Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PAJAK DAN ACARA PERPAJAKAN

OLEH : ABIYYU GUNTARA

NIM : 050375729

ILMU HUKUM

UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan menurut pemahaman anda tentang kedudukan dan hubungan hukum
pajak dengan hukum yang lain
Kedudukan Hukum Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 mengenai ketentuan
umum dan tata cara perpajakan Pasal 1 angka 1, dimana berisikan pajak ialah
kontribusi wajib pajak pada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang memiliki sifat memaksa berdasarkan Undang-Undang serta tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan dan
kemakmuran rakyat.
Hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pajak di
Indonesia ini menganut paham imperative. Hal ini mengartikan pelaksanaan
pemungutan pajak tidak dapat ditunda. Saat terjadi pengajuan keberatan pada
pajak oleh wajib pajak yang telah ditetapkan pemerintah, sebelum terdapat
keputusan dari Direktur Jenderal Pajak mengenai keberatan diterima, maka
wajib pajak pun perlu terlebih dahulu membayar pajak sesuai dengan yang telah
ditetapkan
Hubungan Hukum Pajak dengan Hukum Yang Lain
a. Hukum pajak dengan Hukum Perdata
- Hukum pajak mengambil sasaran pada peristiwa, keadaan dan perbuatan
yang berada dalam lapangan perdata sebagai odjek pengenaannya.
Misalnya pada kepemilikan bumi dan bangunan akan dikenakan pajak
bumi dan bangunan. Hubungan bumi dan bangunan dengan pemiliknya
adalah merupakan hubungan perdata.
- Hukum pajak mengunakan istilah-istilah dalam hukum perdata, misalnya
kompensasi, pembebasan utang, pambayaran, daluwarsa, domisili dan
lain-lain. Namun dalam penerapannya harus sudah ditentukan dalam
UU.
- Hubungan antara Hukum Pajak dengan Hukum perdata ada yang
berpendapat hubungan antara hukum umum dan hukum khusus. Perdata
merupakan hukum umum dan hukum pajak merupakan hukum khusus.
Artinya hukum perdata harus dipandang sebagai hukum umum yang
berlaku bagi serangkaian hubungan hukum sepanjang tidak ditentukan
secara khusus. (lex specialis derogat lex generalis).
b. Hukum pajak dengan hukum pidana
- Ketentuan pidana tidak hanya ada dalam KUHP tetapi juga di luar
KUHP. Dalam Pasal 103 KUHP disebutkan “ Ketentuan-ketentuan dalam
Bab I sampai bab VIII buku ini juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan
yang oleh ketentuan perundang-undangan lainnya diancam dengan
pidana, kecuali jika oleh Undang-undang ditentukan lain.
- Disamping itu dalam ketentuan perpajakan juga terdapat sanksi pidana.
c. Hukum pajak dengan hukum administrasi negara
- Dalam hukum pajak, untuk timbulnya hutang pajak bagi warga negara
harus terlebih dahulu ditetapkan oleh pemerintah ( SPT).(utang pajak
menurut ajaran Formal).
- Menurut ajaran materiil, timbulnya utang pajak muncul dengan
sendirinya yaitu pada saat ditentukanuleh undang-undang sekaligus
dipenuhi syarat subyek dan syarat objek.
- Syarat subyektif adalah syarat yang melekat pada diri subyek yang
bersangkutan. Seperti lahir di indonesia, domisili di indonesia,
berkedudukan dan didirikan di indonesia, memiliki kekayaan di
indonesia dll.
- Syarat obyektif adalah syarat yang berkaitan dengan sasaran pengenaan
pajak (objek pajak). Seperti orang yang tinggal di indonesia memperoleh
penghasilan dan penghasilan memenuhi syarat untuk dikenai pajak.
Sumber : https://pascasarjana.umsu.ac.id/material-fungsi-dan-
kedudukan-hukum-pajak/

2. Jelaskan secara singkat fungsi pajak menurut Richard A Musgrave


a. Fungsi budgetair, merupakan fungsi utama pajak atau fungsi fiskal, yaitu
fungsi pajak semata sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke
kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku.
b. Fungsi Regulerend, Fungsi ini merupakan fungsi tambahan karena hasil
penerimaan dari pajak harus digunakan untuk mengatur pemerintahan secara
adil. Pajak yang memiliki pengaruh dalam politik anggaran dan keuangan
tentunya dapat berperan sebagai instrumen untuk ikut serta mengatur agar
pungutan pajak dapat dipatuhi karena dirasakan adil bagi masyarakat. Fungsi
mengatur dari pajak dimaksudkan bahwa pajak itu dapat dipergunakan
sebagai alat untuk mengatur pelaksanaan kebijakan negara dalam lapangan
ekonomi dan sosial.
c. Fungsi distribution of income, Pajak yang dipungut pemerintah
didistribusikan kembali kepada masyarakat sehingga pendapatan nasional
melalui pajak dapat dikontribusikan merata di seluruh lapisan masyarakat.
Dalam teori hukum pajak lazim disebut dengan earmarking tax, yaitu bahwa
penerimaan pajak harus diperuntukkan kembali kepada masyarakat. Dengan
adanya fungsi ini memberikan stimulus agar masyarakat patuh membayar
pajak, ikut juga mengawasi penggunaan dari penerimaan pajak.
d. Fungsi Harmonization of Political Wants And Economy, Kepentingan
pemerintah dalam memungut pajak harus jelas sesuai dengan peraturan
perpajakan, namun tetap memperhatikan keserasian keadaan politik dan
ekonomi negara. Misalnya, pungutan pajak harus menghormati dan
memberlakukan perjanjian pajak yang dilakukan secara bilateral antarnegara
(tax treaty)
e. Fungsi Stabilization of Economy, Pajak merupakan alat untuk menstabilkan
perekonomian karena dengan pajak akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yang berdampak pada lapangan kerja, stabilitas harga, inflasi
neraca perdagangan, dst
Sumber :
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/HKUM4407-M1.pdf
3. Buatlah diagram singkat penjelasan singkat tentang pengelolaan pajak yang anda
ketahui

Data pajak dari


tranksaksi

Pungut pajak

Kode billing Setor pajak via virtual account Kas negara

Surat setoran pajak


Setor pajak

Aplikasi e bupot

Anda mungkin juga menyukai