Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

MATA KULIAH
TES DAN PENGUKURAN DALAM PENDIDIKAN

MENGIDENTIFIKASI MASALAH AKTUAL


PELAKSANAAN TES DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN
DI LAPANGAN

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Atwi Suparman, M.Sc.
Disusun Oleh :
Stephanus Turibius Rahmat
9902920004

PROGRAM DOKTOR TEKNOLOGI PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PASCASARJANA
2021
,

I. Pendahuluan
Tugas mengidentifikasi berbagai masalah aktual pelaksanaan Tes dan
Pendidikan di lapangan membantu saya sebagai mahasiswa untuk mengetahui
pelbagai kesenjangan antara pelaksanaan Tes dan Pengukuran yang sebenarnya
dengan fakta atau kenyataan yang terjadi di lapangan, tempat kerja saya.
Dengan mengetahui permasalahan tersebut, saya dapat memberikan solusi
tentang pelaksanaan Tes dan Pengukuran yang sebenarnya. Mata Kuliah Tes
dan Pengukuran ini sangat membantu saya untuk memiliki konsep yang benar
tentang melaksanakan Tes dan Pengukuran.
II. Masalah-Masalah Aktual Pelaksanaan Tes dan Pengukuran di
Lapangan
Konsep tentang asesmen, tes dan pengukuran serta evaluasi sering kali
tidak dibedakan dalam penggunaan sehari-hari di lapangan atau tempat saya
bekerja. Dalam arti bahwa, guru atau pendidik serta peserta didik tidak dapat
membedakan pengertian asesmen, tes dan pengukuran serta evaluasi. Dengan
kata lain, para guru sering kali memaknai konsep-konsep ini dengan pengertian
yang sama. Oleh karena itu, sebelum mengidentifikasi masalah aktual
pelaksanaan tes dan pengukuran di lembaga tempat saya bekerja, saya
menjelaskan secara singkat konsep asesmen, tes dan pengukuran serta evaluasi.
Asesmen (Assessment) adalah istilah umum yang mencakup berbagai
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pembelajaran
siswa (pengamatan, peringkat kinerja atau proyek, tes kertas dan pensil) dan
pembentukan penilaian nilai mengenai kemajuan pembelajaran
Tes (Test) adalah jenis penilaian tertentu yang biasanya terdiri dari
serangkaian pertanyaan yang diberikan selama jangka waktu tertentu dalam
kondisi yang cukup sebanding untuk semua siswa
Pengukuran (Measurement) adalah pemberian angka pada hasil tes atau
jenis penilaian lain yang sesuai dengan aturan tertentu (misalnya, menghitung
2
,

jawaban yang benar atau memberikan poin untuk aspek-aspek tertentu dari
esei).
Evaluasi (Evaluation) adalah proses menentukan manfaat, nilai, dan harga
dari sesuatu dan evaluasi adalah produk dari proses.
Berdasarkan pengertian konseptual keempat hal ini, maka sebenarnya
asesmen, tes, pengukuran, dan evaluasi mempunyai makna atau arti yang
berbeda. Dengan itu, konsep-konsep ini tidak dapat dimaknai sebagai suatu hal
yang sama dalam kegiatan pembelajaran. Keempat konsep ini harus digunakan
sesuai dengan konteksnya dalam proses pembelajaran.
Berikut ini diidentifikasi lima (5) masalah aktual dalam pelaksanaan tes
dan pengukuran di lembaga tempat saya bekerja.
II.1. Guru belum bisa membedakan konsep asesmen, tes dan pengkuran,
serta evaluasi. Hal ini terungkap dalam penggunaan istilah-istilah ini
dalam kegiatan pembelajaran. Para guru sering kali menggunakan konsep-
konsep untuk hal yang sama yakni penilaian hasil belajar peserta didik.
Padahal jika mengacu pada konsep-konsep yang dijelaskan di atas, konsep-
konsep ini memiliki makna yang berbeda atau tidak sama.
II.2. Penilaian hasil belajar tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Guru melakukan penilaian hasil belajar peserta didik tidak
berdasarkan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan pada awal
pembelajaran. Dengan demikian, para guru sulit mengukur kompetensi
yang telah diperoleh peserta didik. Akibatnya, guru tidak dapat
mengidentifikasi kompetensi apa saja yang telah dicapai peserta didik
berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Padahal seharusnya, guru menilai hasil belajar peserta didik berdasarkan
tujuan pembeljaaran yang ditetapkan.
II.3. Guru tidak mempunyai rubrik atau instrument dalam melaksanakan
tes dan pengukuran terhadap hasil belajar peserta didik. Karena tidak
mempunyai rubrik atau instrument penilaian yang jelas, maka sering kali

3
,

standar yang digunakan dalam penilaian bersifat subyektif, bukan


berdasarkan apa yang dikerjakan atau dicapai peserta didik (obyektif).
II.4. Para guru kesulitan dalam menulis atau menyusun soal tes obyektif,
butir tes esei dan butir soal ujian open-book. Terkadang soal tes yang
disusun tidak mengukur kompetensi yang akan dicapai peserta didik. Pada
hal dalam menulis soal-soal tes hasil belajar harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta mempunyai standar menulis soal yang benar. Selain itu,
ditemukan juga bahwa kunci jawaban yang diberikan guru tidak sesuai
dengan soal tes yang diberikan. Soal-soal yang disusun terkadang
membingungkan peserta didik karena rumusan soal yang tidak jelas atau
tidak sesuai aturan penulisan soal tes yang benar. Para guru mengalami
kesulitan dalam memberikan skor atas hasil kerja peserta didik.
II.5. Guru mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan penilian afektif
dan keterampilan peserta didik. Guru sulit untuk memberikan penilaian
perkembangan peserta didik secara afektif dan psikomotorik karena belum
ada rubrik penilaian yang jelas dan guru belum memahami aspek-aspek
afektif dan psikomotorik perkembangan peserta didik yang harus dinilai.
Guru lebih mudah memberikan peniliaian aspek kognitif peserta didik
karena standar penilaiannya sudah ditetapkan secara nasional.

Daftar Referensi
M. David Miller, Robert L. Linn, Norman E. Gronlund. 2009. Measurement
and Assessment in Teaching (10th Ed.). New Jersey : Pearson Education
Inc., pp. 28-29

Anda mungkin juga menyukai