Oleh:
INDRA DEWI RATNANDARI
NIM. 2115401009
laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Oleh:
INDRA DEWI RATNANDARI
NIM. 2115401009
Penulis
NIM
2115401009
IGA Mirah WS, SST., M. Keb Monica Dara Delia Suja, S. Keb., Bd., MPH
NIP Pembimbing NIP Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulisdapat
menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN
NIFAS DENGAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
UNTUK MENGHINDARI PUTING SUSU LECET TERHADAP NY. ”.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dewi Purwaningsih, SSiT., M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
2. Dr. Sudarmi S.Pd., M. Kes, , selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
3. Dr. Ika Fitria Elmeida, S.SiT., M. Keb, selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
4. IGA Mirah WS, SST., M. Keb, selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga laporan tugas akhir
ini dapat terwujud.
5. Monica Dara Delia Suja, S. Keb., Bd., MPH, selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
laporan tugas akhir ini dapat terwujud.
6. Amrina Octaviana, S. SiT., M. Keb, selaku penguji yang juga telah
memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
laporan tugas akhir ini.
7. Emalia SKM, selaku Kepala PMB Emalia yang telah memberi ijin dan
membantu penelitian ini.
Lampung Selatan ,…………… 2024
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR ISI............................................................................................................5
BAB I.......................................................................................................................9
PENDAHULUAN...................................................................................................9
A. LATAR BELAKANG.............................................................................9
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................10
C. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................11
1. Tujuan Umum......................................................................................11
2. Tujuan Khusus.....................................................................................11
D. MANFAAT.............................................................................................11
1. Manfaat teoritis....................................................................................11
2. Manfaat aplikatif..................................................................................11
E. Ruang lingkup........................................................................................12
BAB II...................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................13
A. KONSEP DASAR KASUS...................................................................13
1. MASA NIFAS.....................................................................................13
2. LAKTASI............................................................................................15
3. FAKTOR FAKTOR PEMBERIAN ASI.............................................21
4. MASALAH MASALAH DALAM MENYUSUI...............................23
5. PUTING SUSU LECET......................................................................24
6. TEKNIK MENYUSUI........................................................................26
B. KEWENANGAN BIDAN TERHADAP ASUHAN PADA IBU
NIFAS................................................................................................................31
C. HASIL PENELITIAN TERKAIT.......................................................33
BAB III..................................................................................................................37
METODE STUDI KASUS..................................................................................37
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...........................................................37
B. Subjek Laporan Kasus..........................................................................37
C. Instrument Kumpulkan Data...............................................................37
D. Teknik Cara Pengumpulan Data.........................................................37
E. Bahan dan alat.......................................................................................38
F. Jadwal Kegiatan....................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
pendamping dari bayi baru lahir hingga usia 6 bulan. Pemberian ASI dapat
dilkukan secara langsung dari payudara ibu atau ditampung terlebih
dahulu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan oleh
bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya Jenis ASI
terbagi menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature.
Kolostrum merupakan susu yang keluar pertama, kental, berwarna kuning
dengan mengandung protein tinggi dan sedikit lemak (Walyani, 2015).
Menurut Maryuani (2017), pemberian ASI eksklusif di engaruhi oleh
beberapa faktor yaitu di pengaruji oleh faktor pengetahuan, pendidikan,
sikap, umur, keyakinan, dan kepercayaan ibu.
World health organization (WHO) memperkirakan setiap tahun
terdapat 1-1,5 juta bayi meninggal dunia karena tidak diberi ASI eksklusif.
Hasil dari Survey Informasi serta Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2017 menampilkan cakupan bayi yang memperoleh ASI Eksklusif secara
nasional sebesar 61,33%. Angka tersebut telah melampaui sasaran
Rencana Strategi (Renstra) pada beberapa provinsi tahun 2017 ialah 44%.
Serta bersumber pada hasil laporan kerja Departemen kesehatan Tahun
2020, presentase bayi kurang dari 6 bulan menemukan ASI Eksklusif
tercapai 66,1%. Capaian presentase bayi umur kurang dari 6 bulan yang
memperoleh ASI eksklusif telah terpenuhi sasaran tahun 2020, ialah
sebesar 40% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).
