Anda di halaman 1dari 6

PROtek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Volume 7.

No 1, Mei 2020

Desain Simulasi Stabilitas Frekuensi Beban


Hybrid PLTS Dengan PLTD

Irwan Syarif Andi Nur Putri


Universitas Patria Artha, Universitas Patria Artha,
Makassar-Gowa Makassar-Gowa
irwan_syarif@patria-artha.ac.id khaulahputri@gmail.com

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui belitan, yang dapat menyebakan kerugian daya. Akan
Stabilitas Frekuensi Beban Hybrid Pembangkit Listrik tetapi dilain pihak industri semen, seperti PT. Semen
Tenaga Surya Fotovoltaik dan Diesel. Ada beberapa Bosowa Maros (PT. SBM) akan memproduksi
permasalahan yang dapat meningkatkan osilasi harmonik tersebut karena penggunaan peralatan yang
frekuensi rendah. Tingginya setting gain dan kecilnya
mempunyai impedansi tidak linear seperti penyearah
waktu konstan pada Automatic Voltage Regulator,
Terlalu banyak jaringan transmisi yang panjang (Rectifier), inverter (power converters), pengubah
sehingga kemampuan lemah (weak line). Hasil simulasi frekuensi (Frequency Converter/variable speed drive).
menunjukkan Daya yang dihasilkan pembangkit energi
surya PV sesuai dengan besarnya intensitas radiasi II. TEORI DASAR
matahari yang yang diterima oleh modul PV. Dengan Pembangkit listrik tenaga surya itu
demikian radiasi matahari 0.88 kW/m2 akan konsepnya sederhana, yaitu mengubah cahaya
menghasilkan daya sebesar 110,17 Watt. Besar tegangan matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari
yang dibangkitkan oleh genset sangat dipengaruhi oleh
merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya
kecepatan poros dari prime mover-nya. Daya genset
akan tercapai sebesar 98.08W jika diberikan putaran alam. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik
350 rad/sec. Genset akan beroperasi bila PV dan baterai dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil
sudah tidak mampu lagi memasok permintaan daya dari dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar sehingga
beban. Dengan menggunakan metode simulasi ini sistem sel surya bersih dan ramah lingkungan[3].
didapatkan hasil penalaan parameter nilai PID yang Model rangkaian sederhana dari PV-cell
optimal di mana, Kp = 79.9999, Ki = 59.9998, Kd dapat dilihat pada gambar 1 dan atau dengan
=9.9006. Hal ini ditunjukkan dengan nilai settling time persamaan (1).
sebesar 5.8 detik yang merupakan nilai settling time Rs
tercepat dan juga nilai overshoot sebesar -7.932e-05
hingga 6.792e-10 pu yang merupakan nilai overshoot
terkecil dari model kontroler yang lain. ID Ish I

Keywords - Stabilitas Frekuensi, Pembangkit PLTS Hybrid D Rsh


V
PV dan Diesel Iph
I. PENDAHULUAN
Kualitas tenaga listrik merupakan isu yang Gambar 1. Rangkaian ekivalen sederhana dari sel
tidak pernah berhenti dibahas pada beberapa dekade fotovoltaik.
ini. Penyedia tenaga listrik dituntut untuk
mengirimkan tenaga listrik sesuai dengan standar- Model rangkaian sederhana dari PV-cell
standar yang telah ditentukan [1]. Menurut salah satu dapat dilihat pada gambar 2 dan atau dengan
parameter kualitas tersebut adalah harmonik. Institute persamaan (1). (Huan-Liang Tsai, 2008)
of Electrical and Electronic Engineering (IEEE) Pada gambar rangkaian ekivalen di atas, arus
standar 519-2014 mendefenisikan harmonik sebagai ke beban adalah:
𝑞(𝑉+𝐼𝑅𝑠 ) 𝑉+𝐼 𝑅𝑠
tegangan ataupun arus sinusoida yang mempunyai 𝐼 = 𝐼𝑝ℎ − 𝐼𝑠 [𝑒𝑥𝑝 ( ) − 1] − (1)
𝑘𝑇𝑐𝐴 𝑅𝑠ℎ
kelipatan bulat dari frekuensi dimana sistem tenaga
dimana:
listrik yang dirancang untuk dioperasikan (50 Hz atau
Iph = arus photocurrent, merupakan fungsi
60 Hz) [2].
dari radiasi dan suhu matahari.
Industri sangat membutuhkan kualitas sistem
Is = arus saturasi refrensi dari diode
tenaga listrik yang baik, termasuk harmonik. Kualitas
q = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
daya (Power Quality) yang buruk akan menimbulkan
V = Tegangan Dioda (V)
banyak kerugian bagi suatu industri, misalnya pada
k = konstanta Boltzmann (1,38 x 10-23 J/K)
motor listrik akan menyebabkan, pemanasan lebih,
Tc = Temperatur kerja sel
getaran dan suara/bising yang belebihan. Pada
A = Faktor ideal dari Dioda
tarnsformator akan menyebabkan rugi inti dan rugi

