Anda di halaman 1dari 16

Setelah mempelajari bagaimana cara menyusun proposal penelitian (karya

ilmiah), kalian akan belajar bagaimana cara melaporkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Laporan hasil penelitian yang telah dilakukan salah satunya bisa
berbentuk karya ilmiah.
Karya ilmiah merupakan salah satu jenis karya yang dibuat setelah dilakukan
kegiatan berbasis ilmiah, baik itu kegiatan penelitian, praktik, pengamatan, dan
sebagainya.
Berbeda dengan karya sastra atau karya seni, karya ilmiah mempunyai bentuk
serta sifat yang formal karena isinya harus mengikuti persyaratan-persyaratan
tertentu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
Pengertian
Menurut KBBI, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah dan berdasarkan fakta (observasi, eksperimen, dan kajian
pustaka). Sederhananya, karya ilmiah ia karya yang ditulis (seseorang atau tim)
dengan penyusunan berdasarkan kajian ilmiah.
Prinrip-prinsip ilmiah menjadi acuan utama sebuah karya disebut ilmiah.
Adapun prinsipnya secara umum meliputi:
1. Etika dalam penulisan ilmiah: tidak melakukan plagiasi/melanggar hak cipta,
tidak disertai dugaan penulis, tidak mengubah fakta yang sudah dihasilkan,
dan sebagainya.
2. Proses berpikir ilmiah: melakukan langkah secara sistematis dalam tindakan
ilmiah yakni merumuskan permasalahan »»» mengajukan hipotesis (jawaban
sementara) »»» mengolah dan memverifikasi data »»» menarik kesimpulan
3. Syarat-syarat karya ilmiah: penggunaan bahasa (baku, tepat, tidak ambigu),
sistematika (sesuai ketentuan karya ilmiah), kejelasan dan keakuratan isi (pola
penyajian, metode, dan pemecahan bisa dibuktikan).
Ciri-Ciri
Sebuah karya disebut ilmiah jika memiliki ciri-ciri:
1. Mengacu pada teori yang menjadi landasan/kerangka berpikir
2. Berdasarkan fakta atau hasil yang diperoleh
3. Mengacu pada sistematika sesuai jenis/bentuk karya ilmiah
4. Memiliki tiga bagian pokok yakni permasalahan, teori, dan pemecahan.
5. Menggunakan bahasa resmi (baku)
6. Menggunakan kaidah keilmuan sesuai bidang
7. Menggunakan metode tertentu yang diakui secara keilmuan
Tujuan
Penyusunan karya ilmiah bertujuan:
1. Untuk memberikan informasi, wawasan, atau pengetahuan terkait
penyelesaian sebuah permasalahan.
2. Untuk melatih kemampuan berpikir secara ilmiah dan sistematis dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan.
3. Sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah melakukan kegiatan yang
berbasis ilmiah misalnya praktikum, penelitian, dan sebagainya.
4. Syarat untuk memeroleh tujuan tertentu. Misalnya karya ilmiah berupa skripsi
disusun sebagai syarat kelulusan sarjana S-1.
Bentuk penyajian

1. Populer
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya
manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas.
Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya
dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah.
Artikel, esai, dan opini termasuk contoh karya ilmiah populer. Khusus
artikel, bentuk populer lebih condong menggunakan bahasa baku namun bersifat
santai. Artinya, penggunaan kosa kata yang njelimet dan kata ilmiah tidak terlalu
dominan.
2. Semiformal
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah sederhana namun tetap
terdiri atas beberapa bagian. Secara umum, bagian pokok dalam karya ilmiah
semiformal adalah pendahuluan, isi, dan penutup.
Makalah dan laporan hasil praktik (job sheet) merupakan contoh karya
ilmiah semiformal.
3. Formal
Karya ilmiah bentuk formal ini memiliki bentuk yang paling lengkap, baik
secara bagian/sistematika maupun penyajian. Bentuk ini disusun dengan mengacu
pada persyaratan akademis. Artinya, ada bagian-bagian yang harus ada dalam
karya ilmiah formal.
Tugas akhir (syarat kelulusan D-1 atau D2), Skripsi (syarat kelulusan S-1),
tesis (syarat kelulus S-2), dan disertasi (syarat kelulusan S-3) merupakan contoh
karya ilmiah formal.
Jenis Karya Ilmiah
Pada dasarnya ada banyak jenis karya ilmiah, namun secara umum dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Artikel
Artikel adalah karya tulis dengan panjang tertentu yang berisi gagasan/ide
namun dikemas dalam bentuk ilmiah dengan disertai data dan fakta. Karya ilmiah
berbentuk artikel biasanya merupakan intiasari dari sebuah makalah/karya ilmiah
lengkap.
Jadi, artikel yang termasuk karya ilmiah ini berasal dari makalah yang sudah
diringkas menjadi sebuah artikel.
2. Kertas kerja
Ketika selesai praktik di sekolah, kalian – siswa SMK – biasanya menuliskan
hasilnya pada kertas kerja yang sudah disediakan. Tulisan yang sudah kalian buat
tersebut juga disebut karya ilmiah. Tentu saja asal dikerjakan dengan baik sesuai
ketentuan dan kaidah keilmuan.
Menurut KBBI, kertas kerja adalah karangan tertulis yang membahas
masalah tertentu yang disampaikan dalam suatu seminar untuk mendapat
jawaban lebih lanjut. Namun sebenarnya tidak hanya pada seminar. Ketika selesai
praktik lalu kita menyusun jobsheet dan menyampaikan hasilnya dihadapan guru,
itu sudah termasuk karya ilmiah.
3. Makalah
Makalah merupakan bentuk paling umum dari karya ilmiah. Menurut KBBI,
makalah adalah tulisan resmi suatu pokok dengan tujuan untuk dibacakan di muka
umum dalam suatu persidangan serta disusun untuk diterbitkan dan juga
merupakan karya tulis pelajar atau mahasiswa untuk laporan hasil pengerjaan
tugas sekolah atau perguruan tinggi.
Makalah pada umumnya mempunyai tiga bagian pokok yakni pendahuluan,
isi, dan penutup dengan kemasan yang disesuaikan dengan ketentuan. Adakah
siswa SMK yang tidak pernah buat makalah? Hampir semuanya pernah.
Makalah merupakan jenis karya ilmiah yang nantinya akan kita
praktikkan dalam pembuatannya.
4. Tugas akhir perkuliahan
Persyaratan akhir pendidikan salah satunya mewajibkan disusunnya tugas
akhir. Ada beberapa jenis yang cukup populer, diantaranya:
a. Skripsi:
Menurut KBBI skripsi ialah tulisan saintifik yang wajib dibuat oleh
mahasiswa sebagai persyaratan akhir pendidikannya (sarjana S-1). Skripsi
dikemas dengan sistematika baku yang sudah ditetapkan pihak akademis.
Skripsi menyajikan data berdasarkan observasi, penelitian, dan sebagainya
yang validasi datanya harus bisa dipertanggungjawabkan.
b. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang menyajikan temuan baru dengan
melakukan penelitian sendiri. Tesis ini juga adalah tulisan yang lebih mendetail
daripada skripsi. Tesis menjadi syarat kelulusan untuk memeroleh gelar S-2.
c. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
penyelesaian program S3. Disertasi merupakan bukti kemampuan mahasiswa
dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam
program ilmu yang di pilih seorang mahasiswa S3. Penekanan Disertasi pada
mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan.
MERANCANG INFORMASI, TUJUAN, DAN ESENSI
DALAM KARYA ILMIAH

Sebelum benar-benar menyusun karya ilmiah, kalian akan mempelajari


bagaimana merancang informasi dan tujuan dalam karya ilmiah yang akan dibuat. Hal
ini sangat penting karena dengan mendata informasi-informasi penting, karya ilmiah
yang kita buat akan lebih bermakna. Dengan menentukan tujuan, kita dapat
memfokuskan pembahasan yang akan disertakan dalam karya ilmiah

