Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“HAK ASASI MANUSIA”

(HAM)

DOSEN PENGAMPU

Drs. H. JAZULI MUKHTAR M.M.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Bagas Junianto : 221011401897


Bella Rossa Amelia : 221011401234
Caesario Fadillah Suwandy : 221011403383
Danti Amelya Putri : 221011402847
Dipa Dwi Atmadja : 221011401610
Wafi Dhiya Ulhak : 221011401998

REGULER A

PROGRAM STUDI TEKNIK INFOMATIKA

FALKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PAMULANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap manusia tanpa
pandang jenis, ras, agama, atau latar belakang sosial-ekonomi. Hak asasi manusia meliputi hak-
hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Setiap orang berhak atas hak-hak tersebut tanpa
diskriminasi apa pun.

Hak asasi manusia merupakan dasar dari kehidupan yang beradab, yang memungkinkan
manusia hidup dengan martabat dan bebas dari penindasan dan kekerasan. Negara-negara telah
menetapkan standar hak asasi manusia dalam peraturan hukum, seperti Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948.
Meskipun negara-negara telah berupaya untuk menghormati hak asasi manusia, realitas
menunjukkan bahwa masih banyak pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di seluruh dunia.
Ini menunjukkan bahwa perjuangan untuk hak asasi manusia masih jauh dari selesai dan bahwa
masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan hak asasi manusia dihormati dan
dilindungi.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menghormati hak asasi manusia dan
berjuang untuk melindungi hak-hak tersebut. Setiap orang harus memiliki kesempatan untuk
hidup dengan martabat, kebebasan, dan hak yang sama, tanpa pandang apapun. Hal ini dapat
dicapai dengan memperjuangkan hak asasi manusia dan bekerja sama untuk menciptakan dunia
yang lebih adil, damai, dan beradab.

Tangerang Selatan, 23 FEBUARI 2023.

KELOMPOK 2

I
Daftar isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii

Daftar isi.........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2

2.1 Pengertian HAM...............................................................................................................2

2.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli......................................2

2.2 Sejarah Hak Asasi Manusia Dan Perkembangan (HAM).................................................4

2.3 Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.............................................................6

2.4 Macam Macam Bentuk HAM...........................................................................................7

2.5 Pelanggaran HAM Dan Pengadilan HAM........................................................................9

2.6 Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia.................................................10

2.6.1 Peristiwa Tanjung Priok...........................................................................................10

2.6.2 Kerusuhan Tanjung Priok (1984).............................................................................11

2.6.3 Operasi Militer Aceh (1989-1998)...........................................................................11

2.6.4 Penculikan Para Aktivis (1997-1998)......................................................................11

2.6.5 Tragedi Trisakti (1998)............................................................................................12

2.7 Pelangaran Ham Di Dunia..............................................................................................12

2.7.1 Pemerintahan Adolf Hitler (Jerman)........................................................................12

2.7.2 Pemerintahan Benito Mussolini (Italia)...................................................................12

2.7.3 Politik Apartheid (Afrika Selatan)...........................................................................13

2.7.4 Konflik Israel – Palestina.........................................................................................13

II
2.7.5 Etnis Rohingya (Myanmar).....................................................................................14

2.8 HAM Ringan...................................................................................................................14

2.9 HAM Berat......................................................................................................................15

2.9.1 Kejahatan Genosida (Genocide)..............................................................................15

2.9.2 Kejahatan Kemanusiaan..........................................................................................16

2.10 Hasil Wawancara Dengan Warga Sekitar Mengenai Hak Asasi Manusia.......................16

2.10.1 Wawancara dengan Ibu............................................................................................16

2.10.2 Wawancara dengan Ibu Maria.................................................................................17

2.10.3 Wawancara dengan Bapak Ahmad..........................................................................18

2.10.4 Hasil Wawancara dengan Bapak..............................................................................20

2.10.5 Hasil Wawancara Dengan bapak.............................................................................21

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22

3.2 Saran-Saran.....................................................................................................................22

III
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi
dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu
diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena
pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi
diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak
yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak
asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal,
artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.
Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaannya
juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama
manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia secara
universal, yang diperoleh sejak lahir dan tidak dapat dicabut oleh siapapun. HAM
melindungi setiap individu dari tindakan diskriminatif, penganiayaan, dan kekerasan
yang dilakukan oleh pihak lain, termasuk pihak negara.

HAM mencakup berbagai hak yang diakui secara internasional, seperti hak atas
kebebasan berpendapat, hak atas kebebasan berekspresi, hak atas perlindungan dari
diskriminasi, hak atas kebebasan beragama, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak
atas pekerjaan yang layak, dan sebagainya.

Pengakuan HAM sebagai hak yang melekat pada setiap manusia diakui secara
internasional melalui berbagai instrumen hukum, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (DUHAM) yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun
1948, Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD),
Konvensi tentang Hak Anak-anak, Konvensi tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap
Perempuan (CEDAW), dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, perlindungan dan pemenuhan HAM menjadi tanggung


jawab negara dan setiap orang, serta melibatkan berbagai aspek kehidupan, seperti
kebijakan publik, sistem hukum, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

II.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli

hak asasi manusia sudh memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya.
Untuk itu ada beberapa pengertian hak asasi manusia dari para ahli yang
mengemukakan cabang ilmu tentang hak asasi manusia.
 HAM menurut Jhon Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan Tuhan kepada manusia
sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa
mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci

2
 HAM Menurut Jan Materson
Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM adalah
hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil hidup
sebagai manusia.
 HAM menurut miriam budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir didunia. Hak itu sifatnya
universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu ras, jenis kelamin,
suku dan agama.
 HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto
HAM adalah suatu hak yang bersipat mendasar. Hak yang dimiliki manusia sesuai
dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan.
 HAM menurut undang-undang nomer 39 tahun 1999
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan
tuhan yang maha esa. Hak tersebut merupakan anugrah yang wajib dilindungi dan
dihargai oleh setiap manusia. Kesimpulan dari berbagai pengertian HM diatas
adalah suatu kebutuhan mendasar yang harus dimiliki oleh manusia sejak dirinya
dalam kandungan.

II.2 Sejarah Hak Asasi Manusia Dan Perkembangan (HAM)


Istilah hak asasi manusia secara monumtal lahir sejak keberhasilan Revolusi
Perancis tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen artinya hak
hak asasi manusia dan warga negar Prancis. Dalam revolusi tersebut terkenal dengan
seboyan liberte, egalite dan fraternite. Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada
hakikatnya muncul karena adanya keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan
martabat kemanusiaan sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa,
penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman yang hampir melanda seluruh umat
manusia. Sejarah perkembangan hak asasi manusia sebagai berikut :

3
1. Tahun 2500 SM-1000 SM
Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds. Nabi Musa
memerdekan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar bebas dari
kesewenangan hukum hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menentapkan
ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.
2. Tahun 600 SM di Athena ( Yunani )
Solon yang telah menyusun Undang- undang yang menjamin keadilan bagi setiap
warganya untuk itu ia membentuk hekiaea, yaitu mehkamah keadilan untuk
melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau eklesia.
3. Tahun 527 SM-322 SM
Kaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan peraturan hukum modern
yang termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan kedilan dan hak asasi
manusia.
4. Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322 SM)
sebagai filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa. Mereka
mengajarkan untuk mengkritik pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan, cita-
cita, dan kebijaksanaan.
5. Tahun 30 SM
Kitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku manusia
agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia.
6. Tahun 600
Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dari
penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW banyak mengajarkan tentang toleransi,berbuat adil, tidak boleh
memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang dan sebagainya.
7. Tahun 1215 abad 17-19
Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa bergolak secara revolusioner
dibidang hukum, hak asasi dan ketatanegaraan ditandai lahirnya Magna Charta di

4
Inggris yang berisi pembatsan kekuasaan raja dan hak asasi manusia, pelopornya
John Locke dan Thomas Aquino.

8. Tahun 1679
Lahir piagam HAM, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan kebebasan warga
negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang terhadap rakyat.
9. Tahun 1689
Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang undang- undang
tentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun pengaturan HAM yang
terdapat dalam piagam tersebut yaitu :
 Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
 Kebebasan berbicara dan mengeluarkan perndapat
 Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen
 Hak warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing- masing
 Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja
10. Tahun 1776
Declaration on Independence di Amerika, yaitu deklarsi kemerdekaan yang di
umumkan secara aklamasi oleh 13 Negara bagian lainnya. Deklarasi ini merupakan
piagam hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa semua bangsa di
ciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”.
11. Tahun 1789
Lahir piagam Declarasi des droid de L’homme et du Citoyem yaitu piagam
pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil revolusi Prancis di bawah
kepemimpinan Jendral Laffayette dengan semboyan Liberte (kemerdekaan), egalite
(Persamaan), Fraternite (persaudaraan). Diprakarsai oleh JJ. Rousseau, Voltaire.
Montesque.
12. Tahun 1941
Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia II dengan pelopor
FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms) sebagai
penyangga hak asasi manusia yang pling pokok dan mendasar yang isinya :

5
Kebebasan untuk berbicara dan mengemukanan pendapat, Kebebasan untuk
beragama, Kebebasan dari rasa takut, Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan.
13. Tahun 1948
Lahirnya piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal Declaration of Human
Right.

II.3 Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia


Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa,
serta sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia telah ikut
bersama negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian dalam
perundangan, sebab hal tersebut merupakan fundamental.Pancasila sebgai dasar negara
Indonesia sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi penegakan Hak Asasi
Manusia. Diawal kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan
orang yang paling vocal dalam menyuarakan HAM.Indonesia dalam memperjuangkan
haknya sebagai bangsa harus melewati beberapa fase, seperti halnya pembentukan
organisasi.

Organisasi yang didirikan tersebut mewadahi banyak orang dimana untuk merasa
sadar bersama – sama memiliki hak – hak yang harus diperjuangkan dan dicapai.
Organisa – oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak masyarakat dengan
cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk menghapuskan
kolonialisme di tanah Indonesia.

Sehingga dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang


seutuhnya karena hak kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo
memperjuangkan hak masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan surat yang
disampaikan kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang
berusa memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara
rasial.

II.4 Macam Macam Bentuk HAM

1. Menurut rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia
universal deklarasion of human rights yang di tetapkan PBB pada 10 Desember

6
1948. Hak Asasi Manusia terbagi kedalam beberap jenis, yaitu hak personal( hak
jaminan pribadi), hak legal ( hak jaminan perlindungan hokum), hak sipil dan politik,
hak subtensi(hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan ) serta
hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak personal, hak legal, hak sipil, dan politik yang
terdapat dalam pasal 3 -21 dalam DUHAM memuat :

7
II.5 Macam Macam Bentuk HAM

2. Menurut rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia
universal deklarasion of human rights yang di tetapkan PBB pada 10 Desember
1948. Hak Asasi Manusia terbagi kedalam beberap jenis, yaitu hak personal( hak
jaminan pribadi), hak legal ( hak jaminan perlindungan hokum), hak sipil dan politik,
hak subtensi(hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan ) serta
hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak personal, hak legal, hak sipil, dan politik yang
terdapat dalam pasal 3 -21 dalam DUHAM memuat :
 Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi
 Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan
 Hak bebas penyiksaan
 Hak untuk memperoleh pengakuan hokum dimana saja secara pribadi
 Hak untuk pengampunan hokum secara efektif
 Hak bebas dari penangkapan penahanan atau pembuangan yang sewenang –
wenang
 Hak untuk peradilan yang indefenden dan tidak memihak
 Hak untuk praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah
 Hak bebas dari campur tangan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan
pribadi, keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat
 Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik
 Hak atas perlindungan hokum terhadap serangan semacam itu
 Hak bergerak
 Hak memperolah suara
 Hak atas satu kebangsaan
 Hak untuk menikah dan membentuk keluarga
 Hak untuk mempunyai hak milik
 Hak bebas berfikir, berkesadaran , dan beragam
 Hak bebas berfikir dan menyatakan pendapat
 Hak untuk berhimpun dan berserikat

8
 Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan
3. Secara umum HAM dapat dikelompokkan menjadi enam macam :
a. Hak asasi pribadi (personal rights)
 Hak mengeluarkan pendapat.
 Hak menikah.
 Hak untuk memeluk agama.
 Hak untuk kebebasan untuk bergerak.
b. Hak asasi politik
 Hak mendirikan, menjadi anggota dan simpatisan parpol.
 Hak ikut pemilu dan kampanye dalam pemilu.
 Hak ikut berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan umum.
c. Hak asasi ekonomi
 Hak mendirikan koperasi.
 Hak menjual, membeli, dan menyimpan barang.
 Hak mendirikan badan usaha swasta.
 Hak mengadakan transaksi bisnis.
d. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemberitahuan ( rights of legal
aquality )
 Hak untuk menjadi pejabat
 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
 Hak perlindungan hukum
e. Hak sosial budaya ( sosial and cultural rights)
 Hak mendapatkan Pendidikan
 Hak menikmati hasil kebudayaan
 Hak untuk mengembangkan kebudayaan
 Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak

f. Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)


 Hak untuk mendapatkan prosedur hukum yang benar dalam penahan
penangkapan, penggeledahan dan Razia

9
 Hak untuk mendapatkan prosedur yang benar dalam proses pengadilan
4. Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi
manusia yang terdiri dari hak :
a. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
b. Hak kedudukan yang sama didalam hukum
c. Hak kebebasan berkumpul
d. Hak kebebasan beragama
e. Hak penghidupan yang layak
f. Hak kebebasan berserikat
g. Hak memperoleh pengajaran atau Pendidikan
5. Sementara itu secara operasional beberapa bentuk ham yang terdapat dalam UU
No.39 tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut:
a. Hak untuk hidup
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak memperoleh keadilan
e. Hak atas kebebasan pribadi
f. Hak atas rasa aman
g. Hak atas kesejahteraan
h. Hak turut serta dalam pemerintahan
i. Hak Wanita
j. Hak anak

II.6 Pelanggaran HAM Dan Pengadilan HAM


Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku (UU No.
26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain
dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.

10
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara
membunuh anggota kelompok,mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota- anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang
akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,
memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok,
dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain (UU
No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).

Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan,
pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang
yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan,
perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan
seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau
perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan
apartheid.

II.7 Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia


II.7.1 Peristiwa Tanjung Priok

Contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia pada


Desember 1946 adalah pembantaian Westerling. Sedikitnya 40.000 orang rakyat
Indonesia dibantai oleh pasukan Belanda di bawah komando Raymond Pierre
Paul Westerling di Sulawesi Selatan.

11
Pembantaian ini dilakukan mulai dari Desember 1946 hingga Februari
1947. Target utama mereka adalah warga sipil yang mendukung kemerdekaan
Indonesia. Awalnya, pasukan Belanda hanya menyiksa dan menembaki para pria
dan pemuda. Di hadapan wanita dan anak-anak, mereka yang dituduh langsung
ditembak mati di tempat. Rumah-rumah mereka pun dibakar. Tak berhenti di
sana, pasukan yang kian beringas kemudian juga memburu warga sipil,
perempuan dan anak-anak

II.7.2 Kerusuhan Tanjung Priok (1984)

Bentrokan antara aparat dan warga yang berawal dari urusan politis dan
meluas menjadi masalah SARA terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 12
September 1984. Dalam peristiwa ini, ratusan orang tewas akibat kekerasan dan
penembakan yang dilakukan secara membabi buta oleh aparat bersenjata.
Sementara ratusan orang lainnya menderita luka-luka dan ratusan orang
ditangkap.

II.7.3 Operasi Militer Aceh (1989-1998)

Berbagai pelanggaran HAM terjadi saat pemerintah Indonesia melakukan


operasi militer di Aceh. Aceh dalam status Daerah Operasi Militer (DOM) pada
1989-1998. Misi pasukan Kopassus saat itu adalah memburu pasukan Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) yang ingin memisahkan Aceh dari Indonesia.
Saat menjalankan misi, tidak sedikit anggota militer yang melakukan
pelanggaran HAM, seperti penyekapan, penyiksaan, pembunuhan, dan
pemerkosaan terhadap rakyat Aceh atau yang diduga anggota GAM. Akibatnya,
banyak korban yang merupakan penduduk sipil berjatuhan.

II.7.4 Penculikan Para Aktivis (1997-1998)

Pada tahun 1997 hingga 1998 terjadi penculikan aktivis pro demokrasi
yang dilakukan menjelang jatuhnya Presiden Soeharto pada tahun 1998.
Penculikan dilakukan oleh tim khusus beranggotakan tentara yang disebut Tim

12
Mawar. Akibat penculikan ini, terdapat 13 aktivis yang masih hilang dan satu
orang meninggal. Sementara sembilan aktivis lain telah dilepas.

II.7.5 Tragedi Trisakti (1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Bentrokan terjadi antara aparat
dan mahasiswa yang sedang melakukan demonstrasi menuntut Soeharto untuk
turun dari jabatan presiden. Aparat keamanan menembakkan peluru ke arah para
mahasiswa.
Tak hanya dengan peluru karet, mereka juga menggunakan peluru tajam.
Akibatnya, empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal dan puluhan lainnya
luka-luka.

II.8 Pelangaran Ham Di Dunia


II.8.1 Pemerintahan Adolf Hitler (Jerman)
Adolf Hitler adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi yang
menjabat sebagai seorang kanselir atau tokoh politik utama negara dan kepala
eksekutif secara de facto. Pada masa Adolf Hitler berkuasa di Jerman pasca
perang dunia II banyak terjadi pembantaian dan pemusnahan pada kaum Yahudi.
Ada beberapa hal yang membuat Adolf Hitler benci kepada kaum Yahudi.

Salah pemicunya karena kebencian pada etnis Yahudi kala itu karena ada
pengaruh revolusi Rusia dan kondisi ekonomi Jerman yang terpuruk akibat kaum
Yahudi yang dianggapnya berbeda ras dengan orang-orang Jerman asli.

II.8.2 Pemerintahan Benito Mussolini (Italia)


Jika Jerman memiliki Hitler, maka Italia juga punya sosok politik ternama
pada masa Perang Dunia II, yaitu Benito Mussolini. Di bawah pemerintahan
Benito Mussolini banyak peperangan yang terjadi di Benua Eropa dan Afrika
yang menyebabkan banyak korban jiwa.

Mussolini dan Adolf Hitler menandatangi Pakta Baja yang jadi tanda
Jerman dan Italia bersekutu atau berada di pihak yang sama. Pada 1939, Jerman
menginvasi Polandia yang menandai pecahnya Perang Dunia II. Italia awalnya

13
enggak langsung mengikuti Jerman namun memantau rentetan kemenangan
Jerman sebelum memutuskan bergabung.

14
Mussolini lalu melakukan penyerbuan ke Perancis Selatan pada 1940, dan
ditahun sama dilakukan Invasi ke Yunani. Tak hanya di Eropa, pasukan Italia
dibawah perintah Mussolini juga terlibat konflik dengan pasukan Inggris di
kawasan Afrika Timur dan Utara. Italia mulai melemah setelah Jerman juga
mulai kehilangan kekuatan, dan Mussolini berhasil dilumpuhkan dengan
ditembak mati pada 1945.

II.8.3 Politik Apartheid (Afrika Selatan)


Politik Apartheid adalah politik warna kulit di Afrika Selatan. Politik
Apartheid baru dicabut pada 1994, ketika semua rakyat berhak untuk memeroleh
HAM yang sama untuk semua rasnya. Penetapan politik Apartheid dimulai ketika
Partai Nasional de Boer pada 1948 menang dalam pemilihan umum yang
membentuk minoritas kulit putih menerapkan sistem Apartheid dalam undang-
undang.

Pada 1950, pendaftaran populasi di Afrika Selatan dibagi jadi 3 ras, yaitu
Bantu (Afrika kulit hitam), kulit putih, dan kulit berwarna lainnya. Selain itu
dikenal juga kategori baru yang berasal dari Asia dan sebagian besar berasal dari
India dan Pakistan.

Ketika politik apartheid berlaku, 80% wilayah Afrika Selatan dimiliki oleh
warga kulit putih. Sedangkan warga kulit hitam ditempatkan di kawasan termiskin
yang dikenal dengan istilah homelands. Bahkan pemisahan antara ras kulit putih
dan kulit hitam diberlakukan di fasilitas umum.

II.8.4 Konflik Israel – Palestina


Sengketa wilayah antara Israel dan Palestina berlangsung sejak lama.
Karena hal tersebut, tak jarang Israel melancarkan serangan ke Palestina yang
menyebabkan banyak korban jiwa yang berjatuhan.

Tak hanya militer, korban jiwa juga menyasar warga sipil termasuk
wanita, anak-anak, hingga relawan. Palestina memperjuangkan pengakuan PBB
sebagai suatu negara, namun meski Palestina sudah diakui sebagai negara,

15
serangan Israel tetap berlanjut dan dikecam oleh dunia sebagai bentuk kejahatan
kemanusiaan.

16
II.8.5 Etnis Rohingya (Myanmar)
Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya yang berasal dari
Rakhine di Burma. Kasus pelanggaran HAM yang dialami oleh etnis ini terjadi
karena banyak pembantaian terhadap muslim Rohingya.

Hal ini mendapat kecaman oleh dunia internasional karena merupakan


bentuk diskriminasi karena perbedaan agama minoritas dari agama mayoritas.
Itulah 5 contoh pelanggaran HAM yang terjadi di dunia internasional dan
merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tak hanya menyebabkan banyak orang atau kelompok kehilangan nyawa,


pelanggaran HAM ini menyalahi kebebasan HAM yang dimiliki tiap individu
yang sudah ada sejak lahir.

II.9 HAM Ringan


Pelanggaran HAM ringan adalah pelanggaran yang tidak mengancam nyawa
seseorang, tetapi tetap merugikan orang tersebut. Contoh pelanggaran HAM ringan
yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

1. Mengganggu orang lain yang sedang beribadah.


2. Melakukan aksi kekerasan. 
3. Menghalangi orang lain yang ingin menyampaikan pendapatnya. 
4. Memaksa orang lain melakukan sesuatu. 
5. Mengambil barang atau hak orang lain. 
6. Membuat keributan di kelas. 
7. Mengganggu ketenangan orang di sekitar. 
8. Berkata buruk tentang orang lain. 
9. Melakukan pencemaran lingkungan. 
10. Melakukan kekerasan terhadap hewan. 
11. Membuang sampah sembarangan. 
12. Menghalangi teman yang ingin belajar. 
13. Membatasi kegiatan teman atau saudara untuk kepentingan sendiri. 
14. Memaksa seseorang untuk diam. 

17
II.10 HAM Berat
HAM berat adalah pelanggaran HAM sebagaimana dimaksud dalam UU 26/2000
yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.[3] Sebagaimana
telah diterangkan dalam sub-bab apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM berat
sebelumnya, di Indonesia bentuk pelanggaran HAM berat adalah meliputi:

II.10.1 Kejahatan Genosida (Genocide)


Macam pelanggaran HAM yang pertama adalah kejahatan genosida.
Kejahatan genosida termasuk macam pelanggaran HAM berat yang berada dalam
yuridiksi International Criminal Court.

Genosida merupakan sebuah pembantaian secara massal atau besar-


besaran yang secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku
bangsa dengan maksud dan tujuan untuk memusnahkan hingga punah bangsa
tersebut.

Termasuk kejahatan berat, kejahatan genosida pernah terjadi di beberapa


negara sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan mendapatkan kecaman
dari PBB. Beberapa contoh kejahatan genosida:

 Pembantaian di Rwanda yang membantai suku Tutsi yang terjadi pada1994 oleh
Suku Hutu.
 Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara
1991 hingga 1996. Pembantaian Srebenica ini adalah kasus pertama di Eropa yang
dinyatakan sebagai genosida oleh suatu keputusan hukum.
 Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed yang terjadi di
Sudan pada 2004.

Tidak hanya membantai suatu suku bangsa, kejahatan genosida juga


mencakup hal lain, seperti memaksa tindakan yang bertujuan untuk mencegah
kelahiran dalam suatu suku atau kelompok dan secara paksa memindahkan anak-
anak dari suku satu ke suku lainnya.

18
II.10.2 Kejahatan Kemanusiaan
Macam pelanggaran HAM yang kedua adalah kejahatan kemanusiaan.
Kejahatan manusia ini merujuk pada jenis pelanggaran HAM pada tindakan
pembunuhan massal yang terjadi secara sistematis yang ditujukan kepada suatu
kelompok penduduk sipil yang meliputi aksi:

 Pembunuhan.
 Pemusnahan.
 Perbudakan.
 Pemindahan paksa penduduk.
 Perampasan berat atas kebebasan fisik.
 Penyiksaan.
 Pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan sterilisasi.
 Penganiayaan.
 Penghilangan paksa.
 Perbuatan tak manusiawi yang mengakibatkan penderitaan berat, mental dan fisik.
 Kejahatan apartheid.

II.11 Hasil Wawancara Dengan Warga Sekitar Mengenai Hak Asasi Manusia
II.11.1 Wawancara dengan Ibu Wati

Pertanyaan 1

19
Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di Indonesia
dapat terwujud?

Jawab: Pemerintah harus menegakkan hukum dan memberikan sanksi tugas kepada
pelaku pelanggaran HAM. Dan dapat dilakukan melalui Lembaga pengawasan dan
pengadilan yang independent dengan transparan

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: Kasus tragedi 1965 itu pada masa pemerintahan soekarno dan soeharto, yang
terjadi penganiayaan dan pembantaian massal terhadap orang-orang yang dituduh
sebagai anggota atau simpatisan PKI

Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Membentuk komisi nasional HAM dan pengadilan HAM, serta Lembaga
Lembaga lain yang berwenang dalam penegakan HAM, menyelesaikan berbagai
pelanggaran HAM dengan menyeret para pelakunya kepengadilan HAM

II.11.2 Wawancara dengan Ibu Maria

20
Pertanyaan 1

Menurut Ibu Maria, Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar
HAM di Indonesia dapat terwujud?

Jawab: Menurut saya, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk
meningkatkan kesadaran tentang HAM. Masyarakat harus lebih menghargai hak-hak
asasi manusia dan menghentikan praktik-praktik diskriminatif, seperti rasisme dan
intoleransi. Pemerintah juga harus memberikan pendidikan dan pelatihan tentang
HAM kepada masyarakat dan aparat penegak hukum.

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab: Ya, sayangnya pelanggaran HAM sering terjadi di Indonesia. Beberapa kasus yang
terkenal adalah kasus pelanggaran HAM di Aceh Pelanggaran HAM juga terjadi dalam bentuk
kekerasan seksual, diskriminasi rasial, dan penganiayaan terhadap minoritas.

Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Meskipun pemerintah telah mengeluarkan undang-undang tentang HAM, penegakan


hukum terhadap pelanggaran HAM masih lemah. Banyak pelaku pelanggaran HAM yang tidak
diadili atau dihukum dengan hukuman yang ringan. Sistem hukum di Indonesia juga terkadang
memperlakukan korban sebagai tersangka, sehingga korban menjadi sulit untuk mendapatkan
keadilan.

21
II.11.3 Wawancara dengan Bapak Ahmad

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di Indonesia
dapat terwujud?

Jawab: Menurut saya, masyarakat dan pemerintah harus sama-sama berperan aktif
dalam memperjuangkan HAM di Indonesia. Masyarakat harus lebih peduli dan
menghargai hak asasi manusia, serta melaporkan setiap kasus pelanggaran HAM yang
mereka alami. Pemerintah juga harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku
pelanggaran HAM dan memberikan perlindungan bagi korban.

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab:

Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab: Penegakan HAM di Indonesia masih terbilang lemah. Meskipun sudah ada
undang-undang tentang HAM, namun masih banyak pelaku pelanggaran HAM yang

22
tidak diadili atau dihukum dengan hukuman yang ringan. Sistem hukum di Indonesia
juga masih perlu diperbaiki agar lebih adil dan berpihak pada korban.

23
II.11.4 Hasil Wawancara dengan Bapak

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di Indonesia dapat
terwujud?

Jawab:

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab:

Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab

24
II.11.5 Hasil Wawancara Dengan bapak

Pertanyaan 1

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar HAM di Indonesia dapat
terwujud?

Jawab:

Pertanyaan 2

Apakah pelanggaran HAM pernah terjadi di Indonesia?

Jawab:

Pertanyaan 3

Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?

Jawab:

25
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM
orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat
pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari
Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu.

Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu


hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM
orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang- undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

III.2 Saran-Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

26

Anda mungkin juga menyukai