DISUSUN OLEH:
NAMA:LAILA FITRI OKTARIANANDIKA
KELAS:XI IPS2
MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA
i
KATA PENGANTAR
Buku ini perlu anda miliki dan pelajari, karena hampir semua aspek yang
elementer tentang organisasi dan motivasi terangkum dalam buku ini.
Buku ini terasa makin penting karena kehidupan kita sehari-hari tidak
terlepas dari organisasi dan motivasi, baik dalam rumah tangga maupun
perusahaan.
Kepada para ahli, penulis dengan rendah hati mohon diberikan kritik yang
konstruktif demi perbaikan buku kita ini.
Rengat,Maret 2022
ii
DAFTAR ISI
Daftar isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................4
A. Kesimpulan............................................................................................36
B. Saran......................................................................................................36
Daftar Pustaka...............................................................................................37
iii
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a) Pengertian dan pentingnya manajemen.
b) Filsafat dan Asas-asas manajemen.
c) Filsafat dan Asas-asas manajemen.
d) Rentang kendali.
e) Motivasi dan produktivitas.
f) Aspek,pola-pola dan tujuan motivasi.
g) Asas-asas,alat-alat dan jenis motivasi.
3. Tujuan
a) Sebagai pelengkap tugas Perilaku Organisasi.
b) Alat pembelajaran bagi mahasisiwa tentang Motivasi dalam
Organisasi.
c) Untuk mengenali bagaimana Motivasi dalam Organisasi.
1
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian manajemen
Apa yang diatur Adalah semua unsur manajemen yang terdiri dari
men,money,method,material,machines and market disingkat dengan 6m
dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
Kenapa harus diatur Agar 6m itu lebih berdaya guna,berhasil
guna,terintegrasi dan terkodinir dalam mencapai tujuan optimal.
Siapa yang ngatur Adalah pemimpin dengan wewenang
kepemimpinannya melalui instruksi dan atau persuasif,sehingga 6 m dan
semua proses manajemen tertuju serta terarah kepda tujuan yang
diinginkannya.
Bagaimana mengaturnya Yaitu melalui proses urutan fungsi-fungsi
manajemen(perancanaan,pengorganisasian,pengarahan dan
pengendalian=planning organizing,directing and controlling).
Dimana harus diatur Adalah dalam suatu organisasi atau
perusahaan,karena organisasi merupakan alat dan wadah(tempat) untuk
mengatur 6 m dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai
tujuannya.
2
organisasi hanya merupakan”alat dan wadah”saja, tetapi harus diatur dengan
sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik, maka tujnuan
optimal dapat diwujudkan,pemborosan terhindari dan semua potensi yang
dimiliki akan lebih bermanfaat.
3
Harold Koontz and Cyril O'Donnel Management is getting things done
through people. In bringing about this coordinating of group activity,
the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct and control
the activities other people. Artinya Manajemen adalah usaha
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan dan pengendalian.
sebagai berikut:
1. adanya tujuan bersama dan kepentingan yang sama yang akan dicapai.
2. adanya kerja sama di antara sekelompok orang dalam ikatan formil
3. adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab yang teratur.
4. adanya hubungan formil dan ikatan tata tertib yang baik.
5. adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.
6. adanya organisasi (wadah) untuk melakukan kerja sama
7. adanya wewenang (authority) dan responsibility dari setiap individu
anggotanya.
8. adanya koordinasi, integrasi dan sinchronisasi (KIS) dari proses
manajemen tersebut.
4
9. adanya pemimpin/pengatur dan bawahan yang akan diatur
10.adanya relationships in organization dan human organization.
11.adanya the nature of men and the nature of organization
12.adanya komunikasi dan delegation of autority
Asas-asas Manajemen
Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak
artinya penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan asas-asas
dan keadaan-keadaan yang berubah-ubah.
Asas bukanlah hukum atau dogma tetapi hanya sebagai hipotesis yang
harus diterapkan secara fleksibel, praktis, relevan dan konsisten Dengan
menggunakan asas-asis manajemen, seorang manajer dapal mengurang atau
menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam men salankan pekerjaannya
dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan se makin besar Manajer secara
beralasan dapat meramalkan hasil-hasil usaha atau kegiatan-kegiatannya.
Henry Fayol :
1. Division of work asas pembagian kerja
2. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab
6
3. Discipline (asas disiplin)
4. Unity of command asas kesatuan perintah).
5. Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah).
6. Subordination of individual interest into general interest (asas
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi).
7. Renumeration of Personnel (asas pembagian gas yang wajar.
8. Centralization (asas pemusatan wewenang).
9. Scalar of Chain (asas hierarchy atau asas rantai berkala).
10. Order (asas keteraturan).
11. Equity (asas keadilan) . Initiative (asas inisiatif)
12. Initiative (asas inisiatif)
13. Esprit de Corps (asas kesatuan)
14. Stability of Turn-over Personnel (asas kestabilan masa jabatan)
1. Division of Work Asas ini sangat penting karena adanya "Limit Factors,
artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan
semua pekerjaan, yaitu:
a. keterbatasan waktu
b. keterbatasan dalam pengetahuan
c. keterbatasan dalam kemampuan
d. keterbatasan dalam perhatian
7
Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi
antara atasan dan bawahan.
3. Discipline Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian peraturan yang
telah ditetapkan, perintah atasan harus dihormati, dipatuhi dan
dilaksanakan sepenuhnya.
4. Unity of Command Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya
menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya
kepada seorang atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat memberi
perintah kepada rapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu,
karena jika bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan, maka ia
akan bingung.
5. Unity of Direction Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya
mempunyai satu re satu tujuan, satu perintah dan satu atasan, supaya
terwujud kesatuan kesatuan gerak dan kesatuan tindakan menuju
sasaran yang sama. Unaya Command berhubungan dengan karyawan,
sedangkan Unity of Di bersangkutan dengan seluruh perusahaan.
6. Subordination of Individual Interest Into General Interest Setiap orang
dalam organisasi harus mengutamakan kepentinge bersama (organisasi,
di atas kepentingan pribadi. Misalnya peker kantor sehari-hari harus
diutamakan daripada pekerjaan sendiri.
7. Remuneration of Personnel Menurut asas ini, hendaknya gas dan
jaminan-jaminan sosial harus adil wajar dan seimbang dengan
kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi
karyawan maupun majikan.
8. Centralization Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang,
artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa
mengabaikan situasi-ituasi khas, yang akan memberikan hasil
keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini sifatnya dalam arti
relatif, bukan absolut/mutlak.
8
10.Order Asas ini dibagi atas "Material Order dan Sosial Order" artinya ke
aturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan
Material order artinya barang-barang atau alat-alat organisasi perusaha
harus ditempatkan pada tempat yang sebenarnya; jangan disimpan d
rumah. Sosial order artinya penempatan karyawan harus sesuai denga
keahlian atau bidang spesialisasinya.
11.Equity Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam
pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan
yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan
dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan cenderung
mensepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah atasannya.
12.Initiative Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan
dorongan dan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatit,
dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan
dan menyelesaikan sendin tugas-tugasnya.
13.Esprit de Corp (Asas Kesatuan) Menurut asasin kesatuan kelompok harus
dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga
terwujud kekompakan kers team works dan timbul keinginan untuk
mencapai hasil yang baik Pumpasan perusahaan harus membina para
bawahannya sedemikian rupa supaya karyawan merasa ikut memiliki
perusahaan itu.
14.Stability of Turn-Over of Personnel (Kestabilan Jabatan Karyawan)
Menurutt asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar matast
dan kelar masuknya karyawan tidak terlalu sering Karena akan meng
akibatkan ketidakstabilan organisast, biaya-biaya semakin besar dan
perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman Pimpinan
perusahaan perusahaan harus berusaha agar setiap karyawan betah
bekerja sampai masa pensiunnya Jika sering keluar masuk karyawan
perlumanagermenye lidiki penyebabnya. Apakah karena gaji terlalu
kecil, perlakuan yang kurang baik dan lain sebagainya?
9
Praduction oriented Berorientasi pada peningkatan produksi secara
langsung, yang cenderung menyamakan bunuh dengan mesin.
Pencipta organisasi fungsional Fungsionalisasi kegiatan pada level
operasi, berdasarkan spe sialisasi, karena pemisahan fungsi perencanaan
dari fungsi operasi-pelaksana Mengutamakan penggunaan tenaga kerja
spesialis/kejuruan pada tingkat pelaksanaan.
Ruang lingkup teori manajemen Scope teori manajemen sempit dan
sering dikatakan mana men pabrik, karena aspek aspek yang lebih
umum kurang diperhatikan/diabaikannya. Juga tidak berhasil meng
anakan fungsi-fungsi manajemen FW Taylor dikenal sebagai bapak
Sentific Management.
2. Henry Fayol
Top level managemen Orientasinya dan tingkat atas ke tingkat bawah.
Atau dari Tep Management ke tingkat buruh.
Human oriental Berorientasi pada unsur (pera nan) manusia dalam
rangka peningkatan produksi. Jadi peningkatan produksi secara tidak
langsung.
Pencipta organisasi lini Terdapat pemusatan wew pada tingkat
pimpinan orgas sast, sehingga berbagai fig berpusat dalam tangan pimp
an tertentu, karena denga tepat memisahkan bidang kega tan pimpinan
(manajerial se bagai pusat wewenang) dar bidang kegiatan teknis (no
manajerial). Akibatnya, muncul persyaratan tertentu (generalisasi serba
bisa berpengetahuan luas) bag jabatan pimpinan yang berbeda dari
pekerja teknis/spesialis yang berpengetahuan kejuruan.
Ruang lingkup teori manajemen Scope manajemen yang dikem
bangkan lebih luas, karena ber hasil mengemukakan asas-asas
manajemen yang lebih umum/ luas (14 asas berhasil meng ungkapkan
kegiatan-kegiatan/ fungsi-fungsi utama perusahaan industri, yaitu:
Technical produc tion, Commercial, Financial Ser rity Accounting and
Statistic Ma nagement). Berhasil mengen kakan fungsi-fungsi
manajemen yaitu Planning. Organsting Cinemanding Coordinating da
Controlling (POC.3).
10
3. Henry Fayol dikenal sebagai Bapak majeen modern.
Para managmen lainnya adalah Alexel Stakhanov (1935) dan Set Owen
(1771-18 dan Skotlandia yang dipaluki sebagai Rajsh Mash Perenalia, Charles
Babbage (1792-1871) dari Inggris dan lain lain.
Sejak time and motion study dari F. W. Taylor dan teori-teori yang
dikemukakan oleh Henry Fayol, maka secara resmi manajemen diakui sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, yang dapat disejajar kan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan dikelompokkan ke dalam ilmu
pengetahuan sosial. Hal ini disebabkan karena manajemen telah memenuhi
syarat-syarat ilmu pengetahuan (science).
F. W. Taylor
1. Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik.
2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.
3. Usaha untuk menghubungkan dan mempersatukan metode kerja yang
terbaik dengan para pekerja yang terpilih dan terlatih.
4. Kerja sama yang harmonis antara manajer dan nonmanajer, meliputi
pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan
pekerjaan.
Harrington Emerson
1. Memberi batasan tujuan dengan tegas.
2. Pikiran yang sehat.
3. Nasihat (konsultasi) yang konsekuen.
4. Tata tertib.
5. Penjelasan yang jujur.
6. Laporan yang dapat dipercaya, segera dan memadai.
7. Pengiriman (penyaluran).
8. Standarisasi dan penjadwalan.
9. Keadaan yang distandarkan.
10. Standarisasi operasi.
11. Pengubahan instruksi praktis yang standar.
12. Penghargaan keefektifan
11
pelaksanaannya fleksibel serta disesuaikan dengan situasi, kebutuhan dan
keadaan-keadaan khusus. Jadi tidak semua asas itu harus dilakukan.
14
telah diserahi tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Jadi orga nisasi adalah hubungan struktural yang
mengikat/menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu-
individu berusaha, dikoordinasi.
Stephen P. Robbins Organizational behavior (prequently abbreviated as
OB) is a field of study that investigates the impact that individuals,
groups & structure have on behavior with in organizations for the
purpose of applying such knowledge foward improving an organizations
effectiveness artinya: Perilaku organisasi (sering disingkat OB) adalah
satu bidang ilmu yang menyelidiki dampak dari individu, kelompok dan
struktur atas peri lakunya di dalam organisasi, dengan tujuan untuk
menerapkan ilmu tersebut guna meningkatkan efektivitas organisasi.
Keith Davis Organizational behavior is the study and application of
knowledge about how people act within organizations artinya: Perilaku
organisasi adalah studi dan aplikasi dari ilmu tentang bagaimana orang
berperilaku dalam organisasi.
Fred Luthans Is sumarry, then organizational behavior is directly
uncerned with understanding prediction, and control of human behavior
in orgastionals artinya: Perilaku organisasi secara langsung berkaitan
dengan permohonan, ramal dan pengendalian dari perilaku dalam
organisasi.
March dan Simon Organisasi adalah sistem yang kompleks yang terdiri
dari unsur psikolog sosiologis, teknologis dan ekonomis yang dalam
dirinya sendiri memb tuhkan penyelidikan yang intensif.
Philip Selznick Organisasi adalah suatu sistem yang dinamis yang selalu
berubah d menyesuaikan diri dengan tekanan internal dan eksternal dan
selalu dala proses evolusi yang kontinu.
Prof. DR. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro Organisasi adalah struktur tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
15
Aspek-aspek penting dari definisi-definisi di atas, adalah:
C. Unsur-unsur Organisasi
1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur
manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin
(bawahan).
2. empat Kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat
kedudukannya.
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.
4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan
dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
5. Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama
antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
6. Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsur teknis.
16
7. Lingkungan (Environment External Social System), artinya organi sasi
baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi mi salnya ada
sistem kerja sama sosial.
a. Line relations
b. Functional relations;
c. Staff relations;
d. Coordination relations.
George R. Terry
1. Hubungan konkret (real ense), menunjukkan hubungan antara
manusia (karyawan dengan karyawan) sebagai akibat organisasi.
2. Hubungan abstrak, menunjukkan hubungan pekerjaan antara baga
dengan bagian, departemen dengan departemen.
V.A. Graicunas
1. Direct Single Relationship (hubungan tunggal langsung) adalah b
bungan antara atasan langsung dengan seorang bawahannya.
2. Direct Group Relationship (hubungan kelompok langsung), adalah
hubungan langsung antara atasan dengan beberapa orang
bawahanDirect Group Relationship (hubungan kelompok langsung),
adalah hubungan langsung antara atasan dengan beberapa orang
bawahannya.
3. Cross Relationship (hubungan silang) adalah hubungan antar
bawahan dengan bawahan yang disaksikan oleh atasan.
Drs. Malayu S.P. Hasibuan
1. Hubungan Vertikal, baik hubungan konkret maupun hubungan ab
strak. Hubungan konkret, yaitu hubungan individu atasan dengan
individu bawahannya. Hubungan abstrak, yaitu hubungan pekerjaan
(bagian) yang satu dengan pekerjaan (bagian) lainnya yang diintegra
17
sikan. Misalnya pada perusahaan garmen hubungan bagian tukang
gunting dengan bagian tukang jahit.
2. Hubungan Horizontal, baik hubungan konkret maupun hubungan
abstrak. Hubungan konkret, yaitu hubungan antara individu karya
wan yang sama golongannya sebagai akibat organisasi. Hubungan
abstrak, yaitu hubungan pekerjaan (bagian) yang satu dengan peker
jaan (bagian) lain yang harus dikoordinasi. Misalnya bagian tukang
gunting pakaian orang dewasa dengan tukang gunting pakaian anak
anak.
E. RENTANG KENDALI
18
2. Keterbatasan pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak
mungkin dapat mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan,
karena itu perlu diadakan pembagian pekerjaan kepada bawahan
nya.
3. Keterbatasan kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin per
usahaan kemampuannya terbatas, karena itu perlu diadakan batas
jumlah bawahan langsungnya.
4. Keterbatasan perhatian, artinya bahwa seorang pemimpin terbatas
perhatiannya, ia tidak dapat memperhatikan semua masalah yang
dilakukan bawahannya, sehingga perlu diadakan pembatasan jumlah
bawahan langsung yang dipimpinnya. Rentang kendali, adalah jumlah
bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara
efektif oleh seorang manajer (penulis).
19
2. Latihan-latihan dalam Perusahaan
Jika pekerjaan yang akan dilakukan relatif mudah, rutin dan risikonya kecil,
maka rentang kendali seorang manajer banyak. Sebaliknya jika pekerjaan yang
akan dikerjakan itu sulit, risikonya besar, sehingga memerlukan ketelitian,
pengarahan dan pengen dalian yang cermat maka rentang kendali seorang
manajer sedikit.
20
Kecakapan dan pengalaman seorang manajer juga ikut menen tukan
banyak/sedikitnya rentang kendali. Manajer yang cakap dan berpengalaman,
rentang kendalinya banyak, demikian sebaliknya.
Keterangan:
R = Relationships
N=Rentang kendali
Kesimpulan:
22
1. Semakin banyak rentang kendali {n}, makan semakin banyak pula
hubungan-hubungan yang harus dilakukan seorang manajer,sehingga
kepemimpinannya kurang efektif karena adanya Tim factor".
2. Semakin sedikit rentang kendali, semakin sedikit pula hubungas hubungan
yang harus dilakukan seorang manajer, maka kepe mimpinannya semakin
efektif dan waktunya semakin banyak u tuk memikirkan perusahaan.
3. Semakin banyak rentang kendali, maka semakin sulit pengendalian dan
koordinasinya.
F. Rentang Kendali Versus Level Organisasi
Keburukannya:
23
Apa kebaikan dan keburukan rentang kendali sedikit (organization chart)
level organisasi yang panjang?
Kebaikannya:
Keburukannya:
24
3. Line authority mempunyai kekuasaan untuk bertindak, sedangkan staff
authority mempunyai wewenang untuk memikirkan/berpikir dan
menyarankan apa yang harus dilakukan oleh manajer line.
H. Motivasi (Motivation)
Memotivasi ini sangat sulit, karena pimpinan sulit untuk menge tahui
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil
pekerjaannya itu. Orang-orang mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan (fisik dan mental), baik itu kebutuhan yang disadari (conscious
needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs)-nya.
Kebutuhan (needs) setiap orang adalah "sama misalnya setiap orang butuh
makan dan minum; tetapi keinginan (wants) darisetiap orang "tidak sama",
karena dipengaruhi oleh selera, kebiasaan dan lingkungannya. Misalnya Elvijn
senang minuman yang panas, sedang Fitrawan senang minuman yang dingin.
Dalam memotivasi ini pimpinan hanya berdasarkan perkiraan perkiraan.
Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan mau
bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan-keinginannya dari hasil pekerjaannya.
26
4. The desire for recognation, artinya keinginan akan pengakuan merupakan
jenis terakhir dari kebutuhan dan juga mendorong orang untuk bekerja.
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa setiap pekerja mempunyai motif
(wants) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil pekerjaannya.
Kebutuhan (needs) dan keinginan-keinginan (wants) yang dipuaskan dengan
bekerja itu, adalah:
27
Drs. Malayu SP. Hasibuan
Drs Morkijat
Harold Koontz
Wayne F. Cascin
28
Stephen P. Robbins
American Encyclopedia
Merle J. Moskowits
Aspek motivasi dikenal "aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau
statis. Aspek aktif/dinamis: motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam
menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif
berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
29
potensi sumber daya manusia itu ke arah tujuan yang diinginkan.Keinginan dan
kegairahan kerja ini dapat ditingkatkan berdasarkan pertimbangan tentang
adanya dua aspek motivasi yang bersifat statis, yaitu:
30
11.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
12.Dan lain sebagainya.
Asas-asas Motivas
1. Asas Mengikut sertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka meng ajukan
pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
2. Asas Komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang tujuan
yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya dan kendala kendala yang
dihadapi.
3. Asas Pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan
yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang
dicapainya.
4. Asas Wewenang yang Didelegasikan, artinya memberikan kewe nangan,
dan kepercayaan diri pada bawahan, bahwa dengan kemam puan dan
kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik.
Misalnya: Ini tugas Anda dan saya berharap Anda mampu me
ngerjakannya.
5. Asas Adil dan Layak, artinya alat dan jenis motivasi yang diberikan harus
berdasarkan atas "keadilan dan kelayakan" terhadap semua karyawan.
Misalnya pemberian hadiah atau hukuman terhadap semua karyawan
harus adil dan layak kalau masalahnya sama
6. Asas Perhatian Timbal Balik, artinya bawahan yang berhasil men capai
tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberi kan alat dan
jenis motivasi. Tegasnya kerja sama yang saling menguntungkan kedua
belah pihak.
Materiil Insentif: alat motivasi yang diberikan itu berupa uang danatau
barang yang mempunyai nilai pasar; jadi memberikan ke butuhan
ekonomis. Misalnya: kendaraan, rumah dan lain-lainnya
Nonmateriil Insentif: alat motivasi yang diberikan itu berupa ba
rang/benda yang tidak ternilai: jadi hanya memberikan kepuas
an/kebanggaan rohani saja. Misalnya: medali, piagam, bintang jasa dan
lain-lainnya.
