Anda di halaman 1dari 25

MODEL BISNIS PERUSAHAAN DAN PERANNYA

DI ERA DIGITAL 4.0


(STUDI KASUS PADA BEBERAPA STARTUP)

Dosen:

Ahmad Zakie Mubarok, S.E., M.Acc., CISA

Syahraki Syahrir S.E, CISA, CISM, CA

Disusun Oleh:

Aileen Louisa 120110150112

Dedi Sutrisna Syah Putra 120110150046

Fikriansyah Adzaki 120110150039

Jhoice Noor Syahid Admaja 120110150124

Pingkan Klara Sari Ginting 120110150110

Selvia Sanjaya 120110150111

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah Audit Sistem Infoemasi mengenai model
bisnis perusahaan dan perannya di era digital 4.0 .

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami sampaikan terima kasih kepada:

1. Ahmad Zakie Mubarok, S.E., M.Acc., CISA dan Syahraki Syahrir


S.E, CISA, CISM, CA, selaku dosen pada mata kuliah Audit Sistem
Informasi;
2. Semua pihak yang membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembacanya. Namun penulis menyadari bahwasannya tak ada satupun yang

sempurna di dunia ini termasuk juga makalah yang penulis buat. Penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dalam penulisan

makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

kepada pembacanya.

Bandung, 27 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
1. IT & Kolaborasi di Era Digital 4.0...................................................................4
1.1. Sharing Vision...........................................................................................4
1.2. Kolega (Co-Working Space).....................................................................5
2. Mobilitas di Era Digital 4.0..............................................................................6
2.1. Noompang.................................................................................................6
2.2. Tripisia-Tripplanner..................................................................................7
3. Kecepatan & Kemudahan di Era Digital 4.0....................................................8
3.1. Auto Pilot Store (APS)..............................................................................8
3.2. Melisa.id....................................................................................................9
4. Keamanan dan Jejaring di Era Digital 4.0......................................................10
4.1. Cyber Army.............................................................................................10
4.2. HARA......................................................................................................11
5. Software As a Services di (SaaS) Era Digital 4.0...........................................12
5.1. Tami Dental Center.................................................................................12
5.2. ERESTO..................................................................................................16
6. Marketplace di Era Digital 4.0........................................................................19
6.1. Fave.........................................................................................................19
6.2. Pakar........................................................................................................22
1. IT & Kolaborasi di Era Digital 4.0
1.1. Sharing Vision
Tema : IT dan Kolaborasi di era globalisasi
Speker : Nur Islami Javad

PT. Sharing Vision Indonesia berdiri pada tahun 2001 dengan nama
Dims-IT. Memulai bisnis dengan menyelenggarakan seminar bulanan
“Visi Bisnis TI dan Telekomunikasi”. Latar belakang berdirinya Start Up
ini adalah banyaknya problematika yang seharusnya bisa dituntaskan
dengan Teknologi Informasi (TI) dan disini Sharing Vision bersedia
berkolaborasi dengan para pengusaha yang berbasis teknologi. Start Up ini
menuai sukses pada tahun 2007 berubah nama menjadi Sharing Vision
dan menjadi PT. Sharing Vision Indonesia pada tahun 2009. Saat ini
Sharing Vision sudah menyelenggarakan seminar reguler sebanyak lebih
dari 450 kali, seminar inhouse di perusahaan mitra sebanyak lebih dari 150
kali dan event internasional 10 kali. 5.000 alumni eksekutif telah
bergabung dalam keluarga besar Sharing Vision. 12 tahun lamanya
Sharing Vision terus menerus bersama mitra kerja membangun negeri ini
melalui TI. Sharing Vision saat ini telah bekerja sama dengan 150 mitra,
bersama-sama melalui ratusan proyek-proyek dan mega proyek. Di akhir
tahun 2013, Sharing Vision mendapatkan Award “Telkom Best Supplier
Award Kategori Konsultan TI”.
Sharing vision bekerjasama dengan lembaga pemerintah, pelaku bisnis
dan akademisi untuk menghadapi organized crime, Karena jika perusahaan
menghadapi serangan organized crime sendirian akan sangatlah sulit.
Maka dari itu diperlukan peran pemerintah untuk melakukan pencegahan
terhadap permasalahan keamanan digital. Serta pemerintah juga
diharapkan dapat menjadi fasilitator kerjasama pelaku industry untuk
menghadapi permasalahan keamanan juga sebagai mediator permasalahan
keaman antara penyedia layanan dengan pelanggan. Sharing vision juga
bekerja sama dengan pelaku industry guna membagikan informasi terkait
insiden keamanan, kerawanan yang telah teridentifikasi, serta mencari
solusi untuk mitigasi risiko atas insiden dan kerawanan tersebut.

1.2. Kolega (Co-Working Space)


Speker : Basya
Founder : Raffi
Sejak tahun 2015, di Jakarta sudah terdapat 7 lokasi
Di Bandung berada pada jalan Veteran

Pengertian Kolega adalah rekan seprofesi, teman kerja, teman


bisnis ataupun temen sejawat yang berada di dalam 1 kantor. Dalam
urusan bisnis di bedakan menjadi 2 yaitu internal atau eksternal. Kolega
internal ialah kolega yang berasal dari perusahaan yaitu sesame karyawan
atau unit kerja yang menjadi teman atau partner dalam menyelesaikan
tugas yang di berikan perusahaan. Sedangkan eksternal ialah kolega yang
berasal dari luar perusahaan seperti organisasi ataupun pihak – pihak yang
dapat memberikan kontribusi dan membantu perusahaan.
Nah disinilah perusaha kolega berkembang, salah satunya ialah
Kolega (Co Working Space ), perusahan startup ini bergerak untuk
menyewakan tempat – tempat atau ruangan yang nyaman serta menyajikan
suasana dimana dapat seseorang inovasi tertentu tapi tidak terlepas dengan
factor lainnya. Yang membedakan tempat Kolega (Co Working Space)
dengan yang lain ialah pada saat kita ke tempat nongkrong biasa, wajar
jika tidak menganal kita tidak ada interaksi sama sekali dengan orang
asing tersebut. Jika di tempat Kolega sendiri malah tidak wajar jika
seseorang yang ke sana tidak mendapatkan informasi atau tidak
berinteraksi sama sekali dengan orang asing (Tujuan tertentu) dan
biasanya komunikasi terkait bisnis atau terkait dengan hal yang baru.
Intinya adalah di tempat Kolega ini “Pulang Dari Teman Kita
Sanggup Memulai Hal Baru”. Karena orang yang berdatangan ke sana
kebanyakan ingin mencari hal yang baru tapi ada juga yang sudah
berpengalaman untuk berbagi pengalamannya di sana.

2. Mobilitas di Era Digital 4.0


2.1. Noompang

Founder :   Mirsa Sadikin, Dafi Adinegoro, Valdi Rachman


Industri : Layanan ride sharing
Status pendanaan :  Bootstrapping

Noompang merupakan startup yang bergerak di bidang


transportasi online. Startup ini memberikan layanan berupa ride sharing
untuk rute Bandung-Jakarta dengan harga yang lebih terjangkau.
Noompang didirikan pada tahun 2017 oleh Mirsa Sadikin bersama dua
rekannya, yaitu Dafi Adinegoro dan Valdi Rachman dengan menggunakan
dana bootstrapping. Noompang sebagai solusi alternatif transportasi
modern di tengah maraknya penggunaan layanan ride hailing. Dengan
aplikasi Noompang, para pemberi atau pencari tumpangan dapat bersama-
sama menikmati biaya transportasi yang lebih murah dibanding
menggunakan layanan transportasi konvensional. Pengguna Noompang
bisa menawarkan dan mencari tumpangan berdasarkan rute, lokasi
penjemputan atau destinasi, jadwal keberangkatan, dan sejumlah
parameter lainnya. Noompang hadir untuk memberikan akses
transportasi lewat pembagian kursi kosong kepada pengguna lain dengan
imbalan biaya transportasi. Dengan menggunakan Noompang, biaya yang
dikeluarkan oleh pengguna jauh lebih murah dibanding pilihan transportasi
lainnya. Sejauh ini, rata-rata biaya perjalanan yang ditawarkan pengguna
di platform Noompang bisa mencapai Rp50.000 untuk rute Jakarta-
Bandung, di mana tarif transportasi umumnya menghabiskan dua kali lipat
(bahkan lebih) dari biaya tersebut. Di Noompang, pengguna bisa berperan
sebagai yang memberi tumpangan dan sebagai yang menumpang,
tergantung pada kebutuhan masing-masing. Guna memfasilitasi perjalanan
dari titik A ke titik B, penyedia tumpangan bisa mengatur jadwal
perjalanan, titik keberangkatan dan tujuan, serta berapa banyak jumlah
kursi yang tersedia di dalamnya. Untuk pihak pencari tumpangan, mereka
bisa melakukan pencarian ketersediaan jadwal yang telah disediakan.
Apabila ada yang cocok, mereka bisa langsung menumpang

2.2. Tripisia-Tripplanner

Tripisia adalah sebuah platform yang bertujuan untuk


mengintegrasikan data destinasi pariwisata Indonesia dan
mengintegrasikan layanan pariwsata seperti akomodasi, atraksi wisata, dan
tempat makan sesuai budget yang ditentukan pengguna Tripisia saat
berada di lokasi wisata. Tripisia membantu wisatawan melakukan rencana
apa yang akan dilakukan, mencari akomodasi, restoran, dan acara dengan
merekomendasikan itinerari otomatis berdasarkan preferensi dan budget.

 Integrasi Layanan Promosi

Tripisia juga bertujuan untuk mengintegrasikan layanan untuk


mempromosikan restoran dan cafe, lokal-lokal bisnis, dan acara. Nantinya
Tripisia juga dapat memberikan tautan jika ingin memesan hotel dalam
satu tempat sehingga wisatawan hanya perlu mengeksplorasi apa yang
diperlukan di dalam Tripisia.

 Informasi yang berguna tentang tempat perjalanan

Wisatawan juga bisa mengeksplorasi informasi mengenai atraksi


wisata, restoran, penginapan, cara pergi ke sebuah tempat, dan tips saat
berada disana. Tripisia akan melibatkan pengguna untuk menambahkan
informasi mengenai sebuah tempat atau aktivitas, dan review mengenai hal
tersebut. Selain itu, ke depannya Tripisia akan bekerja sama dengan
penulis blog traveling dan membuat rekomendasi itinerary perjalanan
untuk pengguna. Pembuat bisnis juga dapat mengklaim bisnis mereka,
mengupdate informasi dan mempromosikan bisnis mereka. Keterlibatan
ini diperlukan agar keandalan dan kelengkapan informasi bisa tercapai.

Kehadiran Tripisia diharapkan mampu menjadi salah satu bagian


dalam meningkatkan infrastruktur teknologi informasi untuk pariwisata
dan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan jumlah
wisatawan domestik maupun mancanegara.

3. Kecepatan & Kemudahan di Era Digital 4.0


3.1. Auto Pilot Store (APS)
APS (Auto Pilot Store) adalah aplikasi kasir & inventory berbasis
Android & iOS. APS membantu meningkatkan penjualan toko &
membuatnya berjalan auto pilot. APS dibuat khusus bagi para pemilik
usaha. Usaha dapat berkembang dengan tetap rapi, terkontrol, dan sehat.
APS menawarkan kebabasan dan kecepatan untuk usaha.
Saat ini, kita hidup di era Revolusi Industri Keempat. Era yang
diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), era super
komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, inovasi, dan
perubahan yang terjadi dalam kecepatan eksponensial yang akan
mengakibatkan dampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, politik,
bahkan membuka perdebatan atas definisi manusia itu sendiri. Era yang
menegaskan dunia sebagai kampung global.
Persaingai di Revolusi Industri Keempat membutuhkan strategi
untuk dapat memenangkan kompetisi persaingan global. Kunci yang harus
dimiliki adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan otomatisasi untuk
menyelesaikan masalah-masalah lama menjadi lebih cepat. Identifikasi
permasalahan yang harus dilakukan adalah mempelajari bagaimana
otomatisasi dalam administrasi bisnis, bagaimana pemilik usaha kecil
menengah mengawasi bisnisnya, bagaimana pemilk usaha kecil menengah
meningkatkan penjualan dan laba di era digital yang kompetitif.
Setelah mempelajari dan mendefinisikan masalah, kini kita harus
merancang desain utnuk menyelesaikan masalah dengan tools (alat) dan
teknologi yang ada, yaitu diantaranya PoS system (kasir), Simple ERP
(Entreprise Resource Planning) (inventory, sales, dll), E-commerce yang
harus diimplementasikan kepada bisnis-bisnis sekarang, APS hadir untuk
menjawab masalah tersebut

3.2. Melisa.id
Melisa.id adalah aplikasi penjualan revolusioner untuk membantu
melejitkan omset penjualan via aplikasi chat whatsapp. Saat ini ada lebih
dari 132 juta pengguna internet di Indonesia, dan 40% nya adalah penggila
sosial media. Fakta yang menarik adalah ternyata hanya 20% nya saja
yang sudah nyaman & terbiasa berbelanja di situs e-commerce berbasis
shopping cart seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dsb. Sisa nya atau
sekitar 80%, masih belum terbiasa untuk berbelanja online dengan
menggunakan sistem 'shopping cart'. Mayoritas netizen indonesia lebih
suka berbelanja melalui chatting karena lebih dipercaya, mudah diakses,
sederhana, dan terkadang mereka memang kenal penjualnya.
Proses pencatatan order masih konvensional dan merepotkan,
dimana penjual harus mengecek dan menjawab ongkos kirim, cek
persediaan, cek status pembayaran, status pengiriman, dsb. Melisa.id hadir
untuk menjadi solusi bagi penjual online yang menangani order secara
manual melalui aplikasi chat. Penggunaan whatsapp (atau aplikasi chat
lain nya) untuk melayani pelanggan, penjual harus menjawab terlalu
banyak pertanyaan costumer mengenai ongkir, jasa pengiriman, dll.
Banyak waktu terbuang karena chat lama, banyak tanya, tapi ga jadi beli.
Jenuh menjawab pertanyaan tentang produk & harga, padahal info &
harga sudah ditulis jelas.
Setelah berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan (calon)
pelanggan, biasanya langkah selanjutnya setelah adalah melakukan follow
up & closing penjualan. Karena menjawab semua pertanyaan (calon)
pelanggan tidak ada artinya kalo mereka tidak jadi beli. Kendala yang
dihadapi pada step ini adalah harus berkali-kali followup calon pelanggan
karena belum juga transfer untuk bayar pesanan. Banyak terkuras waktu
untuk menghandle pelanggan yang tanya nomor resi & status pengiriman.
Hingga saat ini WhatsApp adalah aplikasi chat terbesar di dunia
dengan jumlah pengguna mencapai hampir 1,3 Milyar, dan jumlah nya
terus bertambah. Melisa.Id hadir untuk lebih hemat waktu &
meningkatkan produktivitas. Melisa.id dapat membantu menjawab
pertanyaan berulang dan followup pembaran otomatis via whatsapp web.
Selain itu, Melisa.id dapat membantu mengelola transaksi penjualan &
kontak bisnis (prospek, pelanggan, supplier) sehingga jadi lebih mudah,
baik dilakukan sendiri atau banyak CS.

