Anda di halaman 1dari 2

KIPRAH

Kerja, Kerja, Kerja!!

Teringat teriakan sang RI 1,

Bergemuruh di TV butut Bapakku.

Seketika kupandangi seragam yang sudah lama tak digosok ibu.

Putih abu, peci, dan sarung-sarung

Berteduh di balik jemuran bertangkai kayu.

Sial,

Nampaknya ucapan bapakku masih berdengung di gendang telinga,

Berpekan-pekan lamanya ketika sambangan tiba..

Katanya

“Sekolah yang pintar ya le, biar gampang cari kerja, jangan jadi buruh macam Bapak.”

Aku tahu, Dibalik itu..

Bapakku menyimpan harapan..

Nampak si sulung masih kelimpungan cari pekerjaan,

Mengobral kertas-kertas folio yang pada akhirnya dikilokan

Berhamburan, beterbangan, berjatuhan.

Dan ironisnya, belum pernah ada satupun panggilan.

Disamping itu, si tengah dan si bontot masih butuh uang jajan,

Masih haus perhatian,

Ya! Aku adalah si tengah itu kawan..

Aku paham betul,

Cari kerja memang bak mengadu ujung jarum.


Aku tidak tau pekerjaan apa yang harus aku cita-citakan.

Balada

Di balik

Peraduan

ironi

Anda mungkin juga menyukai