31
Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif: alat motivasi yang diberikan
itu berupa material (uang dan barang) dan nonmateril (medali dan
piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan
kepuasan/kebanggaan rohani.
Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi Positif (Insentif positif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik
Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat
karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2. Motivasi Negatif (Insentif negatif), manajer memotivasi bawahan nya
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaan nya
kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini
semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan
meningkat, karena mereka takut di hukum: tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat kurang baik.
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam buku ini pengarang membahas hampir semua aspek yang elementer
tentang organisasi dan motivasi secara sistematis dan dengan bahasa
sederhana,sehingga muda dipelajari.
B. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Alderfer, C.P., Existance, Relatedness and Growth: Human Needs in Orga
nizational Settings, New York, Free Press, 1972.
2. Allen, Louis A., Professional Management, M. Graw Hill Book Company
Ltd., New Delhi, 1975.
3. Barnard, Chester 1., The Function of the Executive, Edisi ke-50, Harvard
University Press, Cambridge Massachusetts, 1978.
4. Barnes, M.C. et al P.A. Management Conc. Ltd., Company Organization
Theory and Practice London, George Allen & Unwim Ltd., 1969.
5. Blake, R.R, and J.S. Mouton, Consultation, Reading, Mass: Addison Wesley
Publishing Company, 1976.
6. Bowers, D.G. and S.E. Seashore, Predicting Organizational Effectiveness
with a Four-Factor Theory of Leadership, "Administrative Science
Quaterly",XI No. 2-1966
7. Cartwright D., The Potential Contribution of Graph Theory of Organization
in Modern Organization Theory, M. Haire, ed. New York: John Wiley
&Sons, Inc., 1959.
8. Dalton, G.W.P.H. Thompson, and R. Price, "Career Stages: A Model of
Professional Careers in Organizations", Organizations Dynamics, 1977
9. Davis, Ralph C, Fundamental of Top Management, Tokyo Kogakusha
Company Limited, 1988.
10.Dessler, Gary, Personnel Management, 3rd Edition, Reston Publishing
Company, 1982.
11.Dewnis Lock dan Nigel Farrow, Manajemen Umum. Buku Pertama dan
Buku Kedua, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Kompas Grame dia,
1989.
12.Fred, Luthans, Organization Behavior, 4th Edition, McGraw-Hill, Interna
tional Edition, 1987.
13.Fremont E Kast & James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen,
Organisasi dan manajemen,Edisi ke 4 jilid 1 dan 2, Penerjemah A. Hasyim
Ali, Drs., Penerbit Bumi Aksara,
14.Gibson F, Organisasi dan Manajemen, Perilaku, Struktur, Proses, Edisi ke-4,
Penerjemah Djoerban Wahid, S.H., Cetakan ke-3, 1987.
34
15.Harold Koontz and Cyril O'Donnel, Principle of Management: An Analysis of
Managerial Function, 5th edition,McGraw-Hill, Kogakusha Ltd., Tokyo,
1972.
16.Hersey, Paul and Ken Blanchard, Management of Organization Behavior:
Utilizing Human Resources, 4th edition.
17.Hicks, Herbert & G. Ray Gullet, Organisasi: Teori dan Tingkah Laku, PT. Bina
Aksara, Jakarta, 1987.
18.James AF. Stoner, Manajemen, Jilid 1 dan 2, Edisi Kedua, Editor Gunawan
Hutauruk, M.B.A., Penerbit Erlangga, Jakarta 1975.
19.Keith Davis & John W. Newstrom, Human Behavior at Work: Organiation,
8thEditions, McGraw-Hill, International ed., 1989.
20.Malayu S.P. Hasibuan, Drs. H., Manajemen: Dasar, Pengertian dan
Masalah, Cetakan ke-10, PT. Gunung Agung, Jakarta, 1995.
21.Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci Keberhasilan, Cetakan
ke-8, PT. Gunung Agung, Jakarta 1995.
22.Robbins P. Stephen, Organizational Behavior: Concepts, Controversies and
Application, 3rd Ed., Prentice-Hall, International Ed., 1986.
23.Sondang P. Siagian, M.B.A., Teori Motivasi dan Aplikasinya, Bina Aksara,
Jakarta, 1989.
24.Tannenbaum, A.S., "The Concept of Organization Control", Journal of
Social Issues, XII No. 2, 1956.
25.Terry, G.R., Principle of Management, 7th Ed., Homewood Illinois, Richard
D. Irwin Inc., 1978.
35