Anda di halaman 1dari 2

REFLUX GASTROESOFAGUS

No. Dokumen 440/ /430.9.3.7/2023


No. Revisi
SOP
Tanggal Terbit 2 Januari 2023
Halaman

PUSKESMAS Drg.Hafil Muzahid


WRINGIN NIP. 19720324 200212 1 010

1. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah mekanisme refluksmelalui sfingter


esophagus
2. Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan dapat menjalar ke leher disertai
1. Pengertian muntah, atau timbul rasa asam di mulut. Hal ini terjadi terutama setelah makan dengan
volume besar dan berlemak. Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring terlentang.
Keluhan ini juga dapat timbul oleh karena makanan berupa saos tomat, peppermint, coklat,
kopi, dan alkohol. Keluhan sering munculpada malam hari.
2. Tujuan

1. Kebijakan SK Kepala Puskesmas no. 440/183/430.9.3.7/20tentang

Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal (Gastroesofageal


2. Referensi
Reflux Disease/GERD) Indonesia 2004
1. Terapi dengan medikamentosa dengan cara memberikan Proton Pump Inhibitor (PPI)
dosis tinggi selama 7-14 hari.Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-75%)
maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD. PPI dosis tinggi berupa omeprazol 2
x20 mg/hari dan lansoprazol 2 x 30 mg/hari.
3. Prosedur / langkah
2. Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat diteruskan sampai 4 minggu dan boleh
- langkah
ditambah dengan prokinetik seperti domperidon 3 x 10 mg.
3. Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka penggunaan H2 Blocker 2 x / hari: simetidin
400- 800 mg atau ranitidin 150 mg atau famotidin 20 mg
Gejala has gerd

Gejala alarm umur 40 thn Tanpa gejala alarm

4. Hal – hal yang


perlu ESDOSKOPI Respon menetap Terapi empiric tes PPI

diperhatikan

Respon baik

kambuh
Terapi minimal 4 minggu

On demand
therapy

4. Unit Terkait Seluruh Unit di Lingkungan Puskesmas

5. Dokumen
Terkait

Tanggal mulai
6. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai