Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI GEREJA


GITJ JUWANA

Oleh :
TOMAS RIANGGA
TEO.19.417

PROGRAM STUDI TEOLOGI KEPENDETAAN


SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN WIYATA WACANA
PATI
2020
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Manajemen secara umum.................................................................................................3
1.3 Manajemen gereja.............................................................................................................5
1.4 Administrasi......................................................................................................................6
1.5 Administrasi gereja...........................................................................................................6
1.6 Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Dalam Gereja.............................................7
1.7 Batasan..............................................................................................................................8
1.8 Tujuan...............................................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.....................................................................................................................9
2.1 Pengertian Administrasi secara umum..............................................................................9
2.2 Pengertian Administrasi Gereja........................................................................................9
2.3 Aspek-aspek Administrasi Gereja...................................................................................10
2.4 Manfaat Administrasi Gereja..........................................................................................11
2.5 Administrasi Gereja GITJ Juwana..................................................................................12
2.6 Administrasi Pelayanan..................................................................................................12
2.6 Administrasi Jemaat........................................................................................................13
2.6 Administrasi Personalia..................................................................................................13
2.7 Administrasi Umum........................................................................................................14
2.8 Administrasi Keuangan...................................................................................................14
2.9 Bagan Ketatalayanan GIJT Juwana................................................................................15
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap gereja, baik kecil maupun besar memerlukan pengorganisasian yang
baik. Karena ketika gereja mempunyai pengorganisasian yang baik maka fungsi
gereja sebagai tubuh Kristus akan berjalan dengan baik sesuai dengan arah
kehendak Tuhan. Itulah sebabnya gereja harus mempunyai pemahaman yang
benar tentang pengertian manajemen dan administrasi. Kebanyakan pendeta
mempunyai pendidikan dan pengalaman manajemen yang kurang memadai
sebelum memasuki kegiatan pelayanan dan mereka menghabiskan waktu
melakukan fungsi pastoral karena dalam bidang itulah mereka terlatih.
Selanjutnya, sedikit gereja yang dapat mengumpulkan sekelompok warga
jemaat yang berpendidikan atau memiliki keterampilan manajemen. Dengan
demikian, perencanaan, penetapan tujuan (sasaran), dan fungsi manajemen
lainnya sebagian besar justru diabaikan. Gereja merupakan sebuah organisme
sekaligus sebuah sistem organisasi yang menjalankan fungsinya secara dinamis,
karena gereja merupakan suatu kehidupan bersama yang mempengaruhi
lingkungannya dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan- nya. Gereja sebagai
sebuah sistem organisasi tentulah kinerjanya perlu diolah dan diatur sebagaimana
mestinya agar visi, misi, dan tujuannya dapat tercapai.
Manajemen dan administrasi yang dilakukan gereja tidak jauh beda dari
manajemen sekuler. Gereja adalah sebuah organisasi yang mengelola manusia dan
pekerjaan yang sifatnya dinamis dan berkembang. Tanpa manajemen yang baik
dan transparan, sebuah gereja akan mengalami kesulitan dalam menjalankan
fungsi-fungsinya sebagai gereja. Tanpa manajemen yang baik, sebuah gereja
hanya bergantung pada kemampuan dan karisma sang pemimpin. Ketika jumlah
jemaat berkembang pesat, akan muncul berbagai permasalahan baru di dalamnya
yang tidak sanggup ditangani seorang diri oleh pemimpin. Disinilah fungsi sebuah
manajemen dapat membantu dengan membuat sistem yang mampu
menanganinya.
1.2 Manajemen secara umum
Istilah “manajemen” (management) berasal dari kata kerja “to manage”
yang berarti “to control” yang dapat diartikan mengendalikan, menangani atau
mengelola.
Sebagai kata benda manajemen berarti pengelolaan, pengendalian atau
penanganan serta perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu (skillful
treatment) dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) manajemen adalah
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran/tujuan.
Dengan demikian manajemen dapat disimpulkan sebagai sebuah proses
untuk mengatur atau mengelola sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang
atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja
sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Beberapa definisi manajemen menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
 Menurut Mary Parker Follet, pengertian manajemen adalah sebuah seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain,
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi.
 Menurut Ricky W. Griffin, pengertian manajemen adalah sebuah proses
perencanaan, proses organisasi, proses koordinasi, dan proses kontrol
terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
 Menurut James A. F. Stoner, pengertian manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, leadership, serta pengendalian upaya dari
anggota organisasi tersebut serta penggunaan sumber daya yang tersedia di
organisasi tersebut guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
organisasi sebelumnya.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengendalikan.
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip POAC. atau
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Prinsip manajemen ini
banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk memajukan dan
mengelola organisasi mereka. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang
masing-masing poin tersebut :
 Planning (Perencanaan)

Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan


teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu.
Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai
tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena
dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber
daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
 Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada


orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi
SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini
merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-
orang itu dalam organisasi.
 Actuating (Penggerakan)

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak


diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab.
Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
 Controlling (Penggendalian/Pengawasaan)

Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program


dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat
mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat
diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan
agar sesuai dengan rencana.

1.3 Manajemen gereja


Gereja merupakan lembaga yang tidak mencari keuntungan materi(non
profit) yang di dalamnya terdapat kegiatan manajemen dan administrasi.
Manajemen dan administrasi yang terdapat dalam gereja meliputi sumber daya
manusia, program pelayanan, program kerja dan kondisi keuangan yang terus
berubah. Karena sifatnya yang secara terus terus menerus mengalami perubahan
(seperti perubahan data jemaat, data keuangan dan pelayanan) maka gereja
memerlukan pengelolaan.
Manajemen gereja adalah proses, ilmu dan seni dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan setiap kegiatan gereja dalam arti
luas (persekutuan orang yang percaya kepada Yesus Kristus) yang didasarkan
atas kebenaran Firman Tuhan (Alkitab) untuk mencapai tujuan gereja yaitu
melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Mat 28:19- 20, Mark 16:15-
18).
Dalam menyikapi penggunaan ilmu manajemen bagi gereja, sedikitnya ada
tiga sikap berbeda yang diambil oleh para pemimpin gereja yaitu:
 Manajemen dan pelayanan gerejawi adalah dua fungsi yang berbeda
(terpisah) satu dengan lainnya. Gereja adalah organisme yang tidak dapat
dilayani dengan menggunakan teknik-teknik manajemen sekuler.
 Manajemen adalah salah satu aspek pelayanan, dalam pengertian bahwa
manajemen bersifat sekunder dibandingkan dengan bidang-bidang
pelayanan yang lain seperti persekutuan, diakonia, pembinaan jemaat.
Artinya manajemen adalah sekedar “administrasi minimal” untuk
mendukung kelancaran pelayanan.
 Manajemen adalah sarana pelayanan, sehingga fungsi dan tekniknya dapat
dimanfaatkan demi efisiensi pelayanan. Tidak ada perbedaan esensial antara
fungsi dan teknik manajemen yang dipakai di dalam dan di luar gereja.
Yang berbeda adalah pribadi yang melakukannya dan tujuannya.
Ada perbedaan tujuan akhir antara organisasi sekuler dan gereja.

Organisasi sekuler didesain untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan oleh


pemilik organisasi tersebut. Sementara gereja menggunakan manajemen sebagai
alat atau sarana untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang diberikan Allah melalui
kelancaran dan efektifitas pelayanan gerejawi.

1.4 Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata ad dan ministro (Latin) yang berarti
“melayani atau menyelenggarakan” (Webster, 1974). Definisi administrasi adalah
suatu proses kegiatan penyelenggaraan yang dilakukan oleh seorang
administrator secara teratur dan diatur melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.5 Administrasi gereja


Administrasi gereja adalah proses penyelenggaraan secara teratur
kegiatan gereja melalui tahap percencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan penginjilan, pembinaan, dan pelayanan sosial.
Administrasi gereja adalah pertanggungjawaban pemimpin gereja dalam
menyediakan wadah yang tepat di mana inkarnasi firman itu menjadi kenyataan.
Fungsinya adalah menentukan dan menetapkan apa tujuan misi gereja, kemudian
menyiapkan jalan untuk mencapai tujuan itu. Administrasi gereja tidak pernah
berdiri sendiri dan harus disertai dengan teologi. Teologi tentang keberadaan dan
panggilan gereja adalah dasar-dasar utama dari administrasi gereja. Administrasi
gereja yang benar paling tidak harus
dibangun atas teologi yang dikembangkan dari dua pengertian yang benar tentang
hakikat gereja. Yang pertama, gereja adalah persekutuan dari orang- orang yang
dipilih Allah dan yang kedua adalah gereja sebagai tubuh Kristus.