Informasi
Menurut KBBI, informasi adalah penerangan; pemberitahuan; kabar atau
berita tentang sesuatu yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lebih detail lagi, informasi adalah hasil pengolahan data yang memiliki arti
atau manfaat bagi penerimanya.
Dalam karya ilmiah, informasi berisi segala hal yang disampaikan penulis yang
mempunyai kebermaknaan dan kebermanfaatan. Informasi dalam karya ilmiah dapat
menjadi petunjuk pembaca tentang apa-apa saja yang ingin disampaikan penulis.
Informasi dalam karya ilmiah haruslah bersifat penting. Artinya, informasi
yang disertakan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
 Relevan: berguna/bermanfaat bagi penerimanya.
 Akurat: tepat sasaran dan bebas dari kesalahan
 Aktual: kebaruan atau informasi tidak terlambat datangnya. Sesuatu awalnya
informasi akan menjadi “bukan informasi” jika sudah basi.
 Konsisten: berketetapan atau ajeg. Jadi informasi itu tidak boleh berubah
karena pergeseran penyajian, waktu, atau penyampai informasi.
Tujuan
Tujuan adalah arah yang ingin dicapai. Salah satu bagian penting dalam
rancangan karya ilmiah yang akan dibuat adalah menentukan arah/tujuan.
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan
dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan
peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.
Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang
ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian. Tujuan
penelitian berfungsi :
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu
Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Tujuan Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara
keseluruan yang akan dicapai
b. Tujuan khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan
umum.
Penyusunan tujuan sangat penting karena dapat menjadi:
 Pengontrol yang memandu jalannya penelitian/penulisan agar terarah
 Mempersempit ruang lingkup bahasan sehingga yang dibahas lebih terfokus
 Memperjelas arah penelitian (tidak tercerai-berai)

Esensi
Esensi menurut KBBI adalah hakikat; inti; hal yang pokok. Esensi adalah suatu
hal yang mendasar dan paling bermakna dalam suatu tindakan, kesenian, tulisan,
ataupun perkataan. Esensi pada karya ilmiah merujuk hal pokok yang menjadi inti
disusunnya karya tersebut.
Esensi Karya ilmiah yakni:
1. Menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.
2. Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai dengan
pendahuluan, diikuti dengan pembahasan, dan diakhiri dengan simpulan.
3. Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara lain,
didasari oleh hubungan sebab akibat.
4. Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan
umum; tidak didasari pandangan pribadi penulisnya semata.
5. Mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya
6. Data yang disajikan lengkap

Langkah merancang informasi dan tujuan guna tercapai esensi karya ilmiah
Lalu, bagaimana merancang informasi penting dan tujuan pada karya ilmiah
yang akan dibuat agar memenuhi esensi sebagai karya ilmiah? Ikutilah petunjuk
berikut!
1. Tentukan permasalahan yang akan diuraikan pada karya ilmiah
Permasalahan yang baik untuk dibahas adalah yang mempunyai
kebermanfaatan bagi pembaca. Permasalahan tersebut bisa dari kejadian
sehari-hari maupun hal baru. Selain itu, hal utama dalam menentukan
permasalahan adalah minat dan kompetensi diri. Jangan pilih permasalahan
yang tidak dikuasi, tidak bermanfaat, dan tidak diminati.
Contoh:
Sebagai guru bahasa Indonesia, saya mengamati salah satu persoalan di
bidang bahasa yakni penggunaan bahasa prokem yang sebagian besar
merusakan struktur bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan. Salah satu yang
sering menggunakan adalah dunia pertelevisian, misalnya iklan. Penggunaan
bahasa ini dikhawatirkan merusak tata bahasa Indonesia.
2. Tentukan judul penelitian
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan
lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Judul juga
mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan
penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.
Salah satu ciri judul pada karya ilmiah adalah diawali dengan kata kunci
yang menjadi pokok bahasan. Biasanya bukan kata kebendaan. Perhatikan
contoh judul berikut!
 Dampak Penggunaan Bahasa Prokem Terhadap Keberlangsungan Bahasa
Indonesia
 Studi Kasus Maraknya Penggunaan Bahasa Prokem di Pertelevisian
 Identifikasi Penggunaan Bahasa Prokem di Dunia Pertelevisian
Adapun contoh judul lain yang sesuai kompetensi keahlian siswa SMK
sebagai berikut!
1 Identifikasi Kandungan Gizi Telur Asin dengan Metode Semimikro
2 Pemanfaatan Kulit Jeruk sebagai Pengusir Nyamuk
3 Pembuatan Buku Besar Akuntansi dengan Excel
4 Pemanfaatan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
5 Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Wordershare Filmora
6 Pemanfaatan Seven Segmen LDR sebagai Alat Hitung Kedip Cahaya
7 Perawatan Aki Motor dengan Cara Sederhana
8 Pembuatan Donat Frozen Kaya Manfaat

