Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“HAK ASASI MANUSIA”

(HAM)

DOSEN PENGAMPU

Drs. H. JAZULI MUKHTAR M.M.


DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:
Bagas Junianto : 221011401897
Bella Rossa Amelia : 221011401234
Caesario Fadillah Suwandy : 221011403383
Danti Amelya Putri : 221011402847
Dipa Dwi Atmadja : 221011401610
Wafi Dhiya Ulhak : 221011401998

REGULER A

PROGRAM STUDI TEKNIK INFOMATIKA

FALKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PAMULANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap manusia
tanpa pandang jenis, ras, agama, atau latar belakang sosial-ekonomi. Hak asasi
manusia meliputi hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Setiap orang
berhak atas hak-hak tersebut tanpa diskriminasi apa pun.

Hak asasi manusia merupakan dasar dari kehidupan yang beradab, yang
memungkinkan manusia hidup dengan martabat dan bebas dari penindasan dan
kekerasan. Negara-negara telah menetapkan standar hak asasi manusia dalam
peraturan hukum, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diterbitkan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948.

Meskipun negara-negara telah berupaya untuk menghormati hak asasi


manusia, realitas menunjukkan bahwa masih banyak pelanggaran hak asasi manusia
yang terjadi di seluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa perjuangan untuk hak asasi
manusia masih jauh dari selesai dan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan
untuk memastikan hak asasi manusia dihormati dan dilindungi.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menghormati hak asasi
manusia dan berjuang untuk melindungi hak-hak tersebut. Setiap orang harus
memiliki kesempatan untuk hidup dengan martabat, kebebasan, dan hak yang sama,
tanpa pandang apapun. Hal ini dapat dicapai dengan memperjuangkan hak asasi
manusia dan bekerja sama untuk menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan
beradab.

Tangerang Selatan, 23 FEBUARI 2023.

KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2

2.1. Pengertian HAM..........................................................................................................2

2.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli................................2

2.2. Sejarah Hak Asasi Manusia Dan Perkembangan (HAM)...........................................3

2.3. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.......................................................5

2.4. Macam Macam Bentuk HAM.....................................................................................6

2.5. Pelanggaran HAM Dan Pengadilan HAM..................................................................8

2.6. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia..............................................9

2.6.1 Peristiwa Tanjung Priok...........................................................................................9

2.6.2 Kerusuhan Tanjung Priok (1984)...........................................................................10

2.6.3 Operasi Militer Aceh (1989-1998)..........................................................................10

2.6.4 Penculikan Para Aktivis (1997-1998).....................................................................10

2.6.5 Tragedi Trisakti (1998)...........................................................................................10

2.7. Pelangaran HAM diDunia.........................................................................................11

2.7.1 Pemerintahan Adolf Hitler (Jerman).................................................................11

2.7.2 Pemerintahan Benito Mussolini (Italia).............................................................11

2.7.3 Politik Apartheid (Afrika Selatan).....................................................................12

2.7.4 Konflik Israel – Palestina...................................................................................12

2.7.5 Etnis Rohingya (Myanmar)................................................................................12

2.8. HAM RINGAN.........................................................................................................13

2.9. HAM BERAT............................................................................................................14


2.9.1 Kejahatan Genosida (Genocide)........................................................................14

2.9.2 Kejahatan Kemanusiaan....................................................................................15

2.10. Hasil Wawancara Dengan Warga Sekitar Mengenai Hak Asasi Manusia............16

2.10.1 Wawancara dengan ibu Wati.............................................................................16

2.10.2 Wawancara dengan ibu Maria...........................................................................17

2.10.3 Wawancara dengan bapak jidan........................................................................18

2.10.4 Hasil Wawancara dengan Kak ahmad...............................................................19

2.10.5 Hasil Wawancara Dengan Kak Kiwil................................................................20

BAB III PENUTUP................................................................................................................22

3.1. Kesimpulan................................................................................................................22

3.2. Saran-Saran................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang
sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri
dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan
HAM pada diri kita sendiri.

