PRAKTIKUM BIOKIMIA
EMPEDU
Disusun oleh :
St. Ijlal AMALIA
NIM. 210105500006
Mengetahui,
Koordinator Asisten Asisten
Mengetahui,
Dosen Penanggung jawab
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan
karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan
oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Dalam Percobaan empedu
dilakukan beberapa test. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik
empedu yang meliputi warna, bau, keadaan wujudnya, derajat keasaman dan berat
jenisnya, mengetahui kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu,
mengetahui zat warna empedu melalui test Gmelin dan Smith dan mengetahui
kandungan asam empedu. Metode yang digunakan yaitu dengan proses pelarutan,
pencampuran dan penyaringan. Hasil yang didapat yaitu pada tes keadaan fisik
empedu yang meliputi warna, bau, keadaan wujudnya, derajat keasaman dan berat
jenisnya adalah empedu berwarna hijau pekat, berbau amis dan berbentuk oval
dengan pH 7 dan berat jenis 1,08 gr/mL. Pada tes kandungan musin dan senyawa
anorganik pada empedu yaitu larutan warna hijau, larutan hijau muda, larutan
hijau jernih, endapan hijau, larutan hijau muda dan larutann hijau muda. Pada tes
zat warna empedu melalui test Gmelin dan Smith adalah test Gmelin terbentuk 3
lapisan yaitu lapisan atas hijau, lapisan tengah orange, lapisan bawah kuning dan
test Smith terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas orange dan lapisan bawah hijau.
Terakhir pada tes kandugan asam empedu adalah terdapat lapisan berwarna hijau.
i
ABSTRACT
(BILE)
Bile is an alkaline liquid that is bitter and yellowish green in color because it
contains the pigments bilirubin, biliverdin, and urobilin, which are secreted by the
liver hepatocytes in most vertebrates. In the bile experiment, several tests were
carried out. This experiment aims to determine the physical condition of bile
which includes color, odor, state of being, degree of acidity and specific gravity,
determine the content of mucin and inorganic compounds in bile, determine bile
dyes through the Gmelin and Smith test and determine the content of bile acids.
The method used is the process of dissolving, mixing and filtering. The results
obtained were tests of the physical state of bile which included color, smell, state
of being, degree of acidity and specific gravity. Bile was dark green in color, had a
fishy smell and was oval in shape with a pH of 7 and a specific gravity of 1.08
g/mL. In the test for the content of mucin and inorganic compounds in bile,
namely a green solution, light green solution, clear green solution, green
precipitate, light green solution and light green solution. In the bile dye test
through the Gmelin and Smith test, the Gmelin test formed 3 layers, namely the
top layer was green, the middle layer was orange, the bottom layer was yellow
and the Smith test formed 2 layers, namely the top layer was orange and the
bottom layer was green. Finally, in the bile acid content test, there is a green layer.
Keywords : Bile
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................. i
ABSTRAK...........................................................................ii
ABSTRACT.........................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................iv
BAB...................................................................................... I1
PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................2
B. Rumusan Masalah....................................................2
C. Tujuan....................................................................... 2
D. Manfaaf ...................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................3
BAB III
METODE PRAKTIKUM.....................................................8
A. Alat dan Bahan.........................................................9
B. Prosedur Kerja..........................................................9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................10
A. Hasil Pegamatan.......................................................10
B. Analisis Data11
C. Pembahasan..............................................................11
BAB V
PENUTUP............................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................15
B. Saran ........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................16
LAMPIRAN.........................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati atau hepar merupakan salah satu organ terbesar tubuh yang berperan
penting dalam pengaturan biokimiawi didalam tubuh, yaitu membentuk dan
menyimpan serta membongkar glukosa, protein, dan lemak, fungsi detoksifikasi
dan fungsi ekskresi (pembuangan zat-zat tubuh). Fungsi ekskresi hati misalnya
mengalirkan obat, bilirubin, dan cairan empedu.
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang
disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu
digunakan untuk membantu pencernaan lemak di usus dua belas jari. Dalam
manusia, setiap hari sekitar 400-800cc cairan empedu disekresikan oleh hati di
mana sekresinya berjalan terus menerus.Jumlah yang disekresikan akan
meningkat jika sedang mencerna lemak. Pada beberapa spesies, empedu disimpan
dan dikonsentrasikan dalam kantung empedu. Setelah makan, cairan empedu
tersimpan ini akan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses
pencernaan makanan. Komposisi empedu adalah air 97-98%, garam empedu
0,7%, bilirubin 0,2%, lemak 0,51% dan 200 meq/l garam anorganik.] Dua pigmen
utama untuk empedu adalah bilirubin yang berwarna oranye-kuning, dan
biliverdin, yang terbuat dari oksidasi bilirubin, yang berwarna hijau. Ketika kedua
pewarna tersebut tercampur, campuran tersebut membuat feses berwarna coklat..
Empedu cenderung lebih bersifat basa. pH getah empedu dalam duktus
koledokus (7,50-8,05) itu lebih tinggi daripada getah empedu dalam kandung
empedu (6,80-7,65). Getah empedu dalam kantong empedu menjadi lebih asam
semakin lama orang tersebut tidak makan, meskipun kalau orang itu beristirahat,
penurunan pH ini akan diperlambatkanSebagai basa, ia juga berfungsi untuk
menetralkan kelebihan asam lambung sebelum memasuki usus dua belas jari,
bagian pertama dari usus halus. Garam empedu juga bertindak sebagai
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan fisik empedu yang meliputi warna, bau, keadaan
wujudnya, derajat keasaman dan berat jenisnya?
2. Bagaimana kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu?
3. Bagaimana zat warna empedu melalui test Gmelin dan Smith?
4. Bagaimana kandungan asam empedu?
C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan fisik empedu yang meliputi warna, bau, keadaan
wujudnya, derajat keasaman dan berat jenisnya
2. Mengetahui kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu
3. Mengetahui zat warna empedu melalui test Gmelin dan Smith
4. Mengetahui kandungan asam empedu
D. Manfaat
1. Memberikan informasi tentang keadaan fisik empedu yang meliputi
warna, bau, keadaan wujudnya, derajat keasaman dan berat jenisnya
2. Memberikan informasi tentang kandungan musin dan senyawa anorganik
pada empedu
3. Memberikan informasi tentang zat warna empedu melalui test Gmelin dan
Smith
4. Memberikan informasi tentang kandungan asam empedu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada zaman modern ini, dengan banyaknya makanan dan minuman yang
terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, alkohol atau
obat tertentu, makanan dan minuman yang memiliki banyak zat pengawet, dan
sebagainya mengakibatkan kerusakan pada hati. Karena hal ini, hati manusia
modern lebih rentan terhadap penyakit. Walaupun angka pasti prevalensi dan
insidens penyakit hati di Indonesia belum diketahui, tetapi data menunjukkan
bahwa untuk penyakit hati yang disebabkan oleh virus, Indonesia termasuk dalam
peringkat endemik yang tinggi.Sirosis hati merupakan salah satu jenis penyakit
hati. Sirosis hati adalah penyakit umum kronis hati, yang disebabkan oleh
kerusakan pada organ hati. Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang
normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses
bertahap, nekrosis sel hati, lalu terjadinya proliferasi jaringan fibrosa, lalu
tumbuhnya modul-nodul, lama kelamaan hepatik lobus dan sirkulasi darah akan
terganggu, lalu terjadi deformasi organ hati, dan akan menjadi suatu pengerasan
dan juga menjadi suatu sirosis (Setiawan, dkk, 2022 : 32).
Hati merupakan organ vital yang berfungsi sebagai detoksifikasi dan
mensekresikan bahan kimia yang digunakan untuk proses pencernaan. Hati
berperan penting dalam proses metabolisme dan transformasi bahan pencemar
dari lingkungan. Hati merupakan organ yang paling banyak mengakumulasi zat
toksik sehingga mudah terkena efek toksik. Sebagian zat toksik yang masuk ke
dalam tubuh setelah diserap oleh sel akan dibawa ke hati oleh vena porta hati,
sehingga hati berpotensi mengalami kerusakan (Nuraeni, dkk, 2021 : 117). Hati
sebagai organ metabolisme utama dan organ detoksifikasi menempati urutan
pertama yang mendapat pengaruh toksik dari senyawa-senyawa yang masuk ke
dalam tubuh, termasuk bahan obat (Yahya, dkk, 2020 : 11).
Hepar merupakan tempat utama untuk aktivitas sintesis, katabolik, dan
detoksifikasi dalam tubuh. Kerusakan hepar dapat disebabkan oleh berbagai agen
antara lain virus, alkohol, dan obat-obatan (seperti isoniazid, aspirin, tetrasiklin).
4
parensim hati di mana sebagian besar berasal dari garam-garam empedu yang
diabsorpsi kembali dari ileum dan diekstraksi dari plasma. Proses tersebut
dinamakan siklus enterohepatika dari garam-garam empedu. Sebagian dari garam-
garam empedu mengalir ke dalam usus besar yang kemudian difermentasi oleh
mikroba. Garam dilakukan secaratetap oleh sintesis kolesterol dalam hati
(Chuzaemi, 2012 : 72).
Garam empedu kembali diserap lagi ke dalam usus halus, disulin oleh hati
dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi
sebanyak 10-12 kali /hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu
masuk ke dalam usus besar kolon. Didalam kolom bakteri memecah garam
empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap
kembali dan sisanya dibuang bersama tinja (Khamim, 2019 : 10).
Usus halus secara fungsional dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu
duodenum atau jejenum dan ileum. Struktur mikroskopis mukosa ketiga bagian
tersebut hampir sama. Permukaan mukosa berbentuk patron berlipat yang tertutup
oleh fili. Sedangkan permukaan vili tertutup oleh sel-sel epitel kolumner yang
pada bagian pinggir apikal tertutup oleh seratus-ratus ujung yang amat kecil yang
disebut mikrovili. Sel-sel piala yang memproduksi mukus disebarkan di antara
sel-sel epitel kolumner. Pada dasar vili terdapat crypts. Di dalam crypts tersebut
berbentuk sel-sel baru melalui mitosis. Sel-sel yang baru terbentuk berpindah
tempat di atas vilus sedangkan sel-sel tua dilepaskan dari bagian ujung
(Chuzaemi, 2012 : 73).
Terhambatnya aliran empedu akan menyebabkan cairan empedu, yang
terdiri dari garam empedu, pigmen empedu (bilirubin) serta lemak menumpuk
dalam darah. Akibatnya timbul berbagai macam gejala. Kadar pigmen empedu
(bilirubin) yang tinggi di dalam darah akan menyebabkan gejala kuning pada kulit
atau mata. Selain itu, pigmen tersebut akan membuat warna urine menjadi seperti
teh pekat dan membuat kulit gatal-gatal (Agustina, 2021 : 2016).
Sebagian besar asam empedu terbentuk dari asam trihidroksi kholat dan
asam dihidroksi khenodeoksikholat, yang keduanya disebut asam empedu primer.
7
Sayangnya, masih belum ada bukti antibiotik yang efektif untuk Helicobacter spp.
infeksi pada pasien kolesistitis atau kolelitiasis. Oleh karena itu, perlu dilakukan
uji klinis untuk membuktikan apakah antibiotik spektrum luas, seperti kuinolon
dan sefalosporin, dapat mengobati Helicobacter spp. infeksi. Selain itu, ada
kebutuhan untuk klinis percobaan agar menilai apakah administrasi suatu rejimen
antibiotik untuk dapat digunakan pasien dengan kolesistitis dan cholelithiasis
(Trixie, ddk, 2022 :206).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
1. Tes keadaan fisk empedu
No Aktivitas Hasil
.
12
1.
Uji Gmelin Terbentuk 3 lapisan
- 3 mL empedu + 3 mL HNO3 - Lapisan atas hijau
- Lapisan tengah orange
- Lapisan bawah kuning
1 mL empedu + 3 mL aquades +3
tetes pereaksi mollisch + 3 mL asam - Larutan berwarna hijau
sulfat pekat
B. Analisis Data
Diketahui : Massa piknometer kosong = 15,6567 gram
Massa piknometer + empedu = 42,5534 gram
Volume cairan empedu = 25 mL
Ditanyakan : Massa jenis empedu (ρ) = ....?
Penyelesain : Massa = 42,5534 gram – 15,6567 gram
= 26,8967 gram
m
ρ =
v
26 ,8967 gram
ρ =
25 mL
ρ = 1,0 8 g/mL
C. Pembahasan
13
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan ion sulfat yang ada
dalam empedu. Empedu direaksikan dengan barium klorida yang berfungsi
mengikat ion SO42- yang ada dalam empedu dan membentuk endapan putih. Hasil
percobaan larutan berwarna hijau dan tidak ada endapan putih. Hal ini
menunjukkan bahwa empedu tidak ada endapan putih. Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa empedu tidak mengandung ion sulfat. Adapun reaksinya:
orange, kuning, dan coklat, dan biliverdin berwarna hijau. Pada percobaa ini, ada
dua tes yang dilakukan. Yaitu tes Gmelin dan Tes Smith.
Tes gmelin dilakukan dengan mencampurkan asam nitrat pekat dalam
empedu encer, asam nitrat berfungsi mengoksidasi zat warna empedu. Hasil yang
diperoleh yaitu terbentuk tiga lapisan. Lapisan atas berwarna hijau, lapisan tengah
berwarna orange dan lapisan bawah berwarna kuning. Lalu dilakukan
pengocokan, dimana pengocokan berfungsi untuk mempercepat reaksi dan agar
larutan tercampur. Setelah dilakukan pengocokan, larutan berubah warna menjadi
orange kecoklatan. Dari warna tersebut didapatkan uji positif dari warna pigman
empedu yakni bilirubin. Reaksinya yaitu:
A. Kesimpulan
1. Empedu merupakan cairan berwarna hijau pekat berbau amis, berbentuk oval
dan berisi cairan empedu yang kental, memiliki pH 7 dan massa jenis 1,08
gram/mL.
2. Empedu mengandung musin dan senyawa anorganik yaitu ion klorida
3. Empedu mengandung pigmen bilirubin (hijau orange-kuning) melalui tes
gmelin dan pigmen biliverdin (hijau) melalui tes smith.
4. Asam empedu dapat memecahkan sukrosa menjadi bagian-bagian kecilnya
yakni glukosa dan fruktosa oleh karena itu asam empedu bersifat asam yang
cukup kuat untuk memecah sukrosa. Dan dari percobaan diperoleh hasil yaitu
terbentuk tiga lapisan hijau dan hijau pucat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
MSDS
( Unit 3 Empedu)
2. Alkohol 0,5 %
26
4. Indikator Universal
Nama IUPAC : Universal Indicator Solution
Nama trival : pH Indikator universal solution
Pemerian : Berupa lembaran (strip)
Kelarutan :-
Fungsi bahan : Memeriksa derajat kesamaan suatu zat secara akurat
Penyimpanan : Ditempat sejuk dan jauh dari nyala api
Piktogram :-
5. Pereaksi Molisch
Nama IUPAC : Molisch’s Reagent
Nama trival : alfa-naftol dalam alcohol 95%
Pemerian : Warna ungu pada turunan furfural
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Fungsi bahan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk
jauh dari nayala api
27
Piktogram :
6. Kristal Sukrosa
Nama IUPAC : Sucrose
Nama trival : Sukrosa
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk
kubus atau serbuk hablur putih, tidak berbau dan manis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih
Fungsi bahan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Piktogram :
8. Aquadest
Nama IUPAC : Air
Nama trivial : Hidrogen Dioksida
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki
rasa.
Kelarutan : Ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi
kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara
molekul-molekul air
Fungsi Bahan : keperluan minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan
rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri
Penyimpanan : Disimpan di wadah penampungan air
Piktogram :-
Piktogram :