3. Tentukan informasi penting yang akan disertakan pada karya ilmiah


Setelah permasalahan dan judul ditentukan, lakukan kegiatan mendata
informasi penting yang akan disertakan pada karya ilmiah. Pendataan informasi
ini penting sebagai kerangka karangan. Selain itu, data informasi penting akan
memudahkan kita mencari literatur.
Menentukan informasi penting bisa dilakukan dengan mengamati
permasalahan dan judul yang sudah dibuat. Contohnya sebagai berikut
Daftar informasi penting ini merujuk contoh permasalahan dan judul
sebelumnya (ditandai warna kuning)
Daftar Informasi Penting:
 Objek yang diteliti: bahasa prokem
 Masalah yang diteliti: penggunaan bahasa prokem di televisi
 Bidang penelitian: bahasa
 Cara memeroleh data: studi literatur (tayangan di televisi) dan kuesioner
 Waktu pelaksanaan: Februari 2021
 Subjek kuesioner: siswa SMK
 dsb
4. Tentukan tujuan operasional yang menjadi arah/fokus pembahasan
Setelah menentukan permasalahan, judul, dan informasi, perlu ditentukan
tujuan khusus karya ilmiah. Tujuan ini memuat uraian secara rinci apa-apa yang
ingin dicapai. Perhatikan contoh berikut!
Tujuan khusus:
 Memeroleh informasi dan data penggunaan bahasa prokem di
pertelevisian
 Mengetahui perbandingan bahasa prokem dengan bahasa Indonesia
 Mengetahui dampak penggunaan bahasa prokem
 Mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait bahasa prokem
dibandingkan dengan bahasa Indonesia
 Memberikan solusi agar bahasa Indonesia tidak mengalami pergeseran
karena penggunaan bahasa prokem
5. Tentukan langkah-langkah dan metode yang digunakan
Bagian akhir menyusun rancangan adalah menetukan tahapan dan metode
yang digunakan. Tahapan ini berfungsi sebagai rambu-rambu tindakan agar
tidak keluar jalur, sedangkan metode penelitian digunakan sebagai cara
memeroleh, mengumpulkan, dan menganalisis data sampai tahap kesimpulan.
Contoh detail bisa dilihat di halaman berikutnya!
CONTOH MENYUSUN RANCANGAN INFORMASI & TUJUAN
DALAM KARYA ILMIAH

a. Permasalahan
 Kulit jeruk banyak tidak dimanfaatkan
 Kulit jeruk memiliki kandungan anti-oksidan yang dapat melawan radikal
bebas dan mengatasi keriput
 Harga masker wajah lumayan mahal untuk kelas menengah ke bawah
b. Judul
Pemanfaatan Kulit Jeruk menjadi Masker Wajah
c. Tujuan
 Mengetahui cara pembuatan masker wajah dari kulit jeruk
 Mengetahui kebermanfaatan kulit jeruk yang diolah menjadi masker wajah
 Memberikan alternatif perawatan kulit wajah kepada khalayak
d. Informasi Penting
 Bidang penelitian: kimia
 Objek penelitian: kulit jeruk, masker wajah
 Masalah yang diteliti: cara membuat masker wajah dari kulit jeruk dan
manfaatnya
 Cara memeroleh data: ujicoba pembuatan masker wajah, ekstraksi kandungan
kulit jeruk
 Cara mengolah data: Pengujian antioksidan pada kulit jeruk ini dilakukan
dengan metode DPPH
 Waktu Pelaksanaan: Februari 2021
 Lokasi ujicoba: Lab Kimia Industri SMK Negeri 1 Cerme
 Tim peneliti: 1. Ali Abidin, 2. Ali Usman, 3. Ali Imron
e. Rancangan Tahapan
1. Mengidentifikasi permasalahan yang menjadi topik bahasan
2. Menentukan judul, tujuan, dan manfaat
3. Mencari literatur terkait bahasan: kulit jeruk, masker wajah, metode DPPH
4. Membeli buah jeruk sesuai kebutuhan lalu mengambil sampel kulit jeruk
5. Mengolah kulit jeruk menjadi masker wajah
6. Menganalisis kandungan masker wajah berbahan kulit jeruk
7. Mengolah data yang diperoleh
8. Menyimpulkan
9. Menyusun karya ilmiah
SISTEMATIKA DAN KEBAHASAAN KARYA ILMIAH
Sistematika karya ilmiah merujuk pada pola penyajian yang akan digunakan
apakah populer, semiformal, atau formal. Selain itu, sistematika pada karya ilmiah
juga terkait erat dengan lembaga/instansi yang menerbitkannya. Namun pada
umumnya karya ilmiah mempunyai sistematika sebagai berikut:
Sistematika Karya Ilmiah Populer
Bentuk ini menyerupai artikel. Artinya isi karya ilmiah menjadi satu
kesatuan yang tidak dipisahkan bagian/bab. Karya ilmiah populer umumnya tidak
menyertakan pendahuluan, isi, dan penutup secara terpisah. Namun lebih pada
dibedakan atas paragraf.
Sistematika karya ilmiah populer meliputi:
1. Tesis : pernyataan sikap penulis
2. Argumentasi : isi/ulasan memperkuat gagasan
3. Penegasan ulang : kesimpulan
Sistematika Karya Ilmiah Semiformal
Bentuk semiformal umumnya digunakan pada laporan biasa maupun
makalah sebagai tugas sekolah/kuliah, bukan karya ilmiah yang menjadi syarat
kelulusan. Beberapa lomba menjadikan bentuk ini sebagai acuan. Adapun
sistematikanya sebagai berikut:
1. Halaman judul : minimal memuat informasi judul, penulis, tahun
pembuatan
2. Halaman pengesahan : pihak yang mengesahkan (bagian ini umumnya ada
pada karya ilmiah untuk lomba)
3. Kata pengantar : memuat prakata penulis baik ucapan puji syukur,
tujuan penulisan, ucapan terima kasih, harapan, doa, dan permohonan
maaf.
4. Abstrak : gambaran umum isi (bagian ini umumnya ada pada
karya ilmiah untuk lomba)
5. Daftar isi : memuat informasi pembagian bab/subbab yang
disertai letak halaman
6. Pendahuluan : minimal memuat informasi latar belakang, rumusan
masalah, dan tujuan serta manfaat
7. Kajian pustaka : hal-hal teori terkait masalah (bagian ini pada karya
ilmiah semiformal tidak selalu ada)
8. Metodologi penelitian : memuat pendekatan, cara, dan hal teknis penelitian
(bagian ini pada karya ilmiah semiformal tidak selalu ada)
9. Pembahasan : memuat ulasan penulis terkait masalah yang dibahas
10. Penutup : memuat simpulan dan saran
11. Daftar pustaka : sumber referensi yang disertakan
YANG AKAN KITA PRAKTIKKAN PADA AKHIR MATERI ADALAH BENTUK KARYA
ILMIAH SEMIFORMAL
Sistematika Karya Ilmiah Formal
Bentuk formal umumnya digunakan akademisi sebagai syarat kelulusan
misalnya tugas akhir (D-1 atau D-2), skripsi (S-1), dan sebagainya. Adapun
formatnya sebagai berikut:
1. Halaman judul
2. Halaman pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Abstrak
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Pendahuluan: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan
masalah, definisi operasional, hipotesis, dsb.
8. Kajian pustaka
9. Metodologi penelitian: pendekatan, setting, teknik pengumpulan data, dan
teknik pengolahan dan analisis data.
10. Pembahasan
11. Penutup : simpulan, saran, dan rekomendasi
12. Daftar pustaka
13. Lampiran
14. Riwayat hidup penulis

Kebahasaan Karya Ilmiah


Sebagai jenis tulisan ilmiah, karya ilmiah mempunyai ciri kebahasaan
sebagai berikut:
a. Penggunaan kata ganti impersonal
Pada umumnya, penggunaan kata ganti saya, aku, kami, dan sejenisnya
sering digunakan dalam tulisan nonilmiah. Namun, pada karya ilmiah
cenderung menggunakan kata ganti impersonal. Artinya impersonal adalah
jenis kata ganti yang tidak merujuk kepada orang secara spesifik, contohnya:
peneliti atau penulis.
b. Penggunaan istilah
Sebagai jenis tulisan terkait keilmuan tertentu, karya ilmiah tentu
banyak menggunakan istilah (kata di bidang tertentu). Istilah adalah
kata/gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Contoh ketika membuat karya ilmiah bidang kimia, maka istilah-istilah
bidang ilmiah banyak digunakan.
c. Penggunaan bahasa baku (bahasa yang sesuai ejaan dan efektif)
Sebagai karya bersifat keilmuan, karya ilmiah harus menggunakan
bahasa yang baku baik dalam hal pilihan kata maupun struktur kalimat.
d. Bahasa yang reproduktif
Bahasa yang reproduktif artinya bahasa yang memiliki keajegan makna.
Ketika penulis ingin mengatakan A, maka penerima informasi juga A, bukan B
atau bahkan C.
e. Ragam bahasa lugas dan denotatif
Bahasa lugas artinya tidak bertele-tele dan tepat sesuai kebutuhan.
Karya ilmiah bukan karangan fiksi yang imajiner sehingga harus
menggunakan kata yang bermakna denotatif (sebenarnya).

Perhatikanlah penggalan isi karya ilmiah berikut!


Isi sengaja dikutip sebagian untuk contoh!
Latar Belakang
Gelatin adalah salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai gelling,
bahan pengental (thickner) atau penstabil. Gelatin biasanya terbuat dari kulit babi,
sehingga hal ini menyebabkan beberapa permasalahan terutama untuk kaum muslim
karena babi diharamkan untuk dikonsumsi.
Sebagai alternatifnya dapat digunakan tulang ikan bandeng yang halal sebagai
bahan baku pembuatan gelatin. Gelatin dapat berfungsi sebagai pengemulsi
(emulsifier) dan penstabil (stabilizer) dalam sistem emulsi. Gelatin dapat
dimanfaatkan dalam berbagai produk pangan maupun nonpangan. Dalam pengolahan
pada produk makanan, gelatin dapat berfungsi sebagai pengenyal alami yang
berkalsium tinggi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan
penelitian yang berjudul “PEMANFAATAN TULANG IKAN BANDENG SEBAGAI
GELATIN HALAL BERKALSIUM TINGGI“.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembuatan Gelatin dari Tulang Ikan Bandeng?
2. Apakah pembuatan Gelatin berbahan dasar Tulang Ikan Bandeng memiliki
kalsium tinggi?
Hipotesis
Penulis membuat hipotesis bahwa tulang ikan bandeng memiliki kandungan
yang hampir sama dengan kandungan gelatin yang biasanya mengandung minyak babi,
sehingga gelatin tulang ikan bandeng dapat dibuat menjadi gelatin halal tanpa
mengandung minyak babi.
Kajian pustaka
Gelatin adalah salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai gelling,
bahan pengental (thickner) atau penstabil. Gelatin berbeda dengan hidrokoloid lain,
karena kebanyakan hidrokoloid adalah polisakarida seperti karagenan dan pektin,
sedangkan gelatin merupakan protein mudah dicerna, mengandung semua asam- asam
amino essensial kecuali triptofan. Gelatin biasanya terbuat dari kulit babi.
Prosedur penelitian
Bahan baku gelatin berasal dari tulang ikan bandeng. (tulang yang telah
mengalami demineralisasi yaitu penghilangan kalsium fosfat). Proses produksi utama
gelatin dibagi dalam tiga tahap:
1. Persiapan bahan baku
2. Konversi kolagen menjadi gelatin
3. Pemurnian serta perolehan gelatin dalam bentuk kering.
Adapun tahap-tahap pembuatan gelatin dari tulang ikan bandeng meliputi
pembersihan, degreasing, reduksi ukuran tulang, demineralisasi, liming, blending, dan
pengeringan.
Pembahasan
Tulang yang awalnya keras menjadi lunak dan mengembang setelah direndam
dalam larutan asam klorida (HCl) 0,5 %. Melunak dan mengembangnya tulang ini
disebabkan terbebasnya protein yang semula terjebak dalam matriks kalsium dalam
tulang.
Perendaman dengan pelarut HCl merupakan proses demineralisasi yang
bertujuan untuk menghilangkan garam kalsium dan garam-garam lainnya sehingga
diperoleh ossein. Tulang hasil perendaman kemudian dinetralkan dengan aquades dan
dihidrolisis bertingkat untuk mengubah serat kolagen yang tidak larut dalam air
menjadi larut dan mudah dicerna, yang disebut sebagai Gelatin.
….
Gelatin Tulang Ikan Bandeng yang diperoleh dengan perendaman asam klorida
5% selama 48 jam memiliki kadar protein sebesar 4,75%. Nilai ini menunjukkan
gelatin yang dipasarkan maupun gelatin dengan perendaman asam klorida masih di
bawah standar SIGMA 87,26%.

Dari kutipan karya ilmiah tersebut dapat kita identifikasi penggunaan kebahasaan
sebagai berikut:
1. Penggunaan kata ganti impersonal pada karya ilmiah tersebut yakni
penggunaan kata penulis. Terdapat pada subbab latar belakang dan
hipotesis (ditandai warna kuning)
2. Ada banyak istilah bidang kimia yang digunakan penulis misalnya protein,
kalsium, dsb (ditandai warna biru)
3. Kosakata yang digunakan pada karya ilmiah tersebut sudah baku, misalnya
mengubah bukan merubah, hipotesis bukan hipotesa, dsb (ditandai warna
hijau)
MENYUSUN KARYA ILMIAH

Bagian akhir dari pembelajaran materi karya ilmiah adalah siswa mampu
menyusun karya ilmiah sesuai bidang pekerjaan (kompetensi keahlian). Bagian ini
penting mengingat siswa SMK selalu dipertemukan dengan kegiatan praktik, uji coba,
dan sejenisnya yang hasil/laporannya bisa dibentuk menjadi karya ilmiah. Oleh
karena itu, mari kita review kembali hal-hal teknis terkait bagaimana menyusun
karya ilmiah.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa jenis karya ilmiah sangat
banyak. Ada karya ilmiah berbentuk artikel, kertas kerja, makalah, dan tugas akhir
(skripsi, tesis, disertasi). Dalam hal penyajian, karya ilmiah juga dibedakan atas karya
ilmia populer, semiformal, dan formal.
Dari beragam bentuk dan pola penyajian, karya ilmiah semiformal dan
berbentuk makalah yang akan menjadi fokus bahasa kita. Mengapa bentuk ini?
Karena makalah sudah sangat umum dijumpai dalam kegiatan pembelajaran. Bukan
hanya pada mata pelajaran bahasa Indonesia, makalah juga sering dipraktikkan
untuk mata pelajaran lainnya.
Karya Ilmiah Semiformal Berbentuk Makalah
Karya ilmiah semiformal sering disebut karya ilmiah sederhana namun tetap
terdiri atas beberapa bagian. Secara umum, bagian pokok dalam karya ilmiah
semiformal adalah pendahuluan, isi, dan penutup. Makalah adalah tulisan resmi suatu
pokok dengan tujuan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan serta
disusun untuk diterbitkan dan juga merupakan karya tulis pelajar atau mahasiswa
untuk laporan hasil pengerjaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
Jadi, karya ilmiah semiformal berbentuk makalah adalah karya ilmiah
sederhana yang membahas suatu hal/topik tertentu dan terdiri atas tiga komponen
utama (pendahuluan, isi, penutup).
Format Makalah
Pada pertemuan sebelumnya sudah dibahas sistematika karya ilmiah
berbentuk makalah antara lain:
1. Halaman judul :
Minimal memuat informasi judul, penulis, tahun pembuatan. Judul yang baik
tidak boleh lebih dari 15 kata.
2. Halaman pengesahan :
Pihak yang mengesahkan atau pihak terkait yang menjadi bagian dari karya
ilmiah baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika Anda pelajar SMK dan
menyusun karya ilmiah untuk lomba maka setidaknya yang bertanda tangan
adalah penulis, pembimbing, kepala kompetensi keahlian, dan kepala sekolah.
(bagian ini umumnya ada pada karya ilmiah untuk lomba)
3. Kata pengantar :
Halaman pembuka yang memuat ucapan puji syukur, tujuan penulisan, ucapan