45
Desain Simulasi Stabilitas Frekuensi Beban Hybrid PLTS Dengan PLTD

Rs = Resistansi seri sel bahwa teganan open-circuit PV (Voc) pada suhu


Rsh = Resistansi shunt sel referensi dan mengabaikan kebocoran arus shunt, arus
saturasi balik saat ini pada suhu referensi dapat
Photocurrent tergantung pada radiasi diperoleh sebagai:
matahari dan suhu kerja sel, yang digambarkan dengan 𝐼𝑠𝑐
persamaan sebagai berikut [4]: 𝐼𝑟𝑠 = 𝑞𝑉𝑜𝑐 (6)
[𝑒𝑥𝑝( )−1]
𝑁𝑠 𝑘𝑇𝑐 𝐴
𝐼𝑝ℎ = [𝐼𝑠𝑐 + 𝐾𝑖 (𝑇𝑐 − 𝑇𝑟𝑒𝑓 )]𝜆 (2) Selain itu, daya maksimum dapat dinyatakan sebagai:
dimana: 𝑃𝑚𝑎𝑥 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝛾 𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑠𝑐 (7)
Isc = Arus short circuit pada 25 oC dan 1 Dimana Vmax dan Imax adalah terminal
kW/m2 tegangan dan arus keluaran dari modul PV pada titik
Ki = Temperatur koefisien arus short- daya maksimum (MPP), dan γ adalah faktor sel yang
circuit sel (0.00023 A/K). merupakan ukuran kualitas sel.
Tref = Temperatur referensi sel (25 oC). Bentuk kurva karakteristik modul fotovoltaik
λ = Insolasi matahari [kW/m2] ditunjukkan pada gambar 3.
Di sisi lain, saat saturasi sel bervariasi dengan 1.75 25
MPP
suhu sel, yang digambarkan dengan persamaan: I SC I-V
P MP
1.4 20
1 1
3 𝑞𝐸𝑔 ( − )

Current (Ampere)
𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑐 I MP
𝑇𝑐

Power (Watt)
𝐼𝑠 = 𝐼𝑟𝑠 (𝑇 ) 𝑒𝑥𝑝 [ ] (3) 1.05 15
𝑟𝑒𝑓 𝑘𝐴
0.7 10
Dimana: P-V
Irs = Arus saturasi sel pada temperatur 0.35 5
refrensi dan radiasi matahari V MP
V OC

Eg = energi bang-gap dari semikonduktor 0


5 10 15 20 25
pada sel (Silocon = 1.11 eV). Voltage (Volt)
A = Konstanta dari jenis produk Gambar 3. Kurva Karakteristik I – V dan P – V
Photovoltaik (Si-mono = 1.2). modul PV.
Model Modul Fotovoltaik Karena sel PV
Kurva di atas menggambarkan hubungan
hanya menghasilkan kurang dari 2W dan sekitar 0.5V
antara arus dan tegangan serta daya dengan tegangan
maka sel-sel harus terhubung dalam konfigurasi seri-
yang dihasilkan oleh suatu modul fotovoltaik. Variasi
paralel pada modul untuk menghasilkan daya yang
dari kurva ini tergantung dari prosentase radiasi sinar
cukup tinggi. Sebuah modul PV adalah beberapa sel
matahari yang mengenai panel sel surya.
PV yang dihubungkan secara seri dan paralel untuk
Rangkaian ekivalen baterai dapat
menghasilkan arus dan tegangan yang diperlukan.
diperlihatkan pada gambar 4, dimana terdiri dari
Rangkaian ekivalen pada modul PV diatur secara seri
sebuah sumber tegangan dengan hambatan yang
Ns dan paralel Np yang dapat ditunjukkan pada
disusun seri.
Gambar 2 sehingga persamaan arus dan tegangan dari
modul PV adalah [5], +
𝑉 𝐼𝑅 𝑁𝑝 𝑉 ib iload
𝑞( + 𝑠 ) +𝐼 𝑅𝑠
𝑁𝑠 𝑁𝑝 𝑁𝑠
𝐼 = 𝑁𝑝 𝐼𝑝ℎ − 𝑁𝑝 𝐼𝑠 [𝑒𝑥𝑝 ( ) − 1] −
𝑘𝑇𝑐𝐴 𝑅𝑠ℎ
Ri Vdc
(4)
Np Ns
Rs
Np +
- V0 -
+
I
Np / Ish
Ns Gambar 4. Rangkaian ekivalen baterai Lead-Acid.
Ns Rsh V
Np
Pada gambar di atas, tegangan pada terminal
baterai (Vdc) dinyatakan dalam persamaan:
- 𝑉𝑑𝑐 = 𝑉0 − 𝑅𝑖 𝑖𝑏 (𝑡) (8)
Gambar 2. Model rangkaian ekivalen seri-paralel sel Daya yang diambil dari baterai dapat dinyatakan
fotovoltaik. sebagai:
𝑃𝑏𝑏 (𝑡) = 𝑉𝑑𝑐 𝑖𝑏 (𝑡) (9)
Karena biasanya Iph >> Is dan mengabaikan Energi yang masih tersimpan pada baterai
arus bocor ke tanah dibawah nol, sehingga arus short- setelah beban menarik daya dari baterai juga dapat
circuit ( Is) sama dengan photocurrent (Iph), yaitu : dinyatakan sebagai:
𝐼𝑝ℎ = 𝐼𝑠𝑐 (5) 𝑒𝑏𝑏 = 𝑒𝑏𝑏_𝑖𝑛𝑖𝑡 (𝑡) − ∫ 𝑃𝑏𝑏 (𝑡)𝑑𝑡 (10)
Di sisi lain, parameter Voc diperoleh dengan
asumsi bahwa arus output adalah nol. Mengingat

46
Desain Simulasi Stabilitas Frekuensi Beban Hybrid PLTS Dengan PLTD

Baterai dapat berukuran sedemikian rupa (a)


7

sehingga mampu menyimpan energi yang cukup dari 6


X: 2.4

Arus Hubung Singkat [Ampere]


Y: 6.09

sumber daya energi terbarukan ketika ada banyak 5

pasokan, agar dapat menyediakan permintaan selama 3

periode matahari yang rendah atau tidak ada sama 2

sekali. 0
0 5 10 15 20 25

Ukuran dan kapasitas baterai tergantung pada Tegangan Open Circuit [Volt]

(b)
konsumsi energi harian (kWh/hari). Ukuran dari
Gambar 5. Kurva karakteristik I – V modul PV, (a)
baterai dapat dirumuskan sebagai:
pada temperatur 25 oC dan radiasi matahari sebesar 1
𝐸𝑑𝑎𝑖𝑙𝑦_𝑙𝑜𝑎𝑑_𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛 𝐷𝑂𝐴 kW/m2, (b) pada temperatur 25 oC dan radiasi
𝐵𝐶 = [𝑊ℎ] (11) matahari sebesar 0.88 kW/m2
𝜂𝑏 𝐷𝑂𝐷
dimana : X: 19.2
Y: 126.1

Edaili_load_demand = Permintaan energi total harian 120

100

[Wh/hari]

Daya PV [Watt]
80

DOD = Depth of Discharge (Tinggi debit 60

40

dari baterai) [70 %] 20

DOA = Days of Autonomous (Jumlah hari 0


0 5 10 15
Tegangan Open Circuit [Volt]
20 25

tanpa sinar) [diasumsikan 1] (a)


𝜂𝑏 = Efisiensi baterai [85 %] 120

100
X: 19.2
Y: 110.2

Tegangan baterai sangat tergantung pada Daya PV [Watt] 80

keadaan baterai apakah terisi penuh atau tidak. 60

40

III. METODOLOGI PENELITIAN 20

0
0 5 10 15 20 25
Tegangan Open Circuit [Volt]

Energi listrik merupakan sumber energi yang (b)


paling banyak dimanfaatkan manusia untuk Gambar 6. Kurva karakteristik P – V modul PV,
menjalankan dan mendukung semua aktifitasnya, baik (a) pada temperatur 25 oC dan radiasi matahari
konsumsi rumah tangga maupun penggunaan dalam sebesar 1 kW/m2, (b) pada temperatur 25 oC dan
industri dan dunia usaha lainnya. Penggunaan energi radiasi matahari sebesar 0.88 kW/m2
listrik akan terus meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya kualitas hidup dan peradaban manusia, Berdasarkan data, setelah di masukkan dalam
sehingga tuntutan untuk menjamin ketersediaan energi simulasi Matlab Simulink dan kecepatan mesin disetel
listrik menjadi sebuah keharusan. dengan kecepatan konstan 350 rad/sec kemudian
Oleh karena itu untuk mengatasi kelangkaan kecepatan 150 rad/sec, maka karakteristik tegangan,
energi listrik disuatu daerah kepulawan yang terpencil arus dan daya dari genset dapat dilihat pada gambar
yang belum dijangkau dengan listrik, maka perlu berikut.
10

diadakan suatu terobosan pemanfaatan energi listrik 9.5

dari pembangkit listrik hibrid yang optimal. 8.5


X: 2.421
Y: 8.3
Arus Genset (Ampere)

7.5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.5

5.5

Dalam penelitian ini, model sistem 5


0 1 2 3 4 5
Waktu [Jam]
6 7 8 9 10

pembangkit tenaga hibrid terdiri dari sub sistem PV, (a)


Genset, baterai dan sub sistem kontrollernya. Simulasi 9.5
10

pada penelitian ini dilakukan dengan perangkat lunak 8.5


9
X: 2.421
Y: 8.3
Arus Genset (Ampere)

Matlab Simulink. Untuk melihat respon dari setiap sub 7.5


8

sistem, maka akan disimulasikan setiap sub-sub sistem 6.5


7

ini. Parameter yang dipilih untuk pemodelan sesuai 5.5


6

dengan modul yang ada di Lokasi Penelitan 5


0 1 2 3 4 5
Waktu [Jam]
6 7 8 9 10

Berdasarkan data setelah di masukkan dalam (b)


simulasi Matlab dengan Rs sebesar 0.0001Ω dan Rsh Gambar 7. Profil Arus genset, (a) pada kecepatan 350
sebesar 1000 Ω, maka karakteristik I – V dan P – V rad/sec, (b) kecepatan 150 rad/sec
dari modul PV dapat dilihat pada gambar berikut.
14
8 X: 2.221
Y: 11.82
12
7
Arus Hubung Singkat [Ampere]

X: 2.4
Tegangan Genset (Volt)

Y: 6.92 10
6

5 8

4 6

3 4

2
2
1
0
0
0 5 10 15 20 25
-2
Tegangan Open Circuit [Volt] 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (Jam)

(a)

47
Desain Simulasi Stabilitas Frekuensi Beban Hybrid PLTS Dengan PLTD

4 X: 2.185
sampai 32.00, waktu 42.00 sampai 56.00 dan 66.00
sampai 72.00, terlihat bahwa nilai radiasi matahari
Y: 4.378
Tegangan Genset (Volt)

1
dianggap nol karena pada kondisi itu radiasi matahari
0
tidak efektif lagi untuk membangkitkan daya pada PV.
-1
Grafik Intensitas radiasi matahari selama tiga hari
-2
0 1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
6 7 8 9 10
dapat dilihat pada gambar.
(b) 1
0.9
Gambar 8. Profil Tegangan yang 0.8

Intensitas Radiasi Matahari


0.7
dibangkitkan oleh genset, (a) pada kecepatan 350 0.6

rad/sec, (b) kecepatan 150 rad/sec 0.5

(kW/m^2)
0.4
0.3
120 0.2

100
0.1
X: 2.221
Y: 98.08 0
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
Daya Genset (Watt)

60

40
Waktu (Jam)
20

0 Gambar 10. Grafik intensitas radiasi matahari perjam


-20
0 1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
6 7 8 9 10
selama 72 jam (selama tiga hari)
(a)
120

100
Berdasarakan data-data yang telah
80 diverifikasi berdasarkan data sheet alat-alat seperti PV,
Daya Genset (Watt)

60

X: 3.585
Y: 36.34
genset, baterai maupun data radiasi matahari dan
40

20
temperatur refrensi, maka setelah simulasi hibrid ini
0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dijalankan akan menghasilkan data (Lampiran 2.1) dan
Waktu (Jam)
grafik seperti pada gambar.
(b)
Selain mensimulasikan hibrid antara PV,
Gambar 9. Profil Daya yang dibangkitkan oleh
genset dan baterai dengan data sheet yang ada dengan
genset, (a) pada kecepatan 350 rad/sec, (b) kecepatan
kapasitas baterai 2500 Ah, juga akan disimulasikan
150 rad/sec.
hibrid antara PV, genset dan Baterai dengan kapasitas
Sumber energi terbarukan yang digunakan 2500 Ah dan grafik hasil simulasiya.
pada penelitian ini adalah energi surya dimana radiasi
matahari merupakan fungsi dari daya yang Hasil Simulasi dengan Kapasitas penyimpanan
dibangkitkan oleh PV. Untuk melihat perubahan daya Baterai 40 Ah
yang dibangkitkan PV setiap jamnya dalam waktu tiga 150 PV
Daya PV & Genset (Watt)

Genset
100

hari atau 72 jam, maka radiasi matahari perjam akan 50

merupakan input dari PV. Pada tabel 1 akan -50


0

ditampilkan radiasi matahari perjam dalam waktu tiga 100


0 10 20 30
Waktu (Jam)
40 50 60 70

hari atau 72 jam untuk daerah Makassar.


Daya Baterai (Watt)

50

0
Tabel 1. Radiasi matahari perjam untuk kota -50

Makassar selama tiga hari. 0 10 20 30


Waktu (Jam)
40 50 60 70

Gambar 11. (a) Profil Daya PV dan Genset, (b) Profil


Daya Baterai yang di pasok ke beban pada kapasitas
baterai 40 Ah.

Gambar 12. (a) Profil Daya Beban dan Daya Sumber


(PV, Genset dan Baterai) , (b) Profil rugi-rugi Daya
pada kapasitas baterai 40 Ah.

Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa


pada waktu 00.00 sampai 07.00 dan waktu 17.00

48
Desain Simulasi Stabilitas Frekuensi Beban Hybrid PLTS Dengan PLTD

Tegangan Baterai

12.05
mengenai sel PV maka semakin besar daya yang
(Volt)

12

11.95
0 10 20 30 40 50 60 70
dibangkitkan.
Waktu (Jam)
10
Arus Baterai
(Ampere)

-10
0
Simulasi Genset
0 10 20 30 40 50 60 70

50
Waktu (Jam)
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan
Energi Baterai

(gambar 4, 5 dan 6) dapat terlihat bahwa bila genset


(Ah)

0
0 10 20 30
Waktu (Jam)
40 50 60 70
diberikan putaran sebesar 350 rad/sec akan
Gambar 13. (a) Profil Tegangan Baterai, (b) Profil menghasilkan tegangan Vdg sebesar 11.82V, arus Idg
Arus Baterai dan (c) Profil Energi Baterai pada sebesar 8,3A dan Daya Pdg sebesar 98.08W.
kapasitas baterai 40 Ah. Sedangkan pada putaran 150 rad/sec akan
menghasilkan tegangan Vdg sebesar 4.378V, arus Idg
Hasil Simulasi dengan Kapasitas penyimpanan sebesar 8.3A dan Daya Pdg sebesar 36.34W. Jadi
Baterai 80 Ah semakin besar putaran pada genset maka semakin
150 PV
besar tegangan yang dibangkitkan sehingga dapat
Daya PV & Genset (Watt)

