Untuk memunculkan taraf keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa atau High Order Thinking
Skills, guru perlu menggunakan kata kerja operasional yang mulai tahap analisis untuk pemecahan
masalah atau problem solving. Ketika saudara memberikan suatu kasus dalam pembelajaran dan
siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan cara yang tidak biasa.
Masalah 1
Saat ini sudah banyak digunakan soal belajar berbasis HOTS atau keterampilan berpikir tingkat
tinggi, bagaimana tanggapan Anda dengan penggunaan soal berbasis HOTS tersebut?
HOTS (Higher Order Thinking Skills) merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif
yang lebih tinggi dari dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran yang
sudah ada, seperti Problem Solving, Bloom Original (1956), dan Bloom revisi Ander & Krathwohl
(2001). Menurut Dinni, (2018) HOTS adalah hasil dari pengembangan konsep dan metode sebelumnya
yang meliputi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis,
kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.
Tujuan utama dari HOTS adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada
level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis
dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah
menggunakan pengetahuan yang dimiliki, berargumen dengan baik dan mampu mengkonstruksi
penjelasan, serta membuat keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks.
Berdasarkan penjelasan di atas penggunaan soal berbasis HOTS tersebut sangat penting, dan banyak
manfaatnya, antara lain:
1. Higher Order Thinking Skills ; Mempelajari Sesuatu dan Mengaplikasikannya Pada Situasi Baru
Melalui HOTS, siswa diharapkan mampu untuk mempelajari hal yang ia tidak tahu lalu kemudian
berhasil mengaplikasikannya pada situasi baru. Kemampuan-kemampuan tersebut tentu sangat
dibutuhkan bagi generasi muda guna menghadapi era Industri 4.0 yang memiliki dinamika kerja
tak menentu. Lingkungan dengan berbagai jenis permasalahan dan beragam asal manusia
menuntut kita untuk mudah beradaptasi sehingga kemampuan HOTS ini sangat mendukung.
2. Merdeka Belajar dan HOTS Membentuk Siswa Yang Adaptif
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kurikulum Merdeka Belajar menekankan kemampuan
observasi siswa terhadap lingkungan sekitar dalam proses pembelajarannya. Konsep ini sangat
cocok dengan pola HOTS yang mengharapkan peserta didik untuk terbiasa memecahkan masalah
yang ditemui dan membuat solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Penerapan
kedua sistem tersebut dapat membentuk siswa yang adaptif.
Perilaku adaptif tidak dibawa sejak lahir, tetapi ditumbuhkan dengan stimulus yang tepat. Oleh
karena itu, perilaku adaptif menjadi parameter sejauh mana seseorang dapat menangani
permasalahan yang muncul dalam kehidupan.
Keterampilan adaptif memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi sesuatu lebih banyak sehingga
permasalahan yang dihadapi semakin beragam. Ketika siswa sudah terlatih menghadapi berbagai
jenis masalah yang berbeda maka ia akan terbiasa menyusun strategi penyelesaian masalah
secara cepat dan akurat. Hal ini penting dalam proses belajar agar kapasitas diri mereka semakin
meningkat dan dapat menjadi stimulus pengembangan HOTS pada anak.
Masalah 2
Menurut Anda apa ciri khusus dalam pembelajaran berbasis masalah? Berilah contohnya!