Disusun oleh:
Gempa Cianjur adalah gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat dengan magnitude
5,6 M yang berpusat di 10 km arah barat daya Kabupaten Cianjur dengan
kedalaman gempa 10 km. Titik gempa berada di 6,84 LS (Lintang Selatan) dan
107,05 BT (Bujur Timur). Gempa ini disebabkan oleh pergerakan sesar Cimandiri.
Gempa ini menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian yang ditaksir mencapai
hingga Rp 4 Trilliun.
Peristiwa gempa ini terjadi pada Senin, 21 November 2022 pada siang hari jam
13.21 WIB. Kemudian disusul oleh gempa susulan di hari berikutnya hingga 130 kali
gempa susulan dengan kekuatan yang bervariasi namun cenderung menurun dari
gempa awal. Gempa susulan dengan kekuatan tertinggi adalah 4,2M dan yang
terkecil 1,2M.
Gempa ini berpusat di Cianjur dan menyebar bahkan hingga dirasakan di Jakarta,
Bogor, Bandung, hingga Depok. Lokasi dan dampak gempa ini tersebar di 15
Kecamatan, yakni Cianjur, Karangtengah, Warung Kondang, Cilaku, Genggong,
Cugenang, Cibeber, Sukaleyu, Sukaresmi, Pacet, Bojong Picung, Cikalong Kulon,
Mande, Cipanas, Haurwangi.
Selain itu BMKG juga menjelaskan alasan gempa bumi ini yang merusak
dikarenakan beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk Cianjur, merupakan dalam
kawasan seismik aktif dan kompleks yang menyebabkan rawan dan sering terjadi
gempa. Wilayah-wilayah ini tak hanya rawan gempa, wilayah-wilayah tersebut juga
cenderung sering terdampak gempa dangkal. Hal ini sebab ada beberapa sesar-
sesar yang ditemukan di wilayah tersebut.
Lokasi sesar ini menurut jurnal UNPAD "Tektonik Sesar Cimandiri, Provinsi Jawa
Barat" oleh Iyan Haryanto, dkk., letak struktur Sesar Cimandiri terbagi menjadi dua,
yaitu:
Gempa Cianjur ini menyebabkan kerusakan yang masif. Gempa ini mengakibatkan
hingga 58 ribu rumah rusak berat, 363 bangunan sekolah, 144 tempat ibadah, 16
gedung perkantoran, dan 3 fasilitas kesehatan rusak berat, korban jiwa yang
mencapai 600 orang, dan pengungsi yang berjumlah 114.683 orang dari 41.166 KK.
Warga yang mengungsi ini tersebar di 110 titik di 15 kecamatan yang terdampak.
Dalam satu tenda darurat terdapat 200 hingga 500 orang pengungsi. Bupati Cianjur
menaksir kerugian mencapai hingga Rp 4 Trilliun.