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu
tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain.
Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi.


Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat
universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil
oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan
martabat kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul
atau berhubungan dengan sesama manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia secara
universal, yang diperoleh sejak lahir dan tidak dapat dicabut oleh siapapun. HAM
melindungi setiap individu dari tindakan diskriminatif, penganiayaan, dan kekerasan
yang dilakukan oleh pihak lain, termasuk pihak negara.

HAM mencakup berbagai hak yang diakui secara internasional, seperti hak atas
kebebasan berpendapat, hak atas kebebasan berekspresi, hak atas perlindungan dari
diskriminasi, hak atas kebebasan beragama, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan,
hak atas pekerjaan yang layak, dan sebagainya.

Pengakuan HAM sebagai hak yang melekat pada setiap manusia diakui secara
internasional melalui berbagai instrumen hukum, seperti Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia (DUHAM) yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
pada tahun 1948, Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial
(ICERD), Konvensi tentang Hak Anak-anak, Konvensi tentang Penghapusan
Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, perlindungan dan pemenuhan HAM menjadi tanggung


jawab negara dan setiap orang, serta melibatkan berbagai aspek kehidupan, seperti
kebijakan publik, sistem hukum, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

2.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli

hak asasi manusia sudh memiliki cabang ilmu sendiri untuk


mempelajarinya. Untuk itu ada beberapa pengertian hak asasi manusia dari
para ahli yang mengemukakan cabang ilmu tentang hak asasi manusia.
 HAM menurut Jhon Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan Tuhan kepada
manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia
ini yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci.
 HAM Menurut Jan Materson
Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM
adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia
mustahil hidup sebagai manusia.
 HAM menurut miriam budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir didunia. Hak itu
sifatnya universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu ras,
jenis kelamin, suku dan agama.
 HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto
HAM adalah suatu hak yang bersipat mendasar. Hak yang dimiliki manusia
sesuai dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan.
 HAM menurut undang-undang nomer 39 tahun 1999
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai
ciptaan tuhan yang maha esa. Hak tersebut merupakan anugrah yang wajib
dilindungi dan dihargai oleh setiap manusia. Kesimpulan dari berbagai
pengertian HM diatas adalah suatu kebutuhan mendasar yang harus dimiliki
oleh manusia sejak dirinya dalam kandungan.

2.2. Sejarah Hak Asasi Manusia Dan Perkembangan (HAM)

Istilah hak asasi manusia secara monumtal lahir sejak keberhasilan Revolusi
Perancis tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen
artinya hak hak asasi manusia dan warga negar Prancis. Dalam revolusi tersebut
terkenal dengan seboyan liberte, egalite dan fraternite. Latar belakang sejarah hak
asasi manusia pada hakikatnya muncul karena adanya keinsyafan manusia terhadap
harga diri, harkat dan martabat kemanusiaan sebagai akibat tindakan sewenang-
wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman yang
hampir melanda seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan hak asasi manusia
sebagai berikut :

