Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN DETEKSI

PAK & KAK


Pada Sektor Kelapa Sawit
Dr. dr Sudi Astono, MS
Pengawas Ketenagakerjaan Ahli Madya,
Koordinator Pemeriksaan Norma K3

Direktorat Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan


Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3
KEMNAKER RI
2

LATAR BELAKANG PENTINGNYA K3, DETEKSI DAN PENANGANAN PAK & KAK

Berbagai potensi dan


risiko KK dan PAK serta
beban ganda penyakit
yang dihadapi pekerja
apabila tidak mendapat
perlindungan K3.

bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com


3

bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
4

REGULAI K3 TERKAIT DETEKSI DAN PENANGANAN PAK & KAK

q UU No. 3 Th 1951 tentang Pengawasan q Permenaker No 03 Tahun 1982 ttg Pelayanan


Ketenagakerjaan Kesehatan Kerja
q UU No. 21 Th 2003 tentang Pengawasan q Permenaker No 02 Tahun 1980 ttg
Ketenagakerjaan pada Industri dan Perdagangan
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
(Ratifikasi ILO C81 concern on Labour Inspection in
Industry and Commerce) q Permenaker No 01 Tahun 1981 ttg Kewajiban
q UU No. 3 Tahun 1969 tentang Ratifikasi Konvensi Melapor Penyakit Akibat Kerja
ILO No. 120 tentang Higiene Dalam Perniagaan q Permenaker No 03 Tahun 1986 ttg Syarat2 K3
Dan Kantor2 di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida
q UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja q Permenaker No 333 tahun 1989 ttg Diagnosis
q UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
q UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan q Permenaker 05 Tahun 2018 tentang K3
q PP 50 Th 2012 ttg Penerapan SMK3 Lingkungan Kerja
q PP No. 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan q Permenaker No 5 Tahun 2021 ttg Tt Cara
Kerja Penyelenggaraan Program JKK, JKM, dan JHT
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
5

bpjsketenagakerjaan.go.id 5
gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
6

Perpres No. 7 Th 2019 tentang PAK


Ø PAK adalah Penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Ø Batasan pemberian JKK  PAK didiagnois paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan
kerja berakhir Masa kadaluarsa klaim 5 Th setelah diagnosis PAK (PP 82/2019)

Daftar jenis2 PAK menurut ILO List Of Occ Diseases


(Diadop dalam Perpres No. 7 Th 2019 Ttg PAK)

ILO List on Occupational Diseases 2010:


A.PAK akibat pajanan faktor2 yg timbul dari aktivitas pekerjaan
1. PAK akibat bahan kimia
2. PAK akibat faktor fisika
3. PAK akibat faktor biologi  TB, HIV, Hepatitis, Covid-19 dll pada pekerja
kesehatan
B.PAK berdasarkan target organ (diseases of target organ system)
1. Peny. saluran pernafasan akibat kerja
2. Peny. Kulit akibat kerja
3. Gangguan otot dan kerangka tubuh (musculosceletal) akibat kerja
4. Gangguan mental & perilaku akibat kerja
C.Penyakit kanker akibat kerja (occupational cancer)
D.PAK Lainnya (asal bisa dibuktikan dengan metode yg tepat)
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
7

Deteksi, Pencegahan dan Penanggulangan PAK


Berdasarkan Regulasi K3

5/2021
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
8

Prinsip Penanganan Kesehatan Pekerja dan Deteksi PAK


(Sudi Astono, 2020)

Kesehatan Kerja merupaka bagian tidak terpisahkan dari K3


(PP 88 Th 2019 ttg Kesehatan kerja)

bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
9

Inti program
Kesehatan Kerja
adalah
Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan Kerja

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id


10

Sumber Bahaya Lingkungan Kerja


Wajib diukur & dikendalikan
(Permenaker No 5 Tahun 2018 ttg K3 Lingkungan Kerja)

Sumber Bahaya
Lingkungan Kerja, LIMA Tujuan:
FAKTOR: diukur Ø mewujudkan
1. FISIKA; Lingkungan Kerja
2. KIMIA; yang selamat, sehat,
3. BIOLOGI; aman dan nyaman
4. ERGONOMI; dikendalikan Ø mencegah KK & PAK
5. PSIKOLOGI dan penyakit lainnya.

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id


11

Pengukuran Dan Pengendalian Lingkungan Kerja (Permenaker 05 Th 2018))


Faktor Kimia (Ps.20)
 Pengukuran dan pengendalian Faktor Kimia dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi bahaya
bahan kimia.
 Dilakukan terhadap pajanannya dan terhadap pekerja yang terpajan.
 Pengukuran terhadap pajanan yang hasilnya untuk dibandingkan dengan NAB harus dilakukan
paling singkat selama 6 (enam) jam.
 Pengukuran yang hasilnya untuk dibandingkan dengan PSD, harus dilakukan paling singkat
selama 15 (lima belas) menit sebanyak 4 (empat) kali dalam durasi 8 (delapan) jam
kerja.
 Pengukuran yang hasilnya untuk dibandingkan dengan KTD harus dilakukan menggunakan alat pembacaan
langsung untuk memastikan tidak terlampaui.
 Pengukuran Faktor Kimia terhadap pekerja yang mengalami pajanan dilakukan melalui Pemeriksaan
kesehatan khusus pada spesimen tubuh Tenaga Kerja dan dibandingkan dengan IPB.
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
12

Pengendalian terhadap bahaya faktor kimia dilakukan dengan:


a. menghilangkan sumber potensi bahaya kimia dari Tempat Kerja;
b. mengganti bahan kimia dengan bahan kimia lain yang tidak mempunyai potensi bahaya atau potensi bahaya yang lebih
rendah;
c. memodifikasi proses kerja yang menimbulkan sumber potensi bahaya kimia;
d. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia;
e. menyediakan sistem ventilasi;
f. membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia melalui pengaturan waktu kerja;
g. merotasi Tenaga Kerja ke dalam proses pekerjaan yang tidak terdapat potensi bahaya bahan kimia;
h. penyediaan lembar data keselamatan bahan dan label bahan kimia;
i. penggunaan alat pelindung diri yang sesuai; dan/atau
j. pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
13

Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja (Permenaker 05 Tahun 1918)


Faktor Biologi (Ps. 22)
Potensi bahaya Faktor Biologi meliputi:
 mikro organisma dan/atau toksinnya; Pengukuran
 arthopoda dan/atau toksinnya;

 hewan invertebrata dan/atau toksinnya;

 alergen dan toksin dari tumbuhan;

 binatang berbisa;
Pemantauan
 binatang buas; dan

 produk binatang dan tumbuhan yang

berbahaya lainnya. bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id


14

Pengendalian bahaya faktor biologi dengan:


a. menghilangkan sumber bahaya Faktor Biologi dari Tempat Kerja;
b. mengganti bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber bahaya Faktor Biologi;
c. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber bahaya Faktor Biologi;
d. menyediakan sistem ventilasi;
e. mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap sumber bahaya Faktor Biologi;
f. menggunakan baju kerja yang sesuai;
g. menggunakan alat pelindung diri yang sesuai;
h. memasang rambu-rambu yang sesuai;
i. memberikan vaksinasi apabila memungkinkan;
j. meningkatkan Higiene perorangan;
k. memberikan desinfektan;
l. penyediaan fasilitas Sanitasi berupa air mengalir dan antiseptik; dan/atau
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
m. pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
15

Pencegahan dan Penanggulangan PAK Berdasarkan Regulasi K3

qPermenakertrans No. 02 Th 1980 ttg Pemeriksan Kesehatan


Tenaga Kerja
Ø Setiap pengurus psh wajib memeriksakan kesehatan tenaga
kerjanya
Ø Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi:
ü Px Kes. Awal /sebelum bekerja/penempatan (pre
employment)
ü Px Kes Berkala /periodik minimal 1X/Th
ü Khusus  pd kondisi khusus/bila diperlukan

bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
16

qPermenakertrans No. 03 Th 1986 ttg Syarat2 K3 di Tempat Kerja


yang Mengelola Pestisida:
Ø Pekerja telah menjalani pemeriksaan Ø Pekerja pada tempat kerja terdapat
kesehatan tenaga kerja sesuai pestisida harus mendapat
Permenaker 02/1980 pemeriksaan kesehatan:
Ø Tidak boleh mengalami pemaparan > 5 ü MCU berkala 1 tahun sekali dan
jam sehari, dan 30 jam seminggu MCU khusus setiap 6 bulan sekali,
Ø Memekai APD: sepatu laras tinggi, ü MCU khusus disesuaikan dengan
sarung tangan, kaca mata pelindung jenis pestisidanya (dilakukan
atau pelindung muka dan pelindung biological monitoring untuk
pernafasan mengetahui kadar pestisida dalam
Ø Dilarang pada pekerja: ada luka atau darah atau kadar enzym cholin
penyakit kulit kecuali bila dapat esterase)
dilakukan perlindungan
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
17

Deteksi PAK Berdasarkan Regulasi K3

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com

bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
18

Pencegahan dan Penanggulangan PAK dalam Program K3 & JKK

DATA PENDUKUNG DALAM MENEGAKKAN Apakah semua data


DIAGNOSIS PAK
pendukung harus ada?
Ø Data hasil pemeriksaan kesehatan awal
Ø Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala
Bagaimana kalau data
Ø Data hasil pemeriksaan khusus pendukung tidak lengkap?
Ø Data hasil pemeriksaan lingkungan kerja oleh
balai hyperkes/K3 atau institusi lain yang
berwenang
Ø Data hasil pelayanan kesehatan lainnya Prinsip: harus mengutamakan kepentingan
peserta/pelanggan sepanjang didukung data
yang relevan
PERHATIKAN AZAS dan PRINSIP SJSN:
Kurang lengkapnya persyaratan administratif
3 AZAS 9 PRINSIP tidak menjadi penghalang pemberian
manfaatbpjsketenagakerjaan.go.id
JKK bagi yang berhak gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
19

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id


20

Hal yg kurang dipahami oleh pekerja dan/atau perusahaan


ttg PERBEDAAN MANFAAT JAMSOS KASUS KK/PAK YANG DILAPORKAN DG YANG TIDAK
DILAPORKAN/DIKLAIM
DILAPORKAN MENDAPAT MANFAAT JKK: TIDAK DILAPORKAM TIDAK MENDAPAT MANFAAT
JKK:
qManfaat JKK yang dapat diberikan:
qMendapat manfaat jaminan kesehatan
Ø Upah STMB,
biasa/JKN:
Ø P3K & bantuan transport,
Ø pengobatan/perawatan, rehabilitasi, Ø Pelayanan kesehatan berupa
Ø kompensasi cacat, dan pengobatan/perawatan sebagaimana
Ø program RTW penyakit lainnya
qMeninggal akibat PAK mendapat santunan q Meninggal akibat PAK mendapat Jaminan
kematian (48 X Rp. upah terkhir+Santunan Kematian biasa (JKM) total sebesar Rp 42 Jt
Berkala/skaligus Rp 12 Jt) plus Beasiswa 2 Anak plus Beasiswa Anak 2 Anak sd PT
sd PT
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
21

Kurangnya pemahaman mengakibatkan Manfaat JKK kasus


PAK tidak didapakan oleh yang berhak

Yang seharusnya:
Yang kebanyakan (sangat potensial) terjadi:
Ø Kasus PAK didiagnosis dan dilaporkan ke BPJSTK
Ø Kasus PAK tidak didiagnosis dan/atau tidak dilaporkan
dan/atau Disnaker setempat untuk mendapatkan
ke BPJSTK dan/atau Disnaker shg tidak mendapatkan
JKK bagi pekerja atau ahli waris
JKK bagi pekerja atau ahli waris
Ø JKK yang diberikan berupa Upah STMB, biaya
Ø Hanya diberikan pengobatan/perawatan, tanpa ada
transport, pengobatan/perawatan, rehabilitasi,
kompensasi cacat, dan program RTW
kompensasi cacat, dan program RTW
Ø Meninggal akibat PAK hanya mendapat Jaminan
Ø Meninggal akibat PAK mendapat santunan
Kematian biasa sebesar Rp 42 Jt
kematian (48 X Rp. gaji terkhir+Santunan
Ø Biaya pengobatan/perawatan, diberikan melalui BPJS
Berkala/skaligus Rp 4.8 Jt+Beasiswa 1 org Anak
Kesehatan (bagi yang telah mjd peserta BPJS Kesehatan)
sebesar Rp. 12 Jt)
Ø Jaminan Kematian dan Jaminan Kesehatan
Ø Semua JKK tsb diberikan melalui BPJS
diberikan oleh pengusaha/pemberi kerja apabila
Ketenagakerjaan (bagi yang telah mjd peserta
belum menjadi peserta BPJSTK dan BPJS Kesehatan
BPJSTK)
Ø Diberikan oleh pengusaha/pemberi kerja (bagi yg
belum mjd peserta program JKK-BPJSTK)

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id


22

q Prinsip Penanganan kasus PAK dalam pemberian JKK


Ø Diagnosis PAK dilakukan oleh dokter yang menangani Sebaiknya tetapi tidak harus
oleh dokter yang kompeten bidang kesehatan kerja/Hiperkes
Ø Pemberian JKK diberikan setelah penegakan diagnosis PAK diterima oleh BPJSTK
dan/atau ditetapkan oleh pengawas ketenagakerjaan.
Ø Pengawas ketenagakerjaan dalam membuat penetapan kasus PAK dapat meminta
pertimbangan medis dokter penasehat.
Ø Ketidaksamaan pendapat dalam penentuan kasus PAK ditindaklanjuti dengan
penetapan oleh pengawas ketenagakerjaan pada Dinas Ketenagakerjaan setempat.
Ø Apabila ada pihak yang tidak setuju, maka pihak yang bersangkutan dapat
mengajukan banding ke Menteri ketenagakerjaan.
Ø Keputusan Menteri Ketenagakerjaan bersifat final dan wajib dilaksanakan.

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com


bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
23

Prinsip Penanganan kasus PAK dalam pemberian JKK


(Sudi Astono, 2019)
o Pemberian JKK kasus PAK dalam hal pekerja:

Ø Sudah didiagnosis PAK (occupational diseases)  saat masih bekerja maupun pasca bekerja
(pensiun maupun PHK).

Ø mengalami PAK ringan maupun berat, berpulih/reversibel (tanpa cacat) maupun


nirpulih/irreversibel (cacat),

Ø Diagnosis PAK pada pekerja yang hubungan kerja berakhir paling lama 3 (tiga tahun) setelah
hubungan kerja berakhir.
Ø Masa kadaluarsa klaim sd 5 Tahun untuk kasus PAK setelah pensiun/PHK dpt diajukan klaim sd 5
tahun setelah didiagnosis= sd 8 Th setelah pensiun/PHK

o Kasus PAK yang didiagnosis pada saat mendapat pelayanan melalui BPJS Kesehatan dapat
diajukan klaim JKK
bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
24

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam menangani JKK kasus


diduga/suspek PAK, kasus PAK dan PTK
q Kasus dugaan/suspek PAK dicatat dan ditelusuri lebih lanjut untuk dipastikan apakah PAK
(occ diseases), PTK (work related diseases) atau non PAK (penyakit umum).
q PAK wajib dilaporkan dalam waktu selambatnya 2X24 jam setelah didiagnosis masa
kadaluarsa pengajuan klainim JKK 5 (lima) tahun
q Kasus PAK dilaporkan kpd: dinas ketenagakerjaan dan kantor BPJSTK setempat (untuk
peserta BPJSTK).
q Data suspek PAK, kasus PAK & PTK dimasukan (rekap) dalam laporan kesehatan kerja
disampaikan kepada dinas ketenagakerjaan setempat (tembusan kpd Kemnaker/Pusat dan
Dinkes setempat) melalui:
Ø Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (<2 Bln stl pelaks MCU TK)
Ø Laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja (setiap 3 Bln/Triwulanan)
q Rekam medis terkait PAK dievaluasi dan disimpan se kurang2nya sampai 8 Th setelah
pekerja yang bersangkutan pensiun/PHK (Referensi: sp 30 Th).
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
25

SARAN

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id


PENUTUP
26

Dalam rangka meningkatkan perlindungan pekerja dan


kemajuan dunia usaha”

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id
27

Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com bpjsketenagakerjaan.go.id gapki.id

Anda mungkin juga menyukai