Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian Penyakit
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot dantendon. Secara fisiologis,
sistem muskuloskeletal memungkinkan perubahan pada pergerakan dan posisi. Otot terbagi atas
tiga bagian yaitu ;otot rangka, otot jantung dan otot polos. (Joyce M Black, 2014).
Traumamuskuloskeletal adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera pada tulang,
sendi dan otot karena salah satu sebab. Kecelakaan lalu lintas,olahraga dan kecelakaan industri
merupakan penyebab utama dari traumamuskuloskeletal. Sedangkan tulang dapat
diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu :
a. Tulang panjang
Merupakan tulang yang lebih panjang dari lebarnya dan ditemukandi ekstermitas atas dan
bawah. Seperti humerus, radius, ulna, femur,tibia, fibula, metatarsal, metakarpal dan
falangs merupakan tulang panjang. 
b. Tulang pendek
Misalnya karpal dan tarsal yang tidak memiliki axis yang panjangserta berbentuk kubus.
c. Tulang pipih
Misalnya rusuk, kranium, skapula dan beberapa bagian dari pelvisgirdle dimana tulang
ini melindungi bagian tubuh yang lunak danmemberikan permukaan yang luas untuk
melekatnya otot.
d. Tulang iregular
Memiliki berbagai macam bentuk, seperti tulang belakang, osikeltelinga, tulang wajah
dan pelvis. Tulang ireguler mirip dengan tulanglain dalam struktur dan komposisi (Joyce
M Black, 2014).
Ada beberapa jenis dari trauma muskuloskeletal dimana tergantungletak dari trauma. Trauma
muskuloskeletal yang umum terjadi yaitufraktur, strain, sprain, dislokasi dan amputasia.
a. Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh traumaatau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut sertakeadaan tulang dan jaringan lunak disekitar
tulang akan menentukanapakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
tidak lengkap. Frakturadalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang.
Jikaterjadi fraktur, maka jaringan lunak disekitarnya juga akan terganggu(Joyce M Black,
2014).
1. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang.Fraktur terbuka
adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengandunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak sehinggaterjadi kontaminasi bakteri.
2. Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus olehfragmen tulang.
Jadi pada fraktur tertutup kulit masih utuh diataslokasi cedera (Brunner, 2001).
3. Strain
Strain merupakan suatu puntiran atau tarikan, robekan otot dantendon. Strain
adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan atau stres yang
berlebihan (Brunner, 2001).
4. Sprain
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibatgerakan mengepit
atau memutar. Fungsi ligamen adalah menjagastabilitas namun masih memungkinkan
mobilitas. Ligamen yangrobek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Sprain
merupakan peregangan atau robekan ligamen, fibrosa dari jaringan ikat yangmenggabung
kan ujung satu tulang dengan tulang lainnya (Joyce MBlack, 2014).
2. Etiologi
Penyebab umum dari truma muskuloskeletal adalah kecelekaan lalu lintas,olahraga, jatuh
dan kecelakaan industri.
a. Fraktur
Etiologi atau penyebab dari fraktur adalah kelebihan beban
mekanis pada suatu tulang, saat tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak diban
dingkan yang mampu ditanggunya (Joyce M Black,2014).
1) Trauma langsung
Tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerahtekanan misalnya
benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna.
2) Trauma tidak langsung
Trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah frakturdimana pada
keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.Misalnya, jatuh bertumpu pada
tangan yang menyebabkan tulangklavikula atau radius distal patah. 
b. Strain
Penyebab dari strain bisa dari trauma langsung maupun tidak langsungmisalnya
(jatuh dan tumbukan pada badan) yang mendorong sendikeluar dari posisinya kemudian
meregang (Joyce M Black, 2014).
c. Sprain
Penyebab sprain sama dengan strain yaitu trauma langsung dan traumatidak
langsung (Joyce M Black, 2014).
3. Patofisiologis / Mekanisme Penyakit
a. Fraktur
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkanfraktur, jika
ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, makatulang mungkin hanya retak
saja dan bukan patah. Jika gayanya sangatekstrem, seperti tabrakan mobil, maka tulang
dapat pecah berkeping-keping. Saat terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang
akan terganggu. Otot dapat mengalami spasme dan menarik fragmen frakturkeluar posisi.
Kelompok otot yang besar dapat menciptakan spasmeyang kuat dan bahkan mampu
menggeser tulang besar, seperti femur.Perdarahan terjadi karena cedera jaringan lunak
atau cedera pada tulangitu sendiri. Pada saluran sumsum (medula), hemotoma terjadi
diantarafragmen-fragmen tulang dan dibawah periosteum. Jaringan tulangdisekitar lokasi
fraktur akan mati dan menciptakan respon peradanganyang hebat. Akan terjadi
vasodilatasi, edema, nyeri, kehilangan fungsi,esudasi plasma dan leukosit (Joyce M
Black, 2014). 
b. Strain
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung maupun traumatidak
langsung, cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yangsalah, kontraksi otot yang
berlebihan, otot yang belum siap terjadi
pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha) dan otot guadriceps.Fleksibilitas otot
yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cederamemar dan membengkak.
c. Sprain
Adanya tekanan eksternal yang berlebihan menyebabkan suatu masalahyang
disebut sprain yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akanmengalami robek dan
kemudian akan kehilangan kemampuanstabilitasnya. Hal tersebut akan membuat
pembuluh darah pecah danakan menyebabkan hemotama serta nyeri.
4. Tanda dan Gejala
a. Fraktur
1) DeformitasPembengkakkan dari perdarahan lokal dapat menyebabkandeformitas pada
lokasi fraktur. Deformitas adalah perubahan
bentuk, pergerakan tulang jadi memendek karena kuatnya tarikan otot-ototekstermitas
(Joyce M Black, 2014).
2) Nyeri Nyeri biasanya terus menerus menigkat jika fraktur tidakdiimobilisasi (Brunner,
2001). 
3) Pembengkakkan atau edemaEdema terjadi akibat akumulasi cairan serosa pada lokasi
frakturserta ekstravasasi cairan serosa pada lokasi fraktur ekstravasi darahke jaringan sekitar.
4) Hematom atau memarMemar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
5) Kehilangan fungsi dan kelainan gerak (Joyce M Black, 2014). 
b. Strain
1) Nyeri
2) Kelemahan otot
3) Pada sprain parah, otot atau tendon mengalami ruptur secara parsialatau komplet bahkan
dapat menyebabkan kelumpuhan pasien akibathilangya fungsi otot (Joyce M Black, 2014).
c. Sprain
1) Adanya robekan pada ligamen
2) Nyeri
3) Hematoma atau memar (Joyce M Black, 2014).

5. Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Henderson (1997), Bruner dan Suddarth’s
(1995) adalah :
a. Syok,
b. Infeksi,
c. Nekrosis vaskuler,
d. Malonian,
e. Non union,
f. Delayed union,
g. Kerusakan arteri,
h. Sindroma kompartemem,
i. Sindroma emboli lemak.
 
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan adalah :
a. X-ray untuk menentukan lokasi atau luasnya fraktur, 
b. Scan tulang untuk mempelihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasikerusakan jaringan
lunak,
c. Arteriogram untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler pada perdarahan dan
penigkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan,
d. Kretinin untuk trauma otot menigkatkan beban kretinin untuk kliensginjal,
e. Profil koagulas untuk perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,transfusi darah atau
cedera (Amin Huda Nurarif, 2015).
7. Penatalaksanaan Medika.
a. Fraktur
1. ImobilisasiImobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksternal dan
internalmempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskulerselalu dipantau
meliputi peredaran darah, nyeri, perabaan dangerakan. Perkiraan waktu untuk imobilisasi
yang dibutuhkan
untuk penyatuan tulang yang mengalami fraktur adalah sekitar 3 bulan(Amin Huda Nurarif,
2015).Alat imobilisasi yang sering digunakan, antara lain :
a) Bidai
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukanatau fiksasi tulang yang
patah. Tujuan pemasangan bidai untukmencegah pergerakan tulang yang patah. Syarat
pemasangan bidaidimana dapat mempertahankan kedudukan 2 sendi tulang didekattulang
yang patah dan pemasangan bidai tidak boleh terlalu kencangatau ketat, karena akan
merusak jaringan tubuh (Yanti RulyHutabarat, 2016).
b) Gips
Gips merupakan alat fiksasi untuk penyembuhan tulang. Gipsmemiliki sifat menyerap air
dan bila itu terjadi akan timbul reaksieksoterm dan gips akan menjadi keras.
2. Reduksi
Langkah pertama pada penanganan fraktur yang bergeser adalahreduksi. Reduksi fraktur
berarti mengembalikan fragmen tulang padakesejajarannya dan rotasi. Reduksi merupakan
manipulasi tulanguntuk mengembalikan kelerusan, posisi dan panjang
denganmengembalikan fragmen tulang sedekat mungkin serta tidak semuafraktur harus
direduksi (Joyce M Black, 2014). Reduksi terbagi atasdua bagian, yaitu :
a) Reduksi tertutupPada banyakan kasus fraktur, reduksi tertutup dilakukan
denganmengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnyasaling
berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual.Reduksi tertutup harus segera
dilakukan setelah cedera untukmenimilkan efek deformitas dari cedera tersebut
(Brunner, 2001). 
b) Reduksi terbukaReduksi terbuka merupakan prosedur bedah dimana fragmenfraktur
disejajarkan. Reduksi terbuka sering kali dikombinasikandengan fiksasi internal untuk
fraktur femur dan sendi. Alat fiksasiinternal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku
atau batanganlogam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulangdalam
posisinya sampai penyembuhan tulang (Brunner, 2001).
3. TraksiTraksi adalah pemberian gaya tarik terhadap bagian tubuh yangcedera, sementara
kontratraksi akan menarik ke arah yang berlawanan. Traksi dapat digunakan untuk
mendapatkan efek reduksidan imobilisasi. Beratnya trasi disesuaikan dengan spasme otot
yangterjadi (Brunner, 2001).
b. Strain
1) Istirahan, kompres dengan air dingin, dan elevasi (RICE) untuk 24-48 jam pertama.
2) Perbaikan bedah mungkin diperlukan jika robekan terjadi padahubungan tendon tulang.
3) Pemasangan balut tekan.
4) Selama penyembuhan (4-6 minggu) gerakan dari cedera harusdiminimalkan (Joyce M
Black, 2014).
c. Sprain
1) Istirahat akan mencegah cedera tambahan dan mempercepat penyembuhan.
2) Meniggikan bagian yang sakit akan mengontrol pembengkakkan.
3) Kompres air dingin, diberikan secara intermiten 20-30 menit selama24-48 jam pertama
setelah cedera. Kompres air dingin menyebabkanvasokontriksi akan mengurangi perdarahan
dan edema (Jangan berlebihan nanti akan mengakibatkan kerusakan kulit) (Brunner,2001).

B. Pathway

LANSIA

Perubahan
Perubahan Fisik Psikologis
Perubahan
Kognitif
Perubahan
Fisiologi Dalam
Degenerasi Kerusakan Sistem
Kekuatan Fungsi Sistem Serebral Persyarafan
Rentan Gerak & Muskulokelet Ekstrapiramid/
Kelenturan al Cedera Motor
Neuron Di SSP Mengganggu
Penerimaan, Siklus Bangun-
Berkurang Artrofi & Pengungkapan Tidur Berubah
Kebebasan Gerak Jumlah Tremor Otot & Perasaan
Serabut Otot
(Berangsur-
Kesukaran Angsur Berkurangnya Fase Laten
Gangguan
Makan, Berdan Dgantikan Fleksibilitas Komunikasi Tidur, jumlah
Dan, Toileting, Jarigan Postur Tubuh &
Mandi Mobilitas waktu tidur
Fibrosa)
Fungsional dalam siang hari
Gangguan
Komunikasi
Defisit Perawatan Verbal
Diri Massa otot, Gangguan Pola
Gangguan
kekuatan,& Tidur
Mobilitas Fisik
pergerakan
secara
keseluruhan

Penurunan
Aktifitas

Kelelahan Perubahan
Jatuh

Anda mungkin juga menyukai