Genset
100

50
membangkitkan daya lebih besar pula.
0

-50
0 10 20 30
Waktu (Jam)
40 50 60 70
Simulasi Hibrid
100
Berdasarkan hasil simulasi hibrid yang telah
Daya Baterai (Watt)

50

0
dilakukan dan mengamati gambar 6 terlihat bahwa
-50
pada saat PV telah membangkitkan daya, maka genset
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (Jam)
akan berhenti beroperasi (off). Ketika terjadi peralihan
Gambar 14. (a) Profil Daya PV dan Genset, (b) Profil pasokan dari genset ke PV akan terjadi kekurangan
Daya Baterai yang di pasok ke beban pada kapasitas pasokan daya dari sumber pembangkit, tetapi hal ini
baterai 80 Ah akan di layani oleh baterai karena saat itu baterai telah
mampu melayani untuk sementara ke beban. Jadi ini
Daya Beban dan Sumber (Watt)

120

110
Beban
Sumber (PV, Genset & Baterai) terlihat bahwa genset akan berhenti beroperasi jika
100

90 baterai dan PV mampu untuk melayani beban.


80

70
0 10 20 30 40 50 60 70
Pada gambar 7 (menggunakan baterai dengan
Waktu (Jam)

40 kapasitas 40 Ah) terlihat bahwa pada waktu 31.78 daya


Daya Losses (Watt)

30

20 beban lebih besar dari pada daya sumber. Dengan


10

0
demikian sumber kekurangan daya sebesar 8,406
-10
0 10 20 30
Waktu (Jam)
40 50 60 70
Watt. Hal ini juga terjadi pada saat waktu
Gambar 15. (a) Profil Daya Beban dan Daya Sumber menunjukkan jam ke 55.79, dimana sumber
(PV, Genset dan Baterai), (b) Profil rugi-rugi Daya kekurangan pasokan sebesar 8,016 Watt. Pada jam ke
pada kapasitas baterai 80 Ah. 67.70 sampai jam ke 70.04 juga terjadi kekurangan
pasokan dengan nilai maksimal 14,79 Watt. Berbeda
12.05
Tegangan Baterai

halnya pada pada gambar 9 dimana pada simulasi ini


(Volt)

12

11.95
0 10 20 30
Waktu (Jam)
40 50 60 70 menggunakan baterai dengan kapasitas 80 Ah. Pada
10
gambar ini terlihat bahwa selama 72 jam tidak ada
Arus Baterai
(Ampere)

-10
0 10 20 30 40 50 60 70
kekurangan pasokan daya dari sumber pembangkit dan
Waktu (Jam)

100 baterai.
Energi Baterai

Pada gambar 5 dan 7 terlihat bahwa rugi-rugi


(Ah)

50

0
0 10 20 30
Waktu (Jam)
40 50 60 70
daya akan terjadi jika genset beroperasi tetapi
Gambar 16. Profil Tegangan Baterai, (b) Profil Arus permintaan daya beban lebih kecil tetapi juga tidak
Baterai, (c) Profil Energi Baterai pada kapasitas mampu diatasi oleh baterai dan PV. Rugi-rugi daya
baterai 80 Ah. juga akan terjadi pada saat PV membangkitkan daya
maksimum pada saat siang hari tetapi permintaan
Simulasi Modul Fotovoltaik (PV-module) beban lebih kecil dan baterai telah terisi penuh.
Berdasarkan grafik karakteristik I – V dan P Proses charging/discharging baterai dapat
– V hasil simulasi (gambar 1 dan 2) dapat terlihat dilihat pada gambar 6 dan 9, dimana bila terjadi proses
bahwa dengan temperatur 25 oC dan radiasi matahari charging ditunjukkan dengan kenaikan tegangan dan
sebesar 1 kW/m2 akan menghasilkan arus hubung energi baterai dan nilai arus baterai negatif. Begitupun
singkat Isc sebesar sebesar 6.92 A dan daya sebaliknya, bila terjadi proses discharging ditunjukkan
maksimum Ppv sebesar 126.1 Watt pada tegangan dengan menurunnya tegangan dan energi baterai dan
open circuit Voc sebesar 22.53. Sedangkan pada nilai arus baterai positif.
temperatur yang sama dengan radiasi matahari sebesar
0.88 kW/m2 akan menghasilkan arus hubung singkat V. KESIMPULAN
Isc sebesar sebesar 6.09 A dan Ppv maksimum sebesar Hasil simulasi menunjukkan Daya yang
110,17 Watt pada tegangan open circuit Voc sebesar dihasilkan pembangkit energi surya PV sesuai dengan
22.53. Jadi semakin besar radiasi matahari yang besarnya intensitas radiasi matahari yang yang

