Anda di halaman 1dari 3

Nama : Septrada Ganindra Bagaskara

NIM : 190910302105

1. Parenting dalam pendidikan merupakan pola asuh keluarga kepada anak dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang telah tersedia dalam keluarga dan lingkungan yang
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, itu bisa juga disewwbut sebagai
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berbasis keluarga atau parentin dalam
pendidikan. Dan menurut saya parenting itu memiliki peran penting bagi keluarga,
karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana setiap anggotanya
memiliki peranan masing-masing terutama orang tua. Peranan orang tua sangat
dibutuhkan bagi anak-anaknya. Orang tua memiliki peranan yang sangat besar terutama
dalam menjalankan fungsi edukasi yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan
keluarga sebagai sarana pendidikan pertama dan yang paling utama serta berperan
sebagai sistem kontrol internal bagi perilaku anak. Mempersiapkan anak untuk masuk
dan tumbuh di lingkungan masyarakat merupakan tantangan bagi para orang tua
sehingga dalam mewujudkan fungsi tersebut orang tua perlu mengetahui ilmu terkait
pola pendidikan dan pengasuhan yang baik.

2. Pola asuh yang perlu ditetapkan pada generasi milenial adalah pola asuh authoritative
parenting atau pola asuh otoritatif merupakan pola asuh dengan orang tua yang
mengasuh, mendukung, dan responsif terhadap anak, tetapi tetap memberi batasan yang
tegas. Dalam pola asuh ini, orang tua membentuk sikap anak dengan cara menjalankan
aturan dan berdiskusi untuk bertukar pikiran. Pola asuh otoritatif diketahui sebagai pola
asuh yang demokratis, sehingga efektif untuk mendidik anak. Orang tua dengan pola
asuh ini merupakan pendengar yang baik, meskipun tidak semua pendapat atau
permintaan anak diterima. Pola asuh ini dapat mendorong anak tumbuh menjadi pribadi
yang bertanggung jawab dan mandiri. Cara menerapkannya yaitu orang tua harus bisa
mengimbangi antara kebebasan dan batasan. Jadi, orang tua memberikan kasih sayang
dan kebebasan untuk anak, namun tetap mendorong anak untuk disiplin, mandiri, dan
bertanggung jawab.

3. Perceraian terjadi sebagai akibat dari munculnya berbagai lembaga sosial lain yang
mengambilalih banyak fungsi lembaga keluarga. Akibatnya, hubungan yang selama ini
mengikat anggota keluarga makin melemah dan akhirnya perkawinanpun menjadi rentan
seingga terjadilah perceraian. Dan ada beberapa pendapat dari teori fungsionalisme
yaitu :

 Teori fungsional beranggapan bahwa terjadinya perceraian disebabkan oleh


melemahnya hubungan salingtergantung antara suami dan istri. Suami atau istri
dapat hidup secara terpisah dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk
kebutuhan seksualnya tanpa melalui ikatan perkawinan.
 Teori fungsional menganggap perceraian terjadi akibat adanya disfungsi dalam
ikatan perkawinan. Disfungsi tersebut dapat berupa gagalnya seorang suami atau
istri dalam menjalankan peranannya yang sudah ditentukan secara tradisional.
 Teori fungsional berpendapat terjadinya perceraian disebabkan oleh adanya Anomie
yang dialami oleh suami atau istri. Ketidakcocokan antara suami atau istri, baik
terkait dengan perbedaan latar belakang sosial primordial maupun karena perbedaan
kelas sosial mengakibatkan suami atau istri mengalami kebingungan. Mereka satu
sama lain tidak dapat saling memahami akibat buruknya proses adaptasi diantara
keduanya.
 Teori fungsional akhirnya menganggap perceraian juga bersifat fungsional. Artinya,
dengan adanya perceraian, permasalahan yang dialami oleh suami atau istri akan
dapat diatasi. Misalnya, seorang istri yang selama dalam ikatan perkawinan sering
mendapatkan kekerasan dari suaminya akan terbebas dengan adanya perceraian.
Perceraian, selain berfungsi sebagai jalan kleuar dari persoalan rumah tangga,
sekaligus dapat juga menjadi awal dari kehidupan baru yang lebih baik.
4. Karena pada masa masa remaja adalah masa dimana remaja masih mencari jati dirinya,
maka tak heran jika banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas yang berasal
dari fantasi dan khayalan khayalan mereka. Karakteristik remaja yang dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja adalah kecanggungan dalam
pergaulan dan kekakuan dalam gerakan,ketidakstabilan emosi,adanya perasaan kosong
akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup,adanya sikap menantang orang
tua,kegelisahan karena banyak hal yang diinginkan tetapi remaja tidak sanggup
memenuhi semuanya. Sikap lain yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada diri
remaja senang bereksperimentasi,senang bereksplorasi,mempunyai banyak fantasi
khayalan dan bualan,kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok.Berdasarkan tinjauan teori perkembangan,usia remaja adalah masa disaat
terjadinya perubahan-perubahan yang cepat.
Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja.Remaja juga sering mengalami rasa takut,rasa
takut merupakan kesan atau perasaan ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi
situasi yang belum terjadi.Suatu rencana yang terus ditunda biasanya salah satu
penyebabnya adalah rasa takut.
Cara mengatasi rasa takut dalam menghadapi situasi yaitu persiapkan mental kita sebaik-
baiknya untuk menghadapi situasi dan suasana tertentu,pelajari dan persiapkan sebaik-
baiknya untuk menghadapi suasana tertentu,pupuk dan binalah rasa percaya diri.Rasa
percaya diri itu akan timbul jika yakin memiliki keahlian yang dapat ditampilkan.

Anda mungkin juga menyukai