Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ns. Nurzahraini, S.

Kep
NDH : 21
NIP : 199505242022022001
Instansi : Pmerintah Kabupaten Pidie
Unit Kerja : RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i Beureunuen
Tutor : Drs. Bustamam, MM
Mentor : Bukhari, S. ST
Jabatan Mentor : Ka. Instalasi Bedah Sentral
A. Identifikasi Isu
Isu secara umum dapat diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian yang dianggap penting dan
dapat menarik perhatian banyak orang serta dianggap masalah sehingga perlu untuk didiskusikan.
Identifikasi isu dalam rancangan aktualisasi ini diperoleh dari penemuan masalah atau problematika
yang terjadi di instansi tempat penulis bekerja, yaitu Ruang Isntalasi Bedah Sentral RSUD Tgk.
Abdullah Syafi’i Beureunuen. Identifikasi isu diperoleh dari hasil diskusi masalah dengan mentor yang
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
Adapun isu yang teridentifikasi di unit kerja penulis adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pengelolaan limbah medis dan non medis di ruang Instalasi Bedah Sentral

(IBS) di RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i Beureunuen.

2. Belum optimalnya penerapan Lima Momen (Five Moment) cuci tangan oleh petugas dalam

pencegahan infeksi nosokomial di ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS)/ OK di RSUD Tgk.

Abdullah Syafi’i Beureunuen.

3. Belum optimalnya pelaksanaan hand over (serah terima) pasien dari ruang rawat inap ke Instalasi

Bedah Sentral sesuai SOP di ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) di RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i

Beureunuen.
No Isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Dampak Terdampak
1. Belum optimalnya a. Masih ada perawat yang a. Perawat mampu melakukan Meningkatnya Tenaga medis
penerapan Lima Momen belum bisa melakukan hand hand hygiene dengan benar resiko terjadinya Pasien
(Five Moment) cuci tangan hygiene dengan benar sesuai SOP. infeksi Keluarga
6 langkah oleh petugas b. Masih ada perawat yang b. Perawat selalu melakukan nosokomial. Masyarakat
dalam pencegahan infeksi tidak melakukan hand hand hygiene pada 5 moment
nosokomial di ruang hygiene pada 5 moment cuci cuci tangan
Instalasi Bedah Sentral tangan
(IBS)/ OK di RSUD Tgk. c. Masih ada perawat yang c. Perawat memahami dan
Abdullah Syafi’i kurang mengetahui five mengetahui five moment cuci
Beureunuen. moment cuci tangan tangan sesuai standard WHO

2. Belum optimalnya a. Masih ditemukannya a. Perawat membuang sampah a. Meningkatnya Tenanga


pengelolaan limbah medis sampah medis dan medis dan nonmedis sesuai resiko terjadinya medis
dan non medis di ruang nonmedis yang bercampur dengan SOP infeksi Cleaning
Instalasi Bedah Sentral nosokomial. service
(IBS) di RSUD Tgk. b. Masih ada perawat yang b. Perawat mengetahui SOP b. Meningkatnya
Abdullah Syafi’i kurang mengtahui cara pengelolaan sampah medis risiko terjadinya
Beureunuen. pengelolaan sampah medis dan nonmedis dengan benar tertusuk benda
dan non medis dengan tajam
benar

c. Masih kurangnya
sosialisasi dan evaluasi
terkait cara pengeloaan
sampah medis dan
nonmedis
3. Belum optimalnya a. Masih ditemukannya a. Tidak ada lagi lembar a. Risiko Pasien
pelaksanaan hand over lembar pendokumentasian pendokumentasian handover/ terjadinya Tenaga medis
(serah terima) pasien dari handover/ serah terima serah terima yang belum kesalahan saat Rumah sakit
ruang rawat inap ke ysng belum lengkap terisi lengkap terisi melakukan
Instalasi Bedah Sentral tindakan
sesuai SOP di ruang b. Kurangnya informasi yang b. Tenaga medis sudah operasi karena
Instalasi Bedah Sentral diterima saat melakukan mendapatkan sosialisasi dan kurangnya
(IBS) di RSUD Tgk. handover/ serah terima evaluasi dalam pelaksanaan informasi yang
Abdullah Syafi’i handover didapat
Beureunuen.
B. Penetapan Core Issue
Untuk menetapkan isu dari masalah di atas, maka penulis menggunakan alat bantu penetapan
kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria dimaksud menggunakan kriteria isu Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan.
Keterangan skala nilai 1 – 5 pada kriteria Aktual (A), Kekhalayakan (K), Problematik (P), dan
Kelayakan (K). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik
artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya secara kompretesthensif, dan kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Rentang penilaian:
5 = Sangat kuat mempengaruhinya
4 = Kuat pengaruhnya
3 = Sedang pengaruhnya
2 = Kurang pengaruhnya
1 = Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2.1 Analisa Isu Berdasarkan Kriteria AKPK


Kriteria Total
No. Isu Rangking
A K P K Skor
1. Belum optimalnya pelaksanaan
hand over (serah terima) pasien dari
ruang rawat inap ke Instalasi Bedah
4 4 4 4 16 III
Sentral sesuai SOP di ruang
Instalasi Bedah Sentral (IBS) di
RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i
2. Belum optimalnya pengelolaan

sampah medis dan non medis di

ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) 5 5 5 4 19 I


di RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i

Beureunuen.

