Anda di halaman 1dari 39

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN K3 DI

PERUSAHAAN
UNTUK MENDORONG TERWUJUDNYA PEKERJAAN LAYAK
BERBUDAYA K3

DIBAWAKAN OLEH

DIBAWAKAN OLEH
AMINAH A. SYAHRUDDIN
PT. CERIA NUGRAHA INDOTAMA, KOLAKA
4 PEBRUARI 2023
PENDIDIKAN
• 2010 – Juni 2012
Magister Kesehatan Masyarakat (Promosi Kesehatan)
• 1983 – 1991
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

PENGALAMAN KERJA
• 2017 – 2018 : Konsultan K3 PT KES Mks
• 2016 – Ssekarang : Koordinator Dokter Penasehat BPJS KETENAGAKERJAAN
SULAMA
• 2016 – 2018 : Konsultan K3 PT BLT Mks
• 2015 – sekarang : Konsultan K3 PT BUMI KARSA
DATA DIRI
• 2010 – 2015 : Dokter langganan PT Japfa

Nama : dr. Aminah AS., M.Kes. • 1998 - sekarang : Kementerian Ketenagakerjaan RI


NIP : 19650205 199803 2 001 • 2003 - sekarang : Dokter Penasehat BPJS KTK SULAMA
Pangkat/Gol : Pembina Utama/ Ivb • 2000 - 2005 : Dokter Perusahaan part time di PT. Katingan Timber Celebes
Jabatan : Kepala BBK3 JAKARTA
• 1998 - 2010 : Dokter Perusahaan part time di PT. Angkasa Pura I Makassar
Tempat/Tanggal : Ujung Pandang/ 05 Februari
lahir 1965 • 1996 - 2010 : Dokter Perusahaan part time di PT Indofood Sukses Makmur
Status : Menikah/ 3 anak Tbk.
• 1995 - 1996 : Dokter RS Umum Islam Faisal Makassar
• 1992 - 1995 : Dokter PTT di Kabupaten Palopo SulSel
DATA COVID TERTINGGI DI Indonesia
Peraturan K3 terkait Pencegahan Penularan Covid 19

Peraturan Menteri Perburuhan No. 7


Tahun 1964 tentang syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan dalam > UU No. 1 tahun 1970 tentang K3
Tempat Kerja > UU No. 13 tahun 2003
Luas tempat kerja paling sedikit 2
meter untuk seorang pekerja

Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 Permenakertrans No.03 Tahun 1982


tentang Pemeriksaan Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan sebagai bagian dari Penerapan Syarat-
Keselamatan Kerja (pasal 5 ayat 5 ) Syarat K3.

Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2018


Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun Tentang K3 LINGKUNGAN KERJA
2012 tentang Penerapan Sistem K3 Lingkungan Kerja, K3 untuk menjamin
Manajemen Keselamatan dan dan melindungi keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( SMK3 ) kesehatan Tenaga Kerja melalui
pengendalian Lingkungan Kerja dan
penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja

Posko K3 Corona yang melekat pada


Sistem Informasi Ketenagakerjaan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
(SISNAKER). Posko K3 Corona ini HK.01.07/MENKES/328/2020, tentang
merupakan  sarana informasi, konsultasi, Pedoman Pecegahan Penularan Covid
maupun pengaduan permasalahan K3 19 di Tempat Kerja
terkait Covid-19 di perusahaan.
Harus beradaptasi dengan
situasi Covid-19

Pandemi COVID-19 menunjukkan peran penting


K3 untuk pekerjaan yang layak. Memastikan
bahwa tempat kerja aman dan sehat yang sangat
penting untuk membatasi penyebaran virus,
melindungi kesehatan pekerja dan masyarakat
luas.

KEMBALI PRODUKTIF,
NAMUN AMAN, TETAP SEHAT DAN
SELAMAT
Pada tahun 2020 angka kecelakaan kerja berjumlah 221.740 kasus, kemudian pada tahun 2021 angka
kecelakaan kerja meningkat menjadi 234.370, sedangkan yang terbaru pada tahun 2022 (s.d Bulan
November) jumlah kecelakaan kerja tercatat sebesar 265.334

DATA PAK ???????


KEC KERJA SEKTOR PERTAMBANGAN
tahun 2019 -2021
Berdasarkan data 
Kementerian Energi dan Sumber Daya Minera
l (ESDM)
, di area pertambangan
1. pada 2021 tercatat 93 kasus (turun 27,3% dari
tahun sebelumnya) . td : 36 kecelakaan ringan dan
57 kecelakaan berat. Dari 93 kecelakaan,
meninggal 11 orang
2. Tahun 2020, tercatat 128 kasus , kecelakaan
ringan 33, berat 95, meninggal 17
3. pada 2019, yakni 133 kasus, 27 kecelakaan
ringan, 106 kecelakaan berat, dan 24 orang
meninggal.

Penyebab kecelakaan di area pertambangan, yaitu alat


atau sistem pengaman yang tidak ada
tidak lengkap, dan tidak berfungsi dengan baik.
Data kecelakaan di pertambangan
berdasarkan lokasi

• 20 % tambang permukaan
• 18 % pengolahan
• 13 % pelabuhan
Data kecelakaan di pertambangan
berdasarkan jenis kecelakaan
• 32 % tenggelam
• 27 % terjatuh
• 17 % terbentur

Co : PT GNI, 24 Juni 2022.


Yaser, 41 tahun, terseret
longsor saat mengoperasikan
mesin doser (terseret longsor
dalam keadaan tanpa lampu
penerangan di lokasi kerja di
tengah malam sehingga
masuk ke laut dengan
kedalaman 26 m )
Data kecelakaan di pertambangan
berdasarkan faktor pribadi
• 45 % kurang pengetahuan
• 39 % motivasi keliru
• 16 % kurang keterampilan

• Co : PT GNI, 6 Juli 2022


Ali Farhan, 21 tahun
(baru bekerja di PT GNI
selama tiga minggu)
diduga terjatuh ke area
pembuangan slek yang
panas.
Data kecelakaan di pertambangan
berdasarkan faktor pekerjaan
• 45 % standard kurang
• 27 % kualitas kepemimpinan dan
pengawasan yang kurang
• 9 % komunikasi dan koordinasi yang kurang

Co : PT GNI, 22 desember 2022 Nirwana


Selle dan Made Devri ditemukan tewas
terbakar akibat ledakan dari tungku
semlter 2
Yaser, 41 tahun, terseret longsor dalam
keadaan tanpa lampu penerangan di
lokasi kerja di tengah malam sehingga
masuk ke laut dengan kedalaman 26 m
)
Terkhusus pada persoalan K3 yang sudah semestinya menjadi hal yang paling prinsip untuk dilaksanakan oleh
setiap perusahaan. Bagaimana mungkin, dalam kurun waktu 6 bulan terakhir tercatat tiga kali kejadian kecelakaan
kerja di dalam perusahaan (PT GNI)," tulis surat aduan PSP-SPN PT GNI, dikutip Rabu (18/1).
1. 8 Juni 2020, HR (25 th) operator alat berat tertimbun longsor bersama ekscavator , ditemukan stl 2 hari tertimbun
longsor
2. 24 Juni 2022. Yaser, 41 tahun, terseret longsor saat mengoperasikan mesin doser (terseret longsor dalam keadaan
tanpa lampu penerangan di lokasi kerja di tengah malam sehingga masuk ke laut dengan kedalaman 26 m )
3. 6 Juli 2022 Ali Farhan, 21 tahun (baru bekerja di PT GNI selama tiga minggu) diduga terjatuh ke area pembuangan
slek yang panas.
4. 22 desember 2022 Nirwana Selle dan Made Devri ditemukan tewas terbakar akibat ledakan dari tungku semlter 2.
5. 2 pekerja asing bunuh diri ????
6. Minggu (29/1) pukul 8 pagi, kecelakaan akibat kendaraan dump truck yang dikemudikannya tergelincir di jalan hauling.
Korban tewas setelah menabrak tanggul akibat jalanan yang diduga licin.
 kepolisian negara bagian mengatakan kepada
komite bahwa mereka telah menyelidiki 23
laporan serangan seksual di lokasi tambang
selama dua tahun terakhir.
 TK pria perlu berhubungan seks untuk
melakukan penyelidikan keselamatan.
 Tk Wanita harus berlutut' jika menginginkan
pekerjaan penuh waktu di pertambangan.
 pria yang melakukan pemaksaan di tempat
kerja, melepas pakaian di tempat kerja,
menempatkan boneka seks, membuntuti
mereka, mengirim pesan teks dengan materi
eksplisit dan cabul.
dampak Pertambangan mengancam kesehatan dengan berbagai cara:

• Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat dan radiasi dapat meracuni penambang
dan menyebabkan gangguan kesehatan sepanjang hidup mereka .
• Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan luka-luka pada tangan,
kaki, dan punggung .
• Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada urat syaraf serta peredaran darah, dan
dapat menimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan
kematian .
• Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat
menyebabkan masalah pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran .
• Jam kerja yang lama dan pola terus menerus
• Pekerja di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat merusak penglihatan .
• Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup.
• Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah-masalah kesehatan
• Lahan dan tanah menjadi rusak, menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan .
• Pencemaran udara dari pembangkit listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang dibangun dekat dengan daerah pertambangan
dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang serius
Silicosis disebabkan oleh menghirup debu yang mengandung silica.
Meskipun banyak upaya dilakukan untuk mencegah silicosis namun
ini masih mengenai jutaan pekerja pertambangan dan membunuh
ribuan orang setiap tahunnya. Silicosis dapat menyebabkan cacat
fisik permanen. Penelitian terbaru menemukan bahwa silicosis
berhubungan dengan tuberculosis. Di Afrika Selatan, tuberculosis
menyebabkan lebih banyak kematian bagi pekerja
pertambangan daripada kecelakaan kerja.

Kehilangan pendengaran merupakan salah satu penyakit yang


banyak dilaporkan terjadi di pertambangan. Sebuah survey di
India menyebutkan bahwa pekerja bawah tanah di
pertambangan metal menunjukkan 75% dari mereka
mengalami gangguan pendengaran, dan survey lainnya
menunjukkan 20%-25% pekerja di pertambangan terbuka juga
menderita gangguan kehilangan pendengaran.

Pekerja pertambangan juga banyak yang mengalami gangguan


pada bagia otot dan tulang mereka, misalnya saja radang otot
atau iritasi, sakit punggung, dan lain-lain. Di kebanyakan negara
penyakit yang berhubungan dengan otot dan tulang tidak
digolongkan sebagai penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan sehingga data dan kepedulian terhadap penyakit
tersebut tidak optimal
K3 sebagai Strategy Bisnis
 K3 merupakan persyaratan
perundangan yang harus
dipenuhi setiap perusahaan
 K3 untuk melindungi
kelangsungan usaha dan asset
nya
 K3 merupakan bagian integral
dari strategi bisnis untuk
meningkatkan daya saing
K3
K3  suatu kesatuan
upaya yang saling terkait
dan menunjang satu
dengan lainnya untuk :

Menciptakan Mengendalikan atau


lingkungan kerja yang meniadakan potensi bahaya
aman, sehat dan untuk mencapai tingkat risiko
sejahtera, bebas dari yang dapat diterima dan sesuai
kecelakaan dan penyakit dengan standar yang
akibat kerja. ditetapkan.
KEBIJAKAN / PERATURAN TERKAIT K3
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie) 
2. UU 1945 Pasal 27 ayat 2
3. UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja
4. UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan PASAL 86 dan 87
5. UU No 4 th 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara
6. Uu No. 36 th 2009 , ttg Kesehatan
7. UU No. 40 Th 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
8. UU No 24 th 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
9. PP 19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan
10. PP No.50 Tahun 2012, TENTANG SMK3
KEBIJAKAN / PERATURAN TERKAIT K3
11. PP No 88 th 2019 tentang kes kerja
12. PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
13. PP No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
14. Permenakertrans No. 02/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan kesehatan
kerja
15. Permenakertrans No. 3 /1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
17. Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
18. PERMENAKERTRANS No. 15 TAHUN 2005 tentang Waktu kerja dan istirahat pada sektor usaha
pertambangan umum pada daerah operasi tertentu
19. Permenakertrans No. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD)
20. PermenTenaga Kerja No.26 Tahun 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENILAIAN PENERAPAN
SMK3
21. Permen ESDM RI No. 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem Managemen Keselamatan
Perambangan Mineral dan Batubara
KEBIJAKAN / PERATURAN TERKAIT K3
22. Permenkes 56/2016 tentang penyelenggaraan pelayanan penyakit akibat kerja
23. Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang K3 LINGKUNGAN KERJAK3 Lingkungan Kerja, K3 untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan Kerja dan
penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja
24. Permen ESDM RI no 26 tahun 2018 tentang pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik dan pengawasan
tambang mineral dan batu bara
25. Kepmen Pertambangan dan Energi 555.K/26/M.PE/1995 tentang K3 Umum
26. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 234/MEN/2003 tentang mengenai Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor
Usaha Energi dan Sumber Daya Mineral pada Daerah Tertentu
27. Kepmenakertrans N0 51 th 1999 tentang NAB faktor fisika
28. Kepmenakertrans N0 197 th 1999 tentang pengendalian Bahan Kimia
29. Kepmenakertrans No. 609/2012 tentang pedoman penyelesaian kasus kecelajkaan kerja dan PAK
30. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 tentang Pedoman Kaidah Pertambangan Yang Baik
31. Keputusan Dirjen Minerba No 185K/37.04/DJB/2019 tentang Petujuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan SMKP Minerba
Dan masih banyak lagi …
PERUNDANG-UNDANGAN K3
UU No.13 UU No. 1
Tahun 2003 Tahun 1970
Pasal 35 – Pemberi Syarat-syarat K3 –
kerja wajib standar tehnik, medik
memberikan Hak tenaga kerja –
perlindungan K3 Kewajiban pengurus

Pasal 86 – Tenaga kerja


berhak atas jaminan K3 Kelembagaan – organisasi
Pasal 87 – Perusahaan dan Personel K3
wajib menerapkan Pengawasan - Sangsi
SMK3
Kenapa Kita Melaksanakan K3
Alasan Hak Azasi Manusia:
Setiap Manusia mempunyai Hak Azasi
Untuk Hidup Sehat dan Selamat
Undang Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat 2 menyebutkan bahwa : “ tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan & penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “.

Alasan Ekonomi:
Mencegah kerugian

Alasan Hukum:
Undang-undang dan Peraturan
K3 DITERAPKAN
DITEMPAT KERJA DENGAN UNSUR :

ADANYA TENAGA KERJA


ADANYA USAHA
ADANYA SUMBER BAHAYA

23
TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(UU No 1 TH 1970)

• Mencegah dan mengurangi Melindungi :


kecelakaan kerja termasuk para pekerja dan
kebakaran, peledakan dan
penyakit akibat kerja; orang lain di
• Terciptanya tempat kerja yang tempat kerja
aman, efisien dan produktif. Aset perusahaan
• Sumber produksi dipakai secara Lingkungan
efisien dan proses produksi kerja
berjalan lancar
FOKUS
PELAKSANAAN K3

PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA
PENCEGAHAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
PERMASALAHAN
1. Belum tersosialisasikannya peraturan perundangan, pedoman,
standard di bidang K3 secara merata di perusahaan.
2. K3 belum menjadi perilaku dan budaya masyarakat industri.
3. Angka kecelakaan kerja masih tinggi
4. K3 menjadi tuntutan perdagangan global.
5. K3 mempengaruhi kinerja industri dan daya saing suatu negara.
6. Kebijakan otonomi daerah memengaruhi pelaksanaan K3.
7. Koordinasi pelaksanaan K3 antar sektor masih lemah.
K3 ADALAH TANGGUNG JAWAB

PEMERINTAH
PENGUSAHA/ PENGURUS PERUSAHAAN
TENAGA KERJA
MASYARAKAT PADA UMUMNYA

27
WEWENANG DAN
KEWAJIBAN
PEMERINTAH
♣ MELAKSANAKAN SECARA UMUM K3
♣ MENGAWASI DITAATINYA PERATURAN
PERUNDANGAN K3

28
Kewajiban Pengurus Dalam K3

UU No. 1 / 1970 :
 memeriksa kesehatan badan, kondisi
mental, kemampuan fisik TK baru;
 pemeriksaan kesehatan berkala;
 menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
 mempekerjakan TK setelah paham
 pembinaan K3 (P3K, Pemadam Kebakaran dll)
 memenuhi dan mentaati syarat K3
 laporan kecelakaan
 memasang poster K3 (mudah terbaca)
 menyediakan APD (gratis,berkesinambungan)
 membentuk P2K3
 menerapkan SMK3
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA
KERJA
(UU No. 1 Tahun 1970)

1. Memberi keterangan yang benar bila diminta oleh


Pengawas K3
2. Memakai APD yang diwajibkan
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat K3 yang
diwajibkan
4. Meminta kepada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan
5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana
syarat-syarat K3 seperti APD yang diwajibkan diragukan
oleh Tenaga Kerja.
POLICY PERUSAHAAN
TENTANG K3
(MANAGEMENT COMITTMENT)
TERTUANG DALAM BENTUK
PERNYATAAN
TERTULIS DAN TEGAS DARI
PIMPINAN PERUSAHAAN

31
KEBIJAKAN
1. Peningkatan koordinasi berdasarkan kemitraan yang saling
mendukung.
2. Pemberdayaan pengusaha, tenaga kerja dan pemerintah agar
mampu menerapkan dan meningkatkan budaya K3.
3. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.
4. Penerapan SMK3 sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
manajemen perusahaan.
5. Pemahaman dan penerapan norma K3 secara berkelanjutan.
Tujuan dan Sasaran
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada
dalam tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat.

2. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan


digunakan secara efisien.

3. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan


lancar.
Kebijakan K3 harus :

•Tertulis & bertanggal


•Di tandatangani oleh pengusaha dan atau
pengurus
•Memuat pernyataan komitmen dan tujuan
K3 perusahaan
•Disosialisasikan/disebarluaskan
•Bersifat dinamik dan ditinjau ulang agar
tetap update
KEBIJAKAN K3  BERSIFAT FORMAL
ISI KEBIJAKAN K3
PERNYATAAN MISI DAN VISI PERUSAHAAN
PEKERJA SEBAGAI ASET UTAMA PERUSAHAAN,
KOMITMEN MELAKSANAKAN PERATURAN DI BIDANG K3
SETIAP PEKERJAAN DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN
K3
PELAKSANAAN K3  KEWAJIBAN SETIAP ORANG
MANAJER LINI BERTANGGUNG JAWAB ATAS
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN K3 DALAM SATUAN
KERJANYA
KEBIJAKAN HARUS TERTULIS DAN FORMAL
OLEH KARENA:

KEBIJAKAN K3  PEDOMAN KERJA SEHARI-HARI


MEMPERMUDAH PELAKSANAAN DAN
PENGAWASANNYA
MEMPERMUDAH PEKERJA UNTUK MENGIKUTI
KETENTUAN DAN PERATURAN K3 (HAK DAN
KEWAJIBAN)
MENJADI PEDOMAN DALAM MENYUSUN PERATURAN
K3 PERUSAHAAN
Pengusaha & atau pengurus menunjukkan
komitmennya melalui:

•Membentuk Organisasi K3
•Menetapkan personel yang mempunyai
tanggungjawab dan wewenang yang jelas dalam
penanganan K3
•Menyediakan anggaran, sarana dan diperlukan
dalam bidang K3
•Perencanaan K3 yang terkoordinasi
•Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut
pelaksanaan K3 Kepemimpinan dan komitmen
Contoh : kebijakan K3 di perusahaan

1. Sosialisasi Kepada Staff


Tidak semua Staff paham dengan aturan dan hak yang mereka dapatkan. Salah satunya adalah kebijakan K3 yang bermanfaat untuk keselamatan
masing masing pekerja. Hal ini bisa diatasi dengan diadakannya sosialisasi dari perusahaan mengenai pentingnya K3. Sosialisasi ini bertujuan agar
setiap Staff mampu menjalankan peraturan keselamatan kerja yang berlaku dan mendapatkan hak sesuai dengan porsinya, sehingga kecelakaan kerja
juga bisa diminimalisir. 
2. Standarisasi Perlengkapan dan Alat-alat Kerja
Pihak managemen juga bertanggung jawab untuk memastikan seluruh peralatan dan semua piranti yang digunakan sudah sesuai dengan standard
keamanan. untuk meminimalisir adanya kecelakaan kerja
3. Pengadaan Prasarana yang Bersifat Darurat (P3K)
Menyediakan peralatan yang diperlukan saat terjadi kejadian tidak terduga. Dengan begitu, kecelakaan kerja yang dikarenakan kesalahan teknis bisa
lebih diminimalisir atau ditangani lebih dini. 
4. Pemantauan Lingkungan Kerja & Kesehatan Kerja (keseluruhan dan berskesinambungan)
Lingkungan kerja yang aman dan kondusif serta kesehatan karyawan yang prima tentu menjadi idaman setiap pekerja. Agar produktivitas para karyawan
bisa terjaga dengan Baik .. Bagian bagian yang tidak boleh luput dari pemantauan biasanya dicek pada intensitas cahaya, kebersihan dan sanitasi area,
polusi, dll
5. Program Sertifikasi Karyawan
Kegiatan ini perlu dibekalkan untuk para personel teknis yang mempunyai resiko kecelakaan kerja tinggi ketika mengoperasikan alat-alat berat.
Singkatnya, tenaga ahli ini sudah dibekali dengan keahlian yang sah sebelum diperbolehkan menjalankan mekanisme alat berat tersebut. Selain personel
teknis, personel non teknis juga perlu disertifikasi untuk mengetahui kompetensi dibidangnya,
6. Menjamin Keselamatan Tamu
Sеlаіn memberikan jaminan keselamatan untuk pekerja internal, keselamatan tamu yang berkunjung ke area pertambangan juga menjadi tanggung
jawab perusahaan. Komite K3 ini harus memberikan panduan selama perjalanan bagi para tamu hingga mereka selesai melakukan kunjungan ke area
pertambangan.
SALAM K3 - TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai