Anda di halaman 1dari 15

KETERAMPILAN PRAMUKA I

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kepramukaan yang


dibina oleh Esti Untari, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Dwi Retfiani M. (180151602169)
2. Virgin Prima A. S. (180151602302)

Offering:
H8

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PP3


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Jalan Ir. Soekarno 1, Kota Blitar
September 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya yang telah memberikan jalan dan pemikiran sehingga
makalah yang berjudul Keterampilan Pramuka I dapat terselesaikan.
Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kepramukaan. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai hal-hal yang terkait dengan
keterampilan-keterampilan Pramuka I.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih pada
pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
kontruktif sangat penulis harapkan guna menyempurnakan lebih lanjut.

Blitar, 2 September 2020

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Api Unggun...........................................................................................................3
B. Teknik Menggambar Panorama.........................................................................5
C. Wide Game...........................................................................................................7
D. Tanda Jejak dan Tanda Medan.............................................................................8
BAB III KESIMPULAN................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan Pramuka adalah materi yang diperoleh seorang Pramuka dari
kegiatan Pramuka yang diikuti. Keterampilan Pramuka dibagi menjadi tiga, yaitu
keterampilan Pramuka I, keterampilan Pramuka II, dan keterampilan Pramuka III.
Dalam keterampilan Pramuka I, hal-hal yang dipelajari adalah api unggun, teknik
menggambar panorama, wide game, tanda jejak, dan tanda medan.
Api unggun adalah api yang sengaja dinyalakan di luar ruangan
menggunakan bahan bakar berupa kayu, ranting atau dahan, jerami, atau daun
kering. Api unggun merupakan salah satu kegiatan di alam terbuka khususnya
pada malam hari. Pada mulanya api unggun dipakai sebagai tempat pertemuan, di
samping sebagai penghangat badan dan menjauhkan dari gangguan binatang buas.
Membuat panorama atau sketsa pemandangan, disebut juga peta
panorama, merupakan salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) yang harus
dikuasai anggota pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa
pemandangaan kerap kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama
dengan menaksir tinggi, menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan.
Wide game adalah permainan di luar ruangan dengan cakupan wilayah
yang cukup luas yang diikuti oleh beberapa regu Pramuka. Wide game bersifat
permainan kompetisi antar tim atau antar individu, sehingga antara tim yang satu
dengan tim yang lain berusaha untuk memenangkan pertandingan.
Tanda jejak digunakan sebagai salah satu materi dalam kegaiatan jelajah
alam dan wide. Tanda medan adalah simbol-simbol atau gambar-gambar yang
melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah peta

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan api unggun?
2. Bagaimana teknik menggambar panorama?
3. Bagaimana pelaksanaan wide game dalam kegiatan kepramukaan?
4. Apa yang dimaksud dengan tanda jejak?

1
5. Apa yang dimaksud tanda medan?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan itu api unggun.
2. Untuk menjelaskan teknik menggambar panorama.
3. Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan wide game dalam kegiatan
kepramukaan.
4. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan tanda jejak
5. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan tanda medan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Api Unggun
Api unggun adalah api yang sengaja dinyalakan diluar ruangan dengan
menggunakan bahan bakar berupa kayu, ranting/dahan, jerami, atau daun kering
pada saat malam hari. Dalam kegiatan pramuka, api unggun biasanya digunakan
sebagai tempat berkumpulnya peserta didik untuk saling bertukar kreasi, hiburan
(menyanyi, menari, berpantun, dan lain sebagainya)
Asal mulanya api ungun ialah kebiasaan orang-orang di rimba untuk
menjauhkan binatang buas, sebagai pelita di waktu malam, berdiang
(memanaskan badan), tempat berkumpul dimalam hari dan untuk berkemah.
Dikalangan pramuka api unggun menjadi acara tersendiri yang harus
dilaksanakan, karena ada unsur pendidikan didalamnya. Api unggun dapat diikuti
oleh Pramuka Penggalang, Penegak, dan Pandega, sedangkan Pramuka siaga tidak
diperbolehkan mengikuti api unggun.

1. Nilai Pendidikan dari Api Unggun


a. Mempererat persaudaraan.
b. Memupuk kerjasama.
c. Menambah rasa keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.
d. Mengembangkan bakat.
e. Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.
f. Memupuk disiplin.

2. Tata Cara Pelaksanaan Api Unggun


a. Tempat diselengarakan api unggun ialah di medan terbuka, berupa
lapangan yang cukup luas, tanahnya kering dengan permukaan rata
b. Bila api unggun dilaksanakan dilapangan yang berumput yang tumbuh
dengan baik, maka pada tempat yang direncanakan sebagai tempat api
unggun, rumputnya dipindahkan lebih dahulu, untuk kemudian ditanam
kembali sesudah api unggun selesai.

3
c. Setelah selesai api unggun, tidak boleh terlihat bekasnya, adanya sisa kayu
dan abu harus dipindahakan, tempat harus bersih kembali.
d. Tidak merusak lingkungan.

3. Macam-Macam Bentuk Api Ugggun


a. Bentuk Piramida Segitiga
Kayu disusun segitiga sama sisi, makin keatas segitiganya semakin
kecil, sehingga di tengah tumpukan kayu terdapat rongga. Dirongga
tersebut ditaruh bahan yang mudah terbakar, misalnya jerami, sekam yang
sudah disiram minyak tanah dan sebagainya. Rongga inilah yang nantinya
akan dijadikan sebagai sumber api yang pertama. Model ini biasanya
dibutuhkan untuk menjaga agar tumpukan kayu tidak roboh
b. Bentuk Piramida Bujur Sangkar
Pada dasarnya membuat piramida bujur sangkar caranya sama
dengan bentuk dengan piramida segitiga, yang membedakan terletakn pada
bentuk-bentuk penyusunannya berupa bujur sangkar. Perlu diingat, bahwa
penyusunan piramida adalah model yang semakin keatas semakin runcing.
Model bujur sangkar dalam penataan kayu umumnya ditidurkan. Tidak
disusun keatas.
c. Bentuk Pagoda Tegak
Memungkinkan pencampuran kayu basah dan kayu kering, sebab
dibentuk ini kayu basah dan kayu kering ditata tegak, pertama-tama
membuat gawang terlebih dahulu sebagai tempat penyandar kayu dari
bahan yang tidak mudah terbakar. Lalu kayu disandarkan pada gawang,
misalnya kayu/bambu basah. Dalam rongga antar kayu ditaruh bahan
bakar yang mudah terbakar.
d. Bentuk Pagoda Roboh
Kayu kering ditetapkan di tanah, ujung-ujungnya bertemu di tengah
sehingga pangkalnya di luar membentuk lingkaran. Agar ujungnya cepat
terbakar, di tempat pertemuan tersebut dapat dubuat lubang dan diberi
bahan bakar yang mudah terbakar.
e. Bentuk Kursi

4
Dua kayu basah dipancangkan agak berjauhan dan agak condong
kebelakang. Setelah tiang pemancang api sudah di buat. Selanjutnya
adalah menyusun kayu-kayu hingga membentuk kursi.

4. Acara Api Unggun


Pada acara api unggun, peserta didik menciptakan suasana
kegembiraan dengan jalan menampilkan kreasi seninya, berupa musik, gerak
dan lagu, lawakan, sandiwara, fragmen. Pembina Pramuka yang mengikuti
acara api unggun hendaklah ikut menciptakan suasana kegembiraan selama
acara api unggun berlangsung.
Untuk kelancaran pelaksanaan api unggun, perlu dibentuk tim
pelaksana yang bertugas mempersiapkan, mengatur jalannya acara api
unggun, dan mengadakan pembenahan kembali tempat api unggun setelah
acara selesai. Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka yang dapat
mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga tepat
kiranya bila api unggun dinyatakan sebagai alat pendidikan. Penyelenggara
api unggun dapat diprogramkan secara terbuka di gugus depan maupun di
kwartir ranting.

B. Teknik Menggambar Panorama


Membuat panorama atau sketsa pemandangan, disebut juga peta
panorama, merupakan salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) yang harus
dikuasai pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangaan
kerap kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir
tinggi, menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan. Panorama adalah
membuat gambar suatu pemandangan (medan alam) dalam bentuk sketsa (gambar
sederhana) yang menunjukkan suatu daerah dengan sudut pandang tertentu.
Panorama berguna untuk melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada satu
waktu. Sehingga suatu saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat
melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Namun membuat sketsa pemandangan, panorama, atau peta panorama,
berbeda dengan melukis pemandangan pada umumnya. Dalam membuat

5
panorama mempunyai beberapa aturan yang membedakannya dari gambar biasa,
baik segi peralatan dan teknik menggambar. Alat-alat yang harus disediakan
antara lain: kertas gambar, pensil (untuk menggambar), penggaris, bolpoint (untuk
menulis data-data), kompas, dan alat pembidik. Alat pembidik merupakan alat
khusus dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan dua garis bersilangan di
tengahnya. Alat pembidik bisa dibuat dengan melubangi karton atau
menggunakan bungkus korek api.

1. Cara Membuat Panorama (Sketsa Panorama)


a. Mencari arah sebagaimana ditugaskan dengan menggunakan kompas bidik
(biasanya dalam kisaran derajat, misalnya: antara 1500 s.d 2100). Jika arah
hanya diberikan satu sudut(semisal 1400), arah dibuat dengan patokan
ditambah 300 dan dikurangi 300 sehingga menjadi 1400+30=1700 dan
1400-300=1100, jadi arah yang dibuat panorama menjadi antara 1100 s.d
1700.
b. Membidik dengan kompas arah satu benda (lebih baik benda yang terlihat
menonjol) sebagai titik pusat. Catat arah (dalam derajat) titik pusat
tersebut.
c. Melihat objek yang akan digambar dengan menggunakan alat pembidik
dengan titik pusat tepat di titik pusat alat pembidik dan sisi kanan kiri
tidak melebihi arah yang ditentukan.
d. Menggambar semua objek yang tertangkap dalam alat pembidik. Objek
yang digambar adalah objek yang tidak bergerak dan tidak berubah
tempat. Sehingga benda-benda yang bersifat sementara atau berpindah
tempat seperti mobil, hewan, awan, dan orang tak perlu digambar.
e. Setiap benda beri arsiran yang berbeda, dengan ketentuan, objek yang
dekat diberi arsiran yang rapat objek yang lebih jauh dengan arsiran yang
lebih jarang pada bagian atas (pojok kiri) gambar, beri gambar anak panah
yang menunjukkan arah mata angina.
f. Membagi bagian bawah gambar menjadi tiga bagian. Pada masing-masing
bagian menuliskan bagian pertama, bagain kedua, dan bagian ketiga.
Bagian pertama menuliskan identitas regu pembuat, seperti nama regu,

6
nomor kapling perkemahan atau nomor peserta lomba, pangkalan,
gugusdepan, dan kwartir ranting. Bagian kedua menuliskan waktu dan
tempat pembuatan, seperti hari, tanggal, jam, dan tempat pembuatan sketsa
pemandangan, arah (besar derajat) titik pusat, dan keadaan cuaca. Bagian
ketiga menuliskan keterangan gambar untuk masing-masing arsiran.

Keterangan Khusus:
1. Arsiran miring berlaku untuk pohon, semak dan desa.
2. Arsiran mendatar untuk bebatuan, sawah dan lading.
3. Untuk pegunungan, gunung dan bukit. Arsiran mengikuti bentuknya.
4. Semakin jauh, semakin renggang arsiran kita (kerapatan garis).

Itulah cara membuat panorama atau sketsa pemandanagan, untuk mempelajari


cara ini lebih detail tentu perlu bimbingan dari kakak pembina pramuka di gugus
masing-masing.

