Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

Mata Diklat

PEMELIHARAAN SEKAT BAKAR

Oleh

Asli, S,Hut.
Balai Diklat LHK Samarinda

Dalam Rangka
Pelatihan Pembentukan Petugas Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan Jenjang Kualifikasi I
Tahap I, Angkatan I
Kerjasama BPBD Kab. Kubar dengan Balai Diklat LHK Samarinda
di Balai Diklat LHK Samarinda

BALAI DIKLAT LHK SAMARINDA


TAHUN 2020

1
I. PENDAHULUAN

Sebagian besar wilayah Kalimantan dan Sumatera dahulu berhutan lebat, dan
baru pada waktu belakangan ini mengalami deforestasi yang sangat tinggi.
Berbagai proses degradasi hutan dan deforestasi mengubah kawasan hutan
yang luas di Indonesia dari suatu ekosistem yang tahan kebakaran menjadi
ekosistem yang rentan terhadap kebakaran. Hutan-hutan tropis basah yang
belum ditebang atau belum terganggu umumnya benar-benar tahan terhadap
kebakaran dan hanya akan terbakar setelah periode kemarau yang
berkepanjangan. Sebaliknya hutan-hutan yang telah mengalami degradasi akibat
pembalakan, ditumbuhi semak belukar, kondisi seperti ini jauh lebih rentan
terhadap kebakaran.

Kebakaran hutan/lahan mempunyai dampak buruk terhadap tumbuhan/tanaman,


sosial ekonomi dan lingkungan hidup, sehingga kebakaran hutan bukan saja
berakibat buruk terhadap hutan itu sendiri, tetapi lebih jauh akan mengakibatkan
terganggunya proses pembangunan.

Sementara ini kebakaran hutan/lahan masih dianggap sebagai suatu


musibah/bencana alam seperti halnya gempa bumi dan angin topan, padahal
kebakaran hutan/lahan berbeda dengan kejadian-kejadian bencana alam
tersebut. Kebakaran hutan/lahan dapat dicegah/dikendalikan, karena kita telah
mengetahui bahwa apabila musim kemarau atau daerah rawan kebakaran tidak
diadakan pencegahan sudah dapat dipastikan akan terjadi kebakaran
hutan/lahan. Berdasarkan hal tersebut di atas, sudah saatnya pengendalian
kebakaran hutan dan lahan ditangani secara terencana, menyeluruh, terpadu
dan berkelanjutan. Dengan kata lain, bahwa pengendalian kebakaran hutan dan
lahan tidak hanya tertuju pada pemadaman saat kebakaran hutan musim
kemarau, tetapi hal-hal lain yang bersifat pencegahan harus direncanakan dan
dilakukan berkelanjutan baik pada musim kemarau maupun pada musim
penghujan. Salah satu kegiatan pencegahan yaitu memelihara sekat bakar agar
berfungsi sesuai yang diharapkan.

2
II. PEMELIHARAAN SEKAT BAKAR

Sekat bakar adalah sebidang tanah berbentuk jalur yang dibersihkan dan berfungsi
memisahkan antara areal yang diperkirakan sebagai sumber datangnya api dengan
areal yang harus diamankan dari kebakaran.
Pembuatan sekat bakar bertujuan untuk membagi hamparan bahan bakar yang luas
menjadi beberapa bagian/fragmen, sehingga bila terjadi kebakaran api tidak
melanda seluruh hamparan bahan bakar atau tanaman (Adinugroho, W. C, dkk,
2005).
Sekat bakar yang sudah lama dibuat perlu dipelihara/dibersihkan kembali agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
A. Prosedur Pemeliharaan Sekat Bakar.
Prosedur Pemeliharaan Sekat Bakar dimulai dari identifikasi jumlah dan
presentase kerusakan sekat bakar, memperkirakan bahan, alat, dan tenaga kerja
yang dibutuhkan, serta memperkirakan lama pekerjan, sehingga memperoleh
besaran biaya yang diperlukan.
B. Tipe Sekat Bakar.
Sekat bakar dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu sekat bakar alami dan sekat
bakar buatan.
1. Tipe Sekat Bakar Alami.
Sekat bakar alami, seperti: Vegetasi hidup yang tahan api, jalan, jurang,
sungai, danau, lapangan terbuka dan lain-lain.
2. Tipe Sekat Bakar Buatan.
Sekat bakar buatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sekat bakar
berbentuk jalur hijau dan sekat bakar berbentuk jalur kuning.
a. Sekat bakar berbentuk jalur hijau.
Sekat bakar berbentuk jalur hijau dibuat dengan cara menanami
jalur/sekat dengan tanaman yang agak tahan api seperti pohon pisang,
nanas, tanaman gamal, dll.
b. Sekat bakar berbentuk jalur kuning.

