Mata Diklat
Oleh
Asli, S,Hut.
Balai Diklat LHK Samarinda
Dalam Rangka
Pelatihan Pembentukan Petugas Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan Jenjang Kualifikasi I
Tahap I, Angkatan I
Kerjasama BPBD Kab. Kubar dengan Balai Diklat LHK Samarinda
di Balai Diklat LHK Samarinda
1
I. PENDAHULUAN
Sebagian besar wilayah Kalimantan dan Sumatera dahulu berhutan lebat, dan
baru pada waktu belakangan ini mengalami deforestasi yang sangat tinggi.
Berbagai proses degradasi hutan dan deforestasi mengubah kawasan hutan
yang luas di Indonesia dari suatu ekosistem yang tahan kebakaran menjadi
ekosistem yang rentan terhadap kebakaran. Hutan-hutan tropis basah yang
belum ditebang atau belum terganggu umumnya benar-benar tahan terhadap
kebakaran dan hanya akan terbakar setelah periode kemarau yang
berkepanjangan. Sebaliknya hutan-hutan yang telah mengalami degradasi akibat
pembalakan, ditumbuhi semak belukar, kondisi seperti ini jauh lebih rentan
terhadap kebakaran.
2
II. PEMELIHARAAN SEKAT BAKAR
Sekat bakar adalah sebidang tanah berbentuk jalur yang dibersihkan dan berfungsi
memisahkan antara areal yang diperkirakan sebagai sumber datangnya api dengan
areal yang harus diamankan dari kebakaran.
Pembuatan sekat bakar bertujuan untuk membagi hamparan bahan bakar yang luas
menjadi beberapa bagian/fragmen, sehingga bila terjadi kebakaran api tidak
melanda seluruh hamparan bahan bakar atau tanaman (Adinugroho, W. C, dkk,
2005).
Sekat bakar yang sudah lama dibuat perlu dipelihara/dibersihkan kembali agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
A. Prosedur Pemeliharaan Sekat Bakar.
Prosedur Pemeliharaan Sekat Bakar dimulai dari identifikasi jumlah dan
presentase kerusakan sekat bakar, memperkirakan bahan, alat, dan tenaga kerja
yang dibutuhkan, serta memperkirakan lama pekerjan, sehingga memperoleh
besaran biaya yang diperlukan.
B. Tipe Sekat Bakar.
Sekat bakar dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu sekat bakar alami dan sekat
bakar buatan.
1. Tipe Sekat Bakar Alami.
Sekat bakar alami, seperti: Vegetasi hidup yang tahan api, jalan, jurang,
sungai, danau, lapangan terbuka dan lain-lain.
2. Tipe Sekat Bakar Buatan.
Sekat bakar buatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sekat bakar
berbentuk jalur hijau dan sekat bakar berbentuk jalur kuning.
a. Sekat bakar berbentuk jalur hijau.
Sekat bakar berbentuk jalur hijau dibuat dengan cara menanami
jalur/sekat dengan tanaman yang agak tahan api seperti pohon pisang,
nanas, tanaman gamal, dll.
b. Sekat bakar berbentuk jalur kuning.
3
Sekat bakar berbentuk jalur kuning dibuat dengan cara membersihkan
serasah dan lain-lain dari permukaan tanah sehingga tidak ada lagi bahan
bakar yang bisa terbakar jika ada api.
4
Gr. Pemeliharaan Sekat Bakar.
5
Judul peta umumnya menunjukkan lokasi yang digambarkan secara
keseluruhan, menyampaikan maksud pembuatan peta serta menunjukkan
informasi tentang isi peta.
b. Skala
Skala ditunjukkan oleh angka atau garis yang menunjukkan pebandingan
antara jarak yang ada di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan
bumi.
c. Penunjuk Arah
Penunjuka arah berguna untuk menunjukkan arah yang ada di peta.
Umumnya arah utara adalah mengarah ke atas
d. Legenda Peta.
Legenda peta berisi simbol-simbol yang disertai warna yang berbeda
kemudian diberikan keterangan mengenai symbol-simbol tersebut, misalnya
gambar segiempat menunjukkan rumah penduduk, gambar bintang
menunjukkan kantor Desa, dan lain sebagianya.
Dalam keterangan pada legenda harus menggunakan kata-kata yang singkat
dan jelas serta mudah dipahami.
e. Koordinat
Menunjukkan posisi atau letak lokasi yang dipetakan di permukaan bumi.
Yang umum digunakan di Indonesia berupa koordinat geografis atau UTM
(universal Transfer Mercator)
6
Gr. Peta.
IV. PENUTUP
DAFTAR REFERENSI
Ir. Sudayatna, M.Sc. dkk. 2002. Modul Manajemen Pencegahan Kebakaran Hutan
Bagi HPH. ITTO Project PD 89/90 (F) Phase III Human Resources
Development Kerjasama dengan Pusat Diklat Kehutanan Bogor.
Denni Susanto, S.Hut., dkk. 2018. Buku Panduan Mitigasi dan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan. United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) dan Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada (UGM).
https://www.menlhk.go.id/site/single_post/2388