C. Wide Game
Wide game adalah permainan di luar ruangan dengan cakupan wilayah
yang cukup luas yang diikuti oleh beberapa regu Pramuka. Wide game bersifat
permainan kompetisi antar tim, sehingga antara tim yang satu dengan tim yang
lain berusaha untuk memenangkan pertandingan. Upaya meraih kemenangan
tersebut dilakukan dengan cara-cara yang sportif, objektif dan menjunjung tinggi
nilai-nilai persaudaraan antar anggota pramuka. Wide game merupakan kegaiatan
yang menguji kemampuan anggota pramuka baik pengetahuan, keterampilan dan
penguasaan teknik kepramukaaan. Wide game terdiri dari beberapa permainan dan
dapat dilakukan menggunakan barang-barang di sekitar.
Wide game dapat dikemas untuk mencapai target tertentu yang harus
dicapai oleh para peserta. Target-target tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Untuk mencapai tempat tertentu sebagai puncak permainan
2. Untuk mencapai beberapa tempat tertentu (pos-pos) sesuai rute yang
ditetapkan
3. Untuk mendapatkan atau mengumpulkan objek tertentuselama pertandingan

7
4. Untuk melindungi atau merevut  objek atau properti tertentu sesuai denga
tema dan skenario yang ditetapkan
5. Untuk mmenyelesaikan tugas-tugas  tertentu bisa ditiap pos, bisa selama
permainan atau bisa sepanjang perjalanan
6. Untuk mendapatkan informasi tertentu sesuai dengan rute dan tema yang
ditetapkan
7. Untuk bersaing dengan mencegah tim lawan dapat mencapai target yang
ditetapkan
8. Untuk mencapai tujuan atau tantangan-tantangan yang diberikan.

D. Tanda Jejak dan Tanda Medan


1. Tanda jejak
Tanda jejak digunakan sebagai salah satu materi dalam kegiatan jelajah
alam dan wide game. Tanda jejak adalah tanda yang menunujukkan sesuatu,
apakah itu arah, jalan atau bahkan hal-hal lain tentang peristiwa atau kejadian.
Dalam Kepramukaan tanda jejak selalu bersifat rahasia, untuk membuat tanda
jejak, dapat dipakai batu, kayu, ranting, rumput dan benda-benda lain yang dapat
dijadikan sebagai tanda.
Tanda jejak memiliki bentuk yang bermacam-macam dan dapat dibuat dari
bahan yang bermacam-macam pula, tanda jejak dapat dibuat dari tali, ranting,
batu, atau rerumputan. Dalam kondisi tertentu tanda jejak dapat dibuat dengan
menggunakan pembungkus makanan. Seringkali terdapat oknum pendaki atau
penggiat alam yang membuat tanda jejak dengan menggunakan bahan-bahan yang
dapat merusak lingkungan, misalnya dengan menggunakan cat semprot atau
membuat guratan di batang pohon. Membuat tanda jejak dengan cara demikian
adalah hal yang tidak baik, karena akan merusak hutan dan lingkungan.
Secara umum tanda jejak terbagi ke dalam empat macam, yaitu tanda jejak di atas
tanah, tanda jejak ranting, tanda jejak rumput, dan tanda jejak batu. Sedangkan
berdasarkan fungsinya, tanda jejak terdiri dari dua macam, yaitu tanda jejak yang
menunjukkan arah dan tanda jejak yang menunjukkan kondisi.
Tanda jejak yang menunjukkan arah digunakan untuk menunjukkan arah
tertentu dalam sebuah rute perjalanan atau pendakian. Tanda jejak yang