3
Sekat bakar berbentuk jalur kuning dibuat dengan cara membersihkan
serasah dan lain-lain dari permukaan tanah sehingga tidak ada lagi bahan
bakar yang bisa terbakar jika ada api.

C. Prinsip Pemeliharaan Sekat Bakar.


Pemeliharaan sekat bakar merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan
agar sekat bakar tersebut berfungsi sebagaimana mestinya.
Prinsip pemeliharaan sekat bakar yaitu mengembalikan kondisi/keadaan sekat
bakar tersebut seperti semula saat dibuat antara lain:
1. Panjang sekar bakar yang dipelihara sesuai penjang sekat bakar yang ada.
2. Lebar sekat bakar yang dipelihara minimal 2,5 kali tinggi bahan bakar.
3. Bentuk sekat bakar yang dipelihara disesuaikan dengan asalnya, misalnya pada
daerah yang lereng sekat bakar berbentuk ”V”.
4. Serasah/bahan bakar yang dipotong, dibuang pada bagian belakang sekat bakar
(arah dalam kawasan).

D. Peralatan Dalam Pemeliharaan Sekat Bakar.


Dalam pemeliharaan sekat bakar dibutukan beberapa peralatan antara lain :
1. Alat Manual.
a. Parang,
b. Kapak dua fungsi (Pulaski),
c. Garu-CCangkul (Mc.Leod)
d. Sekop Pemadam.
e. Pengait semak,
f. Garu Tajam.
2. Alat Semi Mekanis.
a. Chain Saw.
b. Mesin Rumput.

4
Gr. Pemeliharaan Sekat Bakar.

III. MEMBACA PETA.

Kemampuan membaca peta dibutuhkan untuk mengetahhui letak dan bentuk


sekat bakar yang akan dipelihara.
Peta adalah gambaran permukaan bumi, pada sebuah bidang datar yang diperkecil
dengan bantuan skala. Adapun pengertian skala adalah perbandingan jarak di peta
dan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi.
Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta
konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah
peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja.
Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Kumpulan dari beberapa
peta disebut atlas.
A. Bagian-bagian Dari Peta.
1. Isi Peta
Isi peta menggambarkan informasi obyek yang berada di permukaan bumi,
sehingga dalam isi peta tersebut diberikan notasi yang terdiri dari tiga kategori
yaitu berupa titik untuk menandakan tempat, garis yang menandakan jalan dan
polygon (kumpulan garis yang membentuk sebuah rangkaian jaringan) yang
menunjukkan sebuah wilayah atau kawasan.
2. Infomasi Tepi
Merupakan informasi tambahan dari peta yang terletak di tepi peta. Informasi tepi
terdiri dari:
a. Judul Peta

5
Judul peta umumnya menunjukkan lokasi yang digambarkan secara
keseluruhan, menyampaikan maksud pembuatan peta serta menunjukkan
informasi tentang isi peta.
b. Skala
Skala ditunjukkan oleh angka atau garis yang menunjukkan pebandingan
antara jarak yang ada di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan
bumi.

c. Penunjuk Arah
Penunjuka arah berguna untuk menunjukkan arah yang ada di peta.
Umumnya arah utara adalah mengarah ke atas
d. Legenda Peta.
Legenda peta berisi simbol-simbol yang disertai warna yang berbeda
kemudian diberikan keterangan mengenai symbol-simbol tersebut, misalnya
gambar segiempat menunjukkan rumah penduduk, gambar bintang
menunjukkan kantor Desa, dan lain sebagianya.
Dalam keterangan pada legenda harus menggunakan kata-kata yang singkat
dan jelas serta mudah dipahami.
e. Koordinat
Menunjukkan posisi atau letak lokasi yang dipetakan di permukaan bumi.
Yang umum digunakan di Indonesia berupa koordinat geografis atau UTM
(universal Transfer Mercator)

6
Gr. Peta.

IV. PENUTUP

Pemeliharaan sekat bakar adalah sebagai upaya untuk mengoptimalkan fungsi


sekat bakar yang ada guna pencegahan kebakaran agar tidak menjalar lebih luas
terutama untuk mencegah api menjalar ke dalalam Kawasan hutan atau lahan`

DAFTAR REFERENSI

Ir. Sudayatna, M.Sc. dkk. 2002. Modul Manajemen Pencegahan Kebakaran Hutan
Bagi HPH. ITTO Project PD 89/90 (F) Phase III Human Resources
Development Kerjasama dengan Pusat Diklat Kehutanan Bogor.

Denni Susanto, S.Hut., dkk. 2018. Buku Panduan Mitigasi dan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan. United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) dan Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada (UGM).

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/2388

---------------- oo0oo ---------------

Anda mungkin juga menyukai