Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FITOTERAPI TANAMAN KANKER

DAUN SALAM (Syzigium polyanthum Wight. (Walp.))

OLEH :

NAMA : JIA TUAN MAMING

NIM : O1A119209

KELAS :D

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
SALAM
Syzigium polyanthum Wight. (Walp.)
Myrtaceae

Nama Sinonim
Euginia polyantha Wight (1831), Euginia nitida Duthie (1878), Euginia balsamea
Ridley (1922) [1]. S. mi-crobotryum, S. micranthum, S. cymosum, Myrtus cymosa,
Eugenia resinosa, E. polyantha, E. nitida, E. polyantha, E. pamatensis, E.
microbotrya, E. lucidula, E junghuhniana, E. lambii, E. holmanii dan E.
atropunctata [2].

Nama Daerah
Salam (umum), manting (Jawa), ubar serai (Sumatra), lomas (Batak Toba), lemas
(Batak Phakpak) [1].

Nama Asing
Indonesia bay-leaf (Inggris) [1], Baywatch (Indian), Baywatch (Japanese) [2]

Deskripsi
Syzygium polyanthum memiliki ciri-ciri antara lain: berhabitus pohon dengan
tinggi mencapai 30 meter, dengan diameter batang dapat mencapai hingga 60 cm.
Memiliki daun tunggal dengan tata letak berhadapan (opposite), permukaan daun
glabrous. Panjang tangkai daun hingga mencapai 12 mm, dengan helaian daun
berbentuk oblongelliptical (memanjang) hingga lanset dengan ukuran 5-16 cm x
2,5-7 cm. Pembungaan berbentuk penicle dengan panjang 2-8 cm, biasanya muncul
di sebelah bawah daun, namun kadang-kadang muncul diketiak daun (axilaris).
Bunga sesil, biseksual, beraroma, dan bewarna putih. Kaliks berbentuk mangkuk
(cup) dengan panjang 4 mm terdiri dari 4 lobus yang persisten, petal 4 yang bersifat
bebas dengan panjang 2,5-3,5 cm bewarna putih. Stamen tersususn dalam 4
kelompok yang berukura sekitar 3 mm yang bewarna orange-kuning. Buah
merupakan buah berry yang memiliki 1 biji dengan diameter buah hingga 12 mm
yang berwarna merah hingga ungu kehitaman ketika buah matang [1].
Gambar

Bagian tanaman yang digunakan


Daun [1,3]

Kandungan Kimia
Berdasarkan analisis fitokimia daun salam (Syzygium polianthum) mengandung
berbagai metabolit sekunder seperti tannin, flavonoid, terpenoid (squalene, azulene,
farnesol, a-copaene, a-pinene, a-panasine,a-humulene, linalool, valencene),
seskuiterpen, triterpenoid, fenol (pyrogallol, caffeic acid, gallic acid), sitral, lakton,
saponin, karbohidrat, selenium, vitamin (vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin
B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12), mineral (selenium)
[3]
, essential oils (asam sitrat, eugenol, methyl chavicol, cis-4decenal (27,12%),
octanal (11,98%), α-pinene (9,09%), farnesol (8,84%), β-ocimene (7,62%) dan
nonanal (7,60%)), minyak atsiri daun salam mengandung nkaprialdehida, 3,7
dimetil-1-oktena, n-dekanal, cis-4dekanal, patchoulena, Dnerolidol, kariofilena
oksida [1], polifenol [4], asam lemak (asam palmitat, asam stearat),asam lemak ester
[5]
(metil oleat, metalpalmitat), diterpen alkohol (phytol), steroid (ß-sitosterol) .
Ekstrak daun salam memiliki 5 senyawa bioaktif fotosensitisasi diantaranya
pheophorbide-a, methyl pheophorbide-a, and methyl hydroxypheophorbide-a,
pheophorbide-b dan hydroxypheophorbide-b [6].

Penggunaan
Daun S. polyanthum terkenal sebagai obat tradisional untuk diare, digunakan
rebusan campuran kulit kayu dan daun, sedangkan campuran daun, kulit kayu dan
akar ditumbuk untuk menghilangkan rasa gatal [2]. Secara empiris, air rebusan daun
salam digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan penyakit kolesterol tinggi,
[1]
kencing manis, hipertensi, gastritis, dan diare , kudis, asam urat, serta
melancarkan peredaran darah. Kandungan flavonoid pada daun salam memiliki
beberapa manfaat diantaranya sebagai modulator steroid-genesis, aktivitas
neuroprotektif, imunoregulator, aktivitas oestrogenik, penyakit neurodegeneratif,
penghambat AChE dan BChE, serta hepatoprotektif [6].
Daun, buah, dan kulit kayu S. polyanthum secara tradisional digunakan untuk
berbagai keperluan pengobatan dan nonmedis. Akar dan buahnya dikonsumsi untuk
membalikkan efek mabuk dengan alkohol, sedangkan daunnya secara tradisional
dikonsumsi untuk mengobati berbagai penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi,
maag, maag, diare, penyakit kulit, serta infeksi dengan merebus beberapa helai daun
S. polyanthum dalam air biasa hingga pekat [7].

Efek Farmakologi
Minyak S. polyanthum essential dan ekstrak kasar ditemukan melindungi terhadap
kerusakan oksidatif dengan memblokir atau memadamkan radikal bebas. Kedua
ekstrak (Ethyl acetate dan methanolic) memiliki sifat antioksidan yang baik pada
IC50 masing-masing 13 dan 21μg/ml. Ekstrak air memiliki persentase
penghambatan 84,83%, yang cukup tinggi. Daun S. polyanthum diketahui
mengandung bahan kimia fenolik aktif, yang memiliki sifat antioksidan [2].
Fraksi flavonoid dari daun S. polyanthum dilaporkan bersifat sitotoksik terhadap 26
sel adenokarsinoma kolon mencit dan hibridoma manusia HB4C5 dari mencit
BALB/c. Dengan menggunakan tes spesifik untuk apoptosis seperti ekspresi gen
caspase 3 dan analisis sitometri aliran annexin, disarankan bahwa efek
penghambatan proliferasi sel bukan karena apoptosis; sebaliknya, fraksi flavonoid
aktif S. polyanthum justru menumpuk siklus sel pada fase G2/M [7]. Ekstrak etanol
daun S. polyanthum mampu sepenuhnya menekan ekspresi antigen awal virus
Epstein-Barr yang diinduksi oleh promotor tumor, phorbol 12-myristate 13-acetate.
Penekanan parsial oleh ekstrak etanol daun S. polyanthum diamati pada konsentrasi
rendah 12,5 dan 25 µg/ml, yang menunjukkan aktivitas pemicu antitumor yang kuat
pada ekstrak tumbuhan [7].
Ekstrak daun salam memiliki kandungan flavonoid yang memiliki beberapa
manfaat diantaranya sebagai antioksidan, antiinflamasi, modulator steroid-genesis,
aktivitas neuroprotektif, imunoregulator, antiviral, antibakteri, antikanker,
antidiabetes, aktivitas oestrogenik, penyakit neurodegeneratif, penghambat AChE
dan BChE, serta hepatoprotektif. Flavonoid telah terbukti memiliki berbagai
macam efek antikanker seperti memodulasi aktivitas reactive oxygenspecies (ROS),
berpartisipasi dalam menghentikan siklus sel, menginduksi apoptosis, autofagi, dan
menekan proliferasi dan invasi sel kanker. Daun salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp) memiliki potensi sebagai terapi alternatif maupun kombinasi dalam
terapi kanker. Senyawa aktif ekstrak daun salam dengan pelarut etanol dan dosis
50200µg/ml dapat menimbulkan efek antiproliferasi dan apoptosis yang paling kuat
terhadap sel kanker pada pengujian in vitro dengan metode MTT assay dan sel
kultur HeLa serviks sebagai sampel [6].
Ekstrak etanol 96% daun salam memiliki potensi untuk dapat dijadikan sebagai
agen terapi kanker serviks. Dosis 312 µg/ml ekstrak etanol 96% daun salam dapat
menghambat ekspresi protein p53 mutan pada sel kanker serviks HeLa cell lines [5].

Indikasi
[6]
Antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antibakteri, antikanker, antidiabetes , anti
jamur [8], hypolipidemia, astringent [9].

Peringatan
Tidak dianjurkan pada kelainan hati dan ginjal [10]
Efek yang tidak diinginkan
Belum diketahui [11]

Interaksi
Belum dilaporkan [10]

Toksisitas
Belum diketahui [11]

Penyimpanan
Dalam wadah yang kering dan bersih [12]
DAFTAR PUSTAKA

[1] Silalahi, M., 2017. Syzygium polyanthum (Wight) Walp. J. Din. Pendidik. 10
(1) : 1–16.

[2] Abdulrahman, M. D., 2021. e - Publishing Group Review of


Ethnopharmacology, Morpho-Anatomy, Biological Evaluation and
Chemical Composition of Syzygium polyanthum. Plant Sci. Today. 9 (1) :
167–177.

[3] Kartikaningrum, V., 2018. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Salam


(Sygium polyanthum) terhadap Kadar HDL dan LDL Kolesterol Serum
Mencit (Mus musculus L.) Jantan Hiperlipidemia. J. Widya War., XLII (02)
: 149–161.

[4] Aini, S. N., Effendy, R., dan Widjiastuti, I., 2016. Konsentrasi Efektif
Ekstrak Daun Salam ( Syzygium polyanthum Wight ) terhadap Hambatan
Biofilm Enterococcus faecalis ( Effective Concentration of Bay Leaf Extract
( Syzygium polyanthum Wight ) to Inhibit Enterococcus faecalis Biofilm ).
Conserv. Dent. J. 6 (2) : 87–92.

[5] Hidayati, W., Sjahid, L. R., Ismalasari, W., dan Kusmardi, K., 2020. Potensi
Ekstrak Etanol 96% Daun Salam (Syzigium polyanthum Wight. (Walp.))
terhadap Ekspresi p53 pada Sel Kanker HeLa Cell Lines. J. Kefarmasian
Indones. 10 (2) : 79–86.

[6] Nuroso, I., Sutrisna, E., Aisyah, R., dan Rosyidah, D. U., 2022. Potensi
Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) sebagai Terapi
Kanker: Tinjauan Literatur. Pros. Univ. Res. Colloq.,88–97.

[7] Ismail, A., dan Ahmad, W. A. N. W., 2019. Syzygium polyanthum ( Wight )
Walp : A Potential Phytomedicine Common Names and Plant,” Pharmacogn
J. 11 (2) : 429–438.

[8] Agung, L. R., 2021. Pengaruh Daun Salam (Syzygium polyanthum) terhadap
Kadar Trigliserida dan Kolesterol Total Darah pada Penderita Dislipidemia.
J. Ilm. Kesehat. Sandi Husada, 10 (2) : 408–412

[9] Irmadoly, N., Wirajaya, F., Chalista, S., Fam, F., dan Se, H., 2014. Uji
Aktivitas Antidislipidemia In Vivo Fraksi Ekstrak Daun Salam (Eugenia
polyantha) pada Tikus Galur Wistar yang diinduksi Diet Tinggi Lemak. J.
Kedokt. dan Kesehat. 1 (1) : 21–24.

[10] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/187/2017 tentang Formularium Ramuan Obat
Tradisional Indonesia. Jakarta, 2017, hal. 1–14.
[11] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Acuan Sediaan
Herbal Volume 2. Jakarta, 2006.

[12] Indriani, L., Wiendarlina, I. Y., dan Rustiani, E., 2015. Pengembangan
Herbal Cair Kombinasi Daun Salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp.]
dan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) dengan berbagai
Variasi Pemanis. Fitofarmaka. 5 (2) : 48–58.

Anda mungkin juga menyukai