BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin adalah RS Tipe B Non Pendidikan milik
pemerintah provinsi Kalimantan Selatan yang memberikan pelayanan kesehatan rawat
inap dan rawat jalan serta menjadi rujukan bagi pelayanan BPJS di provinsi Kalimantan
Selatan. Rumah Sakit berkewajiban memberikan pelayanan sesuai standar untuk
menjamin mutu pelayanan. Berbagai kondisi menjadi tantangan untuk meningkatkan
mutu pelayanan di RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh. Tingkat efektifitas dilihat dari
Indikator kegiatan RS tahun 2015 yaitu Bed Occupancy Rate (BOR) 68,98% (standar
60-85%), Turn Over Interval (TOI) 2,5 hari (standar 1-3 hari), dan Average Length of
Stay (ALOS) 5 hari (standar 6-9 hari).
RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh memberikan asuhan bagi bayi baru lahir (BBL), bayi
sehat dan sakit serta balita sebagai salah satu pelayanan. Pelayanan ini dilaksanakan di
area ruang rawat bayi, nifas dan VK serta instalasi Bedah. Keterkaitan ini terutama
dalam pelayanan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif)
yang menjadi salah satu item dalam program Millennium Development Goals (MDGs).
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang
terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir. Risiko klinis adalah risiko
yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami
pasien selama di RS. Proses manajemen risiko melalui FMEA merupakan teknik
pengurangan risiko klinis proaktif yang efektif. Rumah sakit dalam menjamin mutu
pelayan berkewajiban melindungi pasien dan keluarga termasuk BBL, terhadap
2
kerugian yang disebabkan pelayanan yang tidak standar (UU No 44 tahun 2010 tentang
Rumah Sakit)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menggambarkan proses Failure Modes Effect And Analysis (FMEA)/Analisis
Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD) pada serah terima bayi di RS dr. H.Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin 2015.
2. Tujuan Khusus:
a. Menentukan proses yang mempunyai risiko tinggi dan membentuk tim.
b. Menyusun diagram proses.
c. Brainstorming potential failure modes dan akibat-akibat yang ditimbulkan.
d. Menentukan prioritas failure modes
e. Identifikasi akar penyebab masalah dari failure modes.
f. Membuat rancangan ulang proses.
g. Analisis dan pengujian proses baru.
h. Implementasi dan monitoring rancangan ulang proses.
3
BAB II
ALUR PROSES SERAH TERIMA BAYI
Alur proses serah terima bayi di RS. dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dapat terjadi di
berbagai ruang rawat. Ruang tersebut adalah ruang VK bersalin, ruang perawatan Nifas,
Ruang perawatan Bayi dan instalasi Bedah sentral. Alur proses serah terima bayi baru lahir
sebelum dilakukan FMEA pada proses pelayanan dari masing-masing ruang rawat dapat
diuraikan sebagai berikut:
A. Alur Proses Serah Terima Bayi Dari Instalasi Bedah Sentral Dan Ruang Bayi
Serah terima bayi dari instalasi bedah sentral dan ruang bayi sebagai berikut:
Perawat Ruang Bayi mencek berkas Rekam Medik Ibu di Administrasi Kamar
Operasi *3
Perawat Ruang Bayi mnginformasikan identitas bayi (Nama ibu bayi dan
tgl lahir bayi, jenis kelamin dan Berat Badan bayi) kepada petugas
administrasi kamar operasi untuk dicatat pada berkas rekam medis ibu.
Gambar 2.1 Alur Proses Serah Terima Bayi Dari Instalasi Bedah Sentral Dan Ruang Bayi
4
Gambar 2.2. Alur Proses Serah Terima Bayi Ruang Vk Dan Ruang Bayi
5
C. Alur Proses Serah Terima Bayi Dari Ruang VK Dengan Ruang Nifas
Alur proses serah terima bayi dari ruang VK dengan ruang nifas sebagai berikut:
Bidan Ruang VK ke Ruang Nifas mengantar Ibu dan BBL serta berkas
Rekam medis
Bidan Ruang VK menyerahkan Ibu, bayi dan berkas rekam medis pasien
ke perawat/bidan di Rg Nifas
Perawat/Bidan di Ruang Nifas menerima bayi dan ibu dari bidan rg VK.
Gambar 2.3 Alur Proses Serah Terima Bayi Dari Ruang VK Dengan Ruang Nifas
D. Alur Proses Serah Terima Bayi Ruang Bayi Dengan Ruang Nifas
Alur proses serah terima bayi Ruang Bayi dengan Ruang Nifas sebagai berikut:
Gambar 2.4 Alur Proses Serah Terima Bayi Ruang Bayi Dengan Ruang Nifas
6
E. Alur Proses Serah Terima Bayi Dari Ruang Nifas Dengan Ruang Bayi
Alur proses serah terima bayi dari Ruang Nifas dengan Ruang Bayi sebagai berikut:
Perawat/Bidan Ruang nifas menyerahkan bayi sakit dan berkas rekam medis
ke perawat/bidan di Rg bayi
Gambar 2.5 Alur Proses Serah Terima Bayi Dari Ruang Nifas Dengan Ruang Bayi
F. Alur Proses Serah Terima Bayi Di Ruang Nifas Dengan Orang Tua Bayi
Alur proses serah terima bayi di Ruang Nifas dengan Orang Tua bayi sebagai berikut:
Gambar 2.6 Alur Proses Serah Terima Bayi Di Ruang Nifas Dengan Orang Tua Bayi
7
G. Alur Proses Serah Terima Bayi Di Rg Nifas Dengan Orang Tua Bayi (pulang)
Alur proses serah terima bayi di Ruang Nifas dengan Orang Tua bayi (pulang) sebagai
berikut:
Gambar 2.7 Alur Proses Serah Terima Bayi Di Rg Nifas Dengan Orang Tua Bayi (pulang)
H. Alur Proses Serah Terima Bayi Di Ruang Bayi Dengan Orang Tua Bayi (pulang)
Alur proses serah terima bayi di ruang bayi dengan orang tua bayi (pulang) sebagai
berikut:
Gambar 2.8 Alur Proses Serah Terima Bayi Di Ruang Bayi Dengan Orang Tua
Bayi (pulang)
8
BAB III
KAJIAN FMEA
B. Identifikasi Efek
Tabel 3.1 Failure Modes Effect And Analysis (FMEA)/Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD) pada Serah Terima Bayi di RS dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin 2015
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa urutan sebab faktor yang berpotensi menyebabkan kesalahan
dalam proses serah terima bayi secara berurutan sebagai berikut:
1. Perawat Ruang Bayi ada risiko salah mengidentifikasi BBL, apabila petugas kamar
operasi tidak menjelaskan identitas ibu.
2. Bayi diambil bukan oleh orang tua/keluarga bayi, bayi diculik/dicuri karena tidak ada
bukti/tanda pengenal sebagai orang tua/keluarga bayi dalam proses pengambilan bayi.
3. Perawat Ruang bayi berisiko tertukar mengidentifikasi BBL, apabila Operasi SC lebih
dari satu orang dan urutan/jadwal operasi terjadi perubahan karena kondisi pasien dan
petugas di kamar operasi tidak menginformasikan ke administrasi kamar operasi.
4. Pengunjung masih ada yang tidak patuh dengan jam berkunjung.
5. Kebijakan identitas Gelang bayi menggunakan nama ibu bayi dan tgl lahir bayi, bila ada
nama ibu dan tgl lahir bayi yang sama maka ada dampak risiko tertukar bayi dalam
proses serah terima/proses pelayanan berikutnya.