8
menggunakan arah dapat dapat dibuat di atas tanah dengan menggunakan goresan
di atas tanah atau menggunakan sesuatu yang diletakkan begitu saja di atas tanah.
Cara lainnya adalah dengan mematahkan ranting mati ke arah yang harus dituju.
Dengan menumpuk batu sedemikian rupa sehingga seperti panah yang dapat
memberikan informasi mengenai arah yang dituju. Sedangkan tanda jejak yang
menggunakan rumput dapat dilakukan dengan mengikat sekumpulan rumput dan
menundukkannya kearah yang harus dituju. Jejak yang menunjukkan kondisi
lebih banyak dibuat di atas tanah dengan membuat goresan di atas tanah. Cara
lainya adalah dengan menyusun ranting atau batu sedemikian rupa sehingga
membentuk tanda jejak yang memberikan informasi kepada kelompok pendaki
atau penjelajah mengenai kondisi di jalur pendakian atau penjelajahan. Sebagai
contoh, tanda jejak yang menunjukkan sumber air yang boleh diminum dan tidak
boleh diminum, tanda jejak yeng menunjukkan ada bahaya di depan, tanda jejak
memohon pertolongan, tanda jejak yang memerintahkan untuk kembali ke posisi
sebelumnya, atau bahkan tanda yang melarang melanjutkan perjalanan.
Bermacam-macam tanda jejak dapat diciptakan dalam situasi yang kondisional
namun tanda jejak pada gambar-gambar di atas adalah tanda jejak yang biasa
digunakan dan dianggap mudah untuk di paham. Dalam situasi tertentu yang
darurat dapat membuat tanda jejak dengan menggunakan peralatan yang ada.

2. Tanda Medan
Tanda medan untuk kegiatan mapping dalam kepramukaaan dalam
berbagai kegiatan di kepramukaan, penggunaan tanda medan adalah mutlak.
Mapping (pemetaan), seperti peta pita, peta lapangan, peta lokasi, ataupun peta
perjalanan, selalu membutuhkan tanda medan. Karena itu, bagi seorang anggota
pramuka penguasaan akan tanda medan menjadi sebuah teknik kepramukaan
(scouting skill) yang sangat diperlukan. Baik untuk membaca peta maupun
sebaliknya, untuk membuat peta.
Tanda medan adalah simbol-simbol atau gambar-gambar yang
melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah peta. Tanda medan
digunakan dalam bebagai kegiatan mapping (pemetaan) seperti peta perjalanan
dan peta pita sebagai petunjuk keadaan di kanan dan kiri jalan. Juga pada peta

9
lapangan dan lokasi sebagai penanda kondisi dan situasi medan yang tergambar di
peta. Pembuatan tanda medan menggunakan simbol-simbol yang sederhana,
mudah dibuat, dan umum diketahui oleh orang lain. Sehingga pada saat
melakukan perjalanan sekalipun tanda-tanda ini dapat dibuat dengan cepat tanpa
menghambat perjalanan. Orang lain yang membacanya pun akan langsung dapat
memahami makna dari simbol-simbol yang digunakan sebagai tanda medan.

10
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Materi dalam keterampilan Pramuka I adalah api unggun, teknik
menggambar panorama, wide game, tanda jejak, dan tanda medan. Api unggun
biasanya digunakan sebagai tempat berkumpulnya peserta didik untuk saling
bertukar kreasi, hiburan. Keterampilan membuat sketsa panorama diperlukan
seorang pramuka untuk melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada satu
waktu. Sehingga suatu saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat
melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Wide game merupakan permainan di
lingkungan terbuka untuk menguji keterampilan anggota Pramuka. Tanda jejak
adalah tanda yang menunujukkan sesuatu, apakah itu arah, jalan atau bahkan hal-
hal lain tentang peristiwa atau kejadian. Tanda medan adalah simbol-simbol atau
gambar-gambar yang melambangkan kondisi atau situasi medan dalam sebuah
peta.

B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat lebih
dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menggapai terhadap kesimpulan dari bahasa makalah
yang telah dijelaskan.

11
DAFTAR RUJUKAN

Agus, Zuli Firmansyah. 2015. Panduan Resmi Pramuka. Jakarta: Wayumedia.


Bob, Andri Sunardi. 2013. Boyman Latih Pramuka. Bandung: Nuansa Indah.
DAP, Team. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP.
Tim, PAH. Panduan Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya: Pustaka Agung
Harapan.
http://www.ensiklopediapramuka.com/2013/06/wide-game-sebaga-media-
pendidikan.html (Diakses tanggal 3 September 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai