PERUSAHAAN
UNTUK MENDORONG TERWUJUDNYA PEKERJAAN LAYAK
BERBUDAYA K3
DIBAWAKAN OLEH
DIBAWAKAN OLEH
AMINAH A. SYAHRUDDIN
PT. CERIA NUGRAHA INDOTAMA, KOLAKA
4 PEBRUARI 2023
PENDIDIKAN
• 2010 – Juni 2012
Magister Kesehatan Masyarakat (Promosi Kesehatan)
• 1983 – 1991
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
PENGALAMAN KERJA
• 2017 – 2018 : Konsultan K3 PT KES Mks
• 2016 – Ssekarang : Koordinator Dokter Penasehat BPJS KETENAGAKERJAAN
SULAMA
• 2016 – 2018 : Konsultan K3 PT BLT Mks
• 2015 – sekarang : Konsultan K3 PT BUMI KARSA
DATA DIRI
• 2010 – 2015 : Dokter langganan PT Japfa
KEMBALI PRODUKTIF,
NAMUN AMAN, TETAP SEHAT DAN
SELAMAT
Pada tahun 2020 angka kecelakaan kerja berjumlah 221.740 kasus, kemudian pada tahun 2021 angka
kecelakaan kerja meningkat menjadi 234.370, sedangkan yang terbaru pada tahun 2022 (s.d Bulan
November) jumlah kecelakaan kerja tercatat sebesar 265.334
• 20 % tambang permukaan
• 18 % pengolahan
• 13 % pelabuhan
Data kecelakaan di pertambangan
berdasarkan jenis kecelakaan
• 32 % tenggelam
• 27 % terjatuh
• 17 % terbentur
• Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat dan radiasi dapat meracuni penambang
dan menyebabkan gangguan kesehatan sepanjang hidup mereka .
• Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan luka-luka pada tangan,
kaki, dan punggung .
• Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada urat syaraf serta peredaran darah, dan
dapat menimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan
kematian .
• Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat
menyebabkan masalah pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran .
• Jam kerja yang lama dan pola terus menerus
• Pekerja di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat merusak penglihatan .
• Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup.
• Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah-masalah kesehatan
• Lahan dan tanah menjadi rusak, menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan .
• Pencemaran udara dari pembangkit listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang dibangun dekat dengan daerah pertambangan
dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang serius
Silicosis disebabkan oleh menghirup debu yang mengandung silica.
Meskipun banyak upaya dilakukan untuk mencegah silicosis namun
ini masih mengenai jutaan pekerja pertambangan dan membunuh
ribuan orang setiap tahunnya. Silicosis dapat menyebabkan cacat
fisik permanen. Penelitian terbaru menemukan bahwa silicosis
berhubungan dengan tuberculosis. Di Afrika Selatan, tuberculosis
menyebabkan lebih banyak kematian bagi pekerja
pertambangan daripada kecelakaan kerja.
Alasan Ekonomi:
Mencegah kerugian
Alasan Hukum:
Undang-undang dan Peraturan
K3 DITERAPKAN
DITEMPAT KERJA DENGAN UNSUR :
23
TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(UU No 1 TH 1970)
PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA
PENCEGAHAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
PERMASALAHAN
1. Belum tersosialisasikannya peraturan perundangan, pedoman,
standard di bidang K3 secara merata di perusahaan.
2. K3 belum menjadi perilaku dan budaya masyarakat industri.
3. Angka kecelakaan kerja masih tinggi
4. K3 menjadi tuntutan perdagangan global.
5. K3 mempengaruhi kinerja industri dan daya saing suatu negara.
6. Kebijakan otonomi daerah memengaruhi pelaksanaan K3.
7. Koordinasi pelaksanaan K3 antar sektor masih lemah.
K3 ADALAH TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH
PENGUSAHA/ PENGURUS PERUSAHAAN
TENAGA KERJA
MASYARAKAT PADA UMUMNYA
27
WEWENANG DAN
KEWAJIBAN
PEMERINTAH
♣ MELAKSANAKAN SECARA UMUM K3
♣ MENGAWASI DITAATINYA PERATURAN
PERUNDANGAN K3
28
Kewajiban Pengurus Dalam K3
UU No. 1 / 1970 :
memeriksa kesehatan badan, kondisi
mental, kemampuan fisik TK baru;
pemeriksaan kesehatan berkala;
menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
mempekerjakan TK setelah paham
pembinaan K3 (P3K, Pemadam Kebakaran dll)
memenuhi dan mentaati syarat K3
laporan kecelakaan
memasang poster K3 (mudah terbaca)
menyediakan APD (gratis,berkesinambungan)
membentuk P2K3
menerapkan SMK3
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA
KERJA
(UU No. 1 Tahun 1970)
31
KEBIJAKAN
1. Peningkatan koordinasi berdasarkan kemitraan yang saling
mendukung.
2. Pemberdayaan pengusaha, tenaga kerja dan pemerintah agar
mampu menerapkan dan meningkatkan budaya K3.
3. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.
4. Penerapan SMK3 sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
manajemen perusahaan.
5. Pemahaman dan penerapan norma K3 secara berkelanjutan.
Tujuan dan Sasaran
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada
dalam tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat.
•Membentuk Organisasi K3
•Menetapkan personel yang mempunyai
tanggungjawab dan wewenang yang jelas dalam
penanganan K3
•Menyediakan anggaran, sarana dan diperlukan
dalam bidang K3
•Perencanaan K3 yang terkoordinasi
•Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut
pelaksanaan K3 Kepemimpinan dan komitmen
Contoh : kebijakan K3 di perusahaan