kualitas pelayanan Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (KB MKJP) melalui promosi dan sosialisasi Keluarga Berencana
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( KB MKJP), pengadaan materi Komunikasi
Informasi dan Edukasi ( KIE) dan promosi Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang ( KB MKJP ), pengadaan sarana pendukung pelayanan Keluarga
Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( KB MKJP), pelatihan provider
KIP/Konseling KB MKJP, pemasangan dan pencabutan Intra Uterin Device (IUD),
Implant, pelatihan medis teknis operatif Metode Operatif Wanita / Metode Operatif
Pria (MOW/MOP) , visiting spesialis, meningkatkan kemitraan dalam pelayanan
7

Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (KB MKJP ), serta


monitoring dan evaluasi.
Tujuan umum program keluarga berencana adalah memenuhi permintaan
masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi
yang berkualitas, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk
keluarga kecil berkualitas (Karvianti, 2017).
Sasaran program Keluarga Berencana (KB) tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) yang meliputi:
a) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1.14 persen
per tahun.
b) Menurunnya angka kelahiran total (Totality Fertility Rate) menjadi sekitar 2.2
persen
c) Menurunnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ingin punya anak lagi
dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
d) Meningkatnya peserta Keluarga Berencana (KB) laki-laki menjadi 4.5 persen.
e) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
f) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
g) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
i) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program Keluarga Berencana (KB) Nasional.
8

2.2.2 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra’ dan “konsepsi’. Kontra berarti
mencegah atau melawan konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita yang
matang dengan sel sperma yang mengakibatkan terjadinya kehamilan (BKKBN,
2015). Kontrasepsi berarti menghindari atau mencegah terjadinya pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sperma sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi
adalah pencegahan kehamilan yang disadari pemakainya, keputusan dalam
penggunaan kontrasepsi dapat berimplikasi pada individu maupun sosial. Dalam
memilih kontrasepsi yang sesuai seorang wanita harus mempertimbangkan berbagai
faktor.
Metode kontrasepsi yang paling baik adalah metode yang paling nyaman dan
alamiah bagi pasangan keluarga berencana dan harus digunakan dengan benar serta
konsisten. Stright (2004) menjelaskan efektivitas terkait konsep kontrasepsi yaitu
efektivitas maksimal, efektivitas metode dalam kondisi kondisi yang ideal misalnya
metode secara lengkap dipahami dan digunakan sesuai prosedur; yang kedua
efektivitas tipikal yaitu efektivitas metode pada penggunaan actual. Hal ini dapat
terjadi saat sebagian orang menggunakan metode tersebut dengan benar dan sesuai
prosedur, namun sebagian lain menggunakan metode tersebut secara sembarangan
dan tidak sehingga menghasilkan efek yang berbeda.
Menurut teori Bertrand terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pemakaian
kontrasepsi, yaitu: 1) Faktor Sosiodemografi yang terdiri dari usia, pengetahuan
tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, suku, agama, perumahan,
status gizi; 2) Faktor Sosiopsikologi yang terdiri dari jumlah anak, pentingnya nilai
anak laki-laki, sikap terhadap KB, dukungan suami, persepsi tentang kematian anak;
3) Faktor Pelayanan yang terdiri dari keterlibatan dalam kegiatan yang berhubungan
dengan Keluarga Berencana (KB), pengetahuan tentang kontrasepsi, akses atau jarak
ke Pusat Pelayanan, dan paparan oleh media (Betrand, 1980).
Kontrasepsi adalah metode yang di gunakan oleh Pasangan Usia Subur (PUS)
untuk mengendalikan kehamilan. Untuk mendorong semangat Pasangan Usia Subur
9

(PUS) menggunakan alat kontrasepsi maka disetiap Pus harus ditanamkan rasa motiv
asi. Berdasarkan Badan kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kesehatan
pasangan usia subur sangat mempengaruhi kebahagian dan kesejahteraan keluarga wa
ktu melahirkan, jumlah kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki dan jarak anak y
ang dilahirkan. Pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional pada umur diantara
20-30 tahun adalah kontrasepsi yang mempunyai reverbilitas yang tinggi karena pada
umur tersebut Pasagan usia subur (PUS) masih berkeinginan untuk mempunyai anak
(Lestari, Arisanty, & Normelani, 2021).

