Anda di halaman 1dari 2

SD tempat saya mengajar dan SD di dekat saya tidak melaksanakan PKR (Pembelajaran

Kelas Rangkap), secara tetap karena SD untuk mengatasi kekurangan atau keterbatasan kelas
maka SD tersebut melaksanakan kelas shift (misalnya : pukul 07.30 – 11.00 WIB untuk kelas
1 dan pukul 11.30 – 15.00 WIB untuk kelas 2), untuk mengatasi kekurangan guru maka di
SD tersebut banyak guru-guru honorer yang diberdayakan mengajar di kelas-kelas tersebut,
SD tersebut juga berdasarkan geografisnya merupakan lokasi yang tidak terlalu sulit untuk
dijangkau, kami berada di Desa Banuayu Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten
Muara Enim yang lokasinya masih mudah untuk dijangkau, sarana transportasi motor ojek dll
banyak, mata pencaharian penduduk bertani yang menetap di Desa Banuayu inilah, Desa
Banuayu dengan jumlah siswa yang banyak karena tidak berada di daerah yang pemukiman
amat jarang. Tetapi SD tempat saya mengajar dan SD di sekitar saya tinggal pernah
melaksanakan PKR (Pembelajaran Kelas Rangkap) yang tidak tetap artinya PKR
dilaksanakan pada saat-saat tertentu saja yaitu ketika adanya guru yang tidak hadir
disebabkan berbagai alasan (sakit, izin, urusan kelurga dll) pada saat seperti ini maka PKR
dilaksanakan dengan memanfaatkan guru yang hadir pada saat itu.
Pada saat PKR ini dilaksanakan maka model yang digunakan adalah model pembelajaran
kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar
mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang diajarkan tidak
memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan
yang berhubungan dengan pintu.
SD dengan jumlah kelas yang cukup dan memadai mungkinkah menerapkan PKR, hal ini
bisa saja terjadi. PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua
atau lebih tingkat kelas yang berbeda. Walaupun jumlah ruang kelas tersebut sdh cukup bisa
saja SD tersebut melaksanakan PKR karena sebagaimana kita ketahui bahwa PKR itu
disebabkan oleh beberapa hal : antara lain
1. Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, dan
pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata pencaharian
penduduk misalnya berladang, mencari ikan bahkan menebang kayu atau mencari sesuatu di
hutan, maka hal ini dapat mendorong penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah rombongan belajar sedikit atau kecil, atau murid yang
tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang
tepat dan praktis. Di daerah perkotaanpun PKR dapat dilaksanakan. Ada beberapa SD di
perkotaan mengalami kekurangan murid. Dengan demikian setiap tingkatan kelas hanya
beberapa saja muridnya. Agar tidak ada pemborosan dalam tenaga guru, maka PKR
merupakan cara pembelajaran yang dapat dibilang praktis dan ekonomis.
3.Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada
kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah terpencil.
Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut
ditugaskan di daerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib di daerah terpencil,
juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya
alat transportasi, gaji yang terlambat, bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan
pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu
adanya keiklasan dan penuh sukacita, dan kesiapan mental dari guru tersebut.
4. Keterbatasan Ruang Kelas
Di daerah yang jumlah muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih
banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas sesuai dengan jumlah
tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah rombongan belajar lebih besar. Nah untuk
mengatasi masalah tersebut, maka perlu menggabungkan dua atau lebih kelas yang diasuh
atau dibimbing oleh seorang guru. Dengan demikian PKR diperlukan untuk mengatasi hal
tersebut.
5. Kehadiran guru
Ketidak hadiran guru , bukan saja dialami oleh sekolah di daerah terpencil, di kota
besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat
kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak kena musibah harus mengajar
kelas yang tidak ada gurunya. Belum lagi alasan lain misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan
berberkaitan meningkatkan profesional dan kualifikasi guru.
Dapat dilihat walaupun satu syarat tidak terpenuhi untuk melaksanakan PKR yaitu sudah
adanya ruang kelas yang cukup dan memadai tetapi masih ada beberapa alasan lain yang
mengakibatkan PKR dapat diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai