Anda di halaman 1dari 11

Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016

Http://jurnafis.untan.ac.id

DAMPAK SOSIAL POLA PERTANIAN LADANG BERPINDAH PADA


MASYARAKAT DAYAK SUAIT
(Di Desa Kenerak Kecamatan Semitau Kabupaten Kapuas Hulu)
Oleh:
MARIANA SHERLLY FEBRIANI
NIM. E51112033

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016

e-mail: sherlly.febriani94@gmail.com

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dampak sosial pola pertanian ladang berpindah pada masyarakat
di Desa Kenerak yang mayoritas penduduknya adalah suku Dayak Suait. Dampak sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat Dayak Suait tergantung kepada masyarakat Dayak Suait itu sendiri dalam menentukan arah
dan pola kehidupannya. Dampak itu menyebabkan gejala-gejala sosial yang ada dalam kehidupan manusia mulai
berubah bersifat individual hingga yang lebih kompleks. Dalam berladang masyarakat tidak mengetahui dampak
yang ditimbulkan akibat perladangan. Pertanyaan peneliti dalam melakukan penelitian: Bagaimana dampak
kehidupan masyarakat Dayak Suait yang melakukan perladangan berpindah? Mengapa masyarakat Dayak Suait lebih
memilih sistem atau pola berladang dengan cara berpindah-pindah? Apakah usaha pemerintah dalam mengatasi
sistem pertanian ladang berpindah sudah maksimal bagi masyarakat Dayak Suait? Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif berdasarkan perspektif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori Max Weber yaitu
teori tentang tindakan sosial. Masyarakat Dayak Suait masih menerapkan sistem ladang berpindah dan salah satu
alasannya merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang. Berladang berpindah juga dirasakan lebih hemat
modal karena hanya diperlukan kerjasama antar petani ladang dan tenaga para petani Jika di analisis dengan teori
tindakan sosial budaya akan terjadi dampak sosial pola masyarakat Dayak Suait dalam sistem berladang dan
perubahan budaya atau adat istiadat. Kesimpulannya, masyarakat Dayak Suait masih menerapkan sistem ladang
berpindah meskipun ada masyarakat Dayak Suait yang sudah melakukan sistem ladang menetap.

Kata-kata Kunci: dampak sosial, ladang berpindah, masyarakat dayak suait

THE SOCIAL IMPACT OF AGRICULTURAL FIELDS OF PATTERN SWITCHING IN


DAYAK SOCIETY SUAIT IN THE VILLAGE OF KENERAK SUB-DISTRICT OF
SEMITAU REGENCY KAPUAS HULU

Abstract
This research is intended to describe the social impact of agricultural fields of pattern switching in the community in
the village of Kenerak that the majority of the inhabitants are of Dayak Suait. Social effects that occur in public life
Dayak Dayak society Suait subject to Suait itself in determining the direction and pattern of life. The impact caused
the social symptoms that exist in people's lives began to change are individually up to the more complex. In
cultivating the public not knowing the impact that caused the result fields. The question researchers in conducting
research: How the impact of the Dayak community life Suait who do the fields switch? Why Suait Dayak society
prefer systems or tillage patterns with sedentary ways? Whether Government efforts in addressing agricultural fields
system switch is already at the maximum for the Dayak communities Suait? This research uses qualitative research
methods based on a descriptive perspective. This research uses the theory of Max Weber's theory of social action that
is. The Dayak community Suait still apply the system fields switch and one reason is the hereditary tradition of
ancestors. Cultivating switch also felt more efficient capital because it only required cooperation among farmers '
fields and power the farmers if the analysis of the theory of socio-cultural action will happen to the social impact of
the Dayak community pattern Suait in the system of tillage and changing the culture or customs. In conclusion, the
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

Dayak community Suait still apply the system fields move although there were Dayak community Suait who've done
the system fields settled.

Keywords: social impact, the poke, dayak society suait

A. PENDAHULUAN semakin menuju kearah yang modern


memiliki kebutuhan hidup yang sebagian
Indonesia yang merupakan negara tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi
agraris sebagian besar penduduknya yang sosialnya, dan mereka lebih memilih untuk
hidup di pedesaan bermata pencaharian menentukan status dan peranan mereka
sebagai petani (sekitar 60 persen, data menjadi individu untuk bersaing dalam
Sensus Penduduk tahun 2000). Selama ini pemenuhan komsumsinya.
kawasan perdesaan dicirikan antara lain oleh Perladangan berpindah (shifting
rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja, cultivation) merupakan suatu sistem yang
masih tingginya tingkat kemiskinan, dan dibangun berdasarkan pengalaman
rendahnya kualitas lingkungan permukiman masyarakat dalam mengolah lahan dan tanah
perdesaan. Rendahnya produktivitas tenaga yang dipraktekan secara turun menurun.
kerja di perdesaan bisa dilihat dari besarnya Berbagai hasil penelitian, dengan dasar yang
tenaga kerja yang ditampung sektor berbeda, akan menghasilkan suatu yang
pertanian (46,26 persen dari 90,8 juta positif dan negatif. Secara negatif,
penduduk yang bekerja), padahal sumbangan perladangan berpindah dianggap
sektor pertanian terhadap perekonomian menyebabkan penggundulan hutan dan erosi
nasional menurun menjadi 15,9 persen, tanah yang sangat kritis. Tuduhan yang
sementara itu tingginya tingkat kemiskinan paling sering, saat kebakaran hutan di
di perdesaan bisa ditinjau baik dari indikator Kalimantan, salah satu yang dianggap
jumlah dan persentase penduduk miskin. menjadi sebab adalah sistem perladangan
(BPS, 2013). berpindah. Kemudian, dari segi
Perkembangan pola kehidupan produktivitas dianggap sangat rendah,
masyarakat juga tidak berakhir begitu saja apalagi bila dibandingkan dengan resiko
dikarenakan masyarakat memiliki hukum lingkungan yang akan terjadi.
termasuk objek ciptaan manusia, ide-ide dan Namun demikian, sisi positifnya,
institusi. Manusia yang semakin hari bahwa sistem perladangan berpindah ini
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

lebih akrab dengan sistem alami yang usahatani primitif di mana hutan ditebang-
tentunya lebih adaptif, karena bakar kemudian ditanami tanpa melalui
mempertahankan struktur alami dari pada proses pengolahan tanah. Corak usaha tani
melakukan perubahan ekosistem yang sangat ini umumnya muncul di wilayah-wilayah
baru. Pada kesempatan ini, sisi positif perlu yang memiliki kawasan hutan cukup luas di
mendapat perhatian yang lebih mendalam, daerah tropik. Sistem perladangan berpindah
terutam bila dihubungkan dengan dilakukan sebelum orang mengenal cara
konservasi, yaitu (i) pemberaan (fallow) mengolah tanah. Jenis usaha pertanian ini
dalam konservasi tanah dan (ii) sistem dilakukan oleh para petani perambah hutan,
perladangan berpindah sebagai suatu bentuk dimana mereka membuat lahan pertanian
pertanian konservasi. ladang (uma) dengan cara membuka hutan
lalu membakar kayu-kayuan, kemudian
ditanami dengan tanaman palawija. Setelah
B. TINJAUAN PUSTAKA lahan garapannya dirasakan tidak subur lagi,
maka mereka berpindah tempat untuk
1. Dampak mencari dan membuka lahan hutan yang
Pengertian dampak menurut KBBI baru.
adalah benturan, pengaruh yang
mendatangkan akibat baik positif maupun 3. Masyarakat Dayak Suait
negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan Masyarakat adalah sekumpulan
timbul dari sesuatu (orang / benda) yang ikut orang yang saling berinteraksi secara
membentuk watak, kepercayaan atau kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial
perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu yang terpola dan terorganisasi (Soetomo,
keadaan dimana ada hubungan timbal balik 2011). Sedangkan Dayak atau Dyak adalah
atau hubungan sebab akibat antara apa yang sebuah suku yang terdapat di pedalaman
mempengaruhi dengan apa yang Kalimantan. Masyarakat Dayak adalah
dipengaruhi. (KBBI Online, 2010) sekelompok orang yang sering berpindah
tempat tinggal karena mereka yang bercocok
2. Ladang Berpindah tanam dan harus melakukan perburuan untuk
Ladang berpindah (shifting kebutuhan makanan pokok di hutan.
cultivation) merupakan salah satu corak
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