49
Desain Simulasi Stabilitas Frekuensi Beban Hybrid PLTS Dengan PLTD

diterima oleh modul PV. Dengan demikian radiasi


matahari 0.88 kW/m2 akan menghasilkan daya sebesar
110,17 Watt. Besar tegangan yang dibangkitkan oleh
genset sangat dipengaruhi oleh kecepatan poros dari
prime mover-nya. Daya genset akan tercapai sebesar
98.08W jika diberikan putaran 350 rad/sec. Genset
akan beroperasi bila PV dan baterai sudah tidak
mampu lagi memasok permintaan daya dari beban.
Dengan menggunakan metode simulasi ini
didapatkan hasil penalaan parameter nilai PID yang
optimal di mana, Kp = 79.9999, Ki = 59.9998, Kd
=9.9006. Hal ini ditunjukkan dengan nilai settling time
sebesar 5.8 detik yang merupakan nilai settling time
tercepat dan juga nilai overshoot sebesar -7.932e-05
hingga 6.792e-10 pu yang merupakan nilai overshoot
terkecil dari model kontroler yang lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan penulis mengucapkan teri
makasih kepada Kementrian Ristek Dikti yang telah
memberi bantuan dana dengan nomor kontrak
113/SP2H/LTDRPM/2018 dan kepala LPPM
Universitas Patria Artha yang telah meberikan arahan
dan bantuan selama proses penelitian berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Z. Abidin, “Pengaturan Frekuensi Beban Hibrid
Turbin Angin Diesel Dengan Menggunakan
Algoritma Genetika,” J. Tek. ISSN, vol. 2085, p.
0859, 2010.
[2] M. J. Yerkohok, “Analisa Hybrid Sistem Pv-
Batteray-Diesel Untuk Daerah Terpencil Di
Papua Barat Menggunakan Homer (Studi Kasus:
Kampung Kamat, Kabupaten Maybrat),”
PROtek J. Ilm. Tek. Elektro, vol. 5, no. 2, pp. 98–
105, 2018.
[3] N. Farokhnia, S. H. Fathi, N. Yousefpoor, and M.
K. Bakhshizadeh, “Minimisation of total
harmonic distortion in a cascaded multilevel
inverter by regulating voltages of dc sources,”
IET Power Electron., vol. 5, no. 1, pp. 106–114,
2012.
[4] E. Dermawan, A. Firmanto, S. N. Ambo, E.
Diniardi, and A. I. Ramadhan, “Desain Frekuensi
Kontrol pada Hybrid Wind-diesel dengan Pid-
Particle Swarm Optimization (Pso),” Pros.
Semnastek, 2016.
[5] D. Dapis, “Desain Frekuensi Kontrol pada
Hibrid Wind-Diesel dengan PID–Diferensial
Evolusi,” ReTII, 2015.
[6] M. A. H. Sirad, “Optimasi Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Angin Dan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel Berbasis Fuzzy Logic,” PROtek J. Copyright @2016 PROtek : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro
Ilm. Tek. Elektro, vol. 6, no. 2, pp. 102–106, lisensi Creative Commons Attribution 4.0
2019. International License

50

Anda mungkin juga menyukai