Dosen:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah Audit Sistem Infoemasi mengenai model
bisnis perusahaan dan perannya di era digital 4.0 .
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami sampaikan terima kasih kepada:
sempurna di dunia ini termasuk juga makalah yang penulis buat. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dalam penulisan
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
1. IT & Kolaborasi di Era Digital 4.0...................................................................4
1.1. Sharing Vision...........................................................................................4
1.2. Kolega (Co-Working Space).....................................................................5
2. Mobilitas di Era Digital 4.0..............................................................................6
2.1. Noompang.................................................................................................6
2.2. Tripisia-Tripplanner..................................................................................7
3. Kecepatan & Kemudahan di Era Digital 4.0....................................................8
3.1. Auto Pilot Store (APS)..............................................................................8
3.2. Melisa.id....................................................................................................9
4. Keamanan dan Jejaring di Era Digital 4.0......................................................10
4.1. Cyber Army.............................................................................................10
4.2. HARA......................................................................................................11
5. Software As a Services di (SaaS) Era Digital 4.0...........................................12
5.1. Tami Dental Center.................................................................................12
5.2. ERESTO..................................................................................................16
6. Marketplace di Era Digital 4.0........................................................................19
6.1. Fave.........................................................................................................19
6.2. Pakar........................................................................................................22
1. IT & Kolaborasi di Era Digital 4.0
1.1. Sharing Vision
Tema : IT dan Kolaborasi di era globalisasi
Speker : Nur Islami Javad
PT. Sharing Vision Indonesia berdiri pada tahun 2001 dengan nama
Dims-IT. Memulai bisnis dengan menyelenggarakan seminar bulanan
“Visi Bisnis TI dan Telekomunikasi”. Latar belakang berdirinya Start Up
ini adalah banyaknya problematika yang seharusnya bisa dituntaskan
dengan Teknologi Informasi (TI) dan disini Sharing Vision bersedia
berkolaborasi dengan para pengusaha yang berbasis teknologi. Start Up ini
menuai sukses pada tahun 2007 berubah nama menjadi Sharing Vision
dan menjadi PT. Sharing Vision Indonesia pada tahun 2009. Saat ini
Sharing Vision sudah menyelenggarakan seminar reguler sebanyak lebih
dari 450 kali, seminar inhouse di perusahaan mitra sebanyak lebih dari 150
kali dan event internasional 10 kali. 5.000 alumni eksekutif telah
bergabung dalam keluarga besar Sharing Vision. 12 tahun lamanya
Sharing Vision terus menerus bersama mitra kerja membangun negeri ini
melalui TI. Sharing Vision saat ini telah bekerja sama dengan 150 mitra,
bersama-sama melalui ratusan proyek-proyek dan mega proyek. Di akhir
tahun 2013, Sharing Vision mendapatkan Award “Telkom Best Supplier
Award Kategori Konsultan TI”.
Sharing vision bekerjasama dengan lembaga pemerintah, pelaku bisnis
dan akademisi untuk menghadapi organized crime, Karena jika perusahaan
menghadapi serangan organized crime sendirian akan sangatlah sulit.
Maka dari itu diperlukan peran pemerintah untuk melakukan pencegahan
terhadap permasalahan keamanan digital. Serta pemerintah juga
diharapkan dapat menjadi fasilitator kerjasama pelaku industry untuk
menghadapi permasalahan keamanan juga sebagai mediator permasalahan
keaman antara penyedia layanan dengan pelanggan. Sharing vision juga
bekerja sama dengan pelaku industry guna membagikan informasi terkait
insiden keamanan, kerawanan yang telah teridentifikasi, serta mencari
solusi untuk mitigasi risiko atas insiden dan kerawanan tersebut.
2.2. Tripisia-Tripplanner
3.2. Melisa.id
Melisa.id adalah aplikasi penjualan revolusioner untuk membantu
melejitkan omset penjualan via aplikasi chat whatsapp. Saat ini ada lebih
dari 132 juta pengguna internet di Indonesia, dan 40% nya adalah penggila
sosial media. Fakta yang menarik adalah ternyata hanya 20% nya saja
yang sudah nyaman & terbiasa berbelanja di situs e-commerce berbasis
shopping cart seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dsb. Sisa nya atau
sekitar 80%, masih belum terbiasa untuk berbelanja online dengan
menggunakan sistem 'shopping cart'. Mayoritas netizen indonesia lebih
suka berbelanja melalui chatting karena lebih dipercaya, mudah diakses,
sederhana, dan terkadang mereka memang kenal penjualnya.
Proses pencatatan order masih konvensional dan merepotkan,
dimana penjual harus mengecek dan menjawab ongkos kirim, cek
persediaan, cek status pembayaran, status pengiriman, dsb. Melisa.id hadir
untuk menjadi solusi bagi penjual online yang menangani order secara
manual melalui aplikasi chat. Penggunaan whatsapp (atau aplikasi chat
lain nya) untuk melayani pelanggan, penjual harus menjawab terlalu
banyak pertanyaan costumer mengenai ongkir, jasa pengiriman, dll.
Banyak waktu terbuang karena chat lama, banyak tanya, tapi ga jadi beli.
Jenuh menjawab pertanyaan tentang produk & harga, padahal info &
harga sudah ditulis jelas.
Setelah berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan (calon)
pelanggan, biasanya langkah selanjutnya setelah adalah melakukan follow
up & closing penjualan. Karena menjawab semua pertanyaan (calon)
pelanggan tidak ada artinya kalo mereka tidak jadi beli. Kendala yang
dihadapi pada step ini adalah harus berkali-kali followup calon pelanggan
karena belum juga transfer untuk bayar pesanan. Banyak terkuras waktu
untuk menghandle pelanggan yang tanya nomor resi & status pengiriman.
Hingga saat ini WhatsApp adalah aplikasi chat terbesar di dunia
dengan jumlah pengguna mencapai hampir 1,3 Milyar, dan jumlah nya
terus bertambah. Melisa.Id hadir untuk lebih hemat waktu &
meningkatkan produktivitas. Melisa.id dapat membantu menjawab
pertanyaan berulang dan followup pembaran otomatis via whatsapp web.
Selain itu, Melisa.id dapat membantu mengelola transaksi penjualan &
kontak bisnis (prospek, pelanggan, supplier) sehingga jadi lebih mudah,
baik dilakukan sendiri atau banyak CS.
4.2. HARA
Hara adalah start-up yang bekerja di bidang industri pertanian.
HARA mengajak para pemangku kepentingan dalam industri pertanian
untuk berbagi data untuk meningkatkan kualitas industri secara
keseluruhan. HARA memiliki visi “blockchain demi kepentingan sosial”.
Start-up ini bertujuan untuk menyediakan sarana pertukaran data melalui
blockchain bagi berbagai partisipan dalam industri pertanian, mulai dari
petani, bank, pemasar, dan perusahaan asuransi.
HARA berfungsi untuk menghubungkan penyedia dan pengguna
data industri pertanian. HARA memproyeksikan bahwa data yang mereka
himpun dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan. Misalkan untuk
perusahaan asuransi, dapat menyediakan paket asuransi tani yang lebih
efektif berdasarkan data cuaca dan tanah di lapangan. Untuk bank, para
petani kecil yang kesulitan mendapatkan dana dari bank, dapat
memperoleh dana tambahan jika punya data yang lengkap.
Tantangan yang dihadapi HARA dalam memperkenalkan HARA
kepada petani adalah karena tidak semua petani melek teknologi.
Seharusnya, HARA dapat digunakan melalui sebuah aplikasi yang dapat
diakses lewan ponsel, tetapi tidak semua petani memiliki ponsel. Akhirnya
HARA tetap memberikan sebuah kartu sebagai pengingat bahwa mereka
tergabung dalam HARA. Walaupun petani tersebut tidak memiliki ponsel
sebelumnya, apabila beberapa waktu setelahnya mereka memiliki ponsel,
maka data para petani tetap dapat diakses oleh petani tersebut. Data yang
dapat diperoleh dari HARA contohnya adalah data masa panen, luas
sawah, dll.
cukup jauh untuk sekedar pergi ke dokter gigi dengan keluhan yang
dan klinik gigi dengan klinik gigi lainnya membuat rekam medis
TDC.
berupa data klinik dan dokter gigi yang berada di aplikasi TDC.
Terkait keluhan yang tidak perlu tindakan berat, aplikasi ini juga
berupa:
suatu klinik gigi dengan jumlah antrian yang tidak terlalu panjang
Fitur ini dapat memfasilitasi dokter gigi, klinik gigi, dan pasien
ini
4. Program loyalitas
Fitur ini menerapkan sistem give and redeem point kepada dokter
dan pasien dimana pada tingkat poin tertentu, para user (dokter
baik. Hal ini terjadi karena TDC telah memiliki integritas data
dan dokter gigi untuk cakupan wilayah buah batu, ciwaruga, dan
sutami.
5.2. ERESTO
Eresto merupakan sebuah software as a Service berbasis
platform.
diantaranya:
produk)
jika diperlukan)
terkoordinasi)
5. Modul akuntansi, pajak, human resource, dan inventory
bagi restoran
detail fitur berupa fitur Waiter App, fitur Kitchen display System,
dan fitur Cashier app yang menungkinkan para user dari Eresto
maka staf pada bagian dapur dan pembelian terkadang tidak dapat
Ringkasan
Fave merupakan aplikasi yang memberikan deal dan promo terbaik
dalam hal ini berupa voucher promo dan diskon seperti hiburan,
makanan, gym, hotel dan lainnya. Fave melayani tiga negara
meliputi Malaysia, Singapura dan Indonesia dengan kantor pusat
berada di Malaysia.
1. Business Model
2. Benefit Users
berikut :
o Boundary Controls
digunakan
Dalam hal ini fave menggunakan aplikasi yang berbasis real time
dalam transaksi.
6.2. Pakar
Speaker : Aryo Utomo Junanto
Ringkasan
1. Background Pakar
o Boundary Controls
Dalam hal ini, Pakar memberikan experience kepada pengguna
untuk berinteraksi dimana Pakar dan pengguna aplikasi dapat
mengetahui data harga dan yang diungkapkan di dalam Aplikasi
Pakar, sehingga sumberdaya yang ada pada aplikasi digunakan
dengan melakukan survey pada setiap pelanggan,
o Input controls dan Output Controls
Dalam hal ini Pakar menggunakan aplikasi yang berbasis real time
system, cara penginputan data dilakukan secara real time dengan
adanya feedback yang langsung diterima oleh pelanggan. Dimana
dalam melakukan pesanan sesuai ketersediaan pakar dalam
bidangnya.