TUGAS 1_HUKUM PAJAK ACARA PERPAJAKAN_NOVITA PUTRI
TUGAS 1_HUKUM PAJAK ACARA PERPAJAKAN_NOVITA PUTRI
NIM : 049530193
PRODI : ILMU HUKUM
UPBJJ : SEMARANG
TUGAS 1
HUKUM PAJAK DAN ACARA PERPAJAKAN
1. Jelaskan menurut pemahaman Anda tentang kedudukan dan hubungan hukum pajak
dengan hukum yang lain.
Jawab :
Kedudukan Hukum Pajak di Indonesia
Hukum pajak adalah bagian dari hukum publik. Hukum pajak di Indonesia menganut paham
imperative. Artinya, pelaksanaan pemungutan pajak tidak dapat ditunda. Ketika terjadi
pengajuan keberatan terhadap Pajak oleh wajib pajak yang telah ditetapkan pemerintah, sebelum
ada keputusan dari Direktur Jenderal Pajak tentang keberatan diterima, maka wajib pajak terlebih
dahulu harus membayar pajak sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah penjelasan kedudukan hukum perpajakan:
1. Hukum Perdata yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya
2. Hukum Publik dimana mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Antara lain
terdiri dari Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara),
Hukum Pajak, dan Hukum Pidana.
Berdasarkan dua poin di atas, dapat diketahui bahwa kedudukan hukum pajak merupakan bagian
dari hukum publik. Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah selaku pemungut pajak
dan rakyat sebagai wajib pajak
Hubungan hukum pajak dengan hukum lainnya
1. Kaitan hukum pajak dengan hukum perdata
Hubungan Serta Pengaruh Hukum Pajak Terhadap Hukum Perdata Meskipun hukum pajak dan
hukum perdata berbeda penggolongannya sebagaimana ilustrasi diatas. Akan tetapi 2 hukum
tersebut ternyata saling keterkaitan atau bisa dibilang hukum perdata dapat dipengaruhi oleh
hukum pajak.
Hubungan erat ini timbul karena dalam hukum pajak banyak menggunakan istilah-istilah yang
terkandung dalam hukum perdata. Misalnya istilah tempat tinggal atau domisili, diatur baik
dalam hukum pajak maupun hukum perdata.
Hukum pajak mencari dasar pemungutan pajak berdasarkan peristiwa (kelahiran, pendirian,
kematian, pembubaran), keadaan (kekayaan), perbuatan (jual beli, sewa menyewa) sebagaimana
diatur di dalam hukum perdata. Hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang
bersifat umum atau kita kenal dengan sebutan Lex Spesialis Derogat Lex Generale. Maksudnya
adalah hukum pajak (yang bersifat khusus) mengesampingkan hukum perdata (yang bersifat
umum). Contohnya adalah Sebidang tanah milik seseorang yang menurut perjanjian sebelumnya
digunakan sebagai jaminan hutang. Orang tersebut tidak dapat melunasi hutang yang
menyebabkan tanah tersebut disita oleh kreditur. Sementara sesorang tersebut juga memiliki
hutang pajak yang belum dilunasi hingga lewat jatuh tempo. Karena aset yang dimiliki hanya
tanah, maka atas tanah tersebut dilelang. Nah, hasil pelelangan harus melunasi utang pajak
terlebih dahulu, jika ada sisa baru melunasi utang ke pihak kreditur.Jadi, dari contoh diatas
hukum pajak harus didahulukan disamping hukum yang lain (dalam hal ini hukum perdata).
3. Buatlah diagram disertai penjelasan singkat tentang penggolongan pajak yang Anda
ketahui.
Jawab :
Jawaban
PENGOLONGAN PAJAK
Pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
Pajak Langsung
lain.
Misalnya : Pajak Penghasilan
Pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
SUMBER : - https://klikpajak.id/blog/berita-regulasi/ketahui-kedudukan-hukum-pajak-di-
indonesia/
https://www.slideshare.net/IqmalMuttaqin/4hubungan-hukum-pajak-dengan-hukum-lainnya
http://kedudukanpajak.blogspot.com/2017/11/kedudukan-hukum-pajak-dengan-hukum.html
- Modul hal 1.29 -1.31