Anda di halaman 1dari 1

Nilai Utang yang Dapat Digunakan untuk Menentukan Nilai Harta Bersih pada Program PPS

Pemberlakuan kebijakan/fasilitas perpajakan berupa Program Pengungkapan Sukarela (PPS) Per


1 Januari 2022, yaitu program yang memberikan kesempatan bagi wajib pajak yang telah
mendapatkan pengampunan pajak untuk mengungkapkan harta bersih yang belum atau kurang
diungkapkan pada program pengampunan pajak tersebut. Harta bersih yang dimaksud adalah
nilai harta dikurangi dengan nilai utang sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang (UU)
pengampunan pajak. Lalu nilai utang bagaimana yang dimaksud pada undang-undang
pengampunan pajak tersebut?

Ketentuan mengenai utang yang dapat digunakan untuk menentukan nilai harta bersih
sebagaimana dimaksud pada paragraf sebelumnya diatur pada pasal 1, pasal 7, dan pasal 9 UU
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. UU tersebut menjelaskan bahwa utang yang
dapat digunakan untuk menentukan nilai harta bersih adalah jumlah pokok utang yang belum
dibayar dan berkaitan langsung dengan perolehan harta. Besarnya nilai utang tersebut yang dapat
diperhitungkan sebagai pengurang nilai harta bagi wajib pajak badan adalah paling banyak
sebesar 75% dari nilai harta, dan bagi wajib pajak orang pribadi adalah paling banyak sebesar
50% dari nilai harta.

Utang tersebut juga harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum atas kebenaran dan
keberadaannya yang digunakan langsung untuk memperoleh harta, antara lain utang tersebut
diakui sebagai piutang oleh pemberi pinjaman serta melampirkan dokumen pendukung seperti
akad kredit dan surat pengakuan utang antara dua pihak di hadapan notaris atau saksi.

Anda mungkin juga menyukai