Anda di halaman 1dari 19

TINDAK LANJUT ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB)

MELALUI PROSES PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI PADA PT ABC

Mudakkir
Fakultas Vokasi, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145
mudakkirmf09@gmail.com

Abstract : This study aims to find out how to follow up on the Underpaid Tax Assessment Letter
(SKPKB) through the process of eliminating administrative sanctions at PT ABC. This type of
research is qualitative. Data collection techniques used are literature study and
documentation. From the results of the study, it is known that the Tax Underpayment
Assessment Letter (SKPKB) issued by the Tax Service Office registered to PT ABC consists of
4, among others: SKPKB PPh 2017, SKPKB PPh Final Article 4 Paragraph 2 Tax Period
December 2017, SKPKB PPh Article 21 Tax Period January to December 2017 and SKPKB
VAT Tax Period January to December 2017 due to factors contained in Article 13 Paragraph
1 (a,b,c,de) of the KUP Law. The issuance of the SKPKB is subject to additional administrative
sanctions in accordance with the applicable tax laws. Therefore, PT ABC as the taxpayer
applied for the abolition of administrative sanctions and was granted by the registered KPP.
It is expected that PT ABC performs tax obligations in a timely manner according to the
applicable tax laws.
Keywords: Follow-up, SKPKB, Deletions, Administrative Sanctions.

Intisari : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tindak lanjut atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) melalu proses penghapusan sanksi administrasi pada
PT ABC. Jenis penelitian ini ialah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
studi kepustakaan dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak terdaftar terhdap
PT ABC terdiri dari 4 antara lain: SKPKB PPh Badan 2017, SKPKB PPh Final Pasal 4 Ayat 2
Masa Pajak Desember 2017, SKPKB PPh Pasal 21 Masa Pajak Januari s.d Desember 2017 dan
SKPKB PPN Masa Pajak Januari s.d Desember 2017 dikarenakan ada faktor yang terdapat di
Pasal 13 Ayat 1 (a,b,c,d,e) UU KUP. Terbitnya SKPKB tersebut dikenakan tambahan sanksi
administrasi sesuai peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku. Maka dari, itu PT ABC
selaku wajib pajak melakukan permohonan penghapusan sanksi administrasi dan dikabulkan
oleh KPP terdaftar. Diharapkan PT ABC melakukan kewajiban perpajakan dengan tepat waktu
sesuai undang-undang perpajakan yang berlaku.
Kata Kunci: Tindak lanjut, SKPKB, Penghapusan, Sanksi Administrasi

PENDAHULUAN
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarakan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Topik tentang pajak merupakan fenomena umum yang selalu
menarik untuk dibahas karena penerimaan pajak memilik peran penting dalam memaksimalkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. Penerimaan pajak hingga
akhir Oktober 2021 mencapai Rp953,6 triliun atau telah memenuhi 77,56 persen dari target
pada APBN 2021. Realisasi penerimaan Pajak tersebut tumbuh sebesar 15,3 persen (yoy). Hal
ini diungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers
APBN KiTa November 2021 yang dilakukan secara daring pada Kamis (25/11/2021). Proporsi
pajak di dalam APBN sangatlah besar, maka dari itu pemerintah memiliki tugas untuk
memaksimalkan penerimaan pajak. Penerimaan pajak dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara karena pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan
pendapatan masayarakat, sehingga masayarakat mempunyai kemampuan secara finansial
untuk membayar pajak, (Muhammad Nurul Azmi, 2018)
Wajib pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (KUP) adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,
pemotongan pajak, dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Adapun tentang wajib
pajak badan menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUP) Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap. Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang No. 16 Tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi
Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Mengenai ketetapan pajak, umumnya tidak terlepas dari subjek pajak (orang pripadi
atau badan) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun objek pajak
artinya mereka mempunyai potensi untuk dikenakan pajak, tatapi belum tentu dikenakan pajak.
Dalam menentukan besarnya pajak yang terutang sering terjadi perselisihan antara wajib pajak
dan petugas pajak karena adanya perbedaan pendapat antara wajib pajak dan petugas pajak
mengenai suatu masalah peraturan dan kesalahan dalam perhitungan dan penulisan.
Perselisihan tersebut yang terjadi dilapangan bahwa adanya wajib pajak tidak setuju atas hasil
ketetapan pajak berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Surat tersebut
merupakan salah satu sarana administrasi bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk melakukan
penagihan pajak. (Nasutiong, Situmorang, 2020). Adapun Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUP) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok
pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Berdasarkan Pasal 13 ayat (3) Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) pada dasarnya mengatur tentang sanksi yang
dikenakan karena adanya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), (Nora Galuh C. A,
2021). Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak,
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal-hal
sebagai berikut: a), apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang
terutang tidak atau kurang dibayar; b), apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis
tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran; c), apabila
berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih
pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen); d), apabila kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya
pajak yang terutang; atau e), apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (4a).
PT ABC merupakan perusahaan dagang didefinisikan sebagai perusahaan yang
aktivitasnya membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan
bentuk untuk memperoleh laba. Adapun yang terjadi pada PT ABC dimana telah di terbitkan
4 SKPKB oleh Kantor Pajak Pratama terdaftar sebagai berikut: 1), PPh Badan tahun pajak
2017, terbitnya SKPKB PPh Badan tahun pajak 2017 karena faktor yang terdapat Berdasarkan
Pasal 13 ayat (2) huruf a dan huruf e Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). 2), PPh 21 Masa Pajak Januari s.d. Desember 2017,
terbitnya SKPKB PPh 21 Masa Pajak Januari s.d. Desember 2017 karena faktor yang terdapat
Berdasarkan Pasal 13 ayat (2) huruf a dan huruf e Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). 3), PPh Final Pasal 4 ayat 2 Masa Pajak
Desember 2017, terbitnya SKPKB PPh Final Pasal 4 ayat 2 Masa Pajak Desember 2017 karena
faktor yang terdapat Berdasarkan Pasal 13 ayat (2) huruf a dan huruf e Undang-Undang No. 16
Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). 4), PPN Masa Pajak
Januari s.d. Desember 2017, terbitnya SKPKB PPN Masa Pajak Januari s.d. Desember 2017
karena faktor yang terdapat Berdasarkan Pasal 13 ayat (3) huruf b, huruf c dan huruf d Undang-
Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Sebagai tindak lanjut atas terbitnya SKPKB, wajib pajak melakukan mengajukan permohonan
penghapusan sanksi administrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti dan
membahas mengenai tindak lanjut atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pada
PT ABC dan proses penghapusan sanksi administrasi, sehingga peneliti tertarik untuk menulis
tugas akhir dengan judul “Tindak Lanjut atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Melalui Proses Penghapusan Sanksi Administrasi pada PT ABC”
METODE
Jenis penelitian yang digukana oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. (Siyoto &
Sodik, 2015) Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka
menggunakan teknik analisis mendalam (indepth analysis), yaitu mengkaji masalah secara
kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda
dengan sifat dari masalah lainnya.

(Moleong dalam Siyoto & Sodik, 2015), sumber data penelitian kualitatif adalah
tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-
benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen
atau bendanya. Sumber data tersebutpun harusnya asli, namun apabila yang asli susah didapat,
maka fotocopy atau tiruan tidak terlalu jadi masalah, selama dapat diperoleh bukti pengesahan
yang kuat kedudukannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Tindak Lanjut atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Melalui Proses
Penghapusan Sanksi Administrasi pada PT ABC
PT ABC merupakan perusahaan dagang eceran didefinisikan sebagai perusahaan
yang aktivitasnya membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa melakukan
perubahan bentuk untuk memperoleh laba. PT ABC telah diterbitkan 4 Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB) oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama terdaftar diantaranya:
1). SKPKB PPh Badan 2017 2). SKPKB PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Masa Pajak Desember
2017 3). SKPKB PPh 21 Masa Pajak Januari s.d Desember 2017 4). SKPKB PPN Masa
Pajak Januari s.d Desember 2017.
Berikut 4 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Pajak terdaftar :
1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Tahun Pajak 2017
Tabel 1 SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 442.481.041 0 442.481.041
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 212.390.899 212.390.899 0
(2) KUP
Jumlah pajak 654.871.940 212.390.899 442.481.041
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 2% Perbulan x
Paling lama 24 Bulan)
Rp. 442.481.041 x 2% x 24
= Rp. 212.390.899
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 442.481.041 x Rp. 212.390.899
= Rp. 654.871.940

Angka Rp. 442.481.041 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
PPh terutang sebesar (Rp. 638.182.931) ditambah dengan jumlah pajak yang
dapat dikreditkan (PPh Ditanggung Pemerintah, Dipungut oleh pihak lain,
Dibayar sendiri dan Diperhitungkan) sebesar (Rp. 195.701.890). untuk angka
Rp. 212.390.899 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar
dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (2) UU KUP sebesar 2% perbulan
paling lama 24 bulan. Untuk angka Rp. 654.871.940 terdapat dari perhitungan
jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga
pasal 13 (2) UU KUP.
Terbitnya SKPKB PPh Badan tahun pajak 2017 karena faktor yang
terdapat Berdasarkan Pasal 13 ayat (2) huruf a dan huruf e Undang-Undang
No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
yaitu: apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang
terutang tidak atau kurang dibayar dan apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a). Ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai
dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Final Pasal 4 (2) Masa
Pajak Desember 2017
Tabel 2 SKPKB PPh Final Pasal 4 (2) Masa Pajak Desember 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 42.748.894 0 42.748.894
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 20.519.470 20.519.470 0
(2) KUP
Jumlah pajak 63.268.364 20.519.470 42.748.894
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 2% Perbulan x
Paling lama 24 Bulan)
Rp. 42.748.894 x 2% x 24
= Rp. 20.519.470
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 42.748.894 x Rp. 20.519.470
= Rp. 63.268.364

Angka Rp. 42.748.894 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
PPh 4 (2) Final yang terutang sebesar (Rp. 42.748.894). untuk Rp. 20.519.470
terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan dengan
sanksi bunga pasal 13 (2) UU KUP sebesar 2% perbulan paling lama 24 bulan.
Untuk angka Rp. 63.268.364 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (2) UU
KUP.
Terbitnya SKPKB PPh Final Pasal 4 ayat 2 Masa Pajak Desember 2017
karena faktor yang terdapat Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) huruf a dan huruf
e Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) yaitu: apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar dan apabila kepada Wajib
Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (4a). Ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar.

3) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Pasal 21 Masa Pajak
Januari s.d Desember 2017
Tabel 3 SKPKB PPh Pasal 21 Masa Januri s.d Desember 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 116.195.746 0 116.195.746
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 55.773.959 55.773.959 0
(2) KUP
Jumlah pajak 171.969.705 55.773.959 116.195.746
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi

Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 2% Perbulan x
Paling lama 24 Bulan)
Rp. 116.195.746 x 2% x 24
= Rp. 55.773.959
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 116.195.746 x Rp. 55.773.959
= Rp. 171.969.705

Angka Rp. 116.195.746 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
PPh 21 terutang sebesar (Rp. 117.818.246) ditambah dengan jumlah pajak yang
dapat dikreditkan (setoran masa) sebesar (Rp. 1.622.500). untuk angka Rp.
55.773.959 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan
dengan sanksi bunga pasal 13 (2) UU KUP sebesar 2% perbulan paling lama 24
bulan. Untuk angka Rp. 171.969.705 terdapat dari perhitungan jumlah pajak
yang tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (2)
UU KUP.
Terbitnya SKPKB PPh 21 Masa Pajak Januari s.d. Desember 2017
karena faktor yang terdapat Berdasarkan Pasal 13 ayat (2) huruf a dan huruf
e Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) yaitu: apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar dan apabila kepada Wajib
Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (4a). Ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar.
4) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN Masa Pajak Januari s.d
Desember 2017

Tabel 4 SKPKB PPN Masa Pajak Januari 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 3.985.000 0 3.985.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 3.985.000 3.985.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 7.970.000 3.985.000 3.985.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi

Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 3.985.000 x 100%
= Rp. 3.985.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 3.985.000 x Rp. 3.985.000
= Rp. 7.970.000

Angka Rp. 3.985.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -72.651.441) ditambah dengan
Jumlah (Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya) sebesar (Rp. 76.636.441).
untuk angka Rp. 3.985.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang
dibayar dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%.
Untuk angka Rp. 7.970.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU
KUP.

Tabel 5 SKPKB PPN Masa Pajak Februari 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 3.520.000 0 3.520.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 3.520.000 3.520.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 7.040.000 3.520.000 3.520.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 3.520.000 x 100%
= Rp. 3.520.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 3.520.000 x Rp. 3.520.000
= Rp. 7.040.000

Angka Rp. 3.520.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -46.207.837) ditambah dengan
Jumlah (Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya) sebesar (Rp. 49.727.837).
untuk angka Rp. 3.520.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang
dibayar dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%.
Untuk angka Rp. 7.040.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU
KUP.

Tabel 6 SKPKB PPN Masa Pajak Maret 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 2.645.000 0 2.645.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 2.645.000 2.645.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 5.290.000 2.645.000 2.645.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 2.645.000 x 100%
= Rp. 2.645.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 2.645.000 x Rp. 2.645.000
= Rp. 5.290.000

Angka Rp. 2.645.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -31.969.156) ditambah dengan
Jumlah (Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya) sebesar (Rp. 34.614.156).
untuk angka Rp. 2.645.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang
dibayar dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%.
Untuk angka Rp. 5.290.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU
KUP.

Tabel 7 SKPKB PPN Masa Pajak April 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 1.780.000 0 1.780.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 1.780.000 1.780.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 3.560.000 1.780.000 1.780.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 1.780.000 x 100%
= Rp. 1.780.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 1.780.000 x Rp. 1.780.000
= Rp. 3.560.000

Angka Rp. 1.780.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -11.775.706) ditambah dengan
Jumlah (Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya) sebesar (Rp. 13.555.706).
untuk angka Rp. 1.780.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang
dibayar dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%.
Untuk angka Rp. 3.560.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU
KUP.

Tabel 8 SKPKB PPN Masa Pajak Mei 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 625.000 0 625.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 625.000 625.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 1.250.000 625.000 625.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 625.000 x 100%
= Rp. 625.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 625.000 x Rp. 625.000
= Rp. 1.250.000
Angka Rp. 625.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp .625.000). Untuk angka Rp.
625.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan
dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%. Untuk angka Rp.
1.250.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar
ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP.

Tabel 9 SKPKBPPN Masa Pajak Juni 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 512.500 0 512.500
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 512.500 512.500 0
(3) KUP
Jumlah pajak 1.025.000 512.500 512.500
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 512.500 x 100%
= Rp. 512.500
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 512.500 x Rp. 512.500
= Rp. 1.025.000

Angka Rp. 512.500 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. 512.500). Untuk angka Rp.
512.500 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan
dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%. Untuk angka Rp.
1.025.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar
ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP.

Tabel 10 SKPKB PPN Masa Pajak Juli 2017


Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)
(Rp)
Pajak yang 6.860.758 0 6.860.758
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 6.860.758 6.860.758 0
(3) KUP
Jumlah pajak 13.721.516 6.860.758 6.860.758
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 6.860.758 x 100%
= Rp. 6.860.758
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 6.860.758 x Rp. 6.860.758
= Rp. 13.721.516

Angka Rp. 6.860.758 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. 6.860.758). Untuk angka
Rp.6.860.758 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar
dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%. Untuk
angka Rp. 13.721.516 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang tidak/kurang
dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP.

Tabel 11 SKPKB PPN Masa Pajak Agustus 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 2.005.000 0 2.005.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 2.005.000 2.005.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 4.010.000 2.005.000 2.005.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 2.005.000 x 100%
= Rp. 2.005.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 2.005.000 x Rp. 2.005.000
= Rp. 4.010.000

Angka Rp. 2.005.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. 2.005.000). Untuk angka Rp.
2.005.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan
dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%. Untuk angka Rp.
4.010.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar
ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP.

Tabel 12 SKPKB PPN Masa Pajak September 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 2.130.000 0 2.130.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 2.130.000 2.130.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 4.260.000 2.130.000 2.130.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 2.130.000 x 100%
= Rp. 2.130.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 2.130.000 x Rp. 2.130.000
= Rp. 4.260.000

Angka Rp. 2.130.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -1.170.167) ditambah dengan
Jumlah (Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya) sebesar (Rp.3.300.167).
untuk angka Rp. 2.130.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang
dibayar dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%.
Untuk angka Rp. 4.260.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU
KUP.

Tabel 13 SKPKB PPN Masa Pajak Oktober 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 1.227.500 1.227.500
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 1.227.500 1.227.500
(3) KUP
Jumlah pajak 2.455.000 1.227.500 1.227.500
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 1.227.500 x 100%
= Rp. 1.227.500
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 1.227.500 x Rp. 1.227.500
= Rp. 2.455.000

Angka Rp. 1.227.500 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -5.866.152) ditambah dengan
Jumlah (Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya) sebesar (Rp.7.093.652).
untuk angka Rp. 1.227.500 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang
dibayar dikalikan dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%.
Untuk angka Rp. 2.455.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang
tidak/kurang dibayar ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU
KUP.

Tabel 14 SKPKB PPN Masa Pajak November 2017

Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)


(Rp)
Pajak yang 702.500 0 702.500
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 702.500 702.500 0
(3) KUP
Jumlah pajak 1.405.000 702.500 702.500
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 702.500 x 100%
= Rp. 702.500
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 702.500 x Rp. 702.500
= Rp. 1.405.000

Angka Rp. 702.500 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. -702.500). Untuk angka Rp.
702.500 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan
dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%. Untuk angka Rp.
1.405.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar
ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP.

Tabel 15 SKPKB PPN Masa Pajak Desember 2017


Uraian Semula (Rp) Dihapuskan Menjadi (Rp)
(Rp)
Pajak yang 1.907.000 0 1.907.000
tidak/kurang
dibayar
Sanksi
administrasi:
Bunga Pasal 13 1.907.000 1.907.000 0
(3) KUP
Jumlah pajak 3.814.000 1.907.000 1.907.000
yang masih
harus dibayar
Sumber : Surat Keputusan Permohonan Sanksi Administrasi
Perhitungan :
Sanksi Administrasi : (Pajak yang tidak/kurang dibayar x 100 % (Persen) dari
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang
dibayar)
Rp. 1.907.000 x 100%
= Rp. 1.907.000
Jumlah pajak yang masih dibayar : (Pajak yang tidak/kurang dibayar + Jumlah
Sanksi Administrasi)
= Rp. 1.907.000x Rp. 1.907.000
= Rp. 3.814.000
Angka Rp. 1.907.000 dari data SKPKB dimana terdapat dari Jumlah
perhitungan PPN kurang bayar sebesar (Rp. 1.907.000). Untuk angka Rp.
1.907.000 terdapat dari perhitungan Pajak yang tidak/kurang dibayar dikalikan
dengan sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP sebesar 100%. Untuk angka Rp.
3.814.000 terdapat dari perhitungan jumlah pajak yang tidak/kurang dibayar
ditambah dengan jumlah sanksi bunga pasal 13 (3) UU KUP
Terbitnya SKPKB PPN Masa Pajak Januari s.d. Desember 2017 karena
faktor yang terdapat Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) huruf b, huruf c dan huruf
d Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) yaitu: apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur
secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam
Surat Teguran, apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak
seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen) dan apabila kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat
diketahui besarnya pajak yang terutang. ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau
kurang dibayar.
PT ABC selaku Wajib Pajak yang menerima Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdaftar dapat
melakukan proses permohonan penghapusan sanksi adminitrasi atas diterbitnya
SKPKB berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 8/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pengurangan Atau
Penghapusan Sanksi Adminitrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak, Direktur Jenderal Pajak berdasarkan
permohonan Wajib Pajak dapat:

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga,


denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan
karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
c. Mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 Undang-Undang KUP yang tidak benar; atau
d. Membatalkan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan atau verifikasi
yang dilaksanakan tanpa:
1. Penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau surat
pemberitahuan hasil verifikasi; dan/atau
2. Pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir
hasil verifikasi dengan Wajib Pajak.

Maka dari itu PT ABC telah melakukan permohonan proses penghapusan sanksi
administrasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku. Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi terlampir. Sehingga, PT
ABC hanya membayar pajak yang tidak/kurang dibayar atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar PPh Badan 2017, PPh Pasal 21 Masa Pajak Januari s.d Desember 2017,
PPh Final Pasal 4 (2) Masa Pajak Desember 2017 dan PPN Masa Pajak Januari s.d
Desember 2017, dikarenakan permohonan penghapusan sanksi administrasi telah
dikabulkan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdaftar.

KESIMPULAN DAN SARAN


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak terdaftar terhdap PT ABC terdiri dari 4 diantaranya: SKPKB PPh Badan 2017,
SKPKB PPh Final Pasal 4 Ayat 2 Masa Pajak Desember 2017, SKPKB PPh Pasal 21 Masa
Pajak Januari s.d Desember 2017 dan SKPKB PPN Masa Pajak Januari s.d Desember 2017
dikarenakan ada faktor yang terdapat di Pasal 13 Ayat 1 (a,b,c,d,e) UU KUP.
Terbitnya SKPKB tersebut dikenakan tambahan sanksi administrasi sesuai peraturan
undang-undang perpajakan yang berlaku. Maka dari, itu PT ABC selaku wajib pajak
melakukan permohonan penghapusan sanksi administrasi dengan jumlah sebesar Rp.
316.584.586 dan dikabulkan oleh KPP terdaftar.
Setelah melakukan penelitian dan uraian atas pembahasan masalah diatas, penulis
secara pribadi memberikan saran yang bisa digunakan untuk bahan pertimbangan yaitu, PT
ABC selaku Wajib Pajak dapat mengevaluasi kewajiban pajak yang dilaksanakan oleh
perusahaan dengan menyampaikan kewjiban perpajakannya tepat waktu dan lebih detail,
sehingga apabila ada kesalahan segara melakukan pembetulan kewajiban perpajakannya sesuai
peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
Andhika. (2020). Wajib Tahu, Ini Syarat Pemungutan Pajak di Indonesia. Ajaib.Co.Id.
Fitriya. (2021). Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan): Jenis, Tarif, Hitung, Bayar dan Lapor
Pajak. Klikpajak.Id.
Idris, M. (2021). Apa Itu PPN: Definisi, Tarif, Pemungut, dan Objek Pajaknya. Kompas.Com.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Terbaru 2016 (Ery HS (ed.); 2016th ed.). Penerbit
ANDI.
Nasution, N. A., & Situmorang, I. (2020). Analisis Proses Banding Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (Skpkb) Terhadap Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Wajib Pajak Orang
Pribadi Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. 1(2), 201-
221.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 8/Pmk.03/2013. Tata Cara
Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau
Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak.
Rafinska, K. (2018). Jasa Kena Pajak dan Jasa Tidak Kena PPN. Online-Pajak.Com.
Resmi, S. (2016). Perpajakan: Teori dan Kasus (E. HS (ed.); Edisi 9-Bu). Salemba Empat.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). DASAR METODOLOGI PENELITIAN (Cetakan 1). Literasi
Media Publishing.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP), Jakarta.
Whiteman. (2021). Kumpas Tuntas Pajak Edis April. Taxcenter-Ipb.Org.

Anda mungkin juga menyukai