1.6 Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Dalam Gereja


Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan
sebuah aturan dasar yang mengatur tujuan, cita-cita, identitas, status,
keanggotaan, tata hubungan antar anggota, kelembagaan, dan aturan
kerumahtanggaan suatu organisasi. Keberadaan AD/ART penting dalam suatu
organisasi, karena organisasi bukanlah sekedar suatu perkumpulan saja,
melainkan perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk dicapai bersama,
membahas identitas dan keanggotaan, serta tata hubungan antar anggota yang
jelas.
Ketiadaan AD/ART dalam suatu organisasi merupakan tanda bahwa
suatu kumpulan tersebut tidak mempunyai orientasi yang jelas. Sehingga
kegiatannya pun tidak mempunyai arah dan tidak dapat dikatakan
perkumpulan atau organisasi yang baik. Padahal seharusnya suatu
perkumpulan mempunyai capaian dan output yang jelas.
Tata Gereja adalah peraturan-peraturan yang menata (mengatur) kehidupan
bergereja selaku tubuh Kristus, baik dalam hal ajaran, kehidupan organisatoris
maupun sehubungan dengan pemeliharaannya. Dengan demikian yang dimaksud
dengan Tata Gereja bukan hanya yang disebut dulu sebagai Anggaran Dasar,
melainkan juga mencakup Peraturan Rumah Tangga dan Hukum Siasat Gereja,
sehingga apa yang kita sebut sekarang sebagai Tata Gereja meliputi Tata Dasar,
Peraturan Rumah Tangga dan Hukum Siasat Gereja.
Hukum Siasat Gereja atau disebut juga disiplin gereja adalah satu aturan
atau alat yang dipergunakan gereja untuk menasehati, menegor dan menimbang
perilaku dan perbuatan yang melanggar Firman Tuhan dan juga terhadap
peraturan gereja itu sendiri sehingga anggota jemaat atau pelayan yang
melanggar dapat kembali dan mau bertobat, dan hidup sesuai dengan Firman
Tuhan.
1.7 Batasan
Untuk menjaga agar pembahasan dalam makalah ini tidak terlalu
melebar dan keluar dari konteks maka penulis membatasi penelitian
mengenai manajemen dan administrasi gereja ini dalam ruang lingkup
AD/ART di Gereja Injili di Tanah Jawa Juwana.

1.8 Tujuan
Adapan tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca
dapat mengetahui bagaimana manajemen dan administrasi yang
dilakukan oleh Gereja GITJ Juwana dalam mengelola organisasi melalui
aturan dan peraturan yang tertuang dalam AD/ART gereja tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Administrasi secara umum.


Kata menajemen berasal dari kata dalam bahasa latin “manus’’yang berarti
tangan. Manejemen artinya cara menangani suatu tugas.dengan demikian
manejemen adalah suatu tindakan menangani mengontrol dan mengarahkan suatu
pekerjaan melalui dan bekerja sama dengan orang lain di dalam suatu lembaga
maupun perusahaan. Sedangkan pengertian manejemen menurut Wikipedia
bahasa Indonesia adalah memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
menajemen belum memiliki definisi yang mapan dan di terima secara universal.

2.2 Pengertian Administrasi Gereja


Manajemen Gereja adalah manajemen yang diterapkan di dalam gereja.
Tujuannya adalah memperlancar tugas-tugas dan fungsi gereja sehingga dapat
menjalankan perannya dengan optimal. Gereja merupakan lembaga yang tidak
mencari keuntungan materi(non profit) yang didalamnya terdapat kegiatan
manejemen dan administrasi.manejemen dan administrasi yang terdapat dalam
gereja meliputi sumber daya manusia,program pelayanan ,program kerja dan
kondisi keuangan yang terus berubah.karena sifatnya yang secara terus terus
menerus mengalami perubahan(seperti perubahan data jemaat,data keuangan dan
pelayanan maka gereja memerlukan pengelolaan.
Kegiatan manejemen dan administrasi di dalamnya gereja pada umumnya
meliputi:
a. Manejemen untuk pengerja gereja,penggajian kariawan
kantor,kariawan tidak tetap dan sebagainya.
b. Jadwal kegiatan jemaat dan jadwal pengurus menerima sumbangan
uang dan barang
c. Pendataan jemaat beserta anggota keluarga,baptis
kematian,pernikahan,atestasi dan perannya dalam pelayanan.
d. Keuangan yang meliputi jumlah persembahan,jenis
persembahan,pengeluaran dana untuk program atau kegiatan serta
pengeluaran rutin.

2.3 Aspek-aspek Administrasi Gereja


Sebagaimana aspek-aspek manajemen secara umum, aspek-aspek
Administrasi dan manajemen gereja itu meliputi:,merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi
tersebut telah diringkas menjadi empat, yang dapat disingkat menjadi POAC,
yaitu:
1. Planing (Perencanaan) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu.
2. Organizing (Pengorganisasian) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Actuating (Menggerakan) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya
atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
4. Controling (Pengawasan) disebut juga Evaluating, adalah proses
pengawasan dan pengendalian performa lembaga untuk memastikan
bahwa jalannya lembaga tersebut sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional lembaga yang dipimpinnya, kemudian memecahkannya
sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

2.4 Manfaat Administrasi Gereja


Berdasarkan aspek-aspek administrasi gereja dalam bagian C diatas, maka
manfaat administrasi gereja secara umum adalah:
a. Planing (perencanaan) dalam program kerja gereja bermanfaat agar
gereja menemukan visi kedepan dalam rangka kualitas yang benar
sebagai gereja Tuhan. Ada pepatah mengatakan tujuan tanpa
perencanaan sia-sia, ada pula yang mengatakan seperti kapal tanpa
tujuan. Itu sebabnya gereja perlu merumuskan visi yang dibuat
bersama-sama dalamsebuah rapat yang melibatkan pemimpin gereja,
pengurus dan perwakilan jemaat.
b. Pengorganisasian dalam gereja diperlukan agar ada pengaturan otoritas
dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan tepat oleh orang
yang tepat dengan cara yang bertanggungjawab. Fungsi organisasi di
dalam gereja adalah untuk mendukung antara satu dengan yang lain
dalam mewujudkan visi dan misi gereja. Contoh sederhananya bahwa
kalau hanya pemimpin yang bertanggung jawab semuanya tentu ini
mustahil berjalan dengan baik. Organisasi sangat penting, diibaratkan
seperti satu biji lidi menyapu sampah-sampah, otomatis sampah-sampah
itu sulit disingkirkan, tetapi kalau lidi itu sekumpulan dang banyak
otomatis sampah tadi bisa dibersihkan. Demikian juga fungsi organisasi
dalam sebuah gereja.
c. Actuating dalam gereja diperlukan mengingat bahwa setiap orang
mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan orang lain.
Setiap anggota jemaat dan semua yang terlibat dalam pelayanan gereja
perlu terus didorong agar mereka dapat berfungsi maksimal sesuai
dengan bakat, kemampuan dan panggilannya.
d. Controling (Pengawasan) dan evaluasi bermanfaat untuk memastikan
bahwa semua aspek berjalan dengan baik dan tidak ada pekerjaan yang
tumpang tindih sehingga menghasilkan kerja yang tidak efektif dan
efisien. Pembelian perlu diawasi untuk memastikan bahwa pembelian-
pembelian yang dilakukan telah disetujui. Ini dapat dilakukan dengan
membatasi orang-orang yang dapat melakukan pembelian untuk gereja,
sekretaris kantor, pendeta, dan seorang wali jemaat dapat diberi tugas
untuk melaksanakan pembelian tesebut.

2.5 Administrasi Gereja GITJ Juwana


Dalam bagian ini secara khusus penulis akan memaparkan mengenai
penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi gereja khususnya di GITJ Juwana,
tempat dimana penulis melakukan pengamatan.

2.6 Administrasi Pelayanan.


GITJ Juwana sudah menyelenggarakan pencatatan administrasi pelayanan
yang meliputi:
a. Pembuatan jadwal pelayanan yang meliputi: pelayan puji-pujian,
singer, doa safaat, pemain musik, dan petugas kolektan.
b. Gereja perlu memikirkan juga untuk membuat catatan – catatan diluar
pelayanan gerejawi seperti misalnya; buku catatan kunjungan, Buku
Konseling.
c. Khusus buku catatan konseling dimaksudkan sebagai pegangan bagi
gembala jemaat untuk dapat menangani secara tepat problem yang
dihadapi jemaat. Buku ini sekaligus sebagai buku agenda pokok doa
bagi gembala sehingga dapat focus mendoakan dan memberikan
masukan sesuai dengan problematika yang sedang dihadapi.
Mengingat buku ini berisi catatan tentang konseling jemaat, maka
gembala bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan buku tersebut.
d. Temasuk dalam ruang lingkup administrasi pelayanan ini, adalah
gereja perlu memiliki catatan mengenai program kerja baik jangka
panjang, menengah maupun pendek. Juga catatan mengenai anggaran
keuangan gereja.
2.6 Administrasi Jemaat.
Sepanjang pengamatan penulis, sebagaimana juga di gereja-gereja
pantekosta pada umumnya, administrasi jemaat kurang tertata dengan baik.
Bahkan gereja tidak memiliki catatan yang pasti yang memuat data jemaat.
Padahal hal ini sangat diperlukan manakala ada pihak lain yang membutuhkan
data jemaat. Pemerintah, misalnya melalui kemenag seringkali meminta data
mengenai berapa jumlah jemaat secara umum, berapa jemaat usia sekolah
minggu, remaja, dewasa dan data lainnya. Kebanyakan ketika hal ini diminta,
maka barulah gereja melakukan pendataan dengan membuat catatan sederhana
sesuai dengan data yang dibutuhkan. Tidak jarang bahkan data yang diberikan
hanya berdasarkan perkiraan tanpa mengadakan perhitungan yang benar sehingga
data yang diberikan tidak valid.
Disinilah pentingnya gereja memiliki buku administrasi jemaat sehingga
dapat dengan mudah dibuka ketika dibutuhkan. Beberapa gereja bahkan sudah
mengelola administrasi data jemaat dengan baik dengan menggunakan software
data jemaat yang di update setiap saaat . Dengan bantuan software tersebut, maka
kita dapat dengan cepat menemukan catatan jemaat berdasarkan usia, jenis
kelamin, golongan darah, pekerjaan, alamat dan bahkan keaktifan dalam kegiatan
gereja serta catatan kontribusi keuangan mereka terhadap gereja. Data tanggal
lahir bermanfaat agar gembala atau sekretaris gereja dapat memberikan perhatian
khusus kepada jemaat yang berulang tahun. Misalnya dengan menelepon,
mengucapkan selamat ulang tahun atau sekedar menulis data jemaat yang
berulang tahun dalam warta gereja dan menyampaikannya dalam pengumuman
gereja melalui media yang tersedia.

2.6 Administrasi Personalia.


Meskipun tidak serumit administrasi personalia sebuah perusahaan, gereja
perlu juga catatan mengenai data pekerja gereja. Mulai dari gembala jemaat, staff,
majelis dan orang-orang yang memang memiliki tanggung jawab dalam
pengeloaan gereja. Perlu juga dibuat catatan pemberian gaji atau sekedar insentive
bagi pekerja gereja yang ada seperti misalnya satpam, petugas kebersihan, staff
fultimer, dll. Bagi gereja-gereja GITJ , hal-hal ini tentu bukan hal yang baru
karena sudah diterapkan sejak lama.

2.7 Administrasi Umum.


Administrasi umum adalah administrasi yang tidak termasuk dalam
kelompok administrasi jemat, administrasi personalia dan administrasi keuangan
gereja. Contoh administrasi umum adalah:
a. Buku Notulen Rapat
b. Buku Agenda Surat Masuk
c. Buku Agenda Surat Keluar
d. Buku Inventaris
e. Buku Tamu
f. Buku peminjaman peralatan gereja
g. Dll
Sepanjang pengamatan penulis, buku-buku diatas sudah terpenuhi di GITJ
Juwana.

2.8 Administrasi Keuangan


Buku-buku yang termasuk dalam administrasi keuangan adalah:
a. Buku Kas Umum
b. Buku Catatan Persembahan
c. Bukti Pengeluaran Uang, Kwitansi, dll
2.9 Bagan Ketatalayanan GIJT Juwana
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan pengamatan penulis di GPdI Nampierjo, diperoleh
kesimpulan bahwa:
a. GITJ Juwana sudah melakukan pencatatan administrasi gereja dengan
baik dalam beberapa hal, tetapi perlu dikembangkan untuk
administrasi-administrasi yang lain.
b. Gereja perlu membuat sistem administrasi gereja yang baik.
c. Administrasi gereja yang baik akan mendorong gereja dapat
menjalankan fungsi dan perannya secara optimal.
d. Administrasi gereja diperlukan bukan hanya di gereja-gereja besar di
kota, tetapi juga di desa-desa, bahkan pelayanan perintisan sekalipun.
e. Administrasi Gereja perlu diterapkan mulai di pelayanan wadah-wadah
seperti sekolah minggu, pemuda, remaja, pria, wanita, dll

3.2 Saran
a. Pengeloaan administrasi dan manajemen di GPdI Nampierjo perlu
terus dikembangkan.
b. Manajemen Gereja perlu diajarkan dengan sungguh-sungguh di
sekolah-sekolah Alkitab dan STT.
c. Sinode perlu mengadakan lokakarya, seminar dan pelatihan bagi para
hamba Tuhan dan aktifis berkaitan dengan pengelolaan administrasi
gereja.
d. Gembala jemaat perlu memperhatikan sungguh-sungguh dalam hal tata
kelola administrasi gereja dan menerapkannya mulai dari wadah-
wadah pelayanan jemaat seperti pelayanan wanita, pria, sekolah
minggu, pemuda remaja, dll
e. Perlu dibuat dan dikembangkan sebuah software administrasi gereja
yang baik khususnya seputar database jemaat, keuangan gereja,
personalia, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab

Tata Gereja GITJ

Anda mungkin juga menyukai