4. Belum optimalnya penerapan Lima

Momen (Five Moment) cuci tangan

oleh petugas dalam pencegahan 5 4 4 4 17 II


infeksi nosokomial di ruang

Instalasi Bedah Sentral (IBS)/ OK


di RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i

Beureunuen.

Setelah isu diidentifikasi menggunakan teknik AKPK, selanjutnya isu terpilih dianalisa lagi
menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
1. Urgency atau urgensi ditinjau dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah, yakni apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Tabel 2.2 Identifikasi Isu Menggunakan Teknik USG


Skor USG
No. Isu Jumlah Peringkat
U S G
1. Belum optimalnya 4 4 3 9 III
pelaksanaan hand over
(serah terima) pasien
dari ruang rawat inap ke
Instalasi Bedah Sentral
sesuai SOP di ruang
Instalasi Bedah Sentral
(IBS) di RSUD Tgk.
Abdullah Syafi’i
2. Belum optimalnya 5 5 4 14 I
pengelolaan sampah
medis dan non medis di
ruang Instalasi Bedah
Sentral (IBS) di RSUD
Tgk. Abdullah Syafi’i
Beureunuen.
3. Belum optimalnya 4 4 4 12 II
transfer pasien ke ruang
rawat dari ruang IGD
RSUD Kabupaten Aceh
Besar
Keterangan:
1. Urgency
Tabel 2.3 Deskripsi Indikator Urgency
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu
5 Sangat Mendesak
1 bulan
Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu
4 Mendesak
3 bulan
Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu
3 Cukup Mendesak
6 bulan
Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu
2 Kurang Mendesak
1 tahun
Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu
1 Tidak Mendesak
>1 tahun

2. Seriousness
Tabel 2.4 Deskripsi Indikator Seriousness
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Dampak isu akan berpengaruh pada
5 Sangat Serius
seluruh sistem tubuh
Dampak isu akan berpengaruh pada
4 Serius
hampir seluruh sistem tubuh
Dampak isu akan berpengaruh pada
3 Cukup Serius
beberapa sistem tubuh
Dampak isu akan berpengaruh pada
2 Kurang Serius
sedikit sistem tubuh
Dampak isu akan berpengaruh pada satu
1 Tidak Serius
sistem tubuh

3. Growth
Tabel 2.5 Deskripsi Indikator Growth
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Sangat Cepat Dampak isu akan berpengaruh seluruh
5
Memburuk sistem tubuh
Dampak isu akan berpengaruh pada
4 Cepat Memburuk
hampir seluruh sistem tubuh
Cukup Cepat Dampak isu akan berpengaruh pada
3
Memburuk beberapa sistem tubuh
Kurang Cepat Dampak isu akan berpengaruh pada
2
Memburuk sedikit sistem tubuh
Tidak Cepat Dampak isu akan berpengaruh pada satu
1
Memburuk sistem tubuh

Dari hasil penetapan isu menggunakan metode AKPK dan USG, maka didapatkan core issue
yang akan diaktualisasikan yaitu “Belum optimalnya pengelolaan sampah medis dan non medis di
ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) di RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i Beureunuen.”.
C. Teknik Analisis Core Isu

Analisis fishbone diagram adalahsalah satu alat yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memilah berbagai penyebab yang mungkinterjadi. Berikut diagram fishbone terkait Belum
optimalnya pengelolaan limbah medis dan non medis di ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS)/ di
RSUD Tgk. Abdullah Syafi’i Beureunuen.

MANUSIA MANUSIA

Kurangnya
kepatuhan Perawat
Dan tim medis lain
Kurangnya membuang sampah
tingkat medis dan non Belum optimalnya
pengetahuan medis dengan benar pengelolaan limbah
medis dan non medis
di ruang Instalasi
Bedah Sentral
(IBS)/ di RSUD Tgk.
Media Abdullah Syafi’i
kurang Kurang sosialisasi Beureunuen.
mendukung dan evaluasi Tentang
pengelolaan Sampah
medis dan
Nonmedis yang
benar

SARANA METODE

Faktor penyebab masalah:

a. Kurangnya pengetahuan perawat dan tim medis lain membuang sampah medis dan non
medis dengan benar sesuai SOP

b. Belum optimalnya sosialisasi dan evaluasi tentang pengelolaan sampah medis dan nonmedis
dengan benar

c. Kurangnya kepatuhan perawat dan tim medis lain membuang sampah medis dan nonmedis
dengan benar

d. Media yang kurang mendukung


Dampak jika isu tersebut tidak dapat diselesaikan yaitu:
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 petugas pengelola sampah harus
menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi/ helm, masker, pelindung mata, pakaian
panjang, apron untuk industry, sepatu boot, serta sarung tangan khusus.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
menimbulkan berbagai masalah seperti:
a. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat yang baik bagi vector
penyakit seperti lalat dan tikus.
b. Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya jarum suntik atau benda
tajam lainnya.
c. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya akan mengganggu
pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai