Anda di halaman 1dari 1

Frederick Sitaung, Guru Sejati di Papua

"Kitorang di sini butuh guru, bukan burung!" Demikian lelucon atau mop yang
populer di masyarakat Merauke, Papua, untuk mengolok-olok guru yang sering
kabur dari sekolah dan kelayapan ke bar atau klub malam yang menjamur di
kota. Kisah guru yang kabur dan membiarkan murid tanpa guru adalah
gambaran lumrah di pedalaman Merauke.

Ketika guru lain memilih kabur, Frederick Sitaung (35) tetap bertahan menjadi
satu-satunya guru di Kampung Poepe, Desa Welputi, Kabupaten Merauke,
Papua. Pernah didera kelaparan sepekan, nyaris dipanah orang tua murid,
hingga gaji terlambat datang berbulan-bulan, tak membuatnya goyah.

Tekad Frederick tak bisa dianggap sembarangan, mengingat Poepe terletak


jauh di pedalaman. Untuk mencapai kampung ini, kita harus naik sepeda motor
dari Merauke ke Distrik Okaba selama tujuh jam. Dua kali sepeda motor mesti
dinaikkan perahu untuk menyeberang Sungai Kumbe dan Sungai Bian. Dari
Okaba, perjalanan dilanjutkan menggunakan sepeda motor selama tiga jam,
ditambah dua jam mendayung.

Sejak saat itu Frederick belum pernah pindah tugas mengajar ke tempat lain.
Padahal, kebanyakan guru yang mengajar di Poepe tak bertahan lama, rata-
rata bertahan satu atau dua tahun. Sudah tujuh guru yang meminta pindah
tugas dari Poepe selama 15 tahun Frederick di sini.

Bisa dikatakan, hanya Frederick dan seniornya, Papalangi (65), yang bertahan
di Poepe. Berdua, mereka menjadi guru "tetap". Juli 2007, Papalangi pensiun
setelah mengajar 24 tahun. Dengan demikian, Frederick kini satu-satunya guru
sekaligus kepala sekolah. Ia mengajar 51 murid kelas satu hingga enam.....dst.

Anda mungkin juga menyukai