1. Tahun 2500 SM-1000 SM


Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds. Nabi Musa
memerdekan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar bebas dari
kesewenangan hukum hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menentapkan
ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.
2. Tahun 600 SM di Athena ( Yunani )
Solon yang telah menyusun Undang- undang yang menjamin keadilan bagi
setiap warganya untuk itu ia membentuk hekiaea, yaitu mehkamah keadilan
untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau eklesia.
3. Tahun 527 SM-322 SM
Kaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan peraturan hukum
modern yang termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan kedilan dan hak
asasi manusia.
4. Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322 SM)
sebagai filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa. Mereka
mengajarkan untuk mengkritik pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan,
cita- cita, dan kebijaksanaan.
5. Tahun 30 SM
Kitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama
manusia.
6. Tahun 600
Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dari
penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW banyak mengajarkan tentang toleransi,berbuat adil, tidak
boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang dan sebagainya.
7. Tahun 1215 abad 17-19
Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa bergolak secara revolusioner
dibidang hukum, hak asasi dan ketatanegaraan ditandai lahirnya Magna Charta
di Inggris yang berisi pembatsan kekuasaan raja dan hak asasi manusia,
pelopornya John Locke dan Thomas Aquino.
8. Tahun 1679
Lahir piagam HAM, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan kebebasan
warga negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang terhadap rakyat.
9. Tahun 1689
Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang undang-
undang tentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun pengaturan
HAM yang terdapat dalam piagam tersebut yaitu :
 Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
 Kebebasan berbicara dan mengeluarkan perndapat
 Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus seizin
parlemen
 Hak warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing- masing
 Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja
10. Tahun 1776
Declaration on Independence di Amerika, yaitu deklarsi kemerdekaan yang di
umumkan secara aklamasi oleh 13 Negara bagian lainnya. Deklarasi ini
merupakan piagam hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa
semua bangsa di ciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”.
11. Tahun 1789
Lahir piagam Declarasi des droid de L’homme et du Citoyem yaitu piagam
pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil revolusi Prancis di bawah
kepemimpinan Jendral Laffayette dengan semboyan Liberte (kemerdekaan),
egalite (Persamaan), Fraternite (persaudaraan). Diprakarsai oleh JJ. Rousseau,
Voltaire. Montesque.
12. Tahun 1941
Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia II dengan
pelopor FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms)
sebagai penyangga hak asasi manusia yang pling pokok dan mendasar yang
isinya : Kebebasan untuk berbicara dan mengemukanan pendapat, Kebebasan
untuk beragama, Kebebasan dari rasa takut, Kebebasan dari kekurangan dan
kelaparan.
13. Tahun 1948
Lahirnya piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal Declaration of
Human Right.

2.3. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa,


serta sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia telah ikut
bersama negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian
dalam perundangan, sebab hal tersebut merupakan fundamental.Pancasila sebgai
dasar negara Indonesia sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi penegakan
Hak Asasi Manusia. Diawal kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad
Hatta merupakan orang yang paling vocal dalam menyuarakan HAM.Indonesia
dalam memperjuangkan haknya sebagai bangsa harus melewati beberapa fase,
seperti halnya pembentukan organisasi. Organisasi yang didirikan tersebut
mewadahi banyak orang dimana untuk merasa sadar bersama – sama memiliki hak –
hak yang harus diperjuangkan dan dicapai. Organisa – oraganisasi yang dibangun
memperjuangkan hak – hak masyarakat dengan cara berbeda, namum pada
hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk menghapuskan kolonialisme di tanah
Indonesia. Sehingga dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia
yang seutuhnya karena hak kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi
Oetomo memperjuangkan hak masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan
surat yang disampaikan kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat
Islam yang berusa memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan
diskriminasi secara rasial.

2.4. Macam Macam Bentuk HAM

1. Menurut rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia
universal deklarasion of human rights yang di tetapkan PBB pada 10 Desember
1948. Hak Asasi Manusia terbagi kedalam beberap jenis, yaitu hak
personal( hak jaminan pribadi), hak legal ( hak jaminan perlindungan hokum),
hak sipil dan politik, hak subtensi(hak jaminan adanya sumber daya untuk
menunjang kehidupan ) serta hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak personal,
hak legal, hak sipil, dan politik yang terdapat dalam pasal 3 -21 dalam DUHAM
memuat :
 Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi
 Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan
 Hak bebas penyiksaan
 Hak untuk memperoleh pengakuan hokum dimana saja secara pribadi
 Hak untuk pengampunan hokum secara efektif
 Hak bebas dari penangkapan penahanan atau pembuangan yang sewenang –
wenang
 Hak untuk peradilan yang indefenden dan tidak memihak
 Hak untuk praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah
 Hak bebas dari campur tangan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan
pribadi, keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat
 Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik
 Hak atas perlindungan hokum terhadap serangan semacam itu
 Hak bergerak
 Hak memperolah suara
 Hak atas satu kebangsaan
 Hak untuk menikah dan membentuk keluarga
 Hak untuk mempunyai hak milik
 Hak bebas berfikir, berkesadaran , dan beragam
 Hak bebas berfikir dan menyatakan pendapat
 Hak untuk berhimpun dan berserikat
 Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan
2. Secara umum HAM dapat dikelompokkan menjadi enam macam :
a. Hak asasi pribadi (personal rights)
 Hak mengeluarkan pendapat.
 Hak menikah.
 Hak untuk memeluk agama.
 Hak untuk kebebasan untuk bergerak.
b. Hak asasi politik
 Hak mendirikan, menjadi anggota dan simpatisan parpol.
 Hak ikut pemilu dan kampanye dalam pemilu.
 Hak ikut berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan umum.
c. Hak asasi ekonomi
 Hak mendirikan koperasi.
 Hak menjual, membeli, dan menyimpan barang.
 Hak mendirikan badan usaha swasta.
 Hak mengadakan transaksi bisnis.
d. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemberitahuan ( rights of legal
aquality )
 Hak untuk menjadi pejabat
 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
 Hak perlindungan hukum
e. Hak sosial budaya ( sosial and cultural rights)
 Hak mendapatkan Pendidikan
 Hak menikmati hasil kebudayaan
 Hak untuk mengembangkan kebudayaan
 Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak
f. Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)
 Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar dalam penahan
penangkapan, penggeledahan dan Razia
 Hak untuk mendapatkan prosedur yang benar dalam proses pengadilan
3. Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak
asasi manusia yang terdiri dari hak :
a. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
b. Hak kedudukan yang sama didalam hukum
c. Hak kebebasan berkumpul
d. Hak kebebasan beragama
e. Hak penghidupan yang layak
f. Hak kebebasan berserikat
g. Hak memperoleh pengajaran atau Pendidikan
4. Sementara itu secara operasional beberapa bentuk ham yang terdapat dalam UU
No.39 tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut:
a. Hak untuk hidup
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak memperoleh keadilan
e. Hak atas kebebasan pribadi
f. Hak atas rasa aman
g. Hak atas kesejahteraan
h. Hak turut serta dalam pemerintahan
i. Hak Wanita
j. Hak anak

2.5. Pelanggaran HAM Dan Pengadilan HAM


Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran
HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud


untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,
ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan
cara membunuh anggota kelompok,mengakibatkan penderitaan fisik atau mental
yang berat terhadap anggota- anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan
kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu
ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).

Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang


dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik
lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu
kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,
penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.

2.6. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia


2.7.1 Peristiwa Tanjung Priok

Contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia pada


Desember 1946 adalah pembantaian Westerling. Sedikitnya 40.000 orang
rakyat Indonesia dibantai oleh pasukan Belanda di bawah komando Raymond
Pierre Paul Westerling di Sulawesi Selatan. Pembantaian ini dilakukan mulai
dari Desember 1946 hingga Februari 1947. Target utama mereka adalah warga
sipil yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Awalnya, pasukan Belanda
hanya menyiksa dan menembaki para pria dan pemuda. Di hadapan wanita dan
anak-anak, mereka yang dituduh langsung ditembak mati di tempat. Rumah-
rumah mereka pun dibakar. Tak berhenti di sana, pasukan yang kian beringas
kemudian juga memburu warga sipil, perempuan dan anak-anak

2.7.2 Kerusuhan Tanjung Priok (1984)

Bentrokan antara aparat dan warga yang berawal dari urusan politis dan
meluas menjadi masalah SARA terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada
12 September 1984. Dalam peristiwa ini, ratusan orang tewas akibat kekerasan
dan penembakan yang dilakukan secara membabi buta oleh aparat bersenjata.
Sementara ratusan orang lainnya menderita luka-luka dan ratusan orang
ditangkap.

2.7.3 Operasi Militer Aceh (1989-1998)

Berbagai pelanggaran HAM terjadi saat pemerintah Indonesia


melakukan operasi militer di Aceh. Aceh dalam status Daerah Operasi Militer
(DOM) pada 1989-1998. Misi pasukan Kopassus saat itu adalah memburu
pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin memisahkan Aceh dari
Indonesia. Saat menjalankan misi, tidak sedikit anggota militer yang
melakukan pelanggaran HAM, seperti penyekapan, penyiksaan, pembunuhan,
dan pemerkosaan terhadap rakyat Aceh atau yang diduga anggota GAM.
Akibatnya, banyak korban yang merupakan penduduk sipil berjatuhan.

2.7.4 Penculikan Para Aktivis (1997-1998)

Pada tahun 1997 hingga 1998 terjadi penculikan aktivis pro demokrasi
yang dilakukan menjelang jatuhnya Presiden Soeharto pada tahun 1998.
Penculikan dilakukan oleh tim khusus beranggotakan tentara yang disebut Tim
Mawar. Akibat penculikan ini, terdapat 13 aktivis yang masih hilang dan satu
orang meninggal. Sementara sembilan aktivis lain telah dilepas.

2.7.5 Tragedi Trisakti (1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Bentrokan terjadi antara


aparat dan mahasiswa yang sedang melakukan demonstrasi menuntut Soeharto
untuk turun dari jabatan presiden. Aparat keamanan menembakkan peluru ke
arah para mahasiswa. Tak hanya dengan peluru karet, mereka juga
menggunakan peluru tajam. Akibatnya, empat mahasiswa Universitas Trisakti
meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

2.7. Pelangaran HAM diDunia

2.7.6Pemerintahan Adolf Hitler (Jerman)

Adolf Hitler adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi yang
menjabat sebagai seorang kanselir atau tokoh politik utama negara dan
kepala eksekutif secara de facto. Pada masa Adolf Hitler berkuasa di Jerman
pasca perang dunia II banyak terjadi pembantaian dan pemusnahan pada
kaum Yahudi. Ada beberapa hal yang membuat Adolf Hitler benci kepada
kaum Yahudi.

Salah pemicunya karena kebencian pada etnis Yahudi kala itu karena
ada pengaruh revolusi Rusia dan kondisi ekonomi Jerman yang terpuruk
akibat kaum Yahudi yang dianggapnya berbeda ras dengan orang-orang
Jerman asli.

2.7.7Pemerintahan Benito Mussolini (Italia)

Jika Jerman memiliki Hitler, maka Italia juga punya sosok politik
ternama pada masa Perang Dunia II, yaitu Benito Mussolini. Di bawah
pemerintahan Benito Mussolini banyak peperangan yang terjadi di Benua
Eropa dan Afrika yang menyebabkan banyak korban jiwa. Mussolini dan
Adolf Hitler menandatangi Pakta Baja yang jadi tanda Jerman dan Italia
bersekutu atau berada di pihak yang sama. Pada 1939, Jerman menginvasi
Polandia yang menandai pecahnya Perang Dunia II. Italia awalnya enggak
langsung mengikuti Jerman namun memantau rentetan kemenangan Jerman
sebelum memutuskan bergabung.

Mussolini lalu melakukan penyerbuan ke Perancis Selatan pada 1940,


dan ditahun sama dilakukan Invasi ke Yunani. Tak hanya di Eropa, pasukan
Italia dibawah perintah Mussolini juga terlibat konflik dengan pasukan
Inggris di kawasan Afrika Timur dan Utara. Italia mulai melemah setelah
Jerman juga mulai kehilangan kekuatan, dan Mussolini berhasil dilumpuhkan
dengan ditembak mati pada 1945.

2.7.8Politik Apartheid (Afrika Selatan)

Politik Apartheid adalah politik warna kulit di Afrika Selatan. Politik


Apartheid baru dicabut pada 1994, ketika semua rakyat berhak untuk
memeroleh HAM yang sama untuk semua rasnya. Penetapan politik
Apartheid dimulai ketika Partai Nasional de Boer pada 1948 menang dalam
pemilihan umum yang membentuk minoritas kulit putih menerapkan sistem
Apartheid dalam undang-undang.

Pada 1950, pendaftaran populasi di Afrika Selatan dibagi jadi 3 ras,


yaitu Bantu (Afrika kulit hitam), kulit putih, dan kulit berwarna lainnya.
Selain itu dikenal juga kategori baru yang berasal dari Asia dan sebagian
besar berasal dari India dan Pakistan. Ketika politik apartheid berlaku, 80%
wilayah Afrika Selatan dimiliki oleh warga kulit putih. Sedangkan warga
kulit hitam ditempatkan di kawasan termiskin yang dikenal dengan istilah
homelands. Bahkan pemisahan antara ras kulit putih dan kulit hitam
diberlakukan di fasilitas umum.

2.7.9Konflik Israel – Palestina

Sengketa wilayah antara Israel dan Palestina berlangsung sejak lama.


Karena hal tersebut, tak jarang Israel melancarkan serangan ke Palestina
yang menyebabkan banyak korban jiwa yang berjatuhan.

Tak hanya militer, korban jiwa juga menyasar warga sipil termasuk
wanita, anak-anak, hingga relawan. Palestina memperjuangkan pengakuan
PBB sebagai suatu negara, namun meski Palestina sudah diakui sebagai
negara, serangan Israel tetap berlanjut dan dikecam oleh dunia sebagai
bentuk kejahatan kemanusiaan.

2.7.10Etnis Rohingya (Myanmar)

Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya yang berasal dari


Rakhine di Burma. Kasus pelanggaran HAM yang dialami oleh etnis ini
terjadi karena banyak pembantaian terhadap muslim Rohingya.

Hal ini mendapat kecaman oleh dunia internasional karena merupakan


bentuk diskriminasi karena perbedaan agama minoritas dari agama
mayoritas. Itulah 5 contoh pelanggaran HAM yang terjadi di dunia
internasional dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tak hanya menyebabkan banyak orang atau kelompok kehilangan


nyawa, pelanggaran HAM ini menyalahi kebebasan HAM yang dimiliki tiap
individu yang sudah ada sejak lahir.

2.8. HAM RINGAN

Pelanggaran HAM ringan adalah pelanggaran yang tidak mengancam nyawa


seseorang, tetapi tetap merugikan orang tersebut. Contoh pelanggaran HAM ringan
yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

1. Mengganggu orang lain yang sedang beribadah.


2. Melakukan aksi kekerasan. 
3. Menghalangi orang lain yang ingin menyampaikan pendapatnya. 
4. Memaksa orang lain melakukan sesuatu. 
5. Mengambil barang atau hak orang lain. 
6. Membuat keributan di kelas. 
7. Mengganggu ketenangan orang di sekitar. 
8. Berkata buruk tentang orang lain. 
9. Melakukan pencemaran lingkungan. 
10. Melakukan kekerasan terhadap hewan. 
11. Membuang sampah sembarangan. 
12. Menghalangi teman yang ingin belajar. 
13. Membatasi kegiatan teman atau saudara untuk kepentingan sendiri. 
14. Memaksa seseorang untuk diam. 
2.9. HAM BERAT

HAM berat adalah pelanggaran HAM sebagaimana dimaksud dalam UU


26/2000 yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.[3]
Sebagaimana telah diterangkan dalam sub-bab apa yang dimaksud dengan
pelanggaran HAM berat sebelumnya, di Indonesia bentuk pelanggaran HAM
berat adalah meliputi:

2.9.1 Kejahatan Genosida (Genocide)

Macam pelanggaran HAM yang pertama adalah kejahatan genosida.


Kejahatan genosida termasuk macam pelanggaran HAM berat yang berada
dalam yuridiksi International Criminal Court.

Genosida merupakan sebuah pembantaian secara massal atau besar-


besaran yang secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok
suku bangsa dengan maksud dan tujuan untuk memusnahkan hingga punah
bangsa tersebut.

Termasuk kejahatan berat, kejahatan genosida pernah terjadi di


beberapa negara sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan
mendapatkan kecaman dari PBB. Beberapa contoh kejahatan genosida:

 Pembantaian di Rwanda yang membantai suku Tutsi yang terjadi pada1994


oleh Suku Hutu.
 Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia
antara 1991 hingga 1996. Pembantaian Srebenica ini adalah kasus pertama di
Eropa yang dinyatakan sebagai genosida oleh suatu keputusan hukum.
 Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed yang
terjadi di Sudan pada 2004.

Tidak hanya membantai suatu suku bangsa, kejahatan genosida juga


mencakup hal lain, seperti memaksa tindakan yang bertujuan untuk
mencegah kelahiran dalam suatu suku atau kelompok dan secara paksa
memindahkan anak-anak dari suku satu ke suku lainnya.

2.9.2 Kejahatan Kemanusiaan

Macam pelanggaran HAM yang kedua adalah kejahatan kemanusiaan.


Kejahatan manusia ini merujuk pada jenis pelanggaran HAM pada tindakan
pembunuhan massal yang terjadi secara sistematis yang ditujukan kepada
suatu kelompok penduduk sipil yang meliputi aksi:

 Pembunuhan.
 Pemusnahan.
 Perbudakan.
 Pemindahan paksa penduduk.
 Perampasan berat atas kebebasan fisik.
 Penyiksaan.
 Pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan
sterilisasi.
 Penganiayaan.
 Penghilangan paksa.
 Perbuatan tak manusiawi yang mengakibatkan penderitaan berat, mental
dan fisik.
 Kejahatan apartheid.
2.10. Hasil Wawancara Dengan Warga Sekitar Mengenai Hak Asasi Manusia

2.10.1 Wawancara dengan ibu Wati

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di
Indonesia dapat terwujud?

Jawab: Pemerintah harus menegakkan hukum dan memberikan sanksi tugas kepada
pelaku pelanggaran HAM. Dan dapat dilakukan melalui Lembaga
pengawasan dan pengadilan yang independent dengan transparan

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: Kasus tragedi 1965 itu pada masa pemerintahan soekarno dan soeharto, yang
terjadi penganiayaan dan pembantaian massal terhadap orang-orang yang
dituduh sebagai anggota atau simpatisan PKI

Pertanyaan 3
Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Membentuk komisi nasional HAM dan pengadilan HAM, serta Lembaga
Lembaga lain yang berwenang dalam penegakan HAM, menyelesaikan
berbagai pelanggaran HAM dengan menyeret para pelakunya kepengadilan
HAM

2.10.2 Wawancara dengan ibu Maria

Pertanyaan 1

Menurut Ibu Maria, Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan
pemerintah agar HAM di Indonesia dapat terwujud?

Jawab: Menurut saya, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk
meningkatkan kesadaran tentang HAM. Masyarakat harus lebih menghargai
hak-hak asasi manusia dan menghentikan praktik-praktik diskriminatif,
seperti rasisme dan intoleransi.

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: Ya, sayangnya pelanggaran HAM sering terjadi di Indonesia. HAM sering
kali terjadi sekitar kita dalam bentuk kekerasan seksual, diskriminasi rasial,
dan penganiayaan terhadap minoritas.

Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?


Jawab: Meskipun pemerintah telah mengeluarkan undang-undang tentang HAM,
penegakan hukum terhadap pelanggaran HAM masih lemah. Banyak pelaku
pelanggaran HAM yang tidak diadili atau dihukum dengan hukuman yang
ringan. Sistem hukum di Indonesia juga terkadang memperlakukan korban
sebagai tersangka, sehingga korban menjadi sulit untuk mendapatkan
keadilan.

