SKREENING PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA NN.R USIA 21 TAHUN DENGAN KEK DI PKM MANDING
SKREENING PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA NN.R USIA 21 TAHUN DENGAN KEK DI PKM MANDING
Disusun oleh:
WINDU ROHMATUL FITRI
722650115
Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan Remaja dan
Pra Nikah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Disusun oleh:
WINDU ROHMATUL FITRI
722650115
Disusun Oleh:
NAMA
WINDU ROHMATUL FITRI
722650115
Mengetahui
Pembimbing Praktek
(Hj.Aisaturrida, SST.Bdn)
NIP.19700916 199002 2 001
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahnya,
serta sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan besar nabi
Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan
Pranikah Dan Prakonsepsi Pada Nn’”R” Usia 21 Tahun Dengan Kek Di Puskesmas
Manding dengan baik.
Asuhan Kebidanan Pranikah Dan Prakonsepsi Pada Nn’”R” Usia 21 Tahun Dengan
Kek Di Puskesmas Manding ini hanyalah karya manusia yang tidak lepas dari
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan laporan asuhan kebidanan ini. Dan
semoga laporan ini bermanfaat bagi semuanya,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
C. Assesment …………………………………………………….
D. Penatalaksanaan …………………………………………………….
E. Evaluasi …………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami pemberian asuhan pranikah dan prakonsepsi kepada pasien
atau klien dilapangan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian Pranikah
2. Mengetahui Persiapan Pranikah
3. Mengetahui Pentingnya Periksa Kesehatan Pranikah
4. Mengetahui Imunisasi Tetanus Toxoid
5. Mengetahui Jenis Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
6. Mengetahui Manfaat Periksa Kesehatan Pranikah
7.Mengetahui Prosedur Periksa Kesehatan Pranikah
8.Mengetahui Persiapan Menjelang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
9.Mengetahui Pengertian KEK
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pranikah
Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan (akad) perkawinan
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum danajaran agama. Imbuhan kata pra yang
memiliki makna sebelum, sehingga arti dari pranikah adalah sebelum menikah atau
sebelum adanya ikatan perkawinan (lahir batin) antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri (Setiawan, 2017). Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas usia 19 tahun
untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Akan tetapi, berdasarkan UU No. 35
tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,
usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh karena itu, BKKBN
memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk pria.
Selain itu, umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun
bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017). Sedangkan, pasangan
yang akan melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut calon pengantin
(Setiawan, 2017). Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga
kondisi kesehatannya. Kepada para remaja diberi pengertian tentang hubungan seksual
yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang
proses kehamilan dan persalinan, serta pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan. Pemeriksaan kesehatan dianjurkan bagi remaja yang akan menikah. Tujuan
dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan para
remaja. Jika ditemukan penyakit atau kelainan didalam diri remaja, maka tindakan
pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi,
maka diupayakan masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada
pasangannya. Misalnya remaja penderita penyakit jantung yang sedang hamil harus
memeriksakan kesehatannya secara teratur. Remaja yang menderita AIDS harus mengaja
pasangannya agar tidak terkena virus HIV dengan menggunakan kondom saat
bersenggama bila sudah menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini
dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan remaja seperti: karang taruna,
pramuka, organisasi remaja, dan sebagainya. Para remaja yang terhimpun dalam
organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan
dalam menghadapi peran sebagai istri dapat dilakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan hanya pada
masalah gangguan kesehatan (penyakit system reproduksi). Fakta perkembangan
psikologis dan social perlu diperhatikan juga dalam membina kesehatan remaja. Remaja
yang tumbuh kembang secara biologis diikuti dengan perkembangan psikologis dan
sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di dalam membina kesehatan.
Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan terhadap
remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Perkawinan yang sehat.
Remaja dibimbing tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi perkawinan
ditinjau dari sudut kesehatan. Perkawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami
dan istri. Perkawinan menghasilkan keturunan. Bayi yang dilahirkan atau keturunan ini
diharapkan adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat.
Remaja diajarkan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya.
Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah keluarga yang memiliki norma keluarga
kecil (jumlah keluarga yang ideal terdiri atas suami, istri, dan dua anak),bahagia,
sejahtera, aman, tenteram, disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga
sejahtera juga memiliki kemampuan social ekonomi yang mendukung kehidupan anggota
keluarganya serta mampu menabung untuk masa depan. Selain itu, keluarga sejahtera
juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya.
Tidak semua remaja memahami system reproduksi manusia. Membicarakan system
reproduksi dianggap tabu bagi beberapa kalangan remaja. Penjelasan mengenai
perubahan yang terjadi pada system reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, dan
pascapersalinan perlu diberikan. Penjelasan mengenai perawatan bayi serta gangguan
system reproduksi, seperti gangguan menstruasi, kelainan system reproduksi dan
penyakit, juga hendaknya diberikan. Penyakit system reproduksi yang dimaksud adalah
penyakit-penyakit hubungan seksual, HIV/AIDS, dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit yang
memberatkan kehamilan dan membahayakan masa kehamilan atau persalinan. Penyakit
yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan, antara lain penyakit
jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, dan tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil
muda terjadi gangguan psikologi seperti benci dengan seseorang (suami) atau benda
tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa
persalinan atau pascapersalinan gangguan jiwa juga mungkin terjadi. Selain hal-hal
tersebut masih ada lagi permasalahan remaja dan dikaitkan dengan kesehatan keluarga.
Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau
memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja sangat besar, maka dapat dirujuk pada
yang lebih ahli. Misalnya, bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam
mengahadapi kehamilan, remaja dirujuk ke dokter spesialis jiwa atau ke psikolog.
Bimbingan remaja juga dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna,
pramuka, serta organisasi pelajar, mahasiswa, dan pemuda.
d)Riwayat Imunisasi
Skrining status imunisasi perlu dilakukan pada calon ibu terutama imuniasai TT.
Indonesia merupakan salah satu negara yang belum dapat mengeliminasi tetanus
100% sehingga status imunisasi ibu/calon ibu harus selalu diskrining (Kemenkes RI,
2012). Status imunisasi lain yang perlu diskrining yaitu hepatitis B, HPV,
TORCH/Rubella, dan imunisasi penyakit lainnya yang memiliki prevalensi.tinggi di
daerah tempat tinggal calon pengantin wanita dan laki – laki.
Riwayat Kesehatan
1. Hipertensi
Penyakit hipertensi diakaitkan dengan peningkatan persalinan prematur dan
retardasi pertumbuhan intrauterin serta insiden mortalitas perinatal yang lebih
tinggi. Penyakit ini juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang paling
sering. Tekanan darah harus distabilkan sebelum konsepsi dan kemudian dipantau
ketat selama masa kehamilan. Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis
dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang normal dan sehat. Sasaran
utama pada periode prakonsepsi ialah menghindari penggunaan penghambat ACE
dan antogonis reseptor angiotensin. Wanita harus diberi pendidikan kesehatan
tentang risio pereeklampsia dan hambatan pertumbuhan janin (Varney, 2007).
Pada laki-laki tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan masalah gangguan ereksi baik secara langsung maupun karena efek
samping obat.
b) Antropometri
- Berat badan Apabila klien yang datang untuk mendapat konseling prakonsepsi
mengalami amenorea dan berat badannya dibawah normal, ia harus diindikasikan
untuk meningkatkan asupan kalori. Sebaliknya, apabila ia mengalami obesitas, ia
harus dianjurkan untuk mengurangi asupan kalori supaya berat badannya turun
sampai rentang normal pada saat konsepsi, karena obesitas dalam masa kehamilan
meningkatkan resiko preeklampsia dan gangguan tromboembolisme. Wanita juga
harus dianjurkan untuk meningkatkan asupan asam folat sebesar 400 mg per hari
(Kemenkes, 2015; Varney, 2007). Mempertahankan status nutrisi yang baik,
mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan
kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu mempertahankan kesehatan
sistem reproduksi (Soetjiningsih, 2010).
- Tinggi badan TB yang normal yaitu >145cm.
(sumber : Depkes RI, 2011; Varney, 2007)
- Lingkar lengan atas (LILA) Ukuran LiLA normal yaitu >23,5cm. Jika < 23,5cm
merupakan indikator Ibu kurang gizi sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
(Maryam, 2016)
. 2. Pemeriksaan Fisik
- Wajah Keadaan muka pucat merupakan salah satu tanda anemia (Mariana, dkk,
2013). Sedangkan oedem pada muka bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul dan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang
lain (Prawirohadjo, 2010).
- Leher Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda adanya infeksi pada
klien. Pembengkakan vena jugularis untuk mengetahui adanya kelainan jantung, dan
kelenjar tiroid untuk menyingkirkan penyakit Graves dan mencegah tirotoksikosis.
- Payudara Tidak terdapat benjolan/massa yang abnormal.
- Abdomen Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya nyeri tekan.
- Genitalia
Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan, lecet, kutil seperti
jengger ayam pada daerah vulva dan vagina. Tidak terdapat tanda-ta nda keputihan
patologis
- Ekstermitas Tidak ada odema, CRT < 2 detik, akral hangat, pergerakan bebas
(Sugiarto, dkk, 2017).
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
- Albumin Untuk menyingkirkan proteinuria (yang dapat mengindikasikan
pielonefritis atau penyakit ginjal kronis)
- Reduksi urin Untuk menyingkirkan glikosuria (yang dapat dikaitkan dengan
diabetes melitus).
- Hemoglobin Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus dipastikan dan diberikan
terapi yang tepat. Hb juga dapat dideteksi dari sampel darah.
- Golongan darah dan rhesus
- HbsAg
- HIV/AIDS
- IMS (Sifilis)
b) Pemeriksaan tambahan jika diperlukan : TORCH, USG, pemeriksaan gigi, tes
sperma, tes tuberculosis.
2.6 Perencanaan
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam pengkajian,
meliputi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan R/ Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang
mudah dimengerti sangat penting agar calon ayah dan ibu memahami kondisinya dan
dapat mengambil keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi 2. Berikan KIE
tentang kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, dan persiapan kehamilan sesuai
panduan konseling calon pengantin yang telah ditentukan oleh Kemenkes (2014) R/
Meningkatkan pengetahuan pasangan tentang kesehatan reproduksi dan TT.
3. Berikan KIE tentang perawatan tubuh menjelang pernikahan R/ Meningkatkan
pengetahuan pasangan tentang manfaat perawatan tubuh menjelang pernikahan
4. Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam folat untuk
prakonsepsi. R/ Disarankan mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan sebelum
hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas. Selain itu asam folat mampu
menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi (CDC, 2006).
2.7 Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah
disusun sebelumnya dengan harapan mencapai tujuan sesuai kriteria yang telah
ditetapkan, yaitu :
1. Menjelaskan kepada kedua calon pengantin bahwa secara umum keadaan mereka
baik, kedua catin mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan dan
persiapan kehamilan sesuai panduan konseling calon pengantin yang telah
ditentukan oleh Kemenkes (2014), catin mengerti.
3. Memberikan KIE tentang perawatan tubuh menjelang pernikahan, meliputi
perawatan perawatan kesehatan jamu dan spa khas madura yaitu perawatan jamu
untuk diminum dan spa pada vagina dengan cara pengasapan langsung di organ
intim perempuan, asap tersebut dihasilkan dari pembakaran ramuan berbagai
macam rempah alami yang bertujuan untuk mengharumkan dan menjaga
kebersihan area intim kewanitaan, catin mengerti.
4. Menganjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam folat
untuk prakonsepsi, catin mengerti.
2.8 Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan dari tujuan asuhan yang diberikan dapat
berupa evaluasi tindakan dan evaluasi proses. Kriteria hasil :
1) Catin dapat menjelaskan kembali tentang penjelasan yang diberikan mengenai hasil
pemeriksaannya.
2) Catin dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang diberikan mengenai
kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, dan persiapan kehamilan.
3) Catin wanita memahami tentang perawatankesehatan dengan jamu dan spa khas
madura
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A.Data Subjektif
3.1.1 Identitas
Catin Wanita CatinLaki-laki
1. Nama: Nn. “R” Nama : Sdr. “A”
2. Umur: 21tahun Umur : 25tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku : Madura Suku : Madura
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
6. Pekerjaan: Guru TK Pekerjaan: Swasta (Bengkel)
7. Alamat : Giring Alamat : Giring Kec. Manding
3.1.4 RiwayatKesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang atau pun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Catin Laki-laki : Tidak diperiksa
3.1.5 RiwayatKesehatanKeluarga
a. Catin Wanita : Ayah tidak menderita hipertensi dan DM, tidak ada keluarga yang
pernah atau sedang menderita jantung, asma, alergi, ginjal, hemophilia, thalassemia,
cacat bawaan, hepatitis, dan TBC.
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
3.1.6 Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
a. Catin Wanitab. Catin laki-laki
: Tidak ada : Tidak diperiksa
3.1.8 Keadaan Psiko, Sosio, dan Spiritual : Keluarga dari dua belah pihak mendukung
pernikahan. Kedua calon pengantin mengatakan Sudah siap secara mental untuk
menikah.
3.1.9 RiwayatPernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 10 Noevember 2022.
a. Catin Wanita b. CatinLaki-laki
: Pernikahan yang pertama : Pernikahan yang pertama
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum Catin Wanita (Catin laki-laki : tidak diperiksa)
a. KeadaanUmum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Antropometri : BB : 40kg TB : 153 cm IMT : 17 kg/m2 LILA: 22,5 cm
Status TT : TT5
d. Tanda-tanda Vital TD: 110/70 mmHg N: 80 x/menit RR: 24 x/menit
2. PemeriksaanFisik
1) Catin Wanita
a) Bentuk tubuh: Normal
b) Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetik
seperti sindrom down
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
d) Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidakkering
e) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f) Dada : Tidak teraba benjolan
g) Abdomen : Tidak teraba benjolan
h) Genetalia : Tidak diperiksa
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb 11,5 gr %, golongan darah B, HIV Non Reaktif, HBs Ag Non Reaktif, Syfilis
Negatif
Catin Wanita
a. KeadaanUmum: Baik
b. Kesadaran : Composmentis,
E. Penata laksanaan
Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Rasional : Agar Catin tahu tentang
keadaanya sehingga pasien tidak khawatir dengan hasil pemeriksaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sulteng.surveilans-respon.org/wanita-usia-subur-kurang-energi-kronis/.
http://www.eurekaindonesia.org/dampak-anemia-dan-kekurangan-energi-kronik-
pada-ibuhamil/
http://askep-askeb.cz.cc/2010/02/kurang-energi-kronis-kek-pada-ibu-hamil.htm
http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/download/GIZI%20MAKRO.doc.