2.2.3 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan kontrasepsi yang dapat
dipakai dalam jangka waktu lama lebih dari 2 tahun efektif dan efisien untuk tujuan
pemakaian menjalankan kelahiran lebih dari 3 tahun atau mengakhiri kehamilan atau
sudah tidak ingin menambah anak lagi. Kontrasepsi yang tergolong dalam MKJP ini
terdapat beberapa jenis yaitu implant, Intra Uterine Device (IUD) , Metode Operatif
wanita (MOW), dan Metode Operatif Pria (MOP).
1) Metode kontrasepsi implant hormonal ini paling efektif tidak permanen dan
dapat mencegah kehamilan antara 3 hingga 5 tahun. Terdapat beberapa jenis
kontrasepsi implan yaitu norplant, jadell, implanon dan implan lainnya. Cara
kerja kontrasepsi implan ini adalah dengan menghambat ovulasi menyebabkan
endometrium tidak siap untuk nidasi dan mempertebal lendir serviks serta
menipiskan lapisan endometrium. Efektivitas metode ini sangat tinggi dengan
tingkat kegagalan antara 1 hingga 3%. Metode ini tidak boleh dipakai oleh
wanita dengan indikasi hamil atau diduga hamil, pendarahan pervagina,
tumor/keganasan, penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, dan kencing
manis.
2) Alat kontrasepsi dalam Rahim (Intra Uterine Device/IUD). Metode kontrasepsi
ini sangat efektif reversibel dan berjangka panjang. Ketika memakai metode ini
haid akan menjadi lebih lama dan lebih banyak. Metode ini juga dapat dipakai
10

oleh semua perempuan usia produktif, namun metode ini tidak boleh dipakai
oleh perempuan yang terpapar infeksi menular. Cara kerja metode kontrasepsi
model ini adalah dengan menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke Tuba
Fallopi. Alat kontrasepsi dalam Rahim (Intra Uterine Device/IUD juga
mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri mencegah sperma
dan ovum bertemu serta memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus.
Metode kontrasepsi jangka panjang pemakai metode ini harus memenuhi syarat
diantaranya usia produktif keadaan nulipara atau tidak hamil menginginkan
kontrasepsi jangka panjang, tidak dipermasalahkan dapat dipasang pada wanita
setelah Abortus atau setelah melahirkan tidak menghendaki metode hormonal
tidak menghendaki kehamilan dalam waktu dekat dan tidak mengidap penyakit
menular.Efektivitas metode ini sangat tinggi dapat mencapai 10 tahun akan tetapi
metode ini tidak dapat digunakan pada wanita yang memiliki indikasi
diantaranya sedang hamil perdarahan Vagina sedang mengalami infeksi alat
kelamin, sering menderita abortus septik kelainan bawaan uterus yang abnormal
atau tumor jinak rahim penyakit trofoblas yang ganas menderita TBC kanker alat
genital dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
3) Kontrasepsi Mantap (Kontap). Kontrasepsi Mantap ( kontap ) adalah metode
kontrasepsi dengan tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran
mani pria yang mengakibatkan akseptor KB ini tidak akan mempengaruhi
keturunan, karena kontrasepsi ini menyebabkan akseptor tidak akan memperoleh
keturunan selamanya maka pengguna kondisi ini harus dilakukan atas dasar
sukarela. Terdapat beberapa metode kontrasepsi mantap yaitu tubektomi dan
vasektomi.Metode kontrasepsi jangka panjang dengan cara ini adalah cara
kontrasepsi berjangka panjang yang dalam penggunaannya mempunyai
efektivitas dan tingkat kelangsungan pemakaiannya yang tinggi dengan angka
kegagalan rendah. Adapun teknik untuk melakukan Metode Kontrasepsi Jangka
11

Panjang metode kontap (Kontrasepsi Mantap), diantaranya ada tiga syarat yang
harus dipenuhi oleh peserta mantap, yaitu:
a. Sukarela, calon peserta tidak dipaksa atau ditekan untuk menjadi peserta
kontrasepsi mantap dan perlu dilakukan Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE).
b. Bahagia, calon peserta terikat dalam perkawinan yang sah dan harmonis,
telah dikaruniai sekurang-kurangnya 2 orang anak dengan umur sekitar 2
tahun dan umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun.
c. Kesehatan, tidak ditemukan kontraindikasi kesehatan pada saat
pemeriksaan prabedah.
Hasil penelitian terhadap tiga persyaratan tersebut akan menetukan
dapat atau tidaknya seseorang mendapatkan pelayanan kontrasepsi
mantap. Dengan kata lain tidak semua orang yang meminta pelayanan
kontrasepsi mantap dapat dilayani.
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dapat digunakan jangka
panjang sehingga menunda masa kehamilan dan menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan. Namun, saat ini, proporsi masyarakat yang
menggunakan kontrasepsi jangka panjang memperlihatkan kecenderungan
yang menurun, antara lain disebabkan oleh Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) belum mampu menyampaikan informasi kontrasepsi
jangka panjang dan konseling yang belum sesuai dengan prosedur
(Febrina, 2021). Padahal media konseling bermanfaat membantu aseptor
menggunakan kontrasepsi jangka Panjang (Maulianda & Gultom, 2019)
Kebijakan pemerintah melalui BKKBN mangarahkan pada
pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang seperti yang tercermin dalam
Perka BKKBN No.151/PER/E1/2011 yang diantaranya memuat dukungan
sarana pelayanan Keluarga Berencana ( KB ) metode kontrasepsi jangka
panjang / MKJP (Inra Uterine Device /IUD Kit, Implant Kit, Obgyn Bed),
peningkatan kompetensi provider dalam pelayanan KB, pemberian
12

ayoman pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) (Susanto,


2020). Perka BKKBN No.165/PER/E1/2011 memuat kegiatan pemerataan
akses & kualitas pelayanan KB MKJP melalui promosi dan sosialisasi
Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang/ KB MKJP,
pengadaan materi Komunikasi Informasi dan edukasi / KIE dan promosi
KB MKJP, pengadaan sarana pendukung pelayanan Keluarga Berencana
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang/ KB MKJP, pelatihan provider
Konseling Informasi Promosi (KIP ) /Konseling Keluarga Berencana
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang/ KB MKJP, pemasangan dan
pencabutan Intra Uterine Device (IUD) (Weni, 2019).

2.3. Kerangka Pemikiran


Menurut Miriam Budiardjo dalam Faried Ali dan Andi Syamsu Alam (2012:
7) kebijakan secara konseptual sering dikonsepsikan dengan terminologi
"kebijaksanaan" sebagai konsep filsafat yang diterminologikan dengan "wisdom"
yang berarti "cinta kebenaran". Konsep "kebijaksanaan" diartikan sebagai
suatu"pernyataan kehendak" dalam bahasa politik diistilahkan sebagai "statement of
intens" atau perumusan keinginan.
Carl Friedrich dalam Wahab (2004: 3) mengemukakan definisi kebijakan
publik sebagai berikut: Kebijakan publik adalah suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan
tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentuseraya mencari
peluang-peluang untuk mencapaitujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan MDGs 2015,
khususnya tujuan MDGs kelima antara lain menetapkan kebijakan pembangunan
kependudukan dan Keluarga Berencana, menyusun strategi program Keluarga
Berencana (KB), memperkuat sumber daya manusia operasional Keluarga Berencana
(KB) serta meningkatkan dukungan sarana dan prasarana program Keluarga
Berencana (KB) (Bawing, 2017).
13

Pemilihan metode kontrasepsi yang efektif adalah dengan mempertimbangkan


seberapa jauh metode tersebut handal dan aman serta nyaman dalam penggunaanya.
Sementara, pemilihan metode yang efisien mempertimbangkan biaya yang harus
dikeluarkan dibandingkan dengan seberapa jauh alat kontrasepsi tersebut dapat
digunakan (Danti & Sinuraya, 2020). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang / MKJP
relatif lebih murah dikarenakan hanya memerlukan satu kali pemasangan untuk
jangka waktu yang lama. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) juga relatif
lebih aman digunakan (Amran & Damayanti, 2018).
Munurut Amran & damayanti (2018) menyatakan ada hubungan antara
perubahan motivasi Keluarga Berencana (KB), dan persepsi terhadap alat kontrasepsi
yang digunakan (termasuk merasakan efek samping, ketidaknyamanan dan kesulitan
menggunakan alat kontrasepsi). Dengan kata lain, motivasi dan pengetahuan tentang
alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat mempengaruhi
masyarakat. Komunikasi berupa sosialisasi bertujuan untuk mendapatkan kesamaan
dan keselarasan tindakan serta persepsi tentang ketentuan dan tujuan dari kebijakan
keluarga berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hidayah & Latifah
(2018) menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan staf pelaksana menggunakan
media komunikasi seperti rapat, surat pemberitahuan, pemberitahuan langsung sudah
cukup jelas dan kosisten untuk implementasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP).
Menurut Muliawaty & Maharto (2019) cara efektif untuk dapat
mengoptimalkan implementasi kebijakan tentang program keluarga berencana adalah
strategi deversifikasi konsentris, yaitu tindakan untuk membuat sesuatu lebih
beragam, tidak terpaku pada satu jenis program atau disebut juga strategi Strengths
Threat (ST), dimana dalam strategi ini menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk
mengatasi ancaman (Threat) yang dihadapi yaitu dengan cara yaitu: mengoptimalkan
keterampilan pembinaan, pengadaan sarana pendukung, menumbuhkan partisipasi
masyarakat melalui musyawarah. Menurut Sutrismi (2021) Kebijakan sosialisasi
program KB yang optimal, memanfaatkan koordinasi komunikator internal maupun
14

eksternal, partisipasi masyarakat, memanfaatkan penganggaran pemerintah untuk


advokasi dan komunikasi informasi edukasi (KIE), fasilitator Keluarga Berencana
desa, dan melibatkan media swasta.
Faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) pada akseptor keluarga berencana (KB) wanita yaitu metode
kontrasepsi, tingkat pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, budaya, tingkat
kesejahteraan, dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Keluarga Berencana (Yuanti,
2018; Aryati, 2019). Di samping itu, Nasution & Naibaho (2018) bahwa yang
menjadi hambatan dalam penggunaan kontrasepsi yaitu faktor karakteristik dan
kenyamanan penggunaan kontrasepsi, faktor dukungan dan faktor interpersonal. Sem
akin kuat kenyamanan dalam penggunaan kontrasepsi maka akan semakin mendoron
g pria untuk menggunakan kontrasepsi. Pengaruh pengetahuan, sikap dan dukungan
suami juga ternyata berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Baubara,
2019).
Aspek dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini meliputi faktor-fakt
or implementasi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang secara garis besar te
rdiri dari 4 dimensi yaitu faktor pelayanan, faktor sosio demografi & sosio ekonomi, f
aktor kognitif, dan faktor reproduksi (Herawati, 2020; Kristina, 2017). Faktor pelayan
an meliputi indikator tempat dan fasilitas pelayanan dari keluarga berencana ini. Fakt
or sosiodemograsi & sosioekonomi meliputi indikator umur, tingkat pendidikan, statu
s pekerjaan, tempat domisili, dan besaran penghasilan. Faktor kognitif meliputi indika
tor sikap dan pengetahuan terhadap MKJP. Faktor reproduksi meliputi indkator umur
ibu pertama melahirkan dan jumlah anak. Diagram kerangka berpikir dapat dilihat dia
gram di bawah ini.
15

Implementasi Kebijakan
Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang

Faktor Sosio
demografi
&Sosioekonomi

Penggunaan Metode
Faktor Pelayanan Kontrasepsi Jangka Faktor Kognitif
Panjang (MKJP)

Faktor
Reproduksi

Peningkatan
Kesertaan
Akseptor KB
MKJP

Bagan 1. Kerangka Berfikir

2.4. Proposisi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia " Proposisi adalah rancangan
usulan, ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal atau dibuktikan
benar tidaknya ( Pusat Bahasa , 2 014 : 899 )". Dengan kata lain proposisi
16

merupakan pernyatan dua konsep atau lebih yang saling berhubungan dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah peneliti uraikan di atas, maka
proposisi yang penulis ajukan adalah :
1. Faktor - faktor ukuran dan tujuan kegiatan sumber daya , karakteristik agen
pelaksana , sikap dan kecenderungan pelaksana, lingkungan ekonomi, social,
belum optimal sehingga membuat Implementasi Kebijakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang Di Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon belum efektif.
2. Strategi agar Implementasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Di Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon dapat
berjalan efektif yaitu dengan menerapkan aturan - aturan yang berlaku.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Implementasi kebijakan metode kontrasepsi jangka Panjang di kecamatan
weru kabupaten Cirebon

3.2. Metode Penelitian


3.2.1. Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu mendeskripsikan
Implementasi Kebijakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan
Weru Kabupaten Cirebon.
3.2.2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara variabel yang diteliti. Desain penelitian (Indra, 2019) ialah
mencakup proses penelitian yang terdiri dari perencanaan dan pelaksanaan
atau operasional penelitian. Desain penelitian merupakan ragkaian dari
keseluruhan perencanaan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian
dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul saat proses
penelitian.

3.3. Informan dan Teknik Pengumpulan Data


3.3.2. Informan
Informan yang di ambil datanya meliputi Kepala Dinas PPKBP3A
Kabupaten Cirebon, Akseptor KB, Camat kecamatan weru.
3.3.3. Teknik Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini sumber data utama atau data primer yang peneliti
kumpulkan adalah data yang berkaitan dengan Implementasi Kebijakan

17
18

Metode kontrasepsi jangka Panjang di kecamatan weru kabupaten Cirebon..


Sedangkan data sekunder peneliti peroleh melalui penelaahan terhadap aspek
legal dan regulasi yang terkait dengan Implementasi Kebijakan Metode
kontrasepsi jangka Panjang seperti peraturan perundang - undangan , buku –
buku, arsip serta peraturan lainnya .
Untuk mempermudah sumber data yang diperoleh, peneliti
mengklasifikasikan sumber data tersebut dengan mengkategorikannya sebagai
berikut:
a. Informan
Informan adalah individu atau pihak yang dapat memberikan data,
menyajikan fakta baik berupa kata - kata maupun tindakan yang penulis
anggap mengerti, memahami dan mengetahui masalah yang sedang
dihadapi.Pemilihan informan penulis lakukan dengan nara sumber sebagai
berikut :
1. Bagian Hukum Pemerintah daerah Kabupaten Cirebon
2. Kepala dinas ppkbp3a Kabupaten Cirebon
3. Camat Kecamatan
4. Aksepor KB
5. Kader Posyandu

b. Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan sebagai dasar untuk
penelitian , yang peneliti peroleh dalam bentuk data sekunder terkait dengan
penelitian yang peneliti fokuskan seperti buku, undang - undang dan peraturan
lainnya yang berkaitan dengan Implementasi Kebijakan Metode kontrasepsi
jangka Panjang.
19

3.3.4. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengetahui deskripsi siswa setelah penelitian maka penelitian
menyiapkan instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data
penelitian:
1. Observasi menurut Suharsimi adalah pengamatan langsung pada sebuah
objek di lingkungan yang masih berlangsung atau dalam tahap kajian
menggunakan panca indera. Tindakan observasi dilakukan secara sengaja
dengan mematuhi aturan pengamatan yang berlaku.
2. Pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menggali lebih
dalam mengenai kebijakanKeluarga Berencana ( KB ) menggunakan
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan untuk mengatasi
permasalahan yang ingin diketahui. Pedoman wawancara ini disusun dan
dikembangkan sesuai dengan indikator penggunan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang ( MKJP ) oleh keluarga berencana di daerah kecamatan
weru Kabupaten Cirebon.
3. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menghimpun data
lengkap berupa rekaman data dengan subjek terpilih berupa foto atau
rekaman data keikutsertaan program keluarga berencana dari instansi yang
dipercaya. Hasil dokumentasi ini saling memperkuat teknik analisis data
angket dan wawancara sehingga terhimpun data yang selaras.

3.4. Operationalisasi Konsep Penelitian


Analisis implementasi kebijakan keluarga berencana menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) berpedoman pada langkah-
langkah menurut Miles dan Huberman (1992) dimana teknik analisis kualitatif
dalam penelitian ini menggunakan tiga langkah utama yaitu reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan. Ketiga langkah tersebut dijelaskan melalui
paragraf di bawah ini.
1) Reduksi Data
20

Reduksi data semua data berupa hasil dokumentasi, dan observasi terkait
implementasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) direduksi untuk
memperoleh data yang penting dan membuang data yang tidak diperlukan.
2) Penyajian Data Penyajian data data hasil observasi, dokumentasi, dan angket
atau hasil pengamatan di lapangan. Hasil evaluasi tersebut setiap data disajikan
dalam bentuk table.
3) Penarikan Simpulan atau Verifikasi
Verifikasi data hasil yang diperoleh dalam sejumlah proses analisis angket
terkait implementasi MKJP dan wawancara oleh responden terpilih berdasarkan
kriteria tertentu. Selanjutnya disimpulkan secara deskriptif komparatif dengan
melihat data-data temuan yang ditemukan selama proses penelitian.
Analisis implementasi kebijakan keluarga berencana menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) berpedoman pada langkah-
langkah menurut Miles dan Huberman (1992) dimana teknik analisis kualitatif
dalam penelitian ini menggunakan tiga langkah utama yaitu reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan. Ketiga langkah tersebut dijelaskan melalui
paragraf di bawah ini.
1) Reduksi Data
Reduksi data semua data berupa hasil dokumentasi, dan observasi terkait
implementasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) direduksi
untuk memperoleh data yang penting dan membuang data yang tidak
diperlukan.
2) Penyajian Data Penyajian data data hasil observasi, dokumentasi, dan
angket atau hasil pengamatan di lapangan. Hasil evaluasi tersebut setiap
data disajikan dalam bentuk table.
3) Penarikan Simpulan atau Verifikasi
Verifikasi data hasil yang diperoleh dalam sejumlah proses analisis angket
terkait implementasi MKJP dan wawancara oleh responden terpilih
berdasarkan kriteria tertentu. Selanjutnya disimpulkan secara deskriptif
21

komparatif dengan melihat data-data temuan yang ditemukan selama


proses penelitian.

3.5. Pengujian Keabsahan data


Pada dasarnya data merupakan komponen yang sangat penting didalam
penelitian, Oleh karena itu, keabsahan data harus dapat dibuktikan
kebenarannya dalam penelitian , sehingga data yang digunakan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Moleong (2013 : 320 ) yang
dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus
memenuhi
1) Mendemonstrasikan nilai yang benar
2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat ditetapkan
3) Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi
dari prosedurnya dan keteralan dari temuan dan keputusan-
keputusannya.
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya selain digunakan
untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif
yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Molcong, 2013:
320). Untuk melakukan pengujian keabsahan data peneliti menggunakan
teknik triangulasi dengan sumber. Cara yang digunakan dalam Triangulasi
dengan sumber menurut Moleong (2013 :330-331) adalah dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang - orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
22

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai


pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan
Membandingkan data yang ada untuk digunakan sebagai analisa penelitian
merupakan langkah yang sangat mendukung kecermatan dalam proses
penelitian.

3.6. Teknik Analisis Data


Data yang terkumpul dalam penelitian melalui instrument yang telah
ditetapkan kemudian hasil tersebut dianalisis menggunakan teknik kualitatif.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keabsahan data dapat d
icek dengan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Moleong (2021) menetapkan empat kriteria keabsaham,
yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Ke empat k
riteria keabsahan data diuraikan melalui penjelasan di bawah ini.
1. Pemeriksaan derajat kepercayaan
Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan akan dilaksanakan dengan
triangulasi. Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan hal lain yang ada di luar untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding. Triangulasi data dibagi menjadi tiga, yaitu
triangulasi teknik, triangulasi waktu, dan triangulasi sumber. Pada penelitian
ini dilakukan triangulasi teknik dimana pengujian data dilakukan dengan
mengecek data pada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda itu
melalui angket, observasi, dokumentasi, dan wawancara.
2. Pemeriksaan keterlibatan
Uji keterlibatan merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Teknik ini digunakan agar laporan hasil penelitian dilakukan
23