terima kasih, harapan, doa, dan permohonan maaf. Bagian ini sebagai ucapan
penulis atas terselesaikannya karya ilmiah yang dibuat.
4. Abstrak :
Gambaran umum isi. Bagian ini menjelaskan secara singkat dan ringkas isi dari
karya ilmiah. Gambaran umum yang disertakan pada abstrak meliputi
permasalahan, tujuan, dan penyelesaian. Abstrak juga memuat kata kunci dari
judul. (bagian ini umumnya ada pada karya ilmiah untuk lomba)
5. Daftar isi :
Memuat informasi pembagian bab/subbab yang disertai letak halaman. Yang
perlu dicermati adalah penomoran dalam daftar isi. Untuk halaman isi
(pendahuluan, isi, penutup) menggunakan angka huruf, sedangkan untuk
halaman lain (halaman pengesahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dll)
menggunakan angka romawi.
6. Pendahuluan :
Pada makalah, pendahuluan minimal memuat informasi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dibuatnya makalah.
Penjelasan terkait latar belakang, rumusan masalah, dll sudah pernah diberikan
ketika materi proposal.
7. Kajian pustaka :
Bagian ini berisi teori-teori atau konsep-konsep dari para ahli/karya
sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka
berfungsi sebagai pijakan sebelum melangkah ke tahap berikutnya. (bagian ini
pada karya ilmiah semiformal tidak selalu ada)
8. Metodologi penelitian :
Metodologi adalah serangkaian cara yang digunakan penulis untuk
menyelesaikan permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Bagian ini memuat
pendekatan, cara, dan hal teknis penelitian (bagian ini pada karya ilmiah
semiformal tidak selalu ada)
9. Pembahasan :
Bagian utama dari makalah ini memuat ulasan penulis terkait masalah yang
dibahas. Ulasana yang dibuat oleh penulis sebaiknya disusun secara sistematis.
Misalnya kalian membahas pembuatan produk, maka urutan pada pembahasan
bisa >> alat dan bahan >> cara pembuatan >> hasil >> ujicoba rasa >> kelebihan
dan kekurangan.
10. Penutup :
Bagian akhir dari makalah ini memuat simpulan dan saran. Ada yang
mengatakan simpulan, ada pula yang menyebut kesimpulan. Perbedaannya jika
simpulan berarti satu hal simpul yang dijelaskan dalam satu paragraf, sedangkan
kesimpulan ada beberapa hal yang dijelaskan dalam beberapa paragraf. Saran
berisi hal-hal yang bisa menjadi masukan, arahan, atau usulan dari penulis.
11. Daftar pustaka : sumber referensi yang disertakan
Penulisan daftar pustaka sesuai dengan acuan yakni:
Nama (jika dua kata/lebih, maka dibalik). tahun. Judul (ditulis miring). Kota asal
penerbit: nama penerbit.
Misalnya: Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
PENTING!
Dari sekian banyak bagian-bagian yang terdapat pada karya ilmiah berbentuk
makalah, untuk efisiensi dan tahap pembelajaran, kalian hanya perlu menyertakan
komponen berikut untuk tugas menyusun karya ilmiah:
1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Pendahuluan : Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Tujuan
4. Kajian Pustaka : Pengertian dan penjelasan dari judul
5. Isi
6. Penutup

Anda mungkin juga menyukai