Anda di halaman 1dari 1

Mengatasi Pengisian Nama BKP/JKP Terlalu Panjang pada Faktur Pajak

Nama Penulis: Rixson Valentine


Kontak: 081218844605
Tanggal upload artikel: Oktober 2022

Faktur Pajak sebagai bukti pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan dokumen vital
terkait pemenuhan kewajiban tersebut. Penting untuk memahami bagaimana syarat formal dan
material pembuatan faktur pajak agar tidak dikategorikan sebagai faktur pajak yang tidak sah atau
faktur pajak cacat.

Penjelasan pasal 13 ayat (9) UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja klaster UU PPN menyatakan,
“….. Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak
memenuhi persyaratan material apabila berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya
mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, …..” . Untuk dapat
menerapkan ketentuan pengisian keterangan yang sebenarnya sebagaimana ketentuan tersebut, maka
menjadi penting untuk mengetahui bagaimana ketentuan pengisian kolom “Nama Barang Kena Pajak/
Jasa Kena Pajak” pada faktur pajak. Kolom tersebut merupakan tempat isian nama dan
keterangan/deskripsi Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP).

Lampiran II PER - 24/PJ/2012 menjelaskan “Dalam hal keterangan Nama Barang Kena Pajak/Jasa
Kena Pajak yang diserahkan tidak dapat ditampung dalam satu Faktur Pajak, maka Pengusaha Kena
Pajak dapat:
- membuat lebih dari 1 (satu) Faktur Pajak yang masing-masing harus menggunakan Kode, Nomor Seri,
dan tanggal Faktur Pajak yang sama, serta ditandatangani dan diberi keterangan nomor halaman pada
setiap lembarnya, dan khusus untuk pengisian jumlah, Potongan Harga, Uang Muka yang telah diterima,
Dasar Pengenaan Pajak, dan Pajak Pertambahan Nilai cukup diisi pada Faktur Pajak paling akhir; atau
- membuat 1 (satu) Faktur Pajak yang menunjuk nomor dan tanggal Faktur-Faktur Penjualan yang
merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari Faktur Pajak tersebut, Faktur Penjualan yang
bersangkutan harus diisi dengan jenis Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan
yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau sesungguhnya.”

Contoh penerapan ketentuan tersebut adalah apabila terdapat Faktur Penjualan Nomor PK/013/II/12
tanggal 18 Februari 2012, yang memuat 20 macam Barang Kena Pajak, sehingga Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang berkewajiban menerbitkan Faktur Pajak atas Faktur Penjualan tersebut berpendapat
penulisan nama Barang Kena Pajak tidak akan cukup pada kolom “Nama Barang Kena Pajak/ Jasa
Kena Pajak” Faktur Pajak tersebut. Oleh karena itu, PKP memilih memanfaatkan ketentuan pada PER -
24/PJ/2012, yaitu pada kolom tersebut PKP hanya menuliskan “Faktur Penjualan Nomor PK/013/II/12
tanggal 18 Februari 2012 sebagaimana terlampir”.

Namun, ketentuan penulisan nama BKP/JKP sesuai PER - 24/PJ/2012 tesebut nampaknya tidak lagi
berlaku, terbukti bahwa ketentuan penulisan nama BKP/JKP tersebut tidak lagi dicantumkan/dibahas
pada aturan setelah PER - 24/PJ/2012. Dan, PER - 03/PJ/2022 sebagai ketentuan mengenai Faktur
Pajak terbaru juga tidak mencantumkan ketentuan penulisan nama BKP/JKP tersebut. Pasal 39 PER -
03/PJ/2022 pun menyatakan mencabut ketentuan PER - 24/PJ/2012 beserta aturan-aturan
perubahannya.

Dapat disimpulkan bahwa untuk menghindari dispute dan munculnya anggapan Faktur Pajak cacat,
apabila nama/deskripsi BKP/JKP pada Faktur Penjualan terlalu panjang sehingga tidak muat untuk
dicantumkan seluruhnya pada Faktur Pajak, maka PKP sebaiknya tidak menerapkan penulisan nama
BKP/JKP di Faktur Pajak sesuai ketentuan pada PER - 24/PJ/2012 sebagaimana dijelaskan di atas.
Karena pasal 2 ayat (3) PER - 03/PJ/2022 juga telah mewajibkan untuk seluruh PKP menerbitkan Faktur
Pajak yang berbentuk elektronik, maka PKP sebaiknya berusaha untuk mempersingkat pencantuman
nama/deskripsi BKP/JKP pada Faktur Pajak tidak lebih dari 255 karakter (huruf). Batas karakter
tersebut sesuai dengan sistem e-Faktur yang membatasi jumlah penulisan karakter pada kolom nama
BKP/JKP, apabila melebihi jumlah karakter tersebut maka akan timbul pesan error “ETAX 10003 - Input
ke database tidak berhasil”.

Anda mungkin juga menyukai