Masyarakat Dayak Suait adalah D. PEMBAHASAN


sekolompok manusia yang bersuku Dayak,
yang terbesar telah hidup atau menghuni dan 1. Sistem Ladang Berpindah
bekerja cukup lama di pedalaman Masyarakat dayak sangat identik
Kalimantan sehingga mereka menganggap dengan ritual adat yang masih melekat,
diri mereka sebagai kesatuan sosial dengan disetiap kegiatan pasti ada ritual adat yang
batas-batas yang dirumuskan dengan jelas, masih dilakukan sampai saat ini. Seperti
mereka hidup mengelompok dan memiliki kegiatan dalam berladang dengan tidak
kebiasaan, tradisi atau adat-istiadat, sikap sembarangan membuka lahan, menebang
dan perasaan persatuan yang sama dan erat. pohon dan menanam tanaman. kegiatan itu
Masyarakat Dayak juga dikenal sebagai harus ada ritual adat karena dipercaya dapat
sekelompok manusia yang masih menganut menciptakan hasil tanaman yang ditanam
kepercayaan kepada hal-hal gaib atau magis. berhasil diberkati oleh Dewa-dewa.
Sistem perladangan berpindah
memiliki karateristik khusus dengan
C. METODE PENELITIAN menggarap lahan pertanian secara
berpindah-pindah di lahan hutan yang dinilai
Penelitian ini menggunakan metode masih memiliki potensi kesuburan tanah.
penelitian kualitatif yang menjelaskan suatu Penanaman padi haruslah dilakukan
masalah dengan cara menganalisa dan pada musim hujan agar cepat proses
menggambarkan gejala-gejala yang timbul penumbuhan dan tanaman yang ditanam
kemudian memberikan keterangan mengenai menjadi subur. Dalam proses penanaman
gejala-gejala tersebut dengan padi, peladang kembali membutuhkan
membandingkan, menghubungkan, dan peladang lainnya untuk membantu menabur
memilah-milah, serta mengkombinasikan benih padi ke dalam lubang-lubang yang
data yang ada maupun informasi yang ada disebut menugal padi, sebelum ditugal ada
dilapangan. Peneliti adalah instrumen kunci, prosesi membuat ritual adat untuk
dengan teknik pengumpulan data bersifat menghormati alam dan meminta izin pada
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih dewa-dewa dengan membuat sesaji atau
menekankan makna yang sesuai dengan dikenal dengan hancak.
fakta lapangan.
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

Peladang laki-laki di barisan depan 2. Faktor-Faktor Petani Melakukan


membuat lubang-lubang terdahulu untuk Ladang Berpindah
ditaburi benih padi yang diikuti barisan Petani melakukan ladang berpindah
peladang perempuan dari belakang dengan karena disebabkan beberapa faktor dalam
menaburi benih padi. Selain ritual adat, ada sistem pengelolaan hutan yang menjadi
juga ritual doa untuk kepercayaan yang tempat mereka tinggal. Adapun faktor-faktor
mereka yakini terhadap penciptaan alam mereka melakukan berladang berpindah
semesta. Ritual adat dan ritual doa adalah: adanya adat dari nenek moyang atau
dimaksudkan dalam masa penaburan benih dari dulu sudah turun temurun, merasa
hingga hasil panen mendapatkan hasil senang masih melakukan ladang berpindah-
panen baik dan lancar. pindah, modal yang dikeluarkan tidak besar
Lahan yang telah digunakan, atau banyak, sedangkan ladang menetap
dirasakan tidak subur lagi. Oleh karena itu, membutuhkan modal besar, kalau ladang
peladang berpindah tempat atau mencari berpindah-pindah hanya membutuhkan
lahan baru untuk membuka hutan yang baru modal tenaga dan memberi makan saja.
dengan tingkat kesuburan tanah baik. Lahan Faktor-faktor di atas saling
yang lama biasanya akan ditanami tanaman berhubungan satu dengan lainnya, faktor
seperti karet atau sawit agar tidak tersebut yang menjadi alasan peladang
ditinggalkan begitu saja. berpindah tempat. Selain faktor tersebut,
Hutan sekunder tersebut dapat masyarakat Dayak dahulu sudah dikenal
dibuka kembali sebagai ladang, dan dengan dengan kehidupan yang nomaden atau tidak
demikian daur pemanfaatan lahan untuk menetap. Masyarakat dayak yang nomaden
pertanian dimulai kembali. Beberapa dikarenakan hutan adalah rumah mereka,
penelitian menunjukkan bahwa bila masa alam adalah kehidupan mereka. Tempat
bera (masa istirahat lahan) berlangsung tinggal mereka tergantung dalam mencari
cukup lama, struktur dan komposisi hutan makanan dan perburuan, mereka akan
sekunder tersebut jadi gundul dan ditumbuhi tinggal dimana saja yang terdapat banyak
semak sehingga dapat merugikan . binatang untuk diburu dan lahan untuk
bercocok tanam.
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

3. Dampak Ladang Berpindah 4. Perubahan Sosial dan Budaya


Realitas memang menunjukkan Perubahan sosial adalah perubahan
bahwa ladang berpindah memiliki korelasi yang terjadi pada masyarakat mengenai
yang kuat dengan kerusakan ekosistem nilai-nilai sosial, norma, dan berbagai pola
hutan. Ladang berpindah mempunyai dalam kehidupan manusia. Hakikatnya,
dampak yang dapat mempengaruhi peladang setiap masyarakat diseluruh dunia akan
maupun ekosistem hutan. terjadi penurunan mengalami perubahan-perubahan yang
drastis kesuburan tanah dengan kondisi diketahui jika membandingkan suatu
lapangan menunjukkan bahwa bekas-bekas masyarakat di masa tertentu dengan
area berladang telah menjadi semak belukar masyarkat di masa lampau. Dapat dikatakan
atau padang alang-alang. Pada pulau-pulau bahwa masyarakat pada dasarnya terus
kecil dengan kondisi ekosistem yang miskin menerus mengalami perubahan. Akan tetapi
vegetasi atau lahan terbuka, maka ketika masyarakat yang satu dengan masyarakat
musim hujan banyak lapisan tanah yang lain tidak selalu sama karena terdapat
permukaan yang terkikis dan hanyut, suatu masyarakat dengan perubahan yang
sehingga kondisi kesuburan tanah menurun. lebih cepat dibandingkan dengan masyarakat
Dampak dari sistem berladang lainnya. Di dalam sebuah perubahan terdapat
berpindah telah mengakibatkan produktifitas dampak baik positif dan negatif.
tanah menurun dan merusak ekosistem yang Perubahan yang terjadi pada
ada. Sehingga bekas lahan yang telah masyarakat Dayak Suait ladang berpindah
digunakan untuk berladang menjadi hutan mengalami sedikit perubahan baik sosial
semak belukar. maupun budaya. Selain itu, masyarakat
Hal ini dikarenakan, kurangnya Dayak Suait mulai mengalami perubahan
pengetahuan masyarakat terhadap dampak dalam berladang berpindah menjadi
berladang berpindah. Sehingga, terjadi berladang menetap. Meskipun, ada
pembukaan lahan secara luas dengan cara masyarakat Dayak Suait yang masih
tebang habis dan dibakar. Akibatnya spesies menerapkan sistem berladang berpindah.
langka menjadi punah dan habitat satwa asli Begitupun juga, masyarakat Dayak Suait
yang harusnya menetap di hutan itu pada zaman dulu selalu bekerja sama atau
mengharuskan pindah untuk mencari tempat bergotong royong dalam kegiatan
tinggal yang baru. perladangan yang besar, membuat rumah
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

dan lain-lain. Sedangkan di zaman sekarang mulai adanya struktur sosial, stratifikasi
kegiatan gotong royong sudah mulai sosial, masyarakat tidak lagi mengelompok
berkurang dan digantikan dengan teknologi. tetapi berindividu, masyarakat juga sudah
Misalnya, dalam menebang pohon memiliki status dan peran di dalam suatu
atau kayu, peladang bekerja sama dengan kelompok. Di dalam kehidupan manusia
peladang lain secara beramai-ramai dengan tidak terlepas adanya interkasi dan
menggunakan parang atau kapak . Tetapi komunikasi sebagai makhluk sosial yang
sejak mengenal adanya teknologi, peladang membutuhkan manusia lain untuk
tidak lagi membutuhkan peladang lain untuk melakukan keinginan atau kepentingan
membantu menebang pohon. Melainkan individu atau bersama dalam menyesuaikan
peladang menggunakan mesin tingso yang diri dengan lingkungan.
lebih praktis, tidak membutuhkan banyak Sebuah interaksi sosial pada
tenaga dan cepat selesai. dasarnya merupakan proses sosial yang
Perubahan yang mengubah perilaku terjadi hubungan timbal balik antar sesama
dan pola-pola serta kebudayaan yang dengan melakukan pertemuan yang menjadi
tradisional menuju kearah yang modern dan sebuah ikatan persahabatan dan ikatan
lebih kompleks. Seperti: (1) tempat kekeluargaan. Kontak dan komunikasi
pemukiman yang mulai menetap dan merupakan bagian interaksi sosial yang
penghidupan yang baru, (2) mulai mengenal saling berhubungan dengan menyampaikan
pendidikan hingga pendidikan yang tinggi, informasi, mengutarakan sikap, perasaan,
(3) mengenal adanya media massa, dan (4) adanya kerjasama.
adanya pembangunan sarana dan prasarana. Selain interaksi sosial, munculnya
Dari segi budaya masyarakat dayak struktur sosial sebagaimana manusia yang
suait dulu selalu menggunakan adat atau mengalami perubahan tradisional menuju
ritual adat sebagai acara pembukaan dan modern menyebabkan munculnya struktur
penutupan dalam semua kegiatan besar atau sosial. Masyarakat yang saling berhubungan
kecil yang dilakukan masyarakat, karena satu dengan lainnya di dalam suatu kegiatan-
adat merupakan warisan nenek moyang yang kegiatan sehingga tidak memungkinkan
harus dijaga dan tetap dilestarikan. untuk kerja gotong-royong tetapi harus
Pola kehidupan masyarakat juga membentuk suatu struktur dalam pembagian
mengalami perubahan dalam berinteraksi, kerja baik dalam politik, adanya stratifikasi
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

etnis, struktur di dalam kekerabatan, 5. Upaya Mengurangi Sistem Ladang


pendidikan. Berpindah
Masyarakat yang terbuka akan Beberapa langkah dalam mengurangi
budaya luar dan mulai mengenal pendidikan sistem ladang berpindah:
menjadi berubah. Masyarakat mencari status 1. Harus ada pengendalian dari pemerintah
dan peran di dalam sebuah strukur yang pusat maupun daerah dalam menangani
mana dulu status dan peran tidak dipakai permasalahan laju perladangan berpindah
tetapi dengan perkembangan zaman, status agar disusun dahulu perencanaan yang
dan peran menjadi penting yang saling kait tepat dan terarah dalam
mengait untuk memperoleh sebuah penanggulanggannya. Karena pemerintah
kedudukan sosial seseorang. Kerja sama telah dihadapkan pada realitas kondisi
mulai berkurang sehingga memunculkan bahwa perladangan berpindah memiliki
sebuah persaingan dalam mendapatkan korelasi kuat dengan kerusakan
kedudukan tertinggi agar status sosialnya ekosistem.
terlihat dan peranan seseorang dalam 2. Diperlukan peraturan daerah dan
menduduki kedudukan tertentu memiliki peraturan adat yang mengatur tentang
fungsi serta terpandang. pelaksanaan serta pengendalian laju
Persaingan tersebut menyebabkan peningkatan praktek perladangan. Hal ini
adanya pertikaian atau pertentangan. sangat penting agar peladang dapat
Pertikaian dan pertentangan ini memahami secara jelas tentang batasan-
mengakibatkan suatu hubungan kekerabatan batasan dan prosedur praktek perladangan
dan kekeluargaan menjadi renggang karena yang menjamin kelestarian ekosistem.
suatu persaingan dalam mendapatkan suatu Selanjutnya sebagai konsekuensi dari
kedudukan sosial. Sehingga di dalam adanya peraturan daerah dan peraturan
masyarakat, seseorang yang memiliki adat mengatur sanksi-sanksi yang berlaku
kedudukan sosial mendapatkan perbedaan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
posisi di dalam suatu kelompok. mungkin terjadi sehingga praktek
perladangan berpindah dapat dilakukan
secara terkontrol.
3. Diperlukan peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia untuk pengetahuan
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

atau pendidikan tentang perladangan upaya dalam mengurangi sistem ladang


sehingga masyarakat mengetahui dampak berpindah. Adapun faktor penyebab ladang
perladangan yang dapat menyebabkan berpindah dikarenakan tradisi turun temurun
ekosistem rusak secara serius. dari nenek moyang, tidak banyak
Upaya yang dapat dilakukan dengan mengeluarkan modal, dan tingkat kesuburan
pengelolaan tanah yang merupakan tanah yang digunakan untuk berladang
kebudayaan tertua dalam pertanian dan tetap menurun. Sedangkan dampak dari ladang
diperlukan dalam pertanian modern. Dalam berpindah yaitu dampak positif dan dampak
upaya mengurangi sistem ladang berpindah negatif.
perlu adanya kerjasama antar pemerintah Sistem pertanian dan masyarakat
daerah dan pusat, pemerintah daerah dan juga mengalami perubahan seiring waktu
masyarakat setempat agar perencanaan atau berjalan dari proses tradisional menuju
upaya dalam mengurangi dapat berjalan kearah yang modern. Perubahan itu berupa
lancar sesuai harapan. perubahan sosial baik itu dalam berinteraksi
Supaya upaya dalam mengurangi antar sesame maupun perubahan budaya
sistem ladang berpindah berjalan lancar dan yang tradisional menjadi modern karena pola
sesuai harapan bersama dan sebelum pikir dulu yang tertutup menjadi terbuka
semuanya terlambat maka harus ditangani akibat dari globalisasi dan ilmu pengetahuan
dengan cepat agar tidak terjadi kerusakan serta teknologi seperti tingkat pendidikan
hutan yang mengakibatkan banjir, tanah yang tinggi dan adanya media massa (TV,
longsor, kekeringan, kesuburan tanah Handphone, komputer dll).
menurun drastis, habitat punah dan Sehingga perlu adanya upaya dalam
peningkatan pembukaan luas lahan. mengurangi sistem ladang berpindah yaitu
dengan bekerja sama antar pemerintah
daerah dan pemerintah pusat, pemerintah
E. KESIMPULAN daerah dan masyarakat. Supaya upaya dalam
mengurangi sistem ladang berpindah
Ladang (uma) berpindah merupakan berjalan lancar dan sesuai harapan bersama
suatu bentuk sistem pertanian yang dan sebelum semuanya terlambat maka
menyebabkan beberapa faktor, dampak dan harus ditangani dengan cepat agar tidak
perubahan-perubahan sosial budaya serta terjadi kerusakan hutan yang mengakibatkan
Sociologique, jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016
Http://jurnafis.untan.ac.id

banjir, tanah longsor, kekeringan, kesuburan G. REFERENSI


tanah menurun drastis, habitat punah dan
peningkatan pembukaan luas lahan. Arman, S. (1989). Perladangan Berpindah
Dan Kedudukannya Dalam Kebudayaan
Suku-Suku Dayak Di Kalimantan Barat.
Pontianak: Makalah di Sampaikan Dalam
Dies Natalis XXX Dan Lustrum VI
F. SARAN
Universitas Tanjungpura.Badan Pusat
Statistik. (2013). Laporan Hasil Sensus
Pertanian 2013. Yogyakarta: Badan Pusat
Pemerintah harus lebih serius dalam
Statistik Provinsi DIY.
menangani permasalahan ini, mengurangi
Soetomo. (2011). Pemberdayaan
sistem ladang berpindah tanpa merusak
Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sistem tatanan adat-istiadat atau struktur
budaya yang berlaku. Pemerintah harus
Sumber lain:
bekerjasama dengan masyarakat dayak Naufalin. (2013). Makalah Ladang
Berpindah. Di akses pada Rabu, 17 Februari
dengan memberikan sosialisasi atau
2016.
penyuluhan kepada masyarakat dayak akan http://www.slideshare.net/Naufalin/makalah-
ladang-berpindah
dampak yang ditimbulkan dari ladang
berpindah. Sehingga tidak hanya masyarakat Yuliantho. (2012). Teori Perubahan Sosial
dan Budaya. Di akses pada Rabu, 17
dayak yang harus tahu akan dampaknya
Februari 2016.
tetapi juga masyarakat lain yang melakukan http://ayouk91.blogspot.co.id/2010/11/teori-
perubahan-sosial-budaya-oleh.html
perladangan berpindah.
Sulistinah. (2011). Dampak Perladangan
Berpindah Pada Ekosistem dan Lingkungan
Hutan. Di akses pada Jumat, 19 Februari.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal_
geografi/article/view/10242/13366

Anda mungkin juga menyukai