700 640
600 560
500
400
300
300
200
90
100 50
1 2 3 4 5
0
1 2 3 4 5
RPN 640 560 300 90 50
Failure Modes 1 2 3 4 5
BAB IV
DESAIN ULANG PROSES
Potensi masalah yang muncul dari penyebab diperbaiki untuk mencegah munculnya
Kejadian Tidak Diharapkan terhadap Bayi dan Keluarga. Proses ini dilakukan melalui
brainstorming tim FMEA. Hasil brainstorming untuk menentukan Redesain sebagai berikut:
Tabel 4.1 Desain Ulang Proses (Redesain) Serah Terima Bayi di RS.dr.H.Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin 2015
1 Perawat Ruang Bayi ada risiko salah SPO serah terima BBL dari Rg OK dg Rg
mengidentifikasi BBL, apabila petugas kamar Bayi dimodifikasi sehingga perawat/bidan
operasi tidak menjelaskan identitas ibu. rg bayi mengikuti proses sign in-time out-
sign out
2 Bayi diambil bukan oleh orang tua/keluarga 1. SPO serah terima BBL dari Ruang Bayi
bayi, bayi diculik/dicuri karena tidak ada kepada orang tua/keluarga dimodifikasi
bukti/tanda pengenal sebagai orang yaitu Orang tua/keluarga bayi setelah
tua/keluarga bayi dalam proses pengambilan mengisi formulir pengambilan bayi
bayi. juga diminta menunjukkan KTP asli
penanggung jawab sesuai dengan KTP
PJ saat masuk/terlampir.
2. Pemasangan CCTV di ruang bayi.
3 Perawat Ruang bayi berisiko tertukar SPO serah terima BBL dari Rg OK dg Rg
mengidentifikasi BBL, apabila Operasi SC Bayi dimodifikasi sehingga perawat/bidan
lebih dari satu orang dan urutan/jadwal rg bayi mengikuti proses sign in-time out-
operasi terjadi perubahan karena kondisi sign out
pasien dan petugas di kamar operasi tidak
menginformasikan ke administrasi kamar
operasi.
4 Pengunjung masih ada yang tidak patuh Memasang CCTV di Ruang Nifas,
dengan jam berkunjung. memberikan kartu tanda penunggu pasien,
mengaktifkan jam kunjungan dg
melibatkan Satpam.
5 Kebijakan identitas Gelang bayi Memperbaiki kebijakan identitas pada
menggunakan nama ibu bayi dan tgl lahir gelang bayi menggunakan nama ibu bayi +
bayi, bila ada nama ibu dan tgl lahir bayi yang nama suami ibu; No Rekam medik bayi
sama maka ada dampak berupa risiko tertukar dan tgl lahir bayi
bayi dalam proses serah terima/proses
pelayanan berikutnya.
12
BAB V
ANALISA
A. PDCA
Penanganan masalah/risiko keselamatan pasien di Rumah sakit dr. H.M.Ansari Saleh
Banjarmasin menggunakan pendekatan pemecahan masalah mutu yaitu PDCA dengan
8 langkah perbaikan
1. Plan (P)
Plan merupakan proses mengidentifikasi dan menganalisis masalah dengan 4
langkah yaitu identifikasi masalah, identifikasi penyebab masalah, menentukan
faktor penyebab yang dominan, menentukan rencana perbaikan dan target yang akan
dicapai. Melalui proses FMEA telah ditentukan tindakan perbaikan untuk mencegah
munculnya Kejadian Tidak Diharapkan dalam bentuk salah serah terima BBL.
Rencana Tindak lanjut untuk menangani potensial masalah dalam bentuk kegiatan
(RTL terlampir).
2. Do (D)
Do merupakan proses mengembangkan dan meningkatkan solusi masalah dengan
langkah ke 5 yaitu melaksanakan sepenuhnya rencana perbaikan. Perbaikan
dilakukan pada bulan September - Oktober 2015 (sesuai RTL)
3. Check (C)
Check merupakan proses mengevaluasi hasil kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini
dilakukan pada bulan November 2015 (sesuai RTL). Evaluasi dilakukan dengan
melakukan analisis FMEA setelah Redesain sebagai berikut:
13
Tabel 5.1 Failure Modes Effect And Analysis (FMEA)/Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD) pada Serah Terima Bayi di RS dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin 2015 setelah dilakukan Redesain
(4) (8)
(5) (6)
(1) Mode Kep (7) Ra
(2) Efek (3) Penyebab Berpotensi Redesain Keja Detek
Kegagalan arah RPN nki
dian si
an ng
Proses Orang tua 10 Kebijakan identitas Gelang bayi Memperbaiki kebijakan identitas pada 0 5 0 0
serah salah terima menggunakan nama ibu bayi dan tgl lahir gelang bayi menggunakan nama ibu
terima Bayi bayi bayi, bila ada nama ibu dan tgl lahir bayi yang bayi + nama suami ibu; No Rekam
sama maka ada dampak berupa risiko tertukar medik bayi dan tgl lahir bayi
bayi dalam proses serah terima/proses
pelayanan berikutnya.
Bayi 10 Bayi diambil bukan oleh orang tua/keluarga 1. SPO serah terima BBL dari Ruang 0 7 0 0
dicuri/diculik bayi, bayi diculik/dicuri karena tidak ada Bayi kepada orang tua/keluarga
bukti/tanda pengenal sebagai orang dimodifikasi yaitu Orang
tua/keluarga bayi dalam proses pengambilan tua/keluarga bayi setelah mengisi
bayi. formulir pengambilan bayi juga
diminta menunjukkan KTP asli
penanggung jawab sesuai dengan
KTP PJ saat masuk/terlampir.
2. Pemasangan CCTV di ruang bayi.
Bayi 10 Pengunjung masih ada yang tidak patuh Memasang CCTV di rg nifas, 0 1 0 0
dicuri/diculik dengan jam berkunjung. memberikan kartu tanda penunggu
pasien, mengaktifkan jam kunjungan
dg melibatkan Satpam.
Proses Salah 10 Perawat Ruang bayi berisiko tertukar SPO serah terima BBL dari Rg OK dg 0 5 0 0
serah memberikan mengidentifikasi BBL, apabila Operasi SC Rg Bayi dimodifikasi sehingga
terima Bayi identitas bayi lebih dari satu orang dan urutan/jadwal perawat/bidan rg bayi mengikuti proses
di kamar operasi terjadi perubahan karena kondisi sign in-time out-sign out
operasi pasien dan petugas di kamar operasi tidak
dengan menginformasikan ke administrasi kamar
ruang bayi. operasi.
Salah 10 Perawat Ruang Bayi ada risiko salah 0 8 0 0
memberikan mengidentifikasi BBL, apabila petugas kamar
identitas bayi operasi tidak menjelaskan identitas ibu.
14
4. Action (A)
Action merupakan proses membuat standar solusi masalah dan rencana tindak lanjut
yang dilaksanakan dengan mencegah timbulnya persoalan yang sama (menetapkan
standarisasi), menyelesaikan problem lain yang masih belum terselesaikan
(menetapkan rencana berikutnya). Sejauh ini tim selalu berkoordinasi dengan ruang
rawat terkait untuk monitoring keluhan dalam pelaksanaan SPO yang dimodifikasi.
BAB VI
REKOMENDASI
1. SPO serah terima BBL dari Instalasi Bedah Sentral dg Ruang Bayi dimodifikasi sehingga
perawat/bidan Ruang bayi mengikuti proses sign in-time out-sign out.
2. SPO serah terima BBL dari Ruang Bayi kepada orang tua/keluarga dimodifikasi yaitu Orang
tua/keluarga bayi setelah mengisi formulir pengambilan bayi juga diminta menunjukkan
KTP asli penanggung jawab sesuai dengan KTP PJ saat masuk/terlampir
3. Pemasangan CCTV di ruang bayi dan ruang Nifas.
4. Memberikan kartu tanda penunggu pasien.
5. Mengaktifkan jam kunjungan dengan melibatkan Satpam.
6. Memperbaiki kebijakan identitas pada gelang bayi menggunakan nama ibu bayi + nama
suami ibu; No Rekam medik bayi dan tgl lahir bayi