2.10.3 Wawancara dengan bapak jidan

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di
Indonesia dapat terwujud?

Jawab: Menurut saya, Masyarakat harus lebih peduli dan menghargai hak asasi
manusia, serta melaporkan setiap kasus pelanggaran HAM yang mereka
alami. Pemerintah juga harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku
pelanggaran HAM dan memberikan perlindungan bagi korban.

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: Iya, HAM perna terjadi di Indonesia ditahun 1998. Tepatnya, pada sebuah
peristiwa unjuk rasa mahasiswa besar-besaran yang terjadi pada masa awal
reformasi.

Pertanyaan 3
Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Penegakan HAM di Indonesia masih terbilang lemah. Meskipun sudah ada
undang-undang tentang HAM, namun masih banyak pelaku pelanggaran
HAM yang tidak diadili atau dihukum dengan hukuman yang ringan.
Sistem hukum di Indonesia juga masih perlu diperbaiki agar lebih adil dan
berpihak pada korban.

2.10.4 Hasil Wawancara dengan Kak ahmad

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di
Indonesia dapat terwujud?

Jawab: Saya pikir, masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk memastikan
hak asasi manusia di Indonesia dihargai. Masyarakat harus lebih proaktif
dalam memperjuangkan hak mereka dan memastikan bahwa hak asasi
manusia dihormati oleh semua orang. Pemerintah harus membuat kebijakan
dan aturan yang mendukung hak asasi manusia, dan memastikan bahwa
mereka diterapkan secara adil dan konsisten.

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: menurut saya, ada banyak faktor yang menyebabkan pelanggaran hak asasi
manusia masih terjadi. Di antaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat
tentang hak asasi manusia, kurangnya penegakan hukum yang efektif, dan
terkadang adanya ketidakadilan sosial dan ekonomi yang memicu
pelanggaran.
Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Saya pikir, pemerintah harus memperkuat lembaga penegak hukum yang
bertanggung jawab dalam menangani kasus-kasus pelanggaran hak asasi
manusia, dan menjamin agar penegakan hukum dilakukan secara tegas dan
adil.

2.10.5 Hasil Wawancara Dengan Kak Kiwil

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di
Indonesia dapat terwujud?

Jawab: Menurut saya sebagai warga negara, kita perlu berjuang untuk hak asasi
manusia dan memastikan bahwa hak tersebut diakui dan dihormati oleh
seluruh masyarakat. Kita harus aktif dalam memastikan bahwa hak asasi
manusia dihormati, bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan juga untuk
orang lain.

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: Menurut saya, masih banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia di
Indonesia, seperti intimidasi, penindasan, dan pembatasan kebebasan
berpendapat bagi kelompok oposisi dan aktivis. Selain itu, pembatasan akses
informasi publik dan penindasan terhadap media yang tidak pro-pemerintah
juga merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia politik.
Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Pemerintah perlu lebih aktif memperkuat institusi dan mekanisme yang
mendukung hak-hak politik dan kebebasan berekspresi. Selain itu, diperlukan
perbaikan dalam penegakan hukum dan pengaduan bagi korban pelanggaran
hak asasi manusia politik. Masyarakat juga harus lebih aktif
memperjuangkan hak-hak politik mereka dan menuntut pemerintah untuk
melindungi hak-hak politik dan kebebasan berekspresi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM
orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu.

Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal
yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.

3.2. Saran-Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ubaedillah, Abdul Rozak. 2003. Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education).

Pancasila, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Edisi Revisi).
ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusiahttps://international.sindonews.com/
read/13714

https://www.rappler.com/world/regions/asia-pacific/indonesia/77617-kasus-besar-
pelanggaran-ham-di-indonesia.

Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi


Manusia-

26k.Diakses 02 Desember 2011

Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG


GUSTA

PENITENTIARY OF MEDAN. PROCEEDING: THE DREAM OF MILLENIAL

GENERATION TO GROW, 216-225

Anda mungkin juga menyukai