Data yang ditemukan dari profil kesehatan provinsi lampung 2019
berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 84,2% bayi baru lahir
yang mendapatkan inisiasi menyusui dini (IMD), dan pada bayi 69,3%
yang diberi ASI eksklusif. (Dinkes, Pemprov 2019).
Masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui adalah puting susu
lecet yang menyebabkan trauma saat menyusui sehingga sering terjadi
kegagalan ASI eksklusif. Ada banyak faktor yang mempengaruhi puting
susu lecet, diantaranya yang terpenting adalah teknik menyusui yang tidak
tepat dan posisi bayi yang tidak tepat. Diperkirakan 80-90% ibu
mengalami nipple trauma seperti nyeri puting dan 58% diantaranya
mengalami kerusakan puting. (Wang et al., 2021).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menunjukkan bahwa 11,4% ibu mengalami ganguan atau komplikasi masa
nifas salah satunya puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut terjadi
karena disebabkan oleh teknik menyusui yang salah.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk
mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai
teknik-teknik menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui
yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position),
perlekatan bayi yang tepat (latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara
(effective sucking).
Jika puting mengalami kelecetan maka ibu dapat mengoleskan ASI
saat setelah menyusu, hal ini dikarenakan ASI yang diproduksi oleh tubuh
ibu mengandung anti bakteri sehingga dapat mengobai puting susu lecet
dan dapat mengurangi rasa sakitnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa penulis
ingin melakukan asuhan kebidanan normal ada ibu nifas dengan teknik
menyusui yang benar sehingga dapat mencegah terjadinya puting susu
lecet.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut “ Apakah Asuhan kebidanan pada ibu nifas
terhadap Ny. di PMB Emalia terkait penerapan teknik menyusui yang
benar dapat menghindari puting susu lecet?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan penerapan
teknik menyusui yang benar untuk menghindari puting susu lecet
terhadap Ny. di PMB Emalia dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan di dokumentasikan dengan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu nifas
di PMB Emalia.
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa
masalah dan kebutuhan ibu nifas di PMB Emalia.
c. Merumuskan diagnose dan masalah potensial yang terjadi
berdasarkan diagnosa/masalah klien.
d. Merumuskan kebutuhan tindakan segera secara mandiri,
berdasarkan kondisi pasien.
e. Menyusun rencana asuhan secara keseluruhan dengan tepat dan
rasional berdasarkan masalah dan kebutuhan ibu nifas.
f. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan pasien dengan penerapan teknik menyusui.
g. Mengevaluasi tindakan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
dengan penerapan teknik menyusui.
h. Melakukan pendokumentasian SOAP.
D. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan bagi penulis
dalam bidang asuhan kebidanan terhadap ibu nifas tentang tujuan
penerapan teknik menyusui
2. Manfaat aplikatif
a. Bagi institusi
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan penambah
sumber keilmuan bagi instansi pendidikan khususnya
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang mengenai kasus
menyusui.
b. Bagi tempat praktik
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan terhadap layanan kebidanan,
dengan harapan bidan praktik mandiri dapat merumuskan
strategi yang tepat khususnya pada teknik menyusui, posisi,
perlekatan dan keefektifan menghisap.
c. Bagi penulis lain
Sebagai referensi bagi penulis lain yang akan melakukan
penelitian terkait asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
memberikan asuhan mengenai teknik menyusui.
E. Ruang lingkup
Asuhan kebidanan ini dilakukan dengan pendekatan manajemen kebidanan
dan di dokumentasikan dengan SOAP yang bertempat di PMB Emalia
kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan dengan studi kasus
ditunjukkan kepada ibu nifas dengan penerapan teknik menyusui. Waktu
yang digunakan dalam pelaksanaan adalah bulan febuari-april.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar terdapat tiga proses penting di masa nifas, yaitu :
1) Pengecilan rahim involusi
2) Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
3) Proses laktasi dan menyusui (Sarwono, 2016).
Immunoglobulin
4) Manfaat ASI
Bayi mendapatkan kekebalan tubuh serta perlindungan dan
kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya, mengurangi
pendarahan serta konversi zat besi, protein dan lainnya. Asi
eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya
pernafasan , diare, dan obesitas pada anak (Riskani,2012).
ASI memiliki beberapa manfaat baik bagi bayi, ibu, keluarga dan
Negara. Berikut merupakan manfaat dari ASI antara lain:
a. Manfaat bagi bayi
1. Komposisi sesuai kebutuhan.
2. Kalori ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia bayi enam
bulan.
3. ASI mengandung zat pelindung.
4. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
5. Menunjang perkembangan kognitif.
6. Menunjang perkembangan pengelihatan.
7. Bounding antara ibu dan anak.
8. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.
9. Dasar perkembangan kepribadian yang percaya diri.
b. Manfaat bagi ibu
1. Mencegah pendarahan pasca persalinan dan mempercepat
involusi uteri.
2. Mengurangi biaya rumah tangga.
3. Bayi ASI jarang sakit hingga dapat menghemat biaya
berobat.
c. Manfaat bagi negara
1. Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-
obatan.
2. Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan
perlengkapan menyusui.
3. Mengurangi polusi.
4. Mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas (Asih, dkk, 2016).
5) Mekanisme Menyusui
Saat pembentukan dan pengeluaran ASI terdapat reflek yang
berperan. Reflek yang berperan dalam pembentukan dan
pengeluaran ASI antara lain:
1. Reflek prolactin
Setelah melahirkan hormon estrogen dan progesteron
berkurang. Saat bayi menghisap puting susu dan areola maka
akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik yang kemudian
dilanjutkan ke hipotalamus sehingga hipotalamus akan
merangsang hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone
prolactin. Hormon prolactin akan merangsang sel se alveoli
yang berfungsi untuk membuat susu.
2. Reflek Oksitosin
Oksitosin memicu kontraksi pada dinding alveoli sehingga
ASI yang diproduksi masuk kedalam duktus lalu ke dalam
mulut bayi.
3. Reflek Let Down
Reflek letdown akan meningkat saat ibu mengamati bayi
dengan penuh kasih saying, mencium bayi, mendengarkan
suara bayi, dan bersedia menyusui. Reflek let down akan
terhambat jika ibu mengalam stress, bingung, pikiran kacau,
cemas, dan takut (Sundawati, 2011).
Terdapat reflek penting dalam mekanisme isapan bayi
menurut Marliandiani (2015) antara lain:
1. Reflek menangkap (Rooting Refleks)
Saat bayi baru lahir apabila pipinya disentuh maka bayi
akan menoleh kearah sentuhan. Apabila bibir bayi
dirangsang dengan puting susu, maka bayi akan
membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
2. Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Reflek ini timbul saat langit-langit mulut bayi tersentuh
puting. Sebagian besar areola harus masuk kedalam
mulut sehingga puting mencapai palatum. Sehingga sinus
laktiferus yang berada di bawah areola tertekan gusi,
lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
3. Reflek menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini muncul apabila mulut bayi terisi oleh ASI,
maka bayi akan menelan.
PENGERTIAN
MASA NIFAS,
LAKTASI, DAN
MENYUSUI.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana
penerapan teknik
menyusui yang
benar dapat
menghindari puting
susu lecet.
Apriyanti, F., & Syahda, S. (2022). Analisa Hubungan Teknik Menyusui dengan
Kejadian Nipple Trauma pada Ibu Menyusui di Desa Laboi Jaya
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Laboy Jaya. Jurnal Ners, 6(1), 114-
118.
Asih, Yusari dan Risneni. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta
: Cv Trans Info Media
Emalia SKM
Lampiran 2
SOP TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
Mahasiswa Klien
Emalia, SKM
Lampiran 3
RENCANA KEGIATAN
Tanggal Kunjungan Asuhan Kebidanan