dengan teliti dan cermat serta dapat menggambarkan konteks tempat


penelitian dilaksanakan. Laporan hasil penelitian ditulis dengan rinci, jelas,
sistematis, dan dapat dipercaya serta dapat mengungkapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan oleh pembaca agar mereka dapat memahami penemuan yang
diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan hasil penelitian berupa
deskripsi implementasi kebijakan keluarga berencana menggunakan metode
kontrasepsi jangka panjang.
3. Pemeriksaan Kebergantungan
Pemeriksaan kebergantungan ini dengan cara auditing ketergantungan.
Pemeriksaan ketergantungan data dalam penelitian ini dilewati dengan
mengambil beberapa subjek untuk setiap kategori keluarga berencana.
4. Pemeriksaan Kepastian
Uji kepastian atau objektivitas data diperoleh melalui cara
menghindari subjektivitas dalam pengumpulan data dengan membuat
pedoman wawancara, pedoman penilaian angket, dan menyajikan data sesuai
kenyataan.
Analisis implementasi kebijakan keluarga berencana menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) berpedoman pada langkah-
langkah menurut Miles dan Huberman (1992) dimana teknik analisis kualitatif
dalam penelitian ini menggunakan tiga langkah utama yaitu reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan. Ketiga langkah tersebut dijelaskan melalui
paragraf di bawah ini.
1) Reduksi Data
Reduksi data semua data berupa hasil angket, dokumentasi, dan
observasi terkait implementasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
( MKJP ) direduksi untuk memperoleh data yang penting dan membuang
data yang tidak diperlukan.
24

2) Penyajian Data
Penyajian data data hasil observasi, dokumentasi, dan angket atau
hasil pengamatan di lapangan. Hasil evaluasi tersebut setiap data
disajikan dalam bentuk table.
3) Penarikan Simpulan atau Verifikasi
Verifikasi data hasil yang diperoleh dalam sejumlah proses analisis
angket terkait implementasi MKJP dan wawancara oleh responden
terpilih berdasarkan kriteria tertentu. Selanjutnya disimpulkan secara
deskriptif komparatif dengan melihat data-data temuan yang ditemukan
selama proses penelitian.

3.7. Jadwal Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini direncakan akan dilaksanakan di daerah Kabupaten Cirebon,
tepatnya di Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon. Lokasi kecamatan weru
memiliki histori keluarga berencana perlu ditingkatkan kembali.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang
lebih 3 bulan dimulai sejak Februari 2022 hingga April 2022. Adapun rincian
waktu dan kegiatan penelitian dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Juli Agustus September
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Instrum
en
2 Observasi lapangan
3 Uji coba Instrumen
4 Proses penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Penyusunan Lapora
n
25

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Y., & Damayanti, R. (2018). Hubungan Antara Motivasi Keluarga Berenc
ana Dan Persepsi Terhadap Alat Kontrasepsi Dengan Pola Penggantian M
etode Kontrasepsi Di Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
9(1), 59-67.
Apryanti, Y. P. (2020). Gambaran faktor dominan rendahnya akseptor kb metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada ibu kelurahan kemenangan tani
kecamatan medan tuntungan. Jurnal Mutiara Kebidanan, 6(2), 77-83.
Arikunto, S. (2021). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Bumi Aksara.
Aryati, S., Sukamdi, S., & Widyastuti, D. (2019). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi (Kasus di Kecamatan
Seberang Ulu I Kota Palembang). Majalah Geografi Indonesia, 33(1), 79-
85.
Baskoro, E.P. (2017). Statistik Dasar untuk Pendidikan. Cirebon: Eduvision
Batubara, M. (2019). Faktor yang mempengaruhi pemakaian kb implan di
puskesmas datuk bandar kota tanjung balai tahun 2019 (Doctoral
dissertation, INSTITUT KESEHATAN HELVETIA).
Bawing, P., Padmawati, R. S., & Wilopo, S. A. (2017). Analisis pelaksanaan
kebijakan program keluarga berencana: studi kasus di Malinau. Berita
Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and
Public Health).
Betrand, JT. (1980). Audience Research For Improving Family Planning
Communication : The Community and Family Study Center University of
Chicago
Danti, D. K. R., & Sinuraya, R. K. (2020). Tren Pemilihan Metode Kontrasepsi di
Masyarakat di Beberapa Negara Dunia: Tinjauan. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 32-43.
Febrina, R. (2021). Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Puskesmas
Pakuan Baru Kota Jambi. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 3(3), 240-
244.
26

Filmira, R.L & Fatah, MZ. (2020). Determinan Keinginan Penerapan Program
Keluarga Berencana (KB) pada Remaja Pria Indonesia di Masa
Mendatang. Journal of Health Science and Prevention, 4(2), 58–67.
Herawati, T., Krisnatuti, D., Pujihasvuty, R., & Latifah, E. W. (2020). Faktor-
faktor yang memengaruhi pelaksanaan fungsi keluarga di Indonesia. Jurnal
Ilmu Keluarga & Konsumen, 13(3), 213-227.
Hidayah, S. N., & Latifah, U. (2018). Implementasi Program Kampung Kb
Sebagai Inovasi Strategis Pencegahan 4t (4 Terlalu) Dalam Kehamilan Di
Rw 10 Margadana, TEGAL. Jurnal Kebidanan, 8(2), 130-138.
https://bkkbn-jatim.go.id
https://jabar.bkkbn.go.id/?p=3143
Indra, I. M., & Cahyaningrum, I. (2019). Cara Mudah Memahami Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Deepublish Grup Cv Budi Utama.
Karvianti, A. D. (2017). Pemberdayaan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) Dalam Pelayanan Peserta Keluarga Berencana Pada Kantor
Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kabupaten Kutai
Barat. Jurnal Paradigma (JP), 1(3), 357-372.
Kristina, Y. U. N. I. T. A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Kota Jayapura. J Biol Papua,
9(2), 63-73.
Lestari, S. Z., Arisanty, D., & Normelani, E. (2021). Motivasi Pasangan Usia
Subur (Pus) Menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 5(1).
Lestari, T. (2017). Faktor Lingkungan yang Berhubungan dngan Pemilihan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Delang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan dan Sains Terapan, 3(1),
29-38.
Maifa, S., & Barantai, S. P. (2021). Analisis Komponen Fisik Terhadap
Kemampuan Smash Bola Voli. Jurnal Porkes, 4(1), 62-68.
27

Mi’rajiah, N., Noor, M. S., & Arifin, S. (2019). Hubungan Dukungan Tenaga
Kesehatan dan Akses Ke Puskesmas terhadap Pemakaian Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang. Homeostasis, 2(1), 113-120.
Miles, M.B. dan A.M. Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang MetodeMetode Baru. Jakarta: UI Press
Misrina, M., & Fidiani, F. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Teupin Raya
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2018. JOURNAL OF
HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE, 4(2), 176-186.
Moleong, L. J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Mulianda, R. T., & Gultom, D. Y. (2019). Pengaruh Pemberian Konseling KB
terhadap Pemilihan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kelurahan
Belawan Bahagia Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 5(2), 55-
58.
Muliawaty, L., & Maharto. (2019). Strategi Implementasi Kebijakan tentang
Program Kampung Keluarga Berencana Menuju Keluarga Sejahtera di
Kabupaten Cirebon. DECISION: Jurnal Administrasi Publik, 1(2), 82-101.
Nasution, P., & Naibaho, E. (2018). Analisis Faktor Untuk Mengetahui Hambatan
Dalam Penggunaan Kontrasepsi Implan Di Desa Suka Maju Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Bidan Komunitas, 1(1), 26-38.
Novidha, D. H. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta
Pria Pasangan Usia Subur sebagai Akseptor Kb Medis Operatif Pria di
Wilayah Kerja Puskesmas Sumber Agung Kecamatan Margo Tabir
Kabupaten Merangin Tahun 2017. Jurnal Kesehatan dan Sains Terapan,
3(1), 47-54.
Rahma, S. (2017). analisis berpikir kritis siswa dengan pembelajaran socrates
kontekstual di smp negeri 1 padangratu lampung tengah (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Sudarmanto, E., Kurniullah, A. Z., Revida, E., Ferinia, R., Butarbutar, M.,
Abdilah, L. A., ... & Suyuthi, N. F. (2021). Desain Penelitian Bisnis:
Pendekatan Kuantitatif. Yayasan Kita Menulis.
28

Sutrismi, S. (2020). Analisis Implementasi Sosialisasi Program Keluarga


Berencana di Puskesmas Pucanglaban Kabupaten Tulungagung. Jurnal
BENEFIT, 7(1), 52-65.
Susanto, H., & Mulyani, S. (2020). Efektivitas Program Keluarga Berencana Meto
de Kontrasepsi Jangka Panjang di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik), 3(3), 370-380.
Weni, L., Yuwono, M., & Idris, H. (2019). Determinan Pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Akseptor KB Aktif di Puskesmas
Pedamaran. Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and
Coastal Health, 1(01).
Yuanti, Y. (2018). Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Di Kel.
Harjamukti Cimanggis Depok. Jurnal Kesehatan Dan Kebidanan (Journal
of Health And Midwifery), 7(2), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai