Anda di halaman 1dari 16

Definisi Standar Sharia Review AAOFI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Legal Audit Syariah
Dosen Pengampu : Soleh Hasan Wahid, M.H.

Disusun Oleh :

Dita Bela Putri Eka Suci (102200074)

Habib Nasrul Abidin (102200085)

Nur Imroatin Najacha (102200098)

Kelas/Kelompok : SM. C/05

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Definisi Standar Sharia Review AAOIFI tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Soleh Hasan Wahid, M.H. pada bidang mata kuliah Legal Audit Syariah.
Selain itu, makalah ini juga bertujan untuk menambah wawasan mengenai Legal
Audit Syariah bagi para pembaca begitupun bagi penulis.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Soleh Hasan
Wahid, M.H selaku dosen mata kuliah Legal Audit Syariah yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membagikan sebagian ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwasanya makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Ponorogo, 15 Maret 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian......................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Sejarah Standar Sharia Riview AAOIFI..................................................3


B. Struktur Dan Organisasi AAOIFI............................................................5
C. Tujuan Standar Sharia Review AAOIFI..................................................8
D. Kriteria Dan Prinsip Standar Sharia Review AAOIFI...........................10

BAB III. PENUTUP............................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................12

DAFTAR ISI.........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AAOIFI adalah singkatan dari Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions, yang merupakan sebuah organisasi internasional
yang didirikan pada tahun 1991 di Bahrain. Organisasi ini bertujuan untuk
mengembangkan standar akuntansi, audit, dan tata kelola perusahaan syariah
yang diakui secara internasional. Organisasi ini didirikan sebagai respon
terhadap pertumbuhan industri keuangan syariah yang semakin pesat dan
memerlukan panduan yang jelas dalam menjalankan operasinya.
Salah satu produk utama AAOIFI adalah Standar Shariah Review, yang
bertujuan untuk memberikan panduan bagi bank dan lembaga keuangan syariah
dalam menjalankan kegiatan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Standar ini juga memberikan panduan bagi para pengambil keputusan dalam
mengevaluasi produk-produk keuangan syariah.
Tinjauan standar syariah AAOIFI adalah sebuah proses yang dilakukan
oleh AAOIFI untuk meninjau, mengembangkan, dan menyempurnakan standar-
standar akuntansi syariah yang telah ada. Tujuan utama dari tinjauan ini adalah
untuk memastikan bahwa standar-standar yang ada tetap relevan dan sesuai
dengan perkembangan bisnis dan keuangan syariah di seluruh dunia. Dalam
menjalankan tugasnya, AAOIFI melibatkan para ahli dan praktisi syariah dari
berbagai negara, sehingga dapat memastikan bahwa setiap standar yang
dikembangkan berdasarkan perspektif yang luas dan holistik.
Sebagai lembaga standar akuntansi syariah yang terkemuka, AAOIFI
telah mengeluarkan sejumlah standar dan panduan yang penting untuk industri
keuangan syariah, seperti standar akuntansi syariah, standar audit syariah, dan
standar tata kelola syariah. Standar-standar ini telah diadopsi oleh banyak
institusi keuangan syariah di seluruh dunia, dan digunakan sebagai acuan dalam
menyusun laporan keuangan, melakukan audit, serta menjalankan bisnis dan
investasi secara syariah.
Dengan demikian, tinjauan standar syariah AAOIFI sangat penting bagi
perkembangan industri keuangan syariah secara global, karena dapat
memastikan
1
bahwa praktik bisnis dan keuangan syariah tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah yang mendasar dan memenuhi tuntutan dari pasar global.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah standar sharia riview AAOIFI?
2. Bagaimana struktur dan organisasi AAOIFI?
3. Apa tujuan standar sharia riview AAOIFI?
4. Bagaimana kriteria dan prinsip standar sharia review AAOIFI?
C. Tujuan Penelitian
1. Mampu mengetahui sejarah sejarah sejarah standar sharia riview AAOIFI.
2. Mampu mengetahui serta memahami struktur dan organisasi AAOIFI.
3. Mampu memahami apa saja tujuan standar standar sharia riview AAOIFI.
4. Mampu mengulas serta mengenalisis kriteria dan prinsip standar sharia
review AAOIFI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Standar Sharia Riview AAOIFI


Dibidang akuntansi dikenal beberapa organisasi standar akuntansi skala
internasional. Organisasi Standar akuntansi keuangan internasional dikenal
IASB (International Accounting Standard Board) yang menerbitkan IFRS.
Standar akuntansi sektor publik ada IPSASB (International Public Sector
Accounting Standards Board) yang menerbitkan IPSAS. Dibidang audit ada
IAASB (International Auditing and Assurance Standards Board) yang
menerbitkan ISAS. Dibidang akuntansi syariah juga ada organisasi standar
akuntansi syariah internasional yang berfungsi untuk penyeragamaan perlakuan
akuntansi lembaga keuangan syariah global. Organisasi standar akuntansi
syariah internasional dikenal AAOIFI.
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution) merupakan organisasi didirikan pada tahun 1991 dan berkedudukan
di Bahrain. AAOIFI merupakan organisasi internasional Islam non-badan hukum
nirlaba yang merumuskan standar dan isu-isu terkait akuntansi, audit,
pemerintahan, etika, dan standar syariah Islam untuk lembaga keuangan Islam
(IFI). Sebagai organisasi internasional yang independen AAOIFI didukung oleh
kelembagaan anggota (200 anggota dari 40 negara) termasuk Bank Central,
Lembaga Keuangan Syariah, dan anggota lainnya dari industri perbankan
syariah di seluruh dunia. Saat ini, AAOIFI telah menerbitkan 88 standar
termasuk diantaranya 26 standar akuntansi, 5 standar auditing, 7 standar
governance, 2 standar etika, dan 48 standar Syariah
Standar AAOIFI telah diadopsi oleh bank sentral atau otoritas keuangan
disejumlah negara yang menjalankan keuangan islam baik adopsi secara penuh
(mandatory) atau sebagai dasar pedoman (basis of guidelines). AAOIFI
didukung oleh sejumlah bank sentral, otoritas keuangan, lembaga keuangan,
perusahaan akuntansi dan audit, dan lembaga hukum lebih dari 45 negara
termasuk Indonesia. Sejumlah negara berbeda-beda dalam mengadopsi
standar yang dikeluarkan oleh AAOIFI. Negara Bahrain, Oman,
Pakistan, Sudan, dan Suriah menjadikan standar syariah dan standar akuntansi
AAOIFI sebagai bagian dari
3
peraturan yang wajib untuk diterapkan (mandatory regulatory). Islamic
Development Bank (IDB) juga mengadopsi secara penuh.Indonesia dan Malaysia
menjadikan standar syariah dan standar akuntansi AAOIFI sebagai dasar
pedoman dalam penyusunan standar syariah dan standar akuntansi syariah.
Sedang Brunei, Dubai International Financial Centre, Mesir, Perancis, Kuwait,
Lebanon, Malaysia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab dan Inggris
serta di Afrika dan Asia Tengah hanya menerapkan standar AAOIFI secara
sukarela (voluntary) bagi lembaga keuangan syariah.1
The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Insti
tutions (AAOIFI), dahulu dikenal sebagai Organisasi Akuntansi Keuangan untuk
Bank dan Lembaga Keuangan Islam, didirikan sesuai dengan Perjanjian Asosiasi
yang ditandatangani oleh lembaga keuangan Islam pada 1 Safar 1410 H, sesuai
dengan 26 Februari 1990 M, di Algiers. AAOIFI terdaftar pada tanggal 11
Ramadhan 1411 H, sesuai dengan 27 Maret 1991 M, di Kerajaan Bahrain
sebagai badan perusahaan nirlaba otonom internasional.
Sejak berdirinya pada tahun 1411 H, sesuai dengan tahun 1991 M dan
sampai dengan tahun 1415 H, sesuai dengan tahun 1995 M, struktur organisasi
AAOIFI terdiri dari Komite Pengawas yang terdiri dari tujuh belas anggota,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang terdiri dari dua puluh satu anggota,
seorang Eksekutif Komite ditunjuk dari dalam anggota Dewan Standar, dan
Komite Syariah beranggotakan empat orang.
Setelah empat tahun bekerja, Komite Pengawas memutuskan untuk
membentuk komite peninjau untuk melihat undang-undang AAOIFI dan struktur
organisasinya. Amandemen yang kemudian diperkenalkan dalam undang-
undang, yang disetujui oleh Komite Pengawas, termasuk penggantian nama
organisasi dan perubahan struktur organisasinya. Struktur yang direvisi terdiri
dari Majelis Umum, Dewan Pengawas (yang menggantikan komite
pengawas), Dewan

1
Akuntansi Syariah, Artikel, Direktorat Pendidikan dan Pelatihan. 2017. “AAOIFI (Accounting and
Auditing Organizations for Islamic Financial Institutions),
https://jagoakuntansi.com/2017/04/06/aaoifi-accounting-and-auditing-organizations-for-
islamic-financial-institutions/, diakses pada 14 Maret 2023 pukul 13.00

4
Standar Akuntansi dan Audit (yang menggantikan dewan sebelumnya yang
terbatas pada standar akuntansi saja), Komite Eksekutif, Syariah Dewan dan
Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.2

B. Struktur Dan Organisasi AAOIFI


Pengaturan mengenai keanggotaan selanjutnya diatur pada Pasal 8 yang
menjelaskan bahwa setiap anggota diharapkan untuk membayar iuran pokok
keanggotaan dan iuran tahunan. Setiap anggota AAOIFI juga wajib mematuhi
ketentuan-ketentuan yang diatur oleh AAOIFI. Amandemen kelembagaan juga
meliputi pembentukan Dewan Syariah sebagai ganti Komite Syariah.
Struktur organisasi AAOIFI saat ini terdiri atas General Assembly
(Majelis Umum), Board of Trustees, Accounting and Auditing Standards Board
(Dewan Standar Akuntansi dan Auditing), Shari’a Board (Dewan Syariah),
Executive Committee (Komite Eksekutif), dan General Secretary (Sekretaris
Jenderal). Adapun tugasdan komposisi masing-masing fungsi antara lain sebagai
berikut.
1. General Assembly
General Assembly beranggotakan seluruh anggota pendiri, anggota-
anggota terafiliasi, dan anggota-anggota peninjau. Anggota-anggota
peninjau memiliki hak untuk mengikuti rapat General Assembly,
namun tidak memiliki hak suara. Majelis ini merupakan majelis
tertinggi dalam struktur AAOIFI. Majelis ini akan melakukan sidang
minimal setahun sekali.
2. Board of Trustees
Board of Trustees beranggotakan 15 orang yang berstatus paruh
waktu yang dipilih dalam forum General Assembly untuk periode 3
tahun. Anggota Board of Trustees terdiri atas: Badan Pengatur
Kebijakan dan Pengawas, Lembagalembaga Keuangan Syariah,
Dewan Pengawas Syariah, profesor dari beberapa universitas
terkemuka yang memiliki kompetensi, organisasi dan asosiasi yang

2
CRISMONICA APRILLIA, TINZI, “Studi Komparasi Fatwa Dsn Mui No. 26/Dsn.Mui/Iii/2002 Dan
Accounting And Auditing Organizations For Islamic Financial Institution (Aaoifi) Tentang Gadai
Emas” (Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021). Hlm. 42

5
3. Accounting and Auditing Standards Board
Dewan ini beranggotakan 15 orang yang berstatus paruh waktu yang
ditunjuk oleh Board of Trustees selama jangka waktu 4 tahun.
Anggota dewan ini terdiri dari pihak yang sama dengan anggota
Board of Trustees, yaitu: Badan Pengatur Kebijakan dan Pengawas,
Lembaga- lembaga Keuangan Syariah, Dewan Pengawas Syariah,
Profesor dari beberapa universitas terkemuka yang memiliki
kompetensi, organisasi dan asosiasi yang bertugas untuk menyusun
standar-standar akuntansi dan auditing, Akuntan Bersertifikat, dan
para pengguna laporan keuangan Lembaga-lembaga Keuangan
Syariah. Dewan ini mempunyai wewenang untuk:
a. mengadopsi, memublikasikan, dan menafsirkan pernyataan,
standar dan pedoman akuntansi serta auditing;
b. menyiapkan dan menetapkan kode etik dan standar-standar
akademik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Lembaga-
lembaga Keuangan Syariah;
c. menunjuk 2 anggota Board of Trustees untuk menjadi Komite
Eksekutif;
d. menunjuk Sekretaris Jenderal.Dalam hal ini, Board of Trustees
tidak berhak untuk mengarahkan atau mempengaruhi Dewan
Standar Akuntansi dan Auditing dalam merumuskan standar
akuntansi dan auditing pengembangan teori akuntansi, dan
auditing dalam bentuk apapun.
4. Shari’a Board
Dewan Syariah ini terdiri dari tidak lebih dari 15 orang anggota yang
dipilih oleh Board of Trustees selama 4 tahun dari beberapa pakar
fikih yang mencerminkan komposisi Dewan Pengawas Syariah pada
Lembaga-lembaga Keuangan Syariah yang tergabung dalam AAOIFI
serta Dewan Pengawas Syariah yang terdapat pada Bank-bank
Sentral. Wewenang dari Shari’a Board meliputi hal berikut.
a. Menghasilkan suatu harmonisasi dan kesatuan pendapat dalam
konsep-konsep serta aplikasi di antara Dewan Pengawas

6
Syariah Lembaga-lembaga Keuangan Syariah untuk
menghindari adanya ketidaksesuaian dan ketidakkonsistenan
antara fatwa-fatwa dan aplikasi yang terjadi sebenarnya,
Dengan demikian, menghasilkan adanya sikap pro aktif dari
para Dewan Pengawas Syariah Lembaga-lembaga Keuangan
Syariah dan Bank Sentral.
b. Membantu dalam pengembangan instrumen Syariah yang
disepakati, dengan demikian membuka peluang Lembaga-
lembaga Keuangan Syariah untuk menyesuaikan dengan
perkembangan instrumen keuangan kontemporer dan formula-
formula dalam bidang keuangan, investasi, dan jasa
perbankan.
c. Memeriksa beberapa hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
Dewan Pengawas Syariah Lembaga-lembaga Keuangan
Syariah berdasarkan fatwa atau ijtihad yang telah disepakati.
d. Melakukan review terhadap standar-standar yang dikeluarkan
oleh AAOIFI baik standar akuntansi, auditing, dan kode etik
serta pernyataan-pernyataan yang terkait melalui beberapa
tahapan pengujian, untuk memberikan keyakinan bahwa
standar, pedoman, dan pernyataan yang dikeluarkan telah
sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah.
5. Executive Committee
Komite Eksekutif terdiri atas 6 orang anggota. Seorang ketua dan 2
orang anggota dari Board of Trustees, Sekretaris Jenderal, Ketua
Dewan Standar Akuntansi dan Auditing serta Ketua dari Dewan
Syariah. Komite Eksekutif memiliki wewenang untuk melakukan
review rencana jangka panjang dan jangka pendek, anggaran tahunan
AAOIFI, aturan yang menyangkut pembentukan komite, gugus tugas,
dan konsultan. Komite Eksekutif mengadakan pertemuan minimal 2
kali setiap tahun atau dengan adanya permintaan dari Sekretaris
Jenderal dan atau Ketua Komite Eksekutif.
6. General Secretariat
Sekretariat Jenderal terdiri dari seorang Sekretaris Jenderal yang

7
dibantu oleh beberapa tenaga teknis dan administrasi. Sekretaris
Jenderal AAOIFI merupakan Direktur Eksekutif AAOIFI yang
bertugas untuk mengoordinir kegiatan badan-badan yang terdapat
dalam AAOIFI, antara lain: Board of Trustees, The Standard Board,
The Executive Committee, Shari’a Board, dan sub-sub komite lainnya.
Sekretaris Jenderal menjalankan kegiatan operasi harian dan
mengoordinir serta mengawasi kajian-kajian yang berhubungan
dengan pernyataan, standar, dan pedoman akuntansi dan auditing.
Tanggung jawab Sekretaris Jenderal juga memperkuat hubungan
antara AAOIFI dengan organisasi lainnya serta mewakili AAOIFI
dalam berbagai kegiatan konferensi, seminar, dan kegiatan ilmiah
lainnya.3

C. Tujuan Standar Sharia Review AAOIFI


Tujuan pelaksanaan kesesuaian syariah dalam LKS yang pada
gilirannya dapat memberikan kontribusi positif bagi umat (masyarakat) pada

3
Rifqi Muhammad, “Landasan Teori Akuntansi Syariah,” EKMA4482/Modul 1, 2015,
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKMA4482-M1.pdf. Hlm. 6-9