4. Keamanan dan Jejaring di Era Digital 4.0


4.1. Cyber Army
Cyber Army ID adalah sebuah platform koordinasi kerentanan di
Indonesia. CyberArmyID merupakan penyelenggara program bug bounty
dan memberikan kesempatan kepada Bug Hunter untuk mendapatkan
apresiasi dari laporan kerentanan yang ditemukan dan memungkinkan
perusahaan untuk dapat menemukan kerentanan yang tepat dan akurat.
CyberArmyID juga berperan sebagai salah satu Pusat koordinasi
kerentanan dari sektor publik yang hasilnya nanti dapat menjadi acuan
keamanan siber dan Informasi yang terintegrasi di Indonesia.

CyberArmyID sendiri hadir untuk menjawab masalah keamanan siber


di Indonesia. Banyaknya hacker yang ada di Indonesia, tetapi tidak untuk
hal yang positif. CyberArmy hadir untuk menjadi wadah bagi para
pecinta dunia siber untuk melakukan hal yang positif daripada menjadi
seorang hacker. Beberapa masalah yang menjadi pemikiran para founder
CyberArmy adalah:

1. Ancaman pada aplikasi semakin meningkat


2. Organisasi tidak memiliki Sumber daya manusia yang cukup
3. Security Testing membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya
4. Kurangnya edukasi terkait keamanan siber
5. Organisasi membutuhkan security testing

CyberArmy adalah platform keamanan siber di Indonesia yang


pertama. Salah satu program yang ditawarkan oleh CyberArmy adalah
Program Bounty. Berbeda dengan program-program biasanya, disini
yang mencoba aplikasi yang sedang diuji ada banyak, tidak hanya satu
orang. Sehingga hasilnya dapat lebih variatif. Selain itu juga para Bug
Hunter yang ada di dalam CyberArmy adalah orang-orang yang
berkompetensi dan terpercaya karena CyberArmy sudah memiliki data
dari para bug hunter yang terdaftar di CyberArmy. CyberArmy juga
memberikan harga yang terjangkau untuk pemakai jasa, tapi tentunya
tetap dengan orang-orang yang terpercaya.

CyberArmy juga memiliki Challenge Program. Pada Program ini,


proyek-proyek yang diberikan secara legal lewat perantara CyberArmy
sehingga para Bug hunter tidak usah takut bahwa ini adalah hal yang
illegal. Jika berhasil menemukan Bug, bug hunter tersebut akan
mendapatkan penghargaan dan reputasi. Untuk sepuluh besar orang
terbaik, akan mendapatkan undangan khusus, misalkan untuk proyek
Negara.

4.2. HARA
Hara adalah start-up yang bekerja di bidang industri pertanian.
HARA mengajak para pemangku kepentingan dalam industri pertanian
untuk berbagi data untuk meningkatkan kualitas industri secara
keseluruhan. HARA memiliki visi “blockchain demi kepentingan sosial”.
Start-up ini bertujuan untuk menyediakan sarana pertukaran data melalui
blockchain bagi berbagai partisipan dalam industri pertanian, mulai dari
petani, bank, pemasar, dan perusahaan asuransi.
HARA berfungsi untuk menghubungkan penyedia dan pengguna
data industri pertanian. HARA memproyeksikan bahwa data yang mereka
himpun dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan. Misalkan untuk
perusahaan asuransi, dapat menyediakan paket asuransi tani yang lebih
efektif berdasarkan data cuaca dan tanah di lapangan. Untuk bank, para
petani kecil yang kesulitan mendapatkan dana dari bank, dapat
memperoleh dana tambahan jika punya data yang lengkap.
Tantangan yang dihadapi HARA dalam memperkenalkan HARA
kepada petani adalah karena tidak semua petani melek teknologi.
Seharusnya, HARA dapat digunakan melalui sebuah aplikasi yang dapat
diakses lewan ponsel, tetapi tidak semua petani memiliki ponsel. Akhirnya
HARA tetap memberikan sebuah kartu sebagai pengingat bahwa mereka
tergabung dalam HARA. Walaupun petani tersebut tidak memiliki ponsel
sebelumnya, apabila beberapa waktu setelahnya mereka memiliki ponsel,
maka data para petani tetap dapat diakses oleh petani tersebut. Data yang
dapat diperoleh dari HARA contohnya adalah data masa panen, luas
sawah, dll.

5. Software As a Services di (SaaS) Era Digital 4.0


5.1. Tami Dental Center
Tami Dental Care merupakan start up yang bergerak di

bidang kesehatan (Medical App) klinik gigi berbasis layanan

Software as a Service yang konsep awal pembentukkannya

bertujuan untuk mengintegrasikan antara dokter, pasien, dan klinik

gigi dalam menjalani aktivitasnya. Pada awal start up ini dirintis,

aplikasi hanya ditujukan untuk membantu dokter gigi saja. Namun,

seiring berjalannya waktu aplikasi ini kemudian juga

dikembangkan untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi

antara pasien dan dokter gigi.

Latar belakang pembuatan aplikasi TDC ini berawal dari

adanya permasalahan berupa permasalahan distribusi, integrasi, dan


waktu tunggu pasien. Permasalahan pertama adalah ketimpangan

fasilitas kesehatan gigi, dimana pada daerah-daerah tertentu masih

banyak yang kekurangan dokter gigi dan membutuhkan jarak yang

cukup jauh untuk sekedar pergi ke dokter gigi dengan keluhan yang

tergolong tidak terlalu parah. Permasalahan kedua adalah belum

terintegrasinya antara satu dokter gigi dengan dokter gigi lainnya

dan klinik gigi dengan klinik gigi lainnya membuat rekam medis

pasien lebih sulit untuk ditelusuri apabila pasien melakukan

medical check up dengan dokter gigi dan di klinik gigi yang

berbeda. Permasalahan ketiga berupa waktu tunggu pasien yang

lama dikarenakan pelayanan dokter yang relatif lama dalam

melayani satu pasien yang disebabkan oleh masih terbatasnya

jumlah dokter gigi dan adanya penumpukan pasien di suatu klinik

gigi padahal keluhan yang dialami pasien tersebut bukan

merupakan keluhan yang tergolong parah. Sehingga, agar

permasalahan tersebut bisa diatasi maka dibuatkanlah aplikasi

TDC.

Pengimplementasian aplikasi TDC sebagai SaaS didukung

dengan semakin banyaknya orang yang memiliki smartphone dan

adanya jaringan internet. Dengan adanya smartphone dan jaringan

internet, maka aplikasi TDC ini dapat membantu orang-orang yang

akan pergi ke dokter gigi namun terkendala jarak melalui fasilitas

berupa data klinik dan dokter gigi yang berada di aplikasi TDC.
Terkait keluhan yang tidak perlu tindakan berat, aplikasi ini juga

memberikan fasilitas chatting yang membuat pasien dapat

berkonsultasi dengan dokter gigi sehingga tidak perlu ke klinik gigi

karena pada fitur tersebut pasien juga dapat difasilitasi untuk

meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi.

Adapun fasilitas lain yang dapat diberikan oleh TDC, diantaranya

berupa:

1. Nomor Antrian online

Fitur ini memberikan fasilitas kepada pasien untuk melihat nomor

antrian pasien di suatu klinik gigi yang sudah lebih ter-update

sehingga pasien dapat mengambil keputusan untuk berobat di

suatu klinik gigi dengan jumlah antrian yang tidak terlalu panjang

dan bagi klinik gigi dapat mengurangi jumlah waktu tunggu

pasien yang relatif lama.

2. Data pasien yang lebih terorganisir

Data pasien yang lebih terorganisir memfasilitasi dokter gigi

untuk dapat melihat rekam medis pasien sehingga apabila pasien

melakukan medical check up ke dokter gigi lainnya, maka dokter

gigi tersebut dapat memberikan diagnosis yang tepat untuk

pasiennya. Selain itu, dari sisi pasien, data yang terorganisir

membuat pasien mendapatkan fasilitas untuk melihat tagihan

yang dibayarkannya, nama dokter gigi yang menanganinya, dan

jenis diagnosis yang diberikan kepadanya.


3. Laporan real time

Fitur ini dapat memfasilitasi dokter gigi, klinik gigi, dan pasien

dengan memberikan laporan yang lebih menggambarkan kondisi

yang sebenarnya terjadi pada setiap fitur yang tersedia di aplikasi

ini

4. Program loyalitas

Fitur ini menerapkan sistem give and redeem point kepada dokter

dan pasien dimana pada tingkat poin tertentu, para user (dokter

dan pasien) dapat menukarkan poin tersebut dengan sesuatu

barang yang tertera di fitur give and redeem point.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka TDC sebagai start-up

aplikasi berbasis klinik terutama klinik gigi yang dapat

mengintegrasikan antara klinik, pasien, dan dokter gigi, telah

melakukan implementasi audit sistem informasi dengan cukup

baik. Hal ini terjadi karena TDC telah memiliki integritas data

pasien, dokter gigi dan klinik yang memungkinkan TDC untuk

melakukan efisiensi sumber daya dan efektif sistem karena aplikasi

tersebut dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang

diembannya berupa peningkatan revenue klinik, penurunan tingkat

turnover dokter gigi, mengurangi penumpukkan pasien pada suatu

klinik, serta membantu pasien untuk lebih peduli terhadap

permasalahan kesehatan gigi. Hanya saja penerapan audit sistem

informasi dari TDC masih dalam skala yang terbatas dikarenakan


saat ini aplikasi TDC masih mengintegrasikan klinik gigi, pasien,

dan dokter gigi untuk cakupan wilayah buah batu, ciwaruga, dan

sutami.

5.2. ERESTO
Eresto merupakan sebuah software as a Service berbasis

Enterprise Resource Planning (ERP) di bidang food and

beverage. Hal yang melatarbelakangi dibuatkannya aplikasi ini

adalah potensi perkembangan bisnis kuliner di tanah air dan

meningkatnya kebutuhan restoran atau kafe akan solusi digital

berbasis cloud. Sehingga kehadiran Eresto diharapkan dapat

mengintegrasikan para pelaku indutri kuliner dalam satu

platform.

Eresto merupakan solusi end-to-end untuk manajemen

restoran. Dari segi kebutuhan konsumen, Eresto menyediakan

fitur self-order yang membuat para konsumen dapat melakukan

pemesanan dan pembayaran dari meja masing-masing. Sedangkan

dari segi pengelola restoran atau kafe, Eresto dapat digunakan

mulai hulu hingga hilir, termasuk manajemen pemesanan,

pengaturan inventaris barang, sampai sistem pencatatan

keuangan. Sistem ini bisa dijalankan di cloud secara total maupun

secara hybrid, sehingga kendala infrastruktur internet tidak

menjadi masalah mendasar.


Eresto memberikan beberapa Fitur kepada penggunanya,

diantaranya:

1. Waiter App (Aplikasi sistem pemesanan yang

memungkinkan pengguna untuk terima order secara mobile,

memilih meja, melihat catatan pemesanan, membatalkan pesanan,

melihat status pengerjaan pesanan, serta melihat ketersediaan

produk)

2. Cashier app atau poin of sales (Aplikasi sistem pembayaran

yang menyediakan fitur pembayaran dan bukti pembayaran secara

online, memisahkan dan menggabungkan tagihan, melihat fitur

diskon dan promosi, mengubah metode pembayaran, membuat

membership terhadap pelanggan tertentu, melakukan pemindaian

kode barang, hingga melakukan refund dan reservasi)

3. Kitchen display (fitur ini menyediakan layanan pesanan

secara real time dan informative dengan menampilkan detail

pesanan, riwayat pesanan, pemecahan tugas ke beberapa titik

dapur, menutup produk yang tidak tersedia di dapur, notifikasi

suara kepada staf dapur, hingga tambahan fitur dukungan printer

jika diperlukan)

4. Admin/Back-Office (Fitur yang menyediakan fasilitas

kepada pemilik restoran untuk mengatur bisnis dengan mudah dan

terkoordinasi)
5. Modul akuntansi, pajak, human resource, dan inventory

bagi restoran

6. Dan lain sebagainya.

Selain untuk restoran yang independen, Eresto juga

dapat memberikan fasilitas terhadap restoran yang memiliki

cabang banyak secara terintegrasi dan real time. Pihak restoran

juga bisa mengelola data para konsumen mereka dengan beberapa

fitur CRM. Sistem ini bisa dijalankan di cloud secara total

maupun secara hybrid, sehingga kendala infrastruktur internet

tidak menjadi masalah mendasar.

Eresto telah memiliki beberapa restoran yang sudah menjadi

kliennya diantaranya Bebek kaleyo, Eatboss, Bober Cafe,

Darmaga Sunda, dan Foresthree. Klien dari Eresto umumnya

restoran yang berdomisili di Bandung dan Jakarta. Namun, selain

melayani wilayah Bandung dan Jakarta, Eresto mengklaim

banyak memperoleh permintaan dari daerah lainnya, seperti Bali,

Sumatera dan Kalimantan. Saat ini Eresto disebutkan sedang

menjajaki kerja sama dengan local franchise yang telah

mempunyai puluhan cabang di kota-kota besar di Indonesia.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka Eresto sebagai start-

up aplikasi software as a Service berbasis Enterprise Resource

Planning (ERP) di bidang food and beverage telah melakukan


implementasi audit sistem informasi dengan baik. Hal ini terjadi

karena Eresto telah memiliki integritas data restoran dan kafe

dalam industri kuliner yang cukup luas dengan menyediakan

detail fitur berupa fitur Waiter App, fitur Kitchen display System,

dan fitur Cashier app yang menungkinkan para user dari Eresto

dapat melakukan efisiensi sumber daya dan efektivitas sistem

karena aplikasi tersebut dapat membantu restoran untuk mencapai

tujuan yang diembannya berupa peningkatan revenue,

pengamanan produk restoran, dan peningkatan loyalitas

pelanggan. Hanya saja penerapan audit sistem informasi dari

Eresto masih belum sepenuhnya terimplementasi. Hal ini terjadi

karena sekalipun Eresto telah memberikan banyak fitur yang

memfasilitasi restoran agar bekerja secara efektif dan efisien,

akan tetapi pada saat restoran mengalami order dalam jumlah

yang banyak dengan pemesanan produk yang berbeda-beda,

maka staf pada bagian dapur dan pembelian terkadang tidak dapat

melakukan penginputan data produk yang tersedia. Sehingga

dalam situasi tertentu, terdapat pesanan yang harus dibatalkan

dikarenakan ketidaktersediaan baha baku dari produk.

6. Marketplace di Era Digital 4.0


6.1. Fave
Speaker : Lyon

 Ringkasan
Fave merupakan aplikasi yang memberikan deal dan promo terbaik
dalam hal ini berupa voucher promo dan diskon seperti hiburan,
makanan, gym, hotel dan lainnya. Fave melayani tiga negara
meliputi Malaysia, Singapura dan Indonesia dengan kantor pusat
berada di Malaysia.

1. Business Model

Fave memiliki model bisnis yakni online-to-offline Market place


dimana fave coba menghubungkan offline business seperti
restaurant, gym, hotel dan lainnya dengan pengguna dimana
terdapat penawaran berupa potongan harga jika pengguna
mengaplikasikan fave. Fave sebagai perusahaan startup bekerja
sama dengan offline business untuk menetapkan harga terbaik yang
tentunya dibawah harga normal, sehingga menarik minat
pelanggan. Dalam implementasinya fave mendapatkan keuntungan
sebesar 10% dari total penjualan

2. Benefit Users

Terdapat tiga manfaat yang ditawarkan oleh aplikasi fave untuk


pengguna yakni discover, save dan Cashless. Discover merupakan
cara Fave untuk menyediakan promo-promo untuk berbagai maca
offline business untuk pengguna aplikasi fave, Save merupakan
kerjasama yang dilakukan fave untuk membuat promo diskon dari
offline business yang ingin mempromosikan perusahaanya, dan
Cashless merupakan kemudahan yang diberikan oleh fave dimana
pembayaran dapat dilakukan melalui digital payment dimana hal
ini memberikan fleksibilitas untuk pengguna dengan memberikan
berbagai macam pembayaran kepada pengguna.
3. Benefit Partners

Selain kepada pengguna aplikasi fave, fave juga memberikan


keuntungan atau manfaat yang untuk partner bisni fave seperti
Zero Fee yaitu dengan menggunakan metode profit sharing
dimana keuntungan setiap penjualan berkisar 10-20%, Online
Marketing yaitu pemasaran dilakukan secara online melalui
internet, push notification dan sebagainya sehingga perusahaan
partners Fave dapat diketahui oleh banyak pengguna, Online
Revenue yaitu pendapatan yang diperoleh oleh partners dapat
diterima secara online, dan New Users yaitu dapat dijadikan sarana
untuk branding produk atau jasa yang dimiliki partner kepada
pengguna baru.

4. Benefit Civitas Universitas Padjadjaran

Fave memberikan diskon kepada civitas Unpad sebesar 15% untuk


pembelian pertama produk atau jasa offline business dengan
menggunakan aplikasi Fave

 Fave dan Kaitannya dengan Audit Sistem Informasi

Juliandarini (2013) mengungkapkan bahwa audit sistem

informasi (Information Systems (IS) audit atau Information

technology (IT) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian

dari infrastruktur sistem informasi secara keseluruhan. Dengan

pendekatan yang diberikan kepada pelanggan dibutuhkan

pengawasan dan pengendalian atas infrastruktur informasi system.

Dalam hal ini fave memiliki karakteristik dan kebutuhan

pengendalian yang berbeda dengan jenis aplikasi lainnya. Dimana


pengendalian aplikasi yang dilakukan oleh fave adalah sebagai

berikut :

o Boundary Controls

Dalam hal ini, Fave memberikan experience kepada pengguna

untuk berinteraksi dimana offline business dan pengguna aplikasi

dapat mengetahui data satu sama yang diungkapkan di dalam

Aplikasi Fave, menjaga sumberdaya yang ada pada aplikasi

digunakan

o Input controls dan Output Controls

o On line transac-on processing system (process controls)

Dalam hal ini fave menggunakan aplikasi yang berbasis real time

system, cara penginputan data dilakukan secara real time dengan

adanya feedback yang langsung diterima oleh pelanggan. Data

dimasukkan melalui aplikasi yang memiliki fungsi point of sales

dimana bentuknya dalam kupon diskon dan hanya digunakan sekali

dalam transaksi.

6.2. Pakar
Speaker : Aryo Utomo Junanto

 Ringkasan

Pakar merupakan aplikasi grup dimana terdapat sekumpulan


aplikasi yang tergabung di dalam pakar grup, dimana aplikasi yang
tergabung di dalam pakar berjumlah 13 aplikasi. Pakar mulai dapat
digunakan pada februari 2018 dan dapat didownload melalui
playstore

1. Background Pakar

Pakar memiliki focus utama untuk mempertemukan pelanggan


dengan penyedia jasa lain. Adapun, pada saar ini aplikasi penyedia
jasa saat ini cenderung menyediakan jasa dengan harga yang
hampir sama setiap daerah mendorong terjadinya kesenjangan
harga dikarenakan adanya potensi bahwa daya beli pada setiap kota
akan cenderung berbeda. Oleh karena itu, pakar berusaha
memberikan solusi dengan menyediakan berbagai macam layanan
jasa diseluruh Indonesia sesuai dengan harga dan daya beli
masyarakat di setiap daerah hal ini ditunjang dengan kemudahan
akses sehingga meningkatkan daya beli pelanggan.

2. What we offer to you

Untuk menunjang aplikasi pakar, saat ini terdapat 18 bidang jasa


dengan harga yang sudah disesuaikan dengan tingkat minat dan
daya beli masyarakat di setiap daerah di Indonesia. proses pitching
digunakan untuk melakukan penyesuaian harga dimana pihak pakar
melakukan survey pada setiap wilayah di Indonesia. Setalah itu,
pakar akan melakukan survey lanjutan kepada pelanggan untuk
harga yang dibebankan apakah sudah sesuai dan pelanggan dapat
memberikan saran untuk harga yang sesuai. Dengan ini hasil
survey pelanggan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan atas pembebanan harga yang dilakukan Pakar pada
setiap daerah. Selain itu, Pakar sangat terbuka terhadap keluhan,
namun harus berdasarkan data yang valid. Dalam hal ini, customet
memiliki hak untuk merasakan dan menikmati jasa dengan harga
terbaik.
Untuk pengakuan keuntungannya Pakar akan memotong 20% dari
setiap transaksi yang didapat. Dengan kata lain 20% harga yang
dibayarkan pelanggan merupakan pendapatan bagi Pakar,
sedangkan 80% sisanya merupakan pendapatan penyedia jasa.
Pakar menjelaskan bahwa dari 20% Pakar akan membayarkan
beban pajak penyedia jasa, dimana beban pajak akan berjumlah
10%. Sehingga pendapatan yang akan diterima Pakar sebetulnya
hanya sebesar 10%

 Pakar dan Kaitannya dengan Audit Sistem Informasi

o Boundary Controls
Dalam hal ini, Pakar memberikan experience kepada pengguna
untuk berinteraksi dimana Pakar dan pengguna aplikasi dapat
mengetahui data harga dan yang diungkapkan di dalam Aplikasi
Pakar, sehingga sumberdaya yang ada pada aplikasi digunakan
dengan melakukan survey pada setiap pelanggan,
o Input controls dan Output Controls

Pakar melakukan survey untuk memberikan keyakinan bahwa


harga yang disajikan pada aplikasi Pakar telah sesuai di setiap
daerah dan dapat dikatakan valid serta menggambarkan keadaan
yang sebenarnya. Sehingga dapat didistribusikan kepada para user
secara akurat dan tepat waktu.

o On line transac-on processing system (process controls)

Dalam hal ini Pakar menggunakan aplikasi yang berbasis real time
system, cara penginputan data dilakukan secara real time dengan
adanya feedback yang langsung diterima oleh pelanggan. Dimana
dalam melakukan pesanan sesuai ketersediaan pakar dalam
bidangnya.

Anda mungkin juga menyukai