Anda di halaman 1dari 61

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Antara Kebijakan/Regulasi, Temuan dan


Harapan

Dr. dr. Sudi Astono, MS


Kasubdit Pengawasan Norma JAMSOSTEK

Direktorat Pengawasan Norma Kerja dan Jamsostek


Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

Webinar Sosialisasi Kepmenkes terkait Covid-19 Akibat Kerja, 12 Juli 2020


1
Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020
TANTANGAN UMUM K3 BAGI BERBAGAI SEKTOR INDUSTRI
1.000 bhn kimia baru dipasarkan setiap tahun
Perkembangan TI : mesin, (di: industri, mak/min kemasan, rumah tangga, dll).
peralatan, bahan, sistem kerja,
➢ ribuan kategori bahaya (B3)
nano tech, Rev Ind 4.0
➢ ratusan bersifat karsinogenik

(+)
P (-) PROGRAM K3 → Dampak (-)
Msl Kes. Umum pd Pekerja = R
Msl Kes. Pd Masy. O Masalah Kes Khusus

Sudi A @2020
G pd pekerja:
R • Kecelakaan kerja
A
• Peny.Akibat Kerja
Peny. Menular: Peny. M
• HIV/AIDS, TB, DHF, Tdk Menular: • Ggn Kes. lainnya
• Covid-19, dll. CVD, PPOM, K3
DM, Cancer, Obesitas,
Life Style: dll. Lingkungan:
Merokok, Perusahaan : • Pencemaran
NARKOBA/drugs, Produktivitas • Bbg kerugian/Loss
Alkohol, Fast food, Kesejahteraan • Kualitas-kuantitas
• Efek rumah kaca
kurang gerak, stress Kualitas hidup pekerja produk • Penyakit pd masy.
dll Kelangsungan Usaha • Kelangsungan usaha
2
Sudi A @2020 3
4
LATAR BELAKANG (1)
Pentingnya Perlindungan Tenaga Kerja

❑ Setiap pekerja mengahadapi risiko


ketenagakerjaan akibat tidak dilindunginya
pekerja melalui penerapan norma K3, norma
kerja, dan jaminan sosialnya

❑ Risiko tersebut dapat berupa hilang atau


berkurangnya pendapatan, kualitas hidup &
kesejahteraan akibat mengalami:
1. Sakit, KK dan atau PAK
2. Kematian
3. Kehilangan pekerjaan atau PHK
4. Pensiun
5. dll

Risiko peny. umum pada pekerja juga makin meningkat seiring dengan meningkatnya risiko di tempat kerja
dan sebaliknya (saling mempengaruhi)
Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 4
LATAR BELAKANG (2)
Terdapat berbagai risiko KK-PAK & Ggn Kes di tempat kerja 5

Berbagai occupational hazards di Berbagai occupational risk pada


tempat kerja (Fisik & mekanik, pekerja (KK, PAK, dan
kimia, biologi, psikologi, ergonomic) penyakit/ggn kesehatan lainnya)

Risiko peny. umum pada pekerja juga makin meningkat seiring dengan meningkatnya risiko di tempat kerja
dan sebaliknya (saling mempengaruhi)

Sudi A @2020 5
6

Difinisi PAK
• ILO :
PAK = occupational diseases/work caused diseases →
penyakit akibat paparan spesifik di tempat kerja,
seringnya tunggal namun bisa ganda

• Indonesia (PP No. 44 Tahun 2015 dan Perpres 7 Th 2019):


PAK = Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja.

Sudi A @2020

6
Sudi A @2020 7
Sudi A @2020 8
Sudi A @2020 9
Tantangan Program Kesehatan Kerja
❑ Keselamatan Kerja (occupational safety) lebih popular
dibanding dengan Kesehatan Kerja (occupational health) di
kalangan SDM K3 maupun masyarakat
❑ KK masih lebih menjadi perhatian dibanding PAK
❑ SDM K3 yang menangani Kesehatan kerja secara umum
masih:

Sudi A @2020
➢Berorientasi klinis (kuratif) minim upaya preventif dan promotif
➢Menggunakan pendekatan kesehatan umum saat menangani kesehatan
pekerja
➢Kurang menerapkan pendekatan kesehatan kerja yang berbasis risiko
KK & PAK baik dalam upaya kuratif maupun preventif dan promotif
➢Sangat minim menangani kasus PAK dibanding kasus KK mapun
penyakit umum

10
Kondisi dan tantangan K3 bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan menjaga kapasitas dan
kualitas hidup SDM masyarakat melalui bidang kesehatan

Tenaga kesehatan berhadapan dengan risiko tinggi KK & PAK khususnya


infeksi nosocomial termasuk Covid-19

Penerapan K3 (K3RS) di RS dan Faskes masih kurang mendapat


perhatian bagi pengurus tempat kerja RS maupun Nakes sendiri

“Budaya K3 dan Gaya Hidup Sehat” bagi Nakes relatif masih rendah

Sudi A @2020 11
Sudi A @2020 12
Sudi A @2020 13
14
Peraturan Pelaksanaan Perlindungan JAMSOS
➢ PP No. 86 Tahun 2013 ttg Tatacara Pengenaan Sanksi Administratif Kpd Pemberi Kerja Selain
Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan PBI dalam
Penyelenggaraan Jaminan Sosial;
➢ Perpres No. 109 Th 2013 ttg Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial
➢ Perpres No. 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
➢ Peraturan Presiden No 7 Tahun 2029 tentang PAK
➢ Permenakertrans No. 25 Th 2008 ttg Pedoman Dx dan Penilain Cacat akibat KK&PAK
➢ Permenaker No 19 Th 2015 ttg Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari
Tua
➢ Permenaker No. 26 Th 2015 Ttg Tt Cr Peny Prog JKK, JKM, JHT bagi Peserta Penerima Upah
➢ Permenaker 29 Th 2015 ttg Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran, dan Penghentian
Manfaat Jaminan Pensiun
➢ Permenaker No. 44 Th 2015 ttg Penyelenggaraan Program JKK dan JKM Bagi Pekerja Harian
Lepas, Borongan, dan PKWT Pada Sektor Usaha Jasa Konstruksi
➢ Permenaker 1 Tahun 2016 ttg Tata Cara Penyelenggaraan Program JKK, JKM, dan JHT Bagi
Peserta Bukan Penerima Upah
➢ Permenaker No 11 Th 2016 ttg Pelayanan Kesehatan dan Besaran Tarif Dalam
Penyelenggaraan Program JKK
➢ Permenaker No 35 Th 2016 ttg Tata Cara Pemberian, Persyaratan dan Jenis Manfaat Layanan
Tambahan dalam Program Jaminan Hari Tua
➢ Permenaker no. 4 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengenaan dan Pencabutan Sanksi
Administratif Tidak Mendapat Pelayanan Publik Tertentu Bagi Pemberi Kerja Selain
Penyelenggara Negara
➢ Kepmenakertrans No. 609 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelesaian Kasus KK dan PAK
➢ Kepmenaker No. 28 Th 2015 ttg Pengangkatan, Pemberhentian Dokter Penasehat.
➢ Permenaker No.10 Th 2016 Ttg Program Kembali Kerja serta Keg. Promotif dan Keg. Preventif
Kecelakaan Kerja dan PAK Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 14
Sudi A @2020 15
Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja sesuai regulasi/norma K3

1. Diselenggarakan oleh lembaga/unit K3 bidang kesehatan kerja


▪ Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982),
bekerjasama dg lembaga terkait :
✓ P2K3 (Permenaker No. Per.04/Men/1987)
✓ PJK3 Bidang Kesehatan Kerja (Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
sesuai.
▪ Dokter dan paramedis dengan sertifikat hiperkes (Permennaker No. 01/1976,
Permennaker No. 01/1979)
3. Program /kegiatan bersifat komprehensif, meliputi :
▪ Preventif
▪ Promotif
▪ Kuratif
▪ rehabilitatif

Sudi A @2020 16
17

❑Program Kesehatan Kerja di Perusahaan dilakukan melalui Penyelenggaraan


Pelayanan Kesehatan Kerja (Sudi Astono, 2020)
→ merupakan upaya kesehatan kerja yang mencakup :
1. pencegahan penyakit (preventif),
2. Peningkatan kesehatan (promotif),
3. Penanganan penyakit (kuratif) dan
4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
5. Perbaikan & peningkatan kondisi K3 (OSH correction & Improvement)
No 1 sd 5 dilakukan dg mempertimbangkan faktor2 bahaya & risiko yg ada di tempat kerja yg berpengaruh thd
kesehatan tenaga kerja (hazards & risk based program)

17
18

❑ Prinsip penanganan kesehatan pekerja (Sudi Astono, 2020):


➢ Pendekatan pencegahan harus diutamakan (PAK, KK, dan penyakit/ gangguan
kesehatan lainnya)
➢ Pengobatan pada pekerja yang sakit harus menggunakan pendekatan kesehatan
kerja dan K3.
➢ Setiap gangguan/keluhan penyakit pada pekerja harus difikirkan kemungkinan
akibat kerja
→ pastikan: PAK, PTK, atau non PAK?
➢ Penempatan pekerja harus disesuaikan dengan kondisi kesehatannya (fisik,
mental, dan sosial).

18
19 PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3
I. Upaya Peningkatan Kesehatan (Promotif)
❑komunikasi potensi bahaya (hazard potential)
❑pekerja mengetahui/memahami bahaya di tempat kerja dan bekerja sesuai SOP.
❑Penerapan gaya hidup sehat di tempat kerja

II. Upaya Pencegahan Penyekit (Preventif)


❑melakukan upaya pengendalian PAK (occupational diseases) maupun penyakit terkait kerja/PTK
(work related diseases):
➢ manajemen risiko (penilaian dan pengendalian risiko):
✓ Identifikasi potensi bahaya dan risiko PAK dan PTK.
✓ memastikan sejauh mana tingkat risiko terjadinya PAK & PTK pada pekerjanya,
✓ memastikan risiko yang ada sudah dikendalikan melalui program K3,
➢ edukasi kepada pekerja tentang risiko yang dihadapi dan cara-cara pencegahannya.
➢ penerapan norma kesehatan kerja
➢ surveilans kesehatan kerja:
✓ Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, secara berkala, & khusus,
✓ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja,
✓ Pengamatan, survey, penelitian dll.

19
20 PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... lanjutan

❑Manfaat upaya pencegahan PAK:


✓ mencegah kejadian dan tingkat keparahan PAK,
✓ memulihkan PAK yang masih reversibel, dan
✓ mencegah agar PAK yang sama tidak terulang lagi.
❑Upaya pencegahan dilakukan melalui al.:
a. Komunikasi dan edukasi kepada pekerja,
b. penurunan tingkat pajanan melalui pengendalian risiko
c. pemberian APD yang sesuai,
d. mengurangi/mengatur waktu pajanan,
e. memindahkan karyawan (rotasi/mutasi),
f. penanganan medis sesuai kebutuhan,
g. rehabilitasi, dan program kembali kerja atau return to work (RTW).

20
21 PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... lanjutan

❑Upaya deteksi dan diagnosis PAK dan PTK serta tindaklanjutnya:


1) Setiap unit pelayanan kesehatan harus mempunyai SOP:
✓ penegakan diagnose, pencegahan, deteksi dini (early diagnosis), dan prompt treatment bagi pekerja
✓ Identifikasi & pemetaan potensi kasus PAK dan PTK di perusahaan/tempat kerja (misalnya: penyakit kulit,
penyakit otot, tulang dan sendi (musculoskeletal), gangguan pendengaran dan penyakit paru akibat
kerja).
2) PAK, suspek PAK & PTK pada pekerja dapat dideteksi oleh dokter perusahaan dan personil K3 serta
petugas kesehatan lainnya melalui:
✓ pengamatan kesehatan kerja dan lingkungan kerja
✓ pemeriksaan kesehatan tenaga kerja,
✓ pengujian lingkungan kerja,
✓ pelayanan kesehatan kerja, dan
✓ pelayanan kesehatan lainnya.

21
22
UPAYA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dokter Perusahaan
Ahli K3
Monitoring Kesehatan TK Monitoring Lingkungan Kerja
(Rikes TK awal, berkala,
khusus)
Environmental Monitoring
•Riwayat penyakit
(Biological Monitoring)
•Riwayat pekerjaan
•Pemeriksaan klinik Biological Exposure
Indexs (BEI’s)
•Pemeriksaan lab
•Pemeriksaan Khusus
•Hubungan penyakit P2K3
dengan pekerjaan

Sudi A @2020 22
❑ DATA PENDUKUNG DALAM
MENEGAKKAN DIAGNOSIS PAK Apakah semua data
➢ Data hasil pemeriksaan kesehatan awal pendukung harus ada?
➢ Data hasil pemeriksaan kesehatan
berkala
Bagaimana kalau data
➢ Data hasil pemeriksaan khusus pendukung tidak
➢ Data hasil pemeriksaan lingkungan lengkap?
kerja oleh balai hyperkes/K3 atau
institusi lain yang berwenang
➢ Data hasil pelayanan kesehatan lainnya

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono@yahoo.com


24 PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... lanjutan
3) Upaya deteksi dini PAK dilakukan melalui upaya-upaya al.:
➢ Pemeriksaan kesehatan pra kerja (pre employment assessment).
➢ Pemeriksaan kesehatan berkala (duration employment assessment)→ min. 1 x/Th
➢ Pemeriksaan kesehatan khusus (specifik assessment).
➢ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.
➢ Pengamatan, survey, penelitian dan cara-cara lainnya.
4) Jenis PAK dan PTK diidentifikasi dan dianalisa berdasarkan jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang
dihadapi sehari-hari di lingkungan kerjanya.
5) Pekerja diduga/suspek PAK→ tindak lanjut dg 7 (tujuh) langkah diagnosis PAK
6) Pekerja yang didiagnosis PAK dan PTK ditindaklanjuti dengan:
➢ evaluasi dan perbaikan kondisi kerja dan lingkungan kerja agar kasus PAK & PTK tidak
terjadi/terulang lagi,
➢ edukasi untuk meningkatkan pola hidup sehat

24
25
PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3
.......... lanjutan
III. Pengobatan dan atau perawatan (kuratif) kasus PAK :
❑ Peserta BPJS ➔Pengobatan dan atau perawatan melalui klaim JKK BPJS
Ketenagakerjaan, bukan melalui BPJS Kesehatan.
❑ Apabila PAK didiagnosis pada saat pengobatan dan atau perawatan melalui BPJS
Kesehatan ➔ maka pembiayaan selanjutnya dialihkan kepada BPJS Ketenagakerjaan.
❑ Memperhatikan faktor penyebab PAK.
❑ Hasil pengobatan/perawatan dievaluasi untuk menentukan pekerja ybs. masih
dikembalikan kepada pekerjaan semula atau harus dipindahkan.
❑ Penilaian tingkat kecacatan PAK dilakukan setelah dokter yang merawat setelah
penanganan medis selesai.

25
26 PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... lanjutan

IV. Pemulihan (Rehabilitatif):


❑ Pekerja yang setelah pengobatan dan atau perawatan PAK dinyatakan
sembuh dengan cacat maka berhak mendapatkan rehabilitasi,
kompensasi JKK, dan program kembali bekerja sesuai peraturan
perundangan.

26
27 PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... lanjutan
❑Pencatatan dan pelaporan kasus diduga PAK, kasus PAK dan PTK
➢Pekerja yang didiagnosis PAK wajib dilaporkan selambatnya 2X24 jam setelah Dx.
➢Kasus PAK yang dilaporkan berupa: PAK ringan maupun berat, bersifat
sementara/temporary maupun menetap/permanen, disampaikan kpd dinas
ketenagakerjaan dan kantor BPJSTK setempat
➢Laporan suspek PAK, kasus PAK dan PTK wajib disampaikan kepada dinas
ketenagakerjaan setempat (tembusan kpd Kemnaker/Pusat), antara lain melalui:
• Formulir laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (ke disnaker setempat dan ke
kemnaker/pusat)
• Formulir laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja (ke disnaker dan dinkes setempat dan ke
Kemnaker/pusat).
➢Rekam medis yang dievaluasi secara rutin dan disimpan se kurang2nya sampai 3 tahun
setelah pekerja yang bersangkutan pensiun atau berhenti bekerja.

27
HAK Perlindungan Tenaga Kerja
Norma Kerja, K3 & JAMSOS
28

Perlindungan Perlindungan Perlindungan


norma kerja norma K3 norma JAMSOSTEK
1. Jaminan Kesehatan
Hubungan No 1 melalui
nasional (JKN) program JKN-BPJS
Kerja, upah, pencegahan &
2. Jaminan kecelakaan Kesehatan
waktu kerja- pengendalian
kerja (JKK)
waktu KK & PAK
3. Jaminan kematian
istirahat, cuti
(JKM)
.
dll 4. Jaminan hari tua No. 2 sd 5 melalui
program BPJS
(JHT)
Ketenagakerjaan
5. Jaminan pensiun (JP)

Setiap pekerja wajib dilindungi program K3 dan menjadi peserta program JKK dan
apabila mengalami KK/PAK berhak atas manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 28
Mengapa Program JAMSOSTEK Penting?

Setiap orang • Pencegahan merupakan prioritas, tetapi


bekerja wajib tidak semua risiko dapat dicegah → sakit,
kecelakan, PAK, meninggal, PHK,
dilindungi dengan dirumahkan, hari tua, pension
program JKN
melalui BPJS • Meringankan beban & melanjutkan
terputusnya penghasilan akibat risiko sosial
Kesehatan, dan yang terjadi agar tetap dapat hidup layak (saat
Program JKK, JKM, bekerja dan pasca bekerja)
JHT & JP melalui
BPJS • Program JAMSOSTEK mendukung
Ketenagakerjaan terwujudnya “Indonesia Sejahtera
dan Maju ”

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 29


PROGRAM JAMINAN SOSIAL

Program Jaminan Sosial meliputi:


1 |Jaminan Kesehatan (JKN)
2 |Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
3 |Jaminan Hari Tua (JHT),
4 |Jaminan Pensiun (JP), dan
5 | Jaminan Kematian (JKm)

(UU SJSN dan UU BPJS)

Keterangan:
No 1 → diselenggarakan melalui program JKN-BPJS Kesehatan | 30
No. 2 sd 5 → diselenggarakan melalui program BPJS Ketenagakerjaan

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020


Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 31
32
Daftar PAK menurut ILO List Of Occ Diseases
(Diadop dalam Perpres No. 7 Th 2019 Ttg PAK)

ILO List on Occupational Diseases 2010:


A.PAK akibat pajanan faktor2 yg timbul dari aktivitas pekerjaan
1.PAK akibat bahan kimia
2.PAK akibat faktor fisika
3.PAK akibat faktor biologi
B.PAK berdasarkan target organ (diseases of target organ system)
1.Peny. saluran pernafasan akibat kerja
2.Peny. Kulit akibat kerja
3.Gangguan otot dan kerangka tubuh (musculosceletal) akibat
asbestos worker
suffering from
diffuse malignant
pleural
mesothelioma,
(absolutly fatal)

kerja
IPAS
Justus-Liebig
Universität
Giessen

4.Gangguan mental & perilaku akibat kerja


C.Penyakit kanker akibat kerja (occupational cancer)
D.PAK Lainnya
Sesuai PP 82 Th 2019 Batasan kasus PAK yang discover setelah berhenti bekerja dari 3 tahun
dapat diajukan klaim paling lama 5 tahun setelah diagnosis

Sudi A @2020 32
KEWAJIBAN PERUSAHAAN DALAM PROGRAM KESEHATAN KERJA

Kewajiban perusahaan dalam Program BENTUK PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Kesehatan Kerja (UU 1/1970 & perlak) (Permennakertrans No. 03/1982

❑ Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan ▪ Diselenggarakan sendiri oleh pengurus


 Unit Pelayanan Kesehatan Kerja
Kerja
 Dapat sekaligus terintegrasi dengan Klinik per
❑ Melaksanakan MCU pada pekerja usahaan
❑ Mengendalikan lingkungan kerja ▪ Diselenggarakan melalui pengadaan ika
❑ Mengelola data KK, PAK bersama data tan/kerja sama dengan dokter atau pela
kesehatan kerja kerja lainnya serta data yanan kesehatan lain :
 Dokter praktek swasta
lingkungan kerja (secara terintegrasi)
 Puskesmas
❑ Menyampaikan laporan kesehatan kerja  Poliklinik swasta
kepada pemerintah:  Rumah sakit
1) Laporan penyelenggaraan Pelayanan  Dan lain-lain
Kesehatan Kerja ▪ Diselenggarakan secara bersama antar
2) Laporan hasil MCU TK beberapa perusahaan : → di kawasan industri
3) Laporan hasil pengujian LK  Rumah sakit pekerja
4) Laporan kasus KK dan PAK  Klinik kesehatan kerja
❑ Menindaklanjuti kasus KK & PAK  Dan lain-lain
PENCEGAHAN PAK @SA Naker 2020
33

33
Sudi A @2020 34
Sudi A @2020 35
Sudi A @2020 36
Sudi A @2020 37
38
ALUR PELAPORAN & KLAIM JKK KASUS KK & PAK
(PP 44/2015 Jo PP 82/2019 Jo Permenaker 26/2015)
Perusahaan Disnaker
Pengawas Dokter
Pekerja Laporan I (2X24 jam)
mengalami KK/PAK Ketenagakerjaan penasehat
BPJSTK
Penetapan Pengawas Pertimbangan Medis
Diagnosis awal oleh Pemberian
dokter perusahaan kompensasi
atau yang Pembiayaan pengobatan/perawatan dan Rehabilitasi yg diperlukan
menangani (dokter Laporan II (2X24 jam) setelah selesai
(sesuai kebutuhan medis) pengobatan/cacat/meninggal
pemeriksa)

Pemberian Santunan, berupa: 1) Upah sementara tidak mampu bekerja (STMB),


Manager 2) Santunan kecacatan tetap (Anatomis atau Fungsi), 3) kematian akibat PAK Semua biaya dari BPJS
Kasus Ketenagakerjaan (bagi
KK&PAK peserta)
Santunan cacat sebagian= % cacat sesuai tabel X 80 Upah/bulan terakhir
BPJSTK
Santunan cacat total *= 70% X 80 X upah/bulan terakhir + Yang belum menjadi
Santunan berkala Rp. 500.000,- /Bln selama 24 Bulan peserta BPJSTK→ Semua
Santunan Kematian = 60 % X 80 X upah/bulan terakhir + biaya diberikan
Santunan berkala Rp. 500.000,- /Bln selama 24 Bulan pengusaha/pemberi kerja

Program Kembali Bekerja (return to work/RTW program)

* Cacat total+ cacat yang mengakibatkan pekerja sudah tidak mampu bekerja
Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020

38
Tabel Persentase Cacat Akibat Kecelakaan Kerja dan PAK
39 Lampiran III PP 44 Tahun 2015

% X 80 Upah
40

40
41

41
42
• Keterangan penggunaan Tabel Kecacatan:
➢ Besarnya santunan untuk cacat anatomis adalah = (% cacat dalam tabel) X 80 X upah/bulan
terakhir
➢ Perhitungan besarnya santunan untuk cacat fungsi (KK atau PAK) terlebih dahulu ditentukan
oleh dokter spesialis terkait atau dokter penasihat, hasil perhitungan tersebut dikonversikan
dalam tabel (hilangnya kemampuan kerja fisik) sebagai berikut:

Hilangya kemampuan % cacat yang dibayar Besar kompensasi


kerja fisik pada kasus PAK kompensasi JKK (Rp)
menurut dokter

51 % sd 70 % 40 % 40 % X 80 X upah/bulan terakhir
26 % sd 50 % 20 % 20 % X 80 X upah/bulan terakhir
10 % sd 25 % 5% 5 % X 80 X upah/bulan terakhir
43
Formulir Pelaporan kasus PAK dalam pemberian JKK BPJS KETENAGAKERJAAN

•Formulir Pelaporan kasus PAK dalam JKK - BPJSTK terdiri dari:


❑Laporan Kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap I (Formulir 3 PAK 1 BPJSTK)
➢ Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam setelah di diagnosa sebagai Penyakit Akibat Kerja
❑Laporan Kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap II (Formulir 3a PAK 2 BPJSTK)
➢ Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam Sejak pekerja dinyatakan sembuh, cacat, atau
meninggal dunia oleh Dokter yang merawat atau Dokter Penasehat
➢ Formulir ini berfungsi juga sebagai pengajuan pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja
❑Surat Keterangan Dokter Kasus Penyakit Akibat Kerja (Formulir 3b PAK 3
BPJSTK)
❑Lampiran Tambahan (Formulir 3; 3a; 3b BPJSTK)
44

PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBUTUHAN MEDIS


PROGRAM JKK (PP 82 TH 2019 PERUBAHAN PP 44 TH 2015)

1. pemeriksaan dasar dan penunjang; 7. pelayanan khusus;


2. perawat-an tingkat pertama dan lanjutan; 8. alat kesehatan dan implan;
3. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah, 9. jasa dokter/medis;
rurnah sakit pemerintah daerah, atau rurnah 10. operasi;
sakit swasta yang setara; 11. pelayanan darah;
4. perawatan intensif; 12. rehabilitasi medik;
5. penunjang diagnostik; 13. Perawatan di rumah (home care) bagi Peserta yang
6. penanganan, termasuk komorbiditas dan tidak memungkinkan melanjutkan pengobatan ke rumah
komplikasi yang berhubungan dengan sakit; dan
Kecelakaan Kerja dan penyakit akibat kerja; 14. pemeriksaan diagnostik dalam penyelesaian kasus
penyakit akibat kerja;

Dr. Sudi A-Kemnaker, sudiastono@yahoo.com

Sudi A @2020

44
BESARNYA MANFAAT JKK KASUS KK/PAK & JKM (PP 82 Th 2019)
Komponen JKK JKK JKM
Lama Baru Komponen
Biaya perawatan Unlimited sesuai kebutuhan medis Lama Baru Lama Baru

Rehabilitasi & RTW Ortose, prothesa, pelatihan kerja Meninggal 48 x upah/bln (60 16.2 Jt 20 Jt
(Santunan %X80XUpah)
Cacat anatomi atau % Cacat X Tabel sekaligus)
fungsi
Cacat Total 52 x upah/bln (60 %X80XUpah/bln) Biaya 3 Jt 10 Jt 3 Jt 10 Jt
Pemakaman
Homecare - 20 Jt
STMB hingga 6 Bulan 12 Bulan Santunan 4.8 Jt 12 Jt 4.8 Jt 12 Jt
sembuh/selesai Pertama 100% & Pertama dst 100% Berkala
pengobatan seterusnya 50 %
Total Tergantun Tergantu 24 Jt 42 Jt
Masa Kadaluarsa 2 tahun 5 tahun Santunan
Klaim
g besar ng besar
Transport Darat upah upah
(sungai & danau) 1.000.000 5.000.000 Beasiswa 1 Anak 2 Anak 1 Anak 2 Anak
Anak Total Rp 12 Total 174 Total Rp 12 Total 174
Transport Laut 1.500.000 2.000.000 Jt Jt Jt Jt
Transport Udara 2.500.000 10.000.000
Sudi A @2020 45
46 Penting untuk dipahami
PERBEDAAN LAYANAN KESEHATAN PADA KASUS PAK (Sudi Astono, 2019)
MELALUI SKEMA BPJST TK: MELALUI SKEMA BPJST KESEHATAN:
➢Tidak memerlukan rujukan → ➢ Harus mengikuti alur rujukan mulai
langsung ke RS dari PPK-1/Puskesmas→ tidak bias
➢Perawatan di ruang Perawatan langsung ke RS
Kelas I
➢ Perawatan di ruang Perawatan Kelas
➢Semua biaya pelayanan sesuai status kartu BPJS Kesehatan
kesehatan ditanggung semua
sesuai kebutuhan medis ➢ Biaya pelayanan kesehatan tidak
ditanggung semua → menggunakan
standar INA-CBGs

Sudi A @2020 46
PERBEDAAN MANFAAT JAMSOS KASUS KK/PAK YANG
DILAPORKAN DG YANG TIDAK DILAPORKAN/DIKLAIM 47

DILAPORKAN→ MENDAPAT MANFAAT JKK: TIDAK DILAPORKAM→ TIDAK MENDAPAT


MANFAAT JKK:
❑Manfaat JKK yang dapat diberikan:
➢Upah STMB,
❑ Mendapat manfaat jaminan kesehatan
biasa/JKN:
➢P3K & transport,
➢pengobatan/perawatan, rehabilitasi, ➢ Pelayanan kesehatan berupa
➢kompensasi cacat, dan
pengobatan/perawatan
sebagaimana penyakit lainnya
➢program RTW
❑Meninggal akibat PAK mendapat santunan ❑ Meninggal akibat PAK mendapat
kematian (48 X Rp. gaji terkhir+Santunan Jaminan Kematian biasa (JKM) total
Berkala/skaligus Rp 12 Jt) plus Beasiswa 2 sebesar Rp 42 Jt plus Beasiswa Anak 2
Anak sd PT Anak sd PT

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 47


Kebijakan Perlindungan Ketenagakerjaan akibat Covid-19 48

1. SE M/3/HK.04/III/2020 ttg Perlindungan Pekerja/Buruh dalam Kelangsungan


Usaha dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19
2. Surat Dirjen Binwasnaker dan K3 tentang Kesiapsiagaan dalam
Menghadapi Penyebaran Covid-19 di Tempat Kerja
3. SE Menaker No. M/7/AS.02.02/V/2020 Pedoman Persiapan
Keberlangsungan Usaha dan Protokol Covid bagi Perusahaan
4. SE Menaker No. M/8/HK.04/V/2020 Perlindungan Pekerja/Buruh dalam
Program JKK Pada Kasus PAK Karena Covid-19
5. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/36/HM.01/IV/2020 Pedoman
Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19.
6. Kanal pengaduan dan konsultasi perlindungan norma kerja, K3 dan Jamsostek→
Posko K3 Corona pada website Sisnaker

Regulasi terkait:
• KMK No. HK.01.07/MENKES/104/2020 ttg Penetapan Infeksi Novel Coronavirus
Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.
• KMK No. HK.01.07-MENKES-327-2020 ttg Penetapan COVID-19 Akibat Kerja Sebagai
Penyakit Akibat Kerja Yang Spesifik Pekerjaan Tertentu.
• KMK No. HK.01.07-MENKES-328-2020 ttg Panduan Pencegahan Pengendalian COVID-
19 di Perkantoran dan Industri. Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 48
PERLINDUNGAN JKK PADA KASUS PAK KARENA COVID-19

49
Latar Belakang SE Menaker No.
M/8/HK.04/V/2020 Tentang Perlindungan JKK
Kasus PAK karena Covid-19

banyaknya kasus pekerja khususnya tenaga


Pekerja atau tenaga kerja yang
kesehatan terkena covid-19 dan beberapa di
mengalami PAK karena Covid-19, berhak
antaranya meninggal dunia
atas manfaat Program JKK sesuai
ketentuan peraturan perundang-
Perlunya peningkatan perlindungan K3 pada pekerja
dari PAK karena Covid-19 dan perlindungan program undangan.
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sesuai peraturan
perundang-undangan.

Perpres No. 7 Tahun 2019 tentang PAK 🡪 Covid-19


dapat dikategorikan PAK dlm klasifikasi penyakit yang
disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas
pekerjaan yaitu kelompok faktor pajanan biologi
(biological exposure).

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 49


50
PEKERJA/BURUH DAN/ATAU TENAGA KERJA YG DAPAT DIKATEGORIKAN
MEMILIKI RISIKO KHUSUS/SPESIFIK MENGAKIBATKAN PAK KARENA COVID-19

Tenaga Medis dan


Kesehatan Tenaga
Pendukung/Supporting
1. Dokter : umum, gigi,
1. Cleaning service
spesialis
2. Pekerja loundry, dan
2. Tenaga keperawatan dan
lainnya yang dalam
kebidanan
pekerjaanya menghadapi
3. Tenaga teknik biomedika
risiko tertular/terpapar
(ahli teknologi
infeksi covid-19 di
laboraturium medik)
lingkungan kerjanya
4. Tenaga kefarmasian
tersebut
(apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian)
Tim Relawan
5. Tenaga Kesmas
(epidemiolog kesehatan) Tenaga kesehatan dan non
kesehatan yang turut bertugas
dalam penanggulangan covid-
19

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 50


LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN 51

Pencegahan seoptimal mungkin dan memaksimalkan fungsi posko K3


Corona Kemnaker sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi kasus
1 PAK karena Covid-19

Mendaftarkan pekerja/buruh dan atau tenaga kerja ke dalam


2 Program Jaminan Sosial pada BPJS Ketenagakerjaan

Memastikan tenaga kerja yang mengalami PAK mendapatkan hak


3 manfaat JKK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Pengawas Ketenagakerkaan meningkatkan pembinaan dan pengawasan
4 ketenagakerjaan bidang K3 dan jaminan sosial tenaga kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 51


52
MEKANISME PELAPORAN, DIAGNOSIS, PENETAPAN, PEMBERIAN MANFAAT PROGRAM JKK
SERTA PENYELESAIAN ATAS PERBEDAAN PENDAPAT DALAM MENETAPKAN PAK KARENA COVID-
19 DILAKSANAKAN DENGAN MENGACU PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN
STANDAR.

Pelaporan Diagnosis Penetapan Pemberian Penyelesaian


manfaat JKK perbedaan
pendapat
(dispute)
Pelaporan oleh dokter oleh oleh BPJSTK banding ke
KK/PAK yang pengawas atau Pemberi Kemnaker
kerja (untuk untuk
dan Covid menangani/ KK, dapat pekerja yang mendapat
merawat dibantu belum menjadi penetapan
atau dokter dokter peserta JKK) akhir
penasihat penasihat

Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020 52


PENGAJUAN BANDING JKK DARI PROVINSI KE PUSAT 53

(KEMNAKER)

Kasus Banding dapat dilakukan oleh:


• Badan Penyelenggara
• Tenaga Kerja
• Ahli waris
• Perusahaan

Kasus Banding dapat disebabkan karena:


• Perbedaan pendapat mengenai kecelakaan kerja/PAK atau
bukan kecelakaan kerja /PAK
• Perbedaan pendapat tentang persentase cacat.
• Perbedaan besaran santunan yang diterima oleh tenaga
kerja/ahli waris
Kebijakan Perlindungan Jamsos @2020
PERMASALAHAN UMUM PAK 54
(Sudi Astono, 2020)

•Estimasi ILO bahwa jumlah kasus kecelakaan kerja


Data KK & PAK di Indonesia:
(KK) dan PAK di dunia mencapai 430 jt/th:
➢270 juta (62,8 %) kasus KK ▪ 106.889 (99,98 %) KK/th
➢160 juta (37,2 %) kasus PAK ▪ 25 (0,02%) PAK/th
➢40 % pada pekerja muda
➢2,78 jt meninggal → 86 % akibat PAK VS 14 % ▪ 1.500/th meningal akibat
akibat KK KK&PAK
➢Kerugian ekonomi sd 4 % GDP Jumlah peserta BPJSTK baru 39,6 juta
(30,6 %) dari 129,36 jt pekerja
(BPJamsostek, 2018)

Proporsi data PAK di Indonesia sangat kecil dibanding data kecelakaan kerja (KK) dan data global

54
55 PERMASALAHAN DATA PAK
❑ American Journal Industrial Medicine
(Nelson, 2005): Data KK dan PAK yang diberikan JKK-BPJS Ketenagakerjaan
➢Tahun 2000: potensi bahaya di tempat kerja Periode 2015- 2017
(occupational hazards) berperan dalam
timbulnya berbagai PAK di dunia: Jumlah kasus yang diberikan JKK Jumlah klaim
✓ 37 % sakit pinggang, Tahun yang dibayar (Rp)
Kasus
✓ 16 % penurunan pendengaran, Kasus KK
PAK
Jumlah
✓ 13 % penyakit paru obsruktif kronik,
2015 89.297 25 89.322 875.468.260.239
✓ 11 % asma,
✓ 9 % kanker paru, dan 2016 102.916 13 102.929 1.197.385.882.730
✓ 2% kanker darah putih (leukemia). 2017 128.454 37 128.491 1.492.184.824.143
➢ Penggunaan jarum suntik menyebabkan: 40 % Total 320.667 75 320.742 3.565.038.967.112
infeksi hepatitis B & C, dan 4,4 % infeksi HIV pd
pekerja kesehatan. Rata2/ta 1.188.346.322.371
106.914
➢ Risiko tersebut menyebabkan 850.000 kematian hun 106.889 25
di dunia dan kerugian 24 juta tahun hidup ( 99,98 %) (0.02 % )
sehat/healthy life
NB. Kasus PAK yg mendapat JKK al.: NIHL, MSDs, dan Asbestosis

Disertasi Evaluasi Program K3 dalam perlindungan PAK, Promosi Doktor 2019


56

Beberapa Faktor Penghambat penemuan kasus PAK


❑ Pelaksanaan K3 lebih untuk menggugurkan kewajiban, belum sepenuhnya
menjadi kebutuhan
❑ Kepesertaan program JKK-BPJS Ketenagakerjaan belum dimanfaatkan
sepenuhnya→ JKK baru dimanfaatkan untuk kasus KK dan belum
untuk kasus PAK
❑ Unit P2K3 belum dijalankan sepenuhnya secara Tim Work
❑ Unit Pelayanan Kesehatan Kerja masih dominan menjalankan kuratif
❑ MCU pekerja bersifat general, tidak/kurang berbasis risiko K3
❑ Unit Pelayanan Kesehatan Kerja belum bekerjasama dengan BPJS (Kes & TK),
sehingga cenderung doble cost
❑ Untuk mendapat penghargaan K3/zero accident awards, cenderung kurang
melakukan pendataan dan pelaporan KK, apalagi PAK

56
57

57
Kerugian2 apabila pekerja mengalami KK, PAK atau
gangguan kesehatan lainnya
1) Kerugian pengusaha (biaya, SDM, situasi kerja, Image, daya
saing, kelangsungan usaha, dll)
2) Kerugian pekerja (sakit/menderita, tidak bisa bekerja,
penurunan pendapatan, beban ekonomi, penurunan
kesejahteraan)
3) Penurunan produktivitas (ketidakhadiran, waktu kerja, beban
kerja, ketrampilan dan pengalaman hilang, HDI menurun,
peningkatan biaya produktif, dll)
4) Dampak luas : investasi, ekonomi, sosial dan produktivitas
nasional dan Human Developmen Index
59
BEBERAPA IMPLIKASI KURANGNYA PERLINDUNGAN PAK
(Sudi Astono, 2020)

❑IMPLIKASI UMUM:
❑ IMPLIKASI KHUSUS:
➢Pekerja kurang mendapatkan
perlindungan PAK (pencegahan, Pekerja PAK yg tidak mendapat pelayanan
penanganan, pemberian kompesasi kesehatan yang sesuai (prinsip K3):
dan rehabilitasinya). ➢ PAK tidak membaik, makin berat, cacat
➢Kinerja program K3 kurang atau fatal, kehilangan waktu kerja dan
komprehensif → menggambarkan biaya.
kondisi yang sebenarnya→ sulit ➢ Tidak adanya perbaikan K3 meningkatkan
menurunkan KK & PAK. risiko PAK pada pekerja lainnya.
➢Kualitas hidup/SDM pekerja ➢ Pelayanan kesehatan PAK menggunakan
menurun→ produktifitas, pendapatan BPJS Kesehatan, padahal seharusnya
dan merosotnya kehidupan ekonomi menggunakan BPJSTK yg manfaatnya lebih
dan sosial keluarga. besar
➢turn over pekerja meningkat ➢ Pekerja dan/atau ahli waris tidak
mendapatkan kompensasi JKK yang
menjadi haknya sesuai regulasi.

Disertasi Evaluasi Program K3 dalam perlindungan PAK, Promosi Doktor 2019


Tag Line
Budayakan terus K3 di Setiap Tempat Kerja
Menuju

Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3

❖Pekerja harus sehat agar sejahtera

Sudi A @2020
❖KK & PAK wajib dicegah, dideteksi dan diberi
kompensasi

60
SEKIAN 61

TERIMA KASIH

Komunikasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Dr. dr. Sudi Astono, MS.


Ditjen Binwasnaker & K3-KEMNAKER RI.

E-mail : sudiastono@yahoo.com
WA 081317705634
Hidup Sehat dg OLAH-RAGA di mana
saja, kapan saja, dengan apa saja
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN K3
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51, Lantai 7A, Jakarta Selatan
Telepon : 021-5275249 fax. 021-5279365, 021-5269964

61

Anda mungkin juga menyukai