8
umumnya.4 Agar dapat mengatur dan mengawasi institusi keuangan islam,
sangat diperlukan metodologi yang tepat dalam membuat peraturan untuk setiap
bentuk dan berbagai jeni institusi keuangan islam sehingga nantinya standar
tersebut juga dapat diterima secara umum atau global. Pada skala Internasional,
kebutuhan akan standar akuntansi berbasis syariah telah dirumus kan oleh
organisasi nirlaba bernama AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institution) yang merupakan organisasi internasional Islam
yang menyusun standar dan isu-isu terkait akuntansi, audit, pemerintahan, etika,
dan standar syariah Islam untuk lembaga keuangan Islam (IFI). Sebagai
organisasi internasional yang independen AAOIFI didukung oleh kelembagaan
anggota (200 anggota dari 40 negara) termasuk Bank Central, Lembaga
Keuangan Syariah, dan anggota lainnya dari industri perbankan syariah di
seluruh dunia. Hingga saat ini AAOIFI telah menerbitkan 26 standar akuntansi
(Accounting Standard), 5 standar audit (Auditing Standards), 2 standar kode etik
(code of ethic) dan 7 standar tata kelola pemerintahan (governance standards).
5

The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial


Institutiions (AAOIFI) menjadi organisasi nirlaba internasional yang memiliki
kompetensi untuk menyusun standar-standar akuntansi keuangan dan auditing
untuk Bank dan Lembaga Keuangan Syariah di dunia. Organisasi ini memiliki
tujuan antara lain:
1. Melakukan pengembangan dari ide-ide Akuntansi dan juga audit yang
relevan dengan Lembaga keuangan syariah.
2. Melakukan penyebarluasan gagasan Akuntansi dan juga audit yang
juga relevan dengan Lembaga keuangan syariah serta bagaimana
penerapannya melalui berbagai pelatihan, seminar dan juga publikasi
berkala serta juga commissioning
3. Melakukan persiapan dan juga mengumumkan serta juga membuat
penafsiran akan standar Akuntansi dan juga audit yang bisa
dipergunakan oleh Lembaga keuangan syariah

4
Nugraheni Peni, “Kebutuhan Dan Tantangan Audit Syariah Dan Auditor Syariah,” Jurnal Ekonomi &
Keuangan Islam 2, no. 1 (2012): Hlm. 83
5
Hani Meilita Purnama Subardi, “Kebutuhan AAOIFI Sebagai Standar Akuntansi Keuangan Syariah
Dalam Harmonisasi Penyajian Laporan Keuangan,” Owner 3, no. 1 (2019): Hlm. 17

9
4. Melakukan peninjauan dan juga melakukan pengubahan standar
Akuntansi dan juga standar audit yang berlaku bagi Lembaga
keuangan syariah

AAOIFI melaksanakan tujuan tersebut sesuai dengan ataran syariat Islam


yang merupakan sistem yang komprehensif untuk semua aspek kehidupan,
sesuai dengan lingkungan di mana institusi keuangan Islam telah berkembang.
Kegiatan ini dimaksudkan baik untuk meningkatkan kepercayaan pengguna dari
laporan keuangan lembaga keuangan Islam dalam informasi yang dihasilkan
tentang lembaga-lembaga ini, dan untuk mendorong para pengguna untuk
melakukan infestasi atau deposito dana mereka di lembaga keuangan Islam dan
untuk menggunakan layanan mereka.

AAOIFI sebagai sebuah badan pembuat standar juga melakukan


standarisasi sertifikasi advisor (penasehat) dan auditor syariah yang kemudian
disebut Certified Sharia Advisor and Auditor (CSAA) dan jugga sertifikasi
akuntan syariah yang kemudian disebut Certified Islamic professional
Accountant (CIPA). Tujuan sertifikasi ini sudah tentu agar terjadi kepatuhan
setiap institusi keuangan syariah terhadap standar-standar yang telah diterbitkan
oleh AAOIFI.

D. Kriteria Dan Prinsip Standar Sharia Review AAOIFI


Diketahui bahwa AAOIFI lebih menekankan audit syariah pada
kepatuhan lembaga keuangan syariah terhadap konsep dan prinsip syariah itu
sendiri, berkaitan dengan operasional perusahaan secara umum, dan
bagaimana menjalankan bisnis keuangan berdasarkan berbasis syariah.6
Kriteria dan prinsip standar sharia review AAOFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Standar Sharia:
a. Kelayakan usaha: Ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh
usaha agar memenuhi syarat untuk didanai secara syariah.

6
Bayu Aprillianto et al., “Praktik Audit Syariah Dalam Perspektif Internasional,” Prosiding Seminar
Nasional SNAPER_EBIS 2017 (2017). Hlm. 172

1
b. Kesesuaian dengan Hukum Islam: Seluruh transaksi harus
sesuai dengan hukum Islam dan tidak boleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip dasar atau nilai-nilai sharia.
c. Transparansi dan Akuntabilitas: Semua transaksi harus
dilakukan secara transparan, dan harus dijelaskan dengan jelas
kepada semua pihak yang berkepentingan.
d. Kesepakatan Bersama: Setiap transaksi harus disetujui oleh
semua pihak yang terlibat, dan tidak boleh dipaksakan atau
ditekan oleh pihak manapun.
e. Keadilan dan Kepastian: Semua transaksi harus dilakukan
dengan prinsip keadilan dan kepastian, dan tidak boleh
merugikan salah satu pihak.
f. Menghindari riba: Semua transaksi harus dihindari unsur riba
atau bunga.
2. Prinsip Standar Sharia Review AAOFI:
a. Berpegang pada prinsip-prinsip dasar: Setiap transaksi harus
berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar sharia, termasuk
keadilan, kebersihan, kebersamaan, dan kepastian.
b. Keberlanjutan: Semua produk dan layanan harus dirancang
untuk keberlanjutan jangka panjang dan tidak boleh
merugikan lingkungan atau masyarakat.
c. Pengelolaan Risiko: Setiap transaksi harus dilakukan dengan
mempertimbangkan risiko dan peluang, dan semua risiko
harus dikelola dengan baik.
d. Keamanan: Semua transaksi harus dilakukan dengan aman
dan terlindungi dari risiko kejahatan atau penyalahgunaan.
e. Penghindaran riba: Semua transaksi harus menghindari unsur
riba atau bunga yang bertentangan dengan prinsip dasar
sharia.
f. Kontrak yang jelas dan transparan: Semua kontrak harus jelas
dan transparan, dengan semua syarat dan ketentuan yang
dijelaskan dengan jelas kepada semua pihak
yang berkepentingan.

1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution) merupakan organisasi didirikan pada tahun 1991 dan berkedudukan
di Bahrain. AAOIFI merupakan organisasi internasional Islam non-badan hukum
nirlaba yang merumuskan standar dan isu-isu terkait akuntansi, audit,
pemerintahan, etika, dan standar syariah Islam untuk lembaga keuangan Islam
(IFI).
Struktur organisasi AAOIFI saat ini terdiri atas General Assembly
(Majelis Umum), Board of Trustees, Accounting and Auditing Standards Board
(Dewan Standar Akuntansi dan Auditing), Shari’a Board (Dewan Syariah),
Executive Committee (Komite Eksekutif), dan General Secretary (Sekretaris
Jenderal). AAOIFI lebih menekankan audit syariah pada kepatuhan
lembaga keuangan syariah terhadap konsep dan prinsip syariah itu sendiri,
berkaitan dengan operasional perusahaan secara umum, dan bagaimana
menjalankan bisnis keuangan berdasarkan berbasis syariah.

1
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Syariah, Artikel, Direktorat Pendidikan dan Pelatihan. 2017. “AAOIFI


(Accounting and Auditing Organizations for Islamic Financial Institutions),
https://jagoakuntansi.com/2017/04/06/aaoifi-accounting-and-auditing-
organizations-for-islamic-financial-institutions/, diakses pada 14 Maret 2023
pukul 13.00

Aprillianto, Bayu, Ahmad Roziq, Aisa Tri Agustini, and Yosefa Sayekti. “Praktik
Audit Syariah Dalam Perspektif Internasional.” Prosiding Seminar Nasional
SNAPER_EBIS 2017 (2017).

Muhammad, Rifqi. “Landasan Teori Akuntansi Syariah.” EKMA4482/Modul 1,


2015, 1–50.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKMA4482-
M1.pdf.

Nugraheni Peni. “Kebutuhan Dan Tantangan Audit Syariah Dan Auditor Syariah.”
Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam 2, no. 1 (2012).

Subardi, Hani Meilita Purnama. “Kebutuhan AAOIFI Sebagai Standar Akuntansi


Keuangan Syariah Dalam Harmonisasi Penyajian Laporan Keuangan.” Owner
3, no. 1 (2019): 16. https://doi.org/10.33395/owner.v3i1.81.

TINZI CRISMONICA APRILLIA. “Studi Komparasi Fatwa Dsn Mui No.


26/Dsn.Mui/Iii/2002 Dan Accounting And Auditing Organizations For Islamic
Financial Institution (Aaoifi) Tentang Gadai Emas.” Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, 2021